Episode 4. Cibiran Pedas

        Nana mengambil banyak pelajaran dari sebuah kegagalan. Hilangnya mimpi yang menyisakan luka dalam hati membuat Nana selalu sadar bahwa kenyataan tidak selamanya indah. Nana memilih untuk pulang demi merawat ibunya yang sedang sakit.

            Kepulangan Nana kepada keluarga masih membawa pilu yang dibalut dengan senyum manis di bibir, seolah semua baik-baik saja. Mata Nana tak lagi menampakan sinar cinta, hanya pandangan tanpa tujuan yang nampak dari bola matanya yang hitam.

            “Kamu baik-baik saja Na.....?” tanya ibu penuh cemas kepada anak gadisnya itu.

Ibu Nana tahu betul apa yang sedang Nana rasakan saat itu, namun ibu tak bisa berbuat apa-apa.

            “Ia bu, Nana baik-baik aja. Ibu jaga kesehatan ya bu.....”.  Nana menjawab sambil menghapus air mata yang jatuh dari mata indahnya.

            Nana pulang semata-mata ingin merawat ibu dan memulihkan hatinya. Akan tetapi, kepulangan Nana seperti menjadi aib baru bagi keluarga. Tak disangka, banyak orang yang sangat kepo dengan Nana. Tak sedikit dari mereka yang suka mencibir, seolah-olah kesedihan Nana menjadi cerita indah bagi para tetangga.

            “Loh....ko sudah lamaran malah bubar?”

            “Ga jadi dibeli ya?

            “Siapa juga yang mau beli sesuatu yang cacat, ia kan?”.....

            Pedasnya ucapan tetangga membuat Nana semakin yakin bahwa ada kelebihan dan potensi pada

dirinya. Hanya saja Nana tak sanggup untuk mendengar perkataan negatif mereka tentang Nana. Nana tak habis pikir, dari mana berita itu, dari mana mereka tahu vonis itu, entah lah. Nana hanya bisa bertanya-tanya. Sering juga Nana mendengar ibunya ikut dihina oleh tetangga.

            “Ga jadi punya menantu ya bu?”

            “Kenapa?"

            "Ya....cantik-cantik ko belum nikah juga?”

            “Anak saya walaupun gak cantik-cantik amat, gak pinter tapi banyak yang naksir loh”.

            Ingin sekali Nana membalas ucapan pedas tetangga, namun tak bisa. Sampai suatu hari Nana

mendengar ibunya menangis, ibu terlihat lebih rapuh dan sakit hati dari Nana.

            “Bu....maafin Nana ya.... Ibu sabar”. Peluk Nana erat

            Semakin hari, Nana semakin viral sehingga dengan sekejap berita Nana terdengar keseluruh kampungnya. Sungguh tega orang yang berbuat demikian.

            Pagi hari menjadi waktu yang pas untuk tetangga bergosip ria, sambil belanja kebutuhan dapur yang disisipi oleh cerita terhangat pagi itu, masih pada gosip seputar Nana yang divonis mandul dan gagal nikah.

            “Assalamu'alaikum bu ibu.....”. Nana menyapa mereka.

            “Wa'alaikum salam....”. Salah satu dari mereka menjawab

            “Na,katanya calon suami mu duren ya? Kalau duren aja mundur, gimana yang single ya......?” Ibu yang lain ikut menimpali

            “InsyaAllah, ada yang lebih baik lagi bu. Mohon do’a ya bu ibu...” Jawab Nana sambil mengurungkan niatnya untuk belanja.

            “Ya Allah.....cobaan apa ini? Sebegitu hina nya hamba”. Nana membatin namun berusaha untuk tetap berdiri tegap.

            Ibu Nana melihat kesedihan yang begitu dalam pada Nana, rasa sakit hatinya terhadap kekecewaan pada Rahman dan cibiran pedas membuat Nana semakin hari semakin meredup. Wajah yang dulu bersinar terang, mata indah yang fokus pada satu tujuan, kini berubah menjadi awan mendung yang siap menumpahkan air hujan

pertanda bahwa sudah tak sanggup ia menahan semua beban yang ada.

            Nana akhirnya memilih tinggal bersama bibinya di kampung sebelah. Suasana dikampung itu tak jauh beda dengan kampungnya, akan tetapi mereka lebih menjaga perasaan Nana. Entah mereka tidak mengetahu tentang Nana atau karena Nana orang baru dikampung itu. Nana lebih merasa nyaman tinggal bersama bibinya.

            “Bagaimana kabar ibu mu Na?” Tanya bi Hanum sambil membawakan teh hangat untuk Nana.

            Bi Hanum adalah adik satu-satunya dari ibu Nana. Bi Hanum juga sangat sayang kepada Nana.

            “Alhamdulillah baik, bi”. Jawab Hanum singkat.

            “Diminum teh nya, agar badan mu segar. Bibi tahu kamu sangat lelah hari ini”. Balas bi Hanum, sambil menyodorkan teh dan memastika bahwa Nana meminumnya.

            Bi Hanum tahu bahwa Nana dari pagi belum makan atau minum apa-apa. Dia hanya berdiam diri didepan jendela dan penuh tatapan kosong. Bi Hanum khawatir keadaan Nana semakin memburuk. Vonis, kegagalan, cibiran pedas para tetangga membuat Nana begitu down. Karakter Nana seperti dibunuh oleh perkataan mereka.

            Belum kaki bi Hanum beranjak keluar dari kamar Nana, Nana terisak begitu pilu.

            “Bi, kenapa tuhan menciptakan Nana tanpa rahim. Apakah tuhan tidak menginginkan Nana menjadi seorang ibu?” Tanya Nana yang masih berdiri didepan jendela kamarnya.

            Pertanyaan Nana membuat bi Hanum lemas, tak menyangka gadis sepintar Nana bertanya demikian. Bi Hanum tak sanggup untuk menjawab pertanyaan Nana, karena setiap perempuan pasti menginginkan hidupnya penuh kesempurnaan.

            Bi Hanum memaksakan bibirnya untuk bergerak dan berkata “Allah memilih siapapun hambanya yang Allah kehendaki, percayalah bahwa kamu adalah pilihan”. Tak sanggup menahan air mata, bi Hanum segera meninggalkan kamar Nana.

            Bi Hanum selalu memberi Nana support atas apa yang terjadi padanya. Berusaha untuk menghidupkan semangat yang selama ini sudah mati. Mengembalikan cahaya yang semakin redup.

            “Allah menciptakan manusia begitu sempurna tanpa kekurangan satu apapun, hanya kita saja yang tidak bernah mnsyukuri setiap nikmat yang Allah beri”. Begitulah nasehat bi Hanum pada Nana.

            Kondisi Nana terlihat semakin membaik, kini dia berani keluar rumah, berbincang dengan tetangga dan mulai kembali kuliah. Rasa bahagia yang bi Hanum rasakan begitu besar, melihat keponakannya kembali seperti dulu. Ibu Nana pun pulih dari sakitnya.

            Kembalinya Nana beraktifitas bukan berarti Nana melupakan Rahman. Sikap Rahman masih terekam

dalam benak Nana. Hanya saja, Nana lebih memilih menggunakan kaca mata kuda demi masa depannya.

Terpopuler

Comments

chonurv

chonurv

sabar na

2020-09-18

0

Lilis Suryani

Lilis Suryani

ttep percaya diri

2020-06-24

0

Ainun Nabilah

Ainun Nabilah

tetap percaya diri

2020-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Vonis
2 Episode 2. Pesona Duda
3 Episode 3. Nana, Rahman, dan Mantan
4 Episode 4. Cibiran Pedas
5 Episode 5. Fokus
6 Episode 6. Riyan, Si Hidung Besar
7 Episode 7. Anak Baru
8 Episode 8. Rumah Mewah Berwarna Ungu
9 Episode 9. Sebuah Cerita
10 Episode 10. Salah Kelas part 1
11 Episode 11. Salah Kelas part 2
12 Episode 12. Mr. Juna
13 Episode 13. Kesan Pertama
14 Episode 14. Sebuah Senyuman
15 Episode 15. Ada cinta
16 Episode 16. Dear Diary
17 Episode 17. Sebuah Pengakuan
18 Episode 18. Ujung Jalan
19 Episode 19. Surat Cinta
20 Episode 20. Cemburu
21 Episode 21. Mimpi dan Tujuan
22 Episode 22. Arti Cinta
23 Episode 23. Percakapan di ruang tengah
24 Episode 24. SIM (Surat Izin Menikah)
25 Episode 25. Perjuangan Cinta
26 Episode 26. Perjanjian
27 Episode 27. Wisuda
28 Episode 28. LDR (Long Distance Relationship)
29 Episode 29. Perjodohan
30 Episode 30. Pilu
31 Episode 31. Surat Undangan
32 Episode 32. Pernikahan Juna
33 Episode 33. Reuni
34 Episode 34. Kampus Baru
35 Episode 35. Ekstrakurikuler
36 Episode 36. Pengagum Rahasia
37 Episode 37. Pria Sunda
38 Episode 38. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 1
39 Episode 39. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 2
40 Episode 40. Bertemu dengan Keluarga Affan
41 Episode 41. Keindahan Kota Bogor
42 Episode 42. Baper
43 Episode 43. Bros Cantik Merah Jambu
44 Episode 44. Sebuah Pertanyaan
45 Episode 45. Perjalanan Pulang
46 Episode 46. Sorry to Say
47 Episode 47. Tawaran Kerja
48 Episode 48. Tempat Kerja Baru
49 Episode 49. Hari Pertama Kerja
50 Episode 50. Fake
51 Episode 51. Nasi uduk pinggir jalan
52 Episode 52. Brownies
53 Episode 53. Keraguan
54 Episode 54. Kepercayaan
55 Episode 55. Kencan
56 Episode 56. PHP (Pemberi Harapan Palsu)
57 Episode 57. At The Wedding Part 1
58 Episode 58. At The Wedding part 2
59 Episode 59. Surat Pengunduran Diri
60 Episode 60. Playboy Kaleng
61 Episode 61. Masih Ada Luka
62 Episode 62. Mantan vs Kerjaan
63 Episode 63. Ke Kantor Juna
64 Episode 64. Email
65 Episode 65. Di dalam mobil
66 Episode 66. Seminar
67 Episode 67. Juna dan Keluarga Kecilnya
68 Episode 68. Nana Sakit
69 Episode 69. Farewell Party
70 Episode 70. Bercermin pada sebuah kesalahan
71 Episode 71. Ummi Hana
72 Episode 72. Kepergian Ummi
73 Episode 73. Kehilangan
74 Episode 74. Book Fair
75 Episode 75. Akhirusanah Event
76 Episode 76. JOJOBA (Jomblo-Jomblo Bahagia)
77 Episode 77. Awal Kenal
78 Episode 78. Pertemuan Singkat
79 Episode 79. Istikharah
80 Episode 80. Perpisahan
81 Episode 81. Teman Lama
82 Episode 82. Will you merry me?
83 Episode 83. Perdebatan
84 Episode 84. Sebuah Penolakan
85 Episode 85. Mindset
86 Episode 86. Emoticon Love
87 Episode 87. Perjalanan Menuju Jakarta
88 Episode 88. Di Jakarta
89 Episode 89. Bertemu dengan keluarga Nana
90 Episode 90. Di Kediaman Imam
91 Episode 91. DI Khitbah/Di Lamar Part 1
92 Episode 92. DI Khitbah Part 2
93 Episode 93. OTW Halal Part 1
94 Episode 94. OTW Halal Part 2
95 Episode 95. Just Married
96 Episode 96. Tentang Kita
97 Episode 97. Awal Pernikahan
98 Episode 98. Kehadiran Juna
99 Episode 99. Mulai di uji
100 Episode 100. Bertamu
101 Episode 101. Mulai Curiga
102 Episode 102. Permainan
103 Episode 103. Semakin Curiga
104 Episode 104. Orang ke tiga
105 Episode 105. Mimpi
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Episode 1. Vonis
2
Episode 2. Pesona Duda
3
Episode 3. Nana, Rahman, dan Mantan
4
Episode 4. Cibiran Pedas
5
Episode 5. Fokus
6
Episode 6. Riyan, Si Hidung Besar
7
Episode 7. Anak Baru
8
Episode 8. Rumah Mewah Berwarna Ungu
9
Episode 9. Sebuah Cerita
10
Episode 10. Salah Kelas part 1
11
Episode 11. Salah Kelas part 2
12
Episode 12. Mr. Juna
13
Episode 13. Kesan Pertama
14
Episode 14. Sebuah Senyuman
15
Episode 15. Ada cinta
16
Episode 16. Dear Diary
17
Episode 17. Sebuah Pengakuan
18
Episode 18. Ujung Jalan
19
Episode 19. Surat Cinta
20
Episode 20. Cemburu
21
Episode 21. Mimpi dan Tujuan
22
Episode 22. Arti Cinta
23
Episode 23. Percakapan di ruang tengah
24
Episode 24. SIM (Surat Izin Menikah)
25
Episode 25. Perjuangan Cinta
26
Episode 26. Perjanjian
27
Episode 27. Wisuda
28
Episode 28. LDR (Long Distance Relationship)
29
Episode 29. Perjodohan
30
Episode 30. Pilu
31
Episode 31. Surat Undangan
32
Episode 32. Pernikahan Juna
33
Episode 33. Reuni
34
Episode 34. Kampus Baru
35
Episode 35. Ekstrakurikuler
36
Episode 36. Pengagum Rahasia
37
Episode 37. Pria Sunda
38
Episode 38. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 1
39
Episode 39. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 2
40
Episode 40. Bertemu dengan Keluarga Affan
41
Episode 41. Keindahan Kota Bogor
42
Episode 42. Baper
43
Episode 43. Bros Cantik Merah Jambu
44
Episode 44. Sebuah Pertanyaan
45
Episode 45. Perjalanan Pulang
46
Episode 46. Sorry to Say
47
Episode 47. Tawaran Kerja
48
Episode 48. Tempat Kerja Baru
49
Episode 49. Hari Pertama Kerja
50
Episode 50. Fake
51
Episode 51. Nasi uduk pinggir jalan
52
Episode 52. Brownies
53
Episode 53. Keraguan
54
Episode 54. Kepercayaan
55
Episode 55. Kencan
56
Episode 56. PHP (Pemberi Harapan Palsu)
57
Episode 57. At The Wedding Part 1
58
Episode 58. At The Wedding part 2
59
Episode 59. Surat Pengunduran Diri
60
Episode 60. Playboy Kaleng
61
Episode 61. Masih Ada Luka
62
Episode 62. Mantan vs Kerjaan
63
Episode 63. Ke Kantor Juna
64
Episode 64. Email
65
Episode 65. Di dalam mobil
66
Episode 66. Seminar
67
Episode 67. Juna dan Keluarga Kecilnya
68
Episode 68. Nana Sakit
69
Episode 69. Farewell Party
70
Episode 70. Bercermin pada sebuah kesalahan
71
Episode 71. Ummi Hana
72
Episode 72. Kepergian Ummi
73
Episode 73. Kehilangan
74
Episode 74. Book Fair
75
Episode 75. Akhirusanah Event
76
Episode 76. JOJOBA (Jomblo-Jomblo Bahagia)
77
Episode 77. Awal Kenal
78
Episode 78. Pertemuan Singkat
79
Episode 79. Istikharah
80
Episode 80. Perpisahan
81
Episode 81. Teman Lama
82
Episode 82. Will you merry me?
83
Episode 83. Perdebatan
84
Episode 84. Sebuah Penolakan
85
Episode 85. Mindset
86
Episode 86. Emoticon Love
87
Episode 87. Perjalanan Menuju Jakarta
88
Episode 88. Di Jakarta
89
Episode 89. Bertemu dengan keluarga Nana
90
Episode 90. Di Kediaman Imam
91
Episode 91. DI Khitbah/Di Lamar Part 1
92
Episode 92. DI Khitbah Part 2
93
Episode 93. OTW Halal Part 1
94
Episode 94. OTW Halal Part 2
95
Episode 95. Just Married
96
Episode 96. Tentang Kita
97
Episode 97. Awal Pernikahan
98
Episode 98. Kehadiran Juna
99
Episode 99. Mulai di uji
100
Episode 100. Bertamu
101
Episode 101. Mulai Curiga
102
Episode 102. Permainan
103
Episode 103. Semakin Curiga
104
Episode 104. Orang ke tiga
105
Episode 105. Mimpi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!