Episode 3. Nana, Rahman, dan Mantan

        Hubungan tanpa status itu berjalan lancar, walaupun hubungan mereka tidak sama seperti gaya pacaran anak muda zaman now, namun mereka masih saling memberi perhatian via telepon atau SMS. Sering juga mereka bercanda via telepon, “Loh...kok masih panggil mamang? Kan aku bukan tukang bakso, ia kan?” goda Rahman dalam teleponnya, “Nana harus panggil apa? Kan memang sudah mamang-mamang alias om om”. Ujar Nana membalas Rahman. “Tapi kan aku duren, panggil mas terdengar lebih berwibawa”. Timpal Rahman. “Hmmm.... ada ya...om om minta dipanggil mas. Tapi Keren juga sih”. Jawab Nana dengan suara manja. Seperti itulah gaya mereka berkomunikasi, mereka tidak pernah jalan berdua, mereka lebih memilih untuk selalu bertiga dengan Maya kemanapun mereka pergi.

        Mereka paham bahwa usia mereka sudah tidak pantas lagi berpacaran seperti anak muda. kedekatan mereka membuat Nana sangat enjoy dan menghargai segala sikap Rahman yang berwibawa dan sangat mengatur hidup Nana, mungkin karena usia mereka terpaut jauh, selain itu Rahman yang pernah menikahpun seperti sudah

tahu betul bagaimana cara mencintai perempuan dengan tidak merendahkannya.

        Nana berharap hubungan tanpa status mereka akan berakhir baik. Kedewasaan dan keromantisan Rahman yang selalu menjadi alarm setiap sepertiga malam dan mengingatkan Nana untuk sholat tahajud, selalu mengingatkan Nana sholat tepat waktu, membuat Nana semakin kagum dan terpesona pada duren itu. Rahman selalu on time disepertiga malam hanya untuk menelepon Nana untuk sholat, dan itu menjadi ciri khas tersendiri dan menjadikan dirinya cowok paling romantis yang pernah Nana kenal.

        Malam itu Nana sakit, badannya lemas dan demam tinggi. Maya teman kos Nana sangat panik karena  jam yang menempel pada dinding kamar mereka tepat jam 1.00 dini hari. Maya tidak bisa membawa Nana ke klinik yang berada di ujung jalan kos an mereka. Maya hanya dapat mengompres Nana sambil menunggu pagi tiba. Usaha Maya tidak sia-sia, paling tidak kompresan Maya membuat panas suhu tubuh Nana berkurang sehingga Nana bisa bertahan sampai pagi. Maya tidak tega jika harus meninggalkan Nana sendirian di kamar kos, namun Maya juga tidak dapat bolos kerja karena minggu lalu dia sudah bolos akibat kesiangan, dengan segera Maya memberi kabar pada Rahman agar Rahman membawa Nana ke rumah sakit.

        Rahman begitu sayang pada Nana, dia membawa Nana ke rumah sakit agar bisa dipantau, karena Rahman yang juga bekerja sebagai supervisor di perusahaan asing membuatnya sangat sibuk. Kesibukan Rahman tidak menjadi alasan untuk tidak merawat dan menjaga Nana selama Nana sakit. Hasil lab menyatakan bahwa Nana positif demam berdarah yang mengharuskan Nana untuk dirawat beberapa hari di rumah sakit sampai kondisi Nana benar-benar pulih.

        Dengan penuh kasih sayang dan sabar, Rahman merawat Nana, menemani bergantian dengan Maya. Bahkan sering terlihat Rahman membawa pekerjaannya ke rumah sakit dan diselesaikan disana sambil menunggu Nana. Perlakuan Rahman terhadap Nana membuat Nana mantap untuk menikah dengan duda keren itu. “Mas.... “ suara Nana terdengar lirih memanggil Rahman. “Hei....butuh sesuatu biar aku ambilkan”. Rahman yang sedang asik mengerjakan pekerjaannya menghampiri Nana. Nana Tahu bahwa Rahman suka pada Nana, hubungan mereka selama ini memang tanpa status namun Nan yakin betul ada cinta diantara mereka. “Nana hanya butuh sosok seorang Imam dalam kehidupan Nana, Nana ingin menikah dengan laki-laki yang mencintai dan menerima semua kekurangan Nana”. Spontan Nana mengatakan demikian.

        Mendengar perkataan Nana, Rahman terkejut. Tak disangka, Rahman yang dari dulu ingin menghalalkan Nana ternyata lampu hijau sudah berada didepannya. “Jika Imam yang kamu ingin kan itu aku, Kamu siap menerima Na, menerima status ku?” tanya Rahman dengan penuh rasa gembira. Nana mengangguk-anggukan kepalanya memberi isyarat bahwa dia siap mendampingi Rahman. Rahman melakukan sujud syukur dihadapan Nana saat itu juga dan Rahman berjanji akan menemui keluarga Nana dan melamar Nana.

        Beberapa hari setelah Nana sembuh, Rahman menemui orang tua Nana. Menepati janji yang diaucapkan ketika di rumah sakit. Ibu Nana terkejut karena sejak kejadian satu tahun lalu, ibu Nana sudah tidak lagi membahas soal teman laki-laki, bahkan tidak lagi membahas pernikahan. Mimpi ibu Nana sudah pupus oleh vonis dokter waktu itu. Sampai pada akhirnya, Nana berani kembali dan membawa Rahman menemui orang tuanya. Kedatangan Rahman disambut baik oleh keluarga Nana, ibu Nana sepertinya suka dan cocok pada Rahman. Status duda bagi keluarga Nana tidaklah penting, yang terpenting adalah laki-laki itu baik, sholeh, sayang itu sudah lebih dari

cukup. Lebih-lebih laki-laki itu dapat menerima Nana apa adanya.

        “Na....kamu yakin dengan Rahman? Kelihatannya dia laki-laki baik, ibu suka dengannya”. Tanya ibu pada Nana. “Insya Allah Nana siap dan yakin bu”. Jawab Nana. Ibu diam sejenak seakan berpikir dan ingat tentang vonis dokter terhadap Nana. “Apakah kamu sudah cerita soal MRKH itu pada Rahman, ibu tidak mausuatu saat nanti suami mu kecewa karena kebohongan mu”. Tanya ibu mengingatkan Nana. “Nana takut bu, Nana sudah terlanjur sayang dengan mas Rahman. Nana takut, dia meninggalkan Nana ketika dia tau bahwa Nana cacat”. Jawab Nana dengan nada sedih karena dari awal Nana kenal Rahman, Nana tidak pernah mengatakan tentang dirinya itu. Nana malu dan takut jika di tolak oleh Rahman. “Sebaiknya kamu bilang yang sebenarnya pada Rahman, kasian dia nak....biarlah Allah yang menjadi penentu atas niat baik kalian”. Ibu kembali mengingatkan Nana karena ibunya tidak ingin Nana terjebak dalam cinta sehingga dia menutupi kebenaran yang akan menjadi boomerang dalam

dirinya sendiri.

        Nana memikirkan semua perkataan ibunya, Nana belum berani berkata jujur. Nana sedang merasakan indahnya jatuh cinta, indahnya dicintai dan mencintai, Nana tidak ingin cerita cintanya menjadi sebuah mimpi. Nana terus belajar memberanikan diri untuk bicara jujur pada Rahman, rasa takut yang ia alami membuat dia sulit untuk mengakui kebenarannya, membuat ia takut menerima kenyataan. Ketakutan Nana terpancar pada wajah bersih nya, wajah bersih itu tidak lagi menunjukan senyuman manis, sapaan hangat bahkan mata hitam Nana seperti menyembunyikan sesuatu. Rahman merasa aneh dengan itu, biasanya ketika Rahman datang, selalu disambut dengan senyum manis dari bibir titpisnya, tatapan mata hitam Nanapun sungguh berbeda, tidak terlihat ada cinta didalamnya.

        “Ada yang salah dengan ku?” tanya Rahman penuh curiga. “Bukankah seharusnya kamu bahagia setelah aku melamar mu?” Rahman melanjutkan perkataannya seakan memaksa Nana untuk bicara. “Aku.....aku.....aku mandul mas. Aku tidak sempurna, aku cacat, aku tidak bisa menikah dengan mu. Aku juga selalu menutupi semua kekuranganku karena aku takut kamu akan meninggalkan ku”. Jawab Nana yang sama sekali tidak berani menatap

Rahman. Maya yang saat itu mendengar perkataan Nana kaget dan langsung memeluk nana dengan erat, Maya tahu sahabatnya sangat terpukul dan butuh semangat. Rahman tidak berkata-kata, Rahman tidak percaya dengan semua yang diucapkan Nana. Dia membawa Nana kebeberapa rumah sakit untuk meyakinkan bahwa apa yang

dikatakan Nana benar.

        Jika dalam sebuah lagu dangdut ada tujuh sumur, maka dalam hidup Nana ada tujuh rumah sakit yang mereka datangi dan hasilnya sama. Rahman sangat kecewa dan sedih, dia bingung disaat keseriusannya akan segera terbukti dalam janji suci namun berita pahitpun menjadi pelangi tanpa warna dalam hubungan mereka. Rahman yang dulu sudah begitu mantap dengan Nana, kini menjadi ragu dan bimbang, Rahman sayang dengan

Nana namun apakah Rahman siap menikah dengan perempuan cacat seperti Nana. Rahman meminta waktu pada Nana untuk menenagkan diri dan berjanji akan kembali setelah Rahman memantapkan hatinya.

        Hari berganti bulan namun tidak ada kabar dari Rahman, Nana masih menaruh harapan pada Rahman dan memegang janji Rahman waktu itu. Tapi ada satu kabarpun yang ia terima. Nana sering bertanya pada Maya, akan tetapi Maya selalu berkata tidak tahu. Ibu Nana selalu bertanya tentang kelanjutan hubungan mereka, namun Nana belum bisa memastikan karena Rahman tak kunjung memberi kabar. Nana berharap pada sebuah penantian panjang, hatinya mulai rapuh dan merasa dipermainkan. “Apakah Rahman hanya sebatas

mimpi?” Tanya Nana dalam hati.

        Penantian Nana sudah hampir enam bulan, sampai pada akhirnya Nana menerima berita bahwa Rahman kembali pada mantan istrinya. Rahman yang dulu merupakan laki-laki seperti dewa bagi Nana, baik, penyayang, perhatian kini jauh berubah. Dia meninggalkan Nana dengan sebuah janji, janji yang menjadi penantian panjang bagi Nana. Tak ada kata berpisah yang terucap dari Rahman, kabar itu sampai kekeluarga Nana. Ibu Nana terpukul dan sangat sedih dengan perlakuan Rahman terhadap putri sulungnya. Sehingga membuat ibu Nana jatuh sakit karena malu.

Terpopuler

Comments

chonurv

chonurv

keren ya ada yang bangunin te Ngah malam buat tahajud

2020-09-18

1

Lilis Suryani

Lilis Suryani

terharu

2020-06-24

0

Ainun Nabilah

Ainun Nabilah

semangat terus

2020-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Vonis
2 Episode 2. Pesona Duda
3 Episode 3. Nana, Rahman, dan Mantan
4 Episode 4. Cibiran Pedas
5 Episode 5. Fokus
6 Episode 6. Riyan, Si Hidung Besar
7 Episode 7. Anak Baru
8 Episode 8. Rumah Mewah Berwarna Ungu
9 Episode 9. Sebuah Cerita
10 Episode 10. Salah Kelas part 1
11 Episode 11. Salah Kelas part 2
12 Episode 12. Mr. Juna
13 Episode 13. Kesan Pertama
14 Episode 14. Sebuah Senyuman
15 Episode 15. Ada cinta
16 Episode 16. Dear Diary
17 Episode 17. Sebuah Pengakuan
18 Episode 18. Ujung Jalan
19 Episode 19. Surat Cinta
20 Episode 20. Cemburu
21 Episode 21. Mimpi dan Tujuan
22 Episode 22. Arti Cinta
23 Episode 23. Percakapan di ruang tengah
24 Episode 24. SIM (Surat Izin Menikah)
25 Episode 25. Perjuangan Cinta
26 Episode 26. Perjanjian
27 Episode 27. Wisuda
28 Episode 28. LDR (Long Distance Relationship)
29 Episode 29. Perjodohan
30 Episode 30. Pilu
31 Episode 31. Surat Undangan
32 Episode 32. Pernikahan Juna
33 Episode 33. Reuni
34 Episode 34. Kampus Baru
35 Episode 35. Ekstrakurikuler
36 Episode 36. Pengagum Rahasia
37 Episode 37. Pria Sunda
38 Episode 38. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 1
39 Episode 39. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 2
40 Episode 40. Bertemu dengan Keluarga Affan
41 Episode 41. Keindahan Kota Bogor
42 Episode 42. Baper
43 Episode 43. Bros Cantik Merah Jambu
44 Episode 44. Sebuah Pertanyaan
45 Episode 45. Perjalanan Pulang
46 Episode 46. Sorry to Say
47 Episode 47. Tawaran Kerja
48 Episode 48. Tempat Kerja Baru
49 Episode 49. Hari Pertama Kerja
50 Episode 50. Fake
51 Episode 51. Nasi uduk pinggir jalan
52 Episode 52. Brownies
53 Episode 53. Keraguan
54 Episode 54. Kepercayaan
55 Episode 55. Kencan
56 Episode 56. PHP (Pemberi Harapan Palsu)
57 Episode 57. At The Wedding Part 1
58 Episode 58. At The Wedding part 2
59 Episode 59. Surat Pengunduran Diri
60 Episode 60. Playboy Kaleng
61 Episode 61. Masih Ada Luka
62 Episode 62. Mantan vs Kerjaan
63 Episode 63. Ke Kantor Juna
64 Episode 64. Email
65 Episode 65. Di dalam mobil
66 Episode 66. Seminar
67 Episode 67. Juna dan Keluarga Kecilnya
68 Episode 68. Nana Sakit
69 Episode 69. Farewell Party
70 Episode 70. Bercermin pada sebuah kesalahan
71 Episode 71. Ummi Hana
72 Episode 72. Kepergian Ummi
73 Episode 73. Kehilangan
74 Episode 74. Book Fair
75 Episode 75. Akhirusanah Event
76 Episode 76. JOJOBA (Jomblo-Jomblo Bahagia)
77 Episode 77. Awal Kenal
78 Episode 78. Pertemuan Singkat
79 Episode 79. Istikharah
80 Episode 80. Perpisahan
81 Episode 81. Teman Lama
82 Episode 82. Will you merry me?
83 Episode 83. Perdebatan
84 Episode 84. Sebuah Penolakan
85 Episode 85. Mindset
86 Episode 86. Emoticon Love
87 Episode 87. Perjalanan Menuju Jakarta
88 Episode 88. Di Jakarta
89 Episode 89. Bertemu dengan keluarga Nana
90 Episode 90. Di Kediaman Imam
91 Episode 91. DI Khitbah/Di Lamar Part 1
92 Episode 92. DI Khitbah Part 2
93 Episode 93. OTW Halal Part 1
94 Episode 94. OTW Halal Part 2
95 Episode 95. Just Married
96 Episode 96. Tentang Kita
97 Episode 97. Awal Pernikahan
98 Episode 98. Kehadiran Juna
99 Episode 99. Mulai di uji
100 Episode 100. Bertamu
101 Episode 101. Mulai Curiga
102 Episode 102. Permainan
103 Episode 103. Semakin Curiga
104 Episode 104. Orang ke tiga
105 Episode 105. Mimpi
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Episode 1. Vonis
2
Episode 2. Pesona Duda
3
Episode 3. Nana, Rahman, dan Mantan
4
Episode 4. Cibiran Pedas
5
Episode 5. Fokus
6
Episode 6. Riyan, Si Hidung Besar
7
Episode 7. Anak Baru
8
Episode 8. Rumah Mewah Berwarna Ungu
9
Episode 9. Sebuah Cerita
10
Episode 10. Salah Kelas part 1
11
Episode 11. Salah Kelas part 2
12
Episode 12. Mr. Juna
13
Episode 13. Kesan Pertama
14
Episode 14. Sebuah Senyuman
15
Episode 15. Ada cinta
16
Episode 16. Dear Diary
17
Episode 17. Sebuah Pengakuan
18
Episode 18. Ujung Jalan
19
Episode 19. Surat Cinta
20
Episode 20. Cemburu
21
Episode 21. Mimpi dan Tujuan
22
Episode 22. Arti Cinta
23
Episode 23. Percakapan di ruang tengah
24
Episode 24. SIM (Surat Izin Menikah)
25
Episode 25. Perjuangan Cinta
26
Episode 26. Perjanjian
27
Episode 27. Wisuda
28
Episode 28. LDR (Long Distance Relationship)
29
Episode 29. Perjodohan
30
Episode 30. Pilu
31
Episode 31. Surat Undangan
32
Episode 32. Pernikahan Juna
33
Episode 33. Reuni
34
Episode 34. Kampus Baru
35
Episode 35. Ekstrakurikuler
36
Episode 36. Pengagum Rahasia
37
Episode 37. Pria Sunda
38
Episode 38. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 1
39
Episode 39. TTM (Teman Tapi Mesra) Part 2
40
Episode 40. Bertemu dengan Keluarga Affan
41
Episode 41. Keindahan Kota Bogor
42
Episode 42. Baper
43
Episode 43. Bros Cantik Merah Jambu
44
Episode 44. Sebuah Pertanyaan
45
Episode 45. Perjalanan Pulang
46
Episode 46. Sorry to Say
47
Episode 47. Tawaran Kerja
48
Episode 48. Tempat Kerja Baru
49
Episode 49. Hari Pertama Kerja
50
Episode 50. Fake
51
Episode 51. Nasi uduk pinggir jalan
52
Episode 52. Brownies
53
Episode 53. Keraguan
54
Episode 54. Kepercayaan
55
Episode 55. Kencan
56
Episode 56. PHP (Pemberi Harapan Palsu)
57
Episode 57. At The Wedding Part 1
58
Episode 58. At The Wedding part 2
59
Episode 59. Surat Pengunduran Diri
60
Episode 60. Playboy Kaleng
61
Episode 61. Masih Ada Luka
62
Episode 62. Mantan vs Kerjaan
63
Episode 63. Ke Kantor Juna
64
Episode 64. Email
65
Episode 65. Di dalam mobil
66
Episode 66. Seminar
67
Episode 67. Juna dan Keluarga Kecilnya
68
Episode 68. Nana Sakit
69
Episode 69. Farewell Party
70
Episode 70. Bercermin pada sebuah kesalahan
71
Episode 71. Ummi Hana
72
Episode 72. Kepergian Ummi
73
Episode 73. Kehilangan
74
Episode 74. Book Fair
75
Episode 75. Akhirusanah Event
76
Episode 76. JOJOBA (Jomblo-Jomblo Bahagia)
77
Episode 77. Awal Kenal
78
Episode 78. Pertemuan Singkat
79
Episode 79. Istikharah
80
Episode 80. Perpisahan
81
Episode 81. Teman Lama
82
Episode 82. Will you merry me?
83
Episode 83. Perdebatan
84
Episode 84. Sebuah Penolakan
85
Episode 85. Mindset
86
Episode 86. Emoticon Love
87
Episode 87. Perjalanan Menuju Jakarta
88
Episode 88. Di Jakarta
89
Episode 89. Bertemu dengan keluarga Nana
90
Episode 90. Di Kediaman Imam
91
Episode 91. DI Khitbah/Di Lamar Part 1
92
Episode 92. DI Khitbah Part 2
93
Episode 93. OTW Halal Part 1
94
Episode 94. OTW Halal Part 2
95
Episode 95. Just Married
96
Episode 96. Tentang Kita
97
Episode 97. Awal Pernikahan
98
Episode 98. Kehadiran Juna
99
Episode 99. Mulai di uji
100
Episode 100. Bertamu
101
Episode 101. Mulai Curiga
102
Episode 102. Permainan
103
Episode 103. Semakin Curiga
104
Episode 104. Orang ke tiga
105
Episode 105. Mimpi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!