MRKH GIRL
Ardiana adalah seorang remaja yang sedang belajar di kelas 3 SMA. Dia merupakan anak pertama dan perempuan satu-satunya dalam keluarga. Gadis yang biasa disapa Nana adalah gadis yang, pintar, periang, ulet, mempunyai cita-cita yang tinggi dalam hidup namun ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya tidak sama dengan teman-teman seusianya. Diusianya yang menginjak 17 tahun, Nana belum pernah mengalami datang bulan seperti yang dialami oleh teman-temannya.
Suatu hari, Nana menyisihkan uang jajannya untuk check up ke dokter seperti yang disarankan oleh guru biologinya disekolah. sampai pada akhirnya dokter meminta Nana untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke RSCM Jakarta. Nana bingung karena dokter hanya mengatakan demikian tidak lebih, Nana juga tidak punya uang untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap dirinya. “Ya Allah....apa yang sebenarnya terjadi dengan saya?” gumam Nana dalam hati.
Waktu terus berlalu dan pada akhirnya, Nana lulus SMA dan diterima di salah satu perguruan tinggi di Jakarta namun karena alasan biaya maka dia memilih untuk bekerja. Saran dokter waktu itu masih terngiang dalam benak Nana, namun Nana lebih memilih untuk diam karena tidak tahu harus cerita pada siapa. Satu tahun bekerja, Nana mengikuti saran dokter yaitu melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut tentang dirinya. Tim dokterpun melakukan pemeriksaan dengan sangat detail karena berdasarkan pemeriksaan medis, Nana mengalami kelainan bawaan yang ada pada sistem reproduksi Nana, yang biasa disebut MRKH Syndrome.
“Dokter, apa yang sebenarnya terjadi dengan saya?” tanya Nana penasaran. “Mbak....Mohon maaf sebelumnya. Mbak mengalami kelainan sejak mbak berada dalam kandungan. Mbak di vonis MRKH syndrome, ini kasus yang sangat langka sekali. Mbak bersabar ya...”. Jawab dokter sambil menguatkan Nana. “Maksudnya
apa dok? Saya belum paham, sebenarnya saya kenapa? MRKH itu apa dok?” Nana semakin bingung dengan penjelasan dokter karena selama ini dia tidak pernah merasa ada gangguan dalam kesehatannya, dia hanya tidak pernah mengalami menstruasi sejak dia baligh. “MRKH adalah kelainan langka yang terjadi pada sistem reproduksi perempuan yakni dilahirkan tanpa rahim atau sistem reproduksi mereka tidak berkembang”. Dokter melanjutkan penjelasannya. “Berarati saya mandul dok, tidak bisa hamil, lalu saya harus apa dokter?” Nana semakin cemas dan bingung karena dia tidak tahu cara menjelaskan kepada orang tuanya nanti. Dengan berat dokter terpaksa mengatakan bahwa Nana mandul, “Jalan satu-satunya ada operasi mbak, namun itu tidak bisa merubah takdir artinya anda tetap tidak akan pernah bisa menjadi seorang ibu”. Mendengar penjelasan dan vonis dokter, Nana sangat terpukul.
Sejak itu Nana berubah menjadi tertutup terutama soal cinta. Dia seperti menutup diri untuk dicintai, namun
keadaan dirinya membuat dia fokus akan pendidikan dan cita-cita nya yang sempat tertunda karena biaya. Dia lebih cenderung menghabiskan waktu untuk bekerja dan melanjutkan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi tanpa harus terbagi oleh urusan cinta. Nana menjaga vonis dokter waktu itu termasuk kepada keluarganya. Dia tidak berani memeritahukan keluarganya karena takut keluarganya sedih dan kecewa. Namun, ada yang mengganjal dalam benak Nana, yaitu pertanyaan ibu nya soal pernikahan.
Di usia Nana yang sudah masuk ke 20 tahun, ibu nya sering bertanya mengenai teman dekat, nikah, cucu dan sebagainya yang berkaitan dengan hubungan asmara. Namun, Nana sering juga mengalihkan soal itu, dia tidak ingin membahas lebih jauh soal cinta karena dia takut membuat banyak orang kecewa, dia juga sering berpikir, apakah ada laki-laki yang mau menikahi wanita mandul seperti dia. Akan tetapi, Nana tidak bisa terus menerus berlari dari pertanyaan ibu nya yang seolah-olah makin hari makin mengejar Nana. Sampai pada akhirnya Nana memutuskan untuk meninggalkan keluarganya karena Nana malu menjadi bahan gunjingan tetangga yang menyatakan dirinya perawan tua, belum lagi makin hari ibu Nana semakin mendesak Nana untuk menikah. Nana tinggal di kontrakan jauh dari kampung halaman nya, dengan harapan dia bisa hidup lebih tenang tanpa harus diburu oleh pertanyaan soal cinta.
Semakin lama usia Nana semakin bertambah, dia tidak bisa terus-terusan berlari bahkan mengubur kenyataan yang ia hadapi. Dia juga tidak boleh egois karena begitu banyak orang yang ingin melihat dia bahagia, menikah dan mempunyai anak. Selain itu, Nana anak pertama dan perempuan satu-satunya, orang tua Nana berharap pada Nana yang suatu saat nanti bisa memberikan cucu yang lucu. “Na....teman-teman kamu sudah banyak yang menikah, kamu kapan? Kok ibu belum pernah kamu bawa pacar mu kerumah?” hanya itu yang selalu ibu bahas setiap Nana pulang.
Nana hanya bisa menghela nafas dalam-dalam dan tetap harus santai dalam membahas soal jodoh “Bu, sabar ya....jika sudah ketemu jodohnya, Nana pasti nikah. Ibu doain Nana ya”. Jawab Nana santai sambil memeluk ibunya, seolah-olah menenangkan ibu dan dirinya sendiri, namun sebenarnya ada luka disetiap pertanyaan ibu nya. “Hhhmmmm....bu, ada yang harus Nana jelaskan pada bapak dan ibu tapi Nana minta bapak dan ibu sabar ya.....” Nana melanjutkan pembicaraanya. “Ada apa Na....kamu sedang ada masalah? Cerita sama kami”. Bapak Nana ikut bicara. Air mata Nana tak tertahan sehingga air mata itu mengiringi penjelasannya “Pak... Bu.... Nana di vonis mandul, ada kelainan pada diri Nana sejak Nana masih dalam kandungan, sehingga hasil dokter menyatakan bahwa Nana dilahirkan tanpa rahim dan itu yang menyebabkan Nana divonis mandul. Alasan itu juga yang sampai saat ini belum ada laki-laki yang masuk dalam hidup Nana. Nana gak berani membuka diri pak, bu”. tanpa berkata-kata ibu Nana hanya terisak pilu, harapan dan mimpi-mimpi nya untuk mempunyai cucu kandas. sikap ibu Nana juga berubah, karena malu jika sampai tetangga tahu kalau anak perempuan satu-satunya itu cacat. Sejak itu, ibu Nana tidak lagi membahas tentang jodoh.
Nana semakin fokus dengan kuliahnya, tidak harus diganggu oleh pertanyaa-pertanyaan ibu nya tentang menikah, jodoh, dan anak. Bahkan Nana sempat berpikir untuk tidak menikah karena tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan orang lain. Perempuan mana yang tidak merasa rendah ketika harapan satu-satunya tidak akan pernah dia dapatkan. Semua laki-laki pasti ingin menikah dengan perempuan yang sempurna dan menjadi ibu yang baik dari anak-anak mereka. Semua itu tidak tidak akan terjadi pada Nana, Nana yang sudah di vonis mandul membuat dia membuang jauh soal nikah.
Kerap kali terlintas dalam bayangan Nana suatu saat nanti, dia akan bertemu dengan laki-laki sholeh yang mau menikaihi dia tanpa syarat, tapi itu hanya sebuah mimpi bagi Nana. Laki-laki sholeh yang ada pada bayangan Nana hanya Nana ucapkan disetiap doa-doa Nana selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
N Hayati
msh menyimak
2022-01-01
0
chonurv
bener Nana. jodoh tidak akan memandang status dan fisik
2020-09-18
1
『DK』༒⃝ ℭαͦcαᷟ࿐ツ༒
KAK KASIH LBH BANYK PARAGRAF😭🤧😭🤧😭PUSING JDNY... TPI BAGUS CERITA FIGTHING KAK😘😘😘
2020-07-04
0