Mita mencoba menutup mata, membalut dirinya dengan selimut. Dingin udara pagi membuatnya bermalas-malasan untuk bergulat dalam selimut yang empuk. Namun, Mita mengingat sesuatu yang membuat nya bersedih. Masa lalu itu kembali ada di pikirannya. Masa lalu yang indah bersama Andra.
"Mita! maukah engkau menjadi sahabatku? kumohon mau ya?"
Mita tersenyum tipis, membayangkan masa SMA dengan Andra."
"Iya aku mau, sekarang kita sahabatan ya!"
"Terima kasih Mita," dengan wajah lugunya.
Mita membuka matanya, lalu duduk kembali, dan merasa aneh dengan segala sikap Andra yang tiba-tiba berubah derastis, tanpa ia sadari.
"Ndra! kamu kok berubah banget? aku lebih menyukai Andra sahabatku yang dulu, bukan Andra yang kejam seperti sekarang, andai aku tau penyebab kamu berubah, pasti aku tidak akan membiarkan itu terjadi," ucap Mita sedih.
"Aku tidak akan pernah berubah Mit, aku Andramu yang dulu, aku akan tetap menyayangi Mita, aku mencintaimu sejak awal perjumpaan kita di SMA, rasaku tidak pernah pudar untukmu sampai kapanpun."
Andra menatap Mita dari kejauhan, di balik kamar Mita yang tidak terkunci, awalnya Andra ingin menemui Mita menjelaskan semuanya, namun Andra tidak sengaja mendengar Mita memandang ke arah jendela, menyebut namanya, membuat Andra sedih, karena gagal untuk menjaga hati gadisnya.
"Maafkan aku Mit!! aku yang membuatmu sedih, aku jahat Mit," Andra menutup pintu perlahan lalu kembali ke kamarnya.
"Andra! kaukah itu?" Mita berbalik arah melihat pintu kamarnya yang tertutup.
"Ahh!! aku hanya berhalusinasi, aku pikir Andra ada di sini, mungkin hanya perasaanku." Mita akhirnya tertidur kembali.
******
"Bik Ijah! aku bantu ya?" ucap Mita lembut lalu mulai memotong sayuran.
"Non Mita! jangan ya! sebaiknya non menunggu bibik masak di meja makan, sebentar lagi jadi makanannya, bibik takut tuan muda marah," gemetar dan keringat dingin.
Ahh!! aku bosen, kenapa orang di rumah ini pada aneh sih? ngak mama Ersya, tidak bibi Ijah, mereka tidak ingin di ganggu olehku, batin Mita sedikit kesal dengan semua orang.
"Non Mita!!" Bi Ijah memanggil.
"Ahh!! iya bik," Mita menoleh terkejut.
"Non Mita sakitkah?" tanya pembantu tua tersebut memastikan.
"Tidak bik, bik Ijah! saya boleh menanyakan sesuatu?" Mita memandang serius, ke arah bi Ijah, yang mulai mengangguk.
"Boleh, non ingin bertanya tentang apa?"
"Bik Ijah! sudah lama bekerja di sini?"
"Ohh!! itu, iya bibik sudah lama bekerja dengan tuan muda, bahkan dari bayi, tuan muda saya yang jagain, karena waktu itu ibu dan bapak sibuk dengan pekerjaan mereka."
"Terus mengapa Andra begitu berubah bik? padahal dulu Andra tidak seperti itu?"
"Karena tuan muda...."
"Mohon maaf nyonya, tuan muda memanggil nyonya!"
Bik Ijah langung menunduk ketakutan mendengar nama Andra disebutkan oleh Dion.
"Tapi, aku belum selesai mendengar cerita bibik Ij...."
"Nanti saya ceritakan lagi non," bi Ijah memotong perkataan Mita.
"Baiklah," Mita terpaksa menurut dan menemui Andra.
"Tuan!" panggil Mita kepada Dion.
"Mohon maaf nyonya jangan panggil saya dengan sebutan itu! itu sebutan untuk tuan muda, panggil saya dengan nama Dion, nyonya!"
"Baiklah," Mita mengangguk mengerti.
Kenapa ia begitu takut dengan Andra? apakah Andra seseram itu? padahal pas SMA Andra begitu lucu, mengemaskan, terus muka pria itu kenapa? kok babak belur seperti itu? ahh... aku terlalu kepo jadi orang! sepertinya dia terlalu cuek dan menghindar kalau aku menanyakannya, grutu Mita dalam hati.
* * * * *
"Kamu kemana sayang? aku merindukanmu Mita," ucap Andra mencium punggung tangan Mita.
"Ak...aku ke dapur tadi, membantu bik Ijah memasak," Mita menjawab dengan sangat polos.
Andra yang mendengarnya langsung geram, matanya memerah melotot ke arah Dion yang tak berani bernapas melihat iblis ada di depannya.
"Ndra? kau tidak marahkan?"
"Oh!! tidak sayangku, sebaiknya kamu tidak perlu ke dapur besok! kamu menemaniku di sini ya?" Andra tersenyum memandang ke arah Dion dengan wajah datarnya.
"Ndra! aku ingin memasak, aku ingin membuat sarapan untuk suamiku, jangan melarang aku ya?" mohon Mita dengan raut wajah yang akan membuat Andra seketika luluh.
"Tapi tanganmu nanti kotor?" bantah Andra, lalu memegang tangan Mita lembut.
"Tidak Ndra, aku sudah terbiasa masak di rumah."
"Baiklah, tapi jangan sampai kamu kelelahan!!" peringat Andra tersenyum lalu memeluk Mita.
"Terima kasih Ndra," Mita mengangguk, lalu membalas pelukan sahabatnya yang telah berstatus menjadi suaminya sekarang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
andra lembutnya sama mita doang, kalo sama yg lain mah beh udah kaya apa tau
2021-03-13
0
Eka Bundanedinar
hisss si andra bukan pmbntumu yg mnyuruh jngnkan mnyuruh bicara sama mita aja tkut kna marah... memang mita sadar tugas istri ndra
2020-10-02
0