Merindukan Malam Pertama
Siang itu dikediaman ibu Ira tampak ramai karena kedatangan tamu.Terlihat,ibu Ira dan tamunya tersebut sedang ngobrol sesuatu yang serius.Saat tengah ngobrol,tiba-tiba ada yang datang menghampiri mereka dan memberi salam.
"Assalamualaikum nek." Ucap seorang gadis lalu mencium punggung tangan ibu Ira yang merupakan cucunya.
"Wah,ada tamu yah? kalau gitu Adel permisi mau ke kamar dulu!" ucapnya lagi kepada neneknya sembari mengangguk memberi salam kepada para tamu neneknya tersebut.
"Duduk dulu dong,nak. Kita ngobrol dulu sebentar disini.Lagian kami sedang ngobrol tentang kamu juga loh." Kata Bu Ira lalu menarik lengan cucunya untuk duduk disampingnya.
"Wah,sepertinya serius sekali.
Iya deh.Tapi gak bisa lama-lama yah?soalnya Adel mau ngerjain pekerjaan kantor yang belum tuntas nek."Ucap Adel agi.
"Iya,kalau gitu langsung pada intinya aja yah?jadi gini loh nak,maksud kedatangan pak Hadi dan bu Astuti ini ingin melamar kamu untuk anaknya.Dan kenalin,pria yang duduk disamping bu Astuti itu Bryan,anak mereka yang akan melamar kamu."Ucap nenek menjelaskan pada cucunya itu.
"Apa?tapi kok mendadak sih nek.Adel kan belum siap.Apalagi kami berdua kan belum saling kenal.Gimana ceritanya coba?kan aneh aja menurutku."Jawab Adel yang merasa aneh dengan omongan neneknya.
"Maaf nak Adel,kalau menurut kamu,ini aneh.Tapi,kami dan juga nenekmu sudah membahas ini sebelumnya dua bulan yang lalu."Ungkap bu Astuti.
"Tapi,keputusan ada dikamu dan kami tidak memaksakan."Sambungnya lagi.
Adel tak tau harus berkata apa.Yang ada dipikirannya,kok neneknya tak pernah membahas hal itu dengannya.Padahal kata bu Astuti,mereka sudah merencanakan hal ini dua bulan yang lalu.
"Nek,boleh kita bicara sebentar?"ucap Adel lalu beranjak menuju keruang tengah.
"Maaf yah,saya tinggal dulu sebentar."Ucap bu Ira pada keluarga Pak Hadi lalu menghampiri Adel diruang tengah.
Selang berapa lama,bu Ira dan Adel kembali keruang tamu.Entah apa yang dibicarakan nenek dan cucunya itu sampai membuat cucunya, mau menuruti omongan neneknya.
"Baiklah pak,bu.Saya menerima lamaran ini.Tapi,bagaimana dengan anak ibu dan bapak?" tanya Adel lalu melirik kearah Bryan.
"Gue bersedia kok.Kalau gue gak mau,ngapain harus repot-repot ikut kesini?jadi lu gak perlu khawatir.Ini keinginan gue sendiri tanpa ada paksaan dari orangtua gue."Jawab Bryan tanpa menunggu jawaban dari ibu dan bapaknya.
"Tapi kan,kita belum saling kenal.Bagaimana mungkin,tiba-tiba saja anda datang ingin melamarku?Setau saya,seorang pria melamar yah pada kekasih hatinya yang dicintai.Ini kenal aja gak,ketemu aja baru sekarang kan?lalu atas dasar apa anda melamar saya?"tanya Adel panjang lebar.
sejenak hening lalu bu Astuti membuka suara,
"Memang,nak Adel belum mengenal Bryan.Tapi,Bryan sudah mengenal kamu sejak kamu masih sekolah di S M A." Ungkap bu Astuti makin membuat Adel kebingungan.
"Kok bisa?kenal darimana?" tanya Adel dan masih banyak lagi pertanyaan yang ia lontarkan.
"Gak perlu tau.Intinya gue udah kenal lu dari dulu."Ucap Bryan lalu menatap Adel dengan senyuman manis.
"Udah Del,nanti nenek jelaskan semuanya sama kamu.Biar tau dengan jelas mengapa nak Bryan ingin melamarmu dan mau menjadikanmu istrinya." Ucap bu Ira agar cucunya berhenti bertanya-tanya.
"Baiklah, aku bersedia. " Ucap Adel lalu pamit untuk masuk kedalam kamarnya.
Orang tua Bryan dan bu Ira sangat senang karena lamarannya diterima oleh Adel.Lalu mereka membahas tanggal pernikahan anak mereka.Sejam kemudian,mereka pamit untuk pulang.
Sore harinya...
"Nek,sebaiknya rencana pernikahan ini dibatalkan saja!" ucap Adel membuat neneknya yang tengah makan sejenak berhenti memasukan makanan kemulutnya dan menatap Adel dengan serius.
"Loh,bukannya kamu udah mengiyakan yah kepada Bryan dan keluarganya?tanya neneknya sambil kembali meneruskan makan.
"Iya nek, Adel memang sudah mengiyakan.Tapi,Adel takut jika nanti terjadi masalah."
"Udahlah Del,kamu gak perlu berpikir yang aneh-aneh deh.Toh,keluarganya sendiri kan sudah merestui kalian berdua.Jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan."Jawab nenek lagi sambil berlalu membawa piring bekas makan untuk dicuci.
Ada keraguan sebenarnya dihati Adel.Dia menerima lamaran itu karena tidak ingin membuat neneknya kecewa.Karena didunia ini hanya nenek lah yang dia punyai.Walaupun sebenarnya kedua orangtuanya masih ada.Orangtuanya bercerai lima tahun yang lalu dan sekarang masing-masing sudah berkeluarga lagi.Adel tidak mau mengakui orangtuanya karena kebencian yang ia rasakan sangat mendalam.Bagaimana tidak,saat perceraian orangtuanya,tak ada satu pun yang mempedulikan Adel.Mereka memilih hidup masing-masing dan meninggalkan Adel dirumah neneknya.
"Del,kamu lagi ngapain nak?sini keluar dulu.Ada yang nyariin nih."Kata neneknya didepan pintu kamar Adel.
"Siapa nek?" tanya Adel dengan nada kesal karena aktivitas nya terganggu.
"Ayo keluarlah dulu!" teriak nenek dari arah ruang tamu.
"Siapa sih,siang bolong gini datang bertamu? gak tau apa kalau ini jam tidur siangku." Gerutu Adel sambil berjalan kearah ruang tamu.
Betapa kagetnya Adel melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan neneknya itu.
"Dia?" ada angin apa sampai mau menemuiku setelah menelantarkanku selama ini.Pasti nenek deh yang menyuruhnya kesini."Gumam Adel kesal.
"Mendingan aku masuk kamar lagi.Belum siap aku bertemu dengannya setelah apa yang dilakukannya dulu."Saat Adel hendak melangkah menuju kamarnya,tiba-tiba nenek memanggilnya lagi.
"Nak,kok mau masuk kamar lagi sih?kesini dulu sebentar.Bisa kan?"ucap neneknya menghentikan langkah Adel.
"Maaf nek,Adel gak mau bertemu wanita itu."Jawab Adel sembari melangkah pergi kekamarnya.
"Sudahlah,biarkan saja.Mungkin Adel belum siap memaafkan ku.Aku akui ini memang sepenuhnya salahku yang tak pernah memberikan kasih sayang kepadanya."Ungkap bu Sarah yang ternyata merupakan ibu kandung Adel.
"Iya aku ngerti nak.Tapi ibu mohon dengan sangat kamu dan Anton harus lebih memperhatikan Adel.Dia perlu perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya.Mungkin dengan cara itu,Adel bisa memaafkan kalian berdua."Ungkap nenek kepada Bu Sarah yang adalah anaknya.
"Ditambah,sebentar lagi hari bahagianya dimana dia akan menikah.Ibu mohon kalian berdua datang untuk mendampinginya.Buanglah kebencian satu sama lain dan berdamailah demi kebahagiaan Adel anak kalian satu-satunya." Sambung bu Ida menasehati anaknya tersebut.
"Iya bu,Sarah paham.Tapi,bagaimana jika Adel menolak kedatanganku dipernikahannya?"bu Sarah mulai terisak dan kembali mengingat betapa gak becusnya dirinya sebagai seorang ibu.
"Sudahlah, gak ada gunanya menyesali yang telah terjadi."Ucap nenek sambil memeluk untuk menenangkan anaknya.
"Sekarang kamu pulang dulu biar ibu yang bicara dengan Adel.Dan nanti Ibu akan kerumah Anton untuk membicarakan hal ini." Sambungnya lagi dan dianggukin oleh anaknya tersebut.
* * * *
Sore itu dalam keheningan Bryan memejamkan matanya.Entah apa yang ada dipikirannya itu.Sesekali senyum sinis mengembang terlihat diwajahnya seakan-akan ada sesuatu hal buruk yang ia rencanakan.Tiba-tiba lamunannya terhenti ketika seseorang menghampirinya.
"Pokoknya aku gak terima semua ini."Ucap wanita yang menghampirinya.
"Tenang dulu sayang.Gak boleh marah dong ntar cepat tua loh." Ucap Bryan sambil memeluk wanita itu.
"Apa maksud semua ini?dan juga,mengapa kamu tak memberitahu langsung ke aku kalo kamu akan menikah?mengapa mesti dengar dari orang lain?apa kamu sengaja menutupi semuanya dari aku?tega kamu menghianati cintaku dan memilih menikah dengan wanita lain."Ucap wanita itu panjang lebar.
"Udah marah-marahnya?"tanya Bryan pada wanita itu.
"Pokoknya aku minta kamu jelaskan semuanya padaku."Ucap wanita itu dengan nada tinggi.
"Ok..ok..aku jelaskan.Tapi kita duduk dulu dong biar enak ngejelasinnya."Ucap bryan lalu menarik lengan wanita itu untuk duduk disampingnya.
"Buruan ceritain sekarang juga."Ucap wanita itu lagi.
"Aku mau menikahi Adel bukan karena cinta.Tapi aku menikahinya untuk membalas dendam.Aku ingin dia menderita seumur hidupnya.Itu saja tujuanku jadi kamu gak perlu khawatir,cintaku hanya untukmu seorang."Ucap Bryan serius.
"Oh,jadi namanya Adel.Emang dia melakukan kesalahan apa sampai kamu ingin balas dendam?"tanya wanita itu penuh selidik.
" Kan kamu yang mengenalkannya padaku. Masa lupa sih?" tanya Bryan kebingungan dengan tingkah wanita tersebut.
" Oh iya lupa. Tapi ingat, jangan sampai jatuh cinta kepadanya yah? ingat tujuan kamu menikahi gadis kampung itu.
"Tenang aja sayang, setelah dendamku terbalas aku janji akan menyingkirkan dia dan kita bisa hidup bahagia. "
"Sekarang,kita makan diluar yuk!"ajak Shinta mengubah topik pembicaraan.
"Yah udah,aku ambil kunci mobil dulu."Ucap Bryan lalu masuk kedalam rumah.
Saat direstoran tempat mereka makan,tanpa sengaja Bryan melihat ibu dan bapaknya.Dia ingin mengajak Shinta makan ditempat lain, namun ibunya sudah menyadari akan keberadaan mereka berdua. bu Astuti terkejut saat melihat Bryan bersama gadis itu lagi,membuatnya marah dan segera menghampiri keduanya.
Pak Hadi yang melihat istrinya sedang marah,pun segera menghampiri dan sama terkejutnya melihat Bryan anaknya bersama wanita yang selama ini tak disukainya. Namun pak Jadi mencoba membujuk istrinya untuk sabar karena saat ini berada di tempat umum.
"Sudahlah bu,malu dilihatin orang.Nanti bahasnya dirumah saja.Ayo,kita pulang!"ajak pak Hadi yang kemudian dianggukin oleh bu Astuti.
"Ibu tunggu kamu dirumah."Ucap ibu Astuti.
"Dan kamu Shinta,Ibu mohon jauhi Bryan.Karena sebentar lagi dia akan menikah." Sambungnya lagi.
"Sudahlah bu,ayo kita pulang!" ucap pak Hadi.
"Bryan, setelah selesai makan kamu segera pulang dan kita harus bicara yang serius. " Ucap pak Hadi lagi lalu beranjak dari restoran tesebut bersama istrinya.
Setelah makan dan mengantar Shinta pulang,Bryan langsung melajukan mobilnya menuju rumah.Setelah sampai,dirinya kaget melihat Adel dan neneknya yang sedang ngobrol diruang tamu bersama orangtuanya.Yang bikin kagetnya lagi saat ibunya berkata bahwa pernikahannya akan dipercepat.
"Apa?tapi bu.." belum selesai bicara ibunya langsung memotong,
"Gak ada tapi-tapian,pokoknya nurut." ucap ibunya memalingkan muka dari anaknya tersebut.
Mendengar pernikahannya seminggu lagi, dalam hati,Bryan sangat senang.Tapi bukan senang karena cinta melainkan dirinya sudah tidak sabar ingin membuat Adel menderita.Akhirnya, dia pun tersenyum dan berkata pada Adel,
"Del,lu udah siap jadi istriku?"
"Inssya Allah siap mas."Jawab Adel dengan malu-malu.
Mendengar hal itu,nenek dan juga orang tua Bryan merasa senang dibuatnya dan sudah tak sabar menunggu hari bahagia itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Naufidax Mama - Abah
dendam apa ya...??!!!,apa 🤔🤔🤨
2022-02-11
1