NovelToon NovelToon

Merindukan Malam Pertama

lamaran

Siang itu dikediaman ibu Ira tampak ramai karena kedatangan tamu.Terlihat,ibu Ira dan tamunya tersebut sedang ngobrol sesuatu yang serius.Saat tengah ngobrol,tiba-tiba ada yang datang menghampiri mereka dan memberi salam.

"Assalamualaikum nek." Ucap seorang gadis lalu mencium punggung tangan ibu Ira yang merupakan cucunya.

"Wah,ada tamu yah? kalau gitu Adel permisi mau ke kamar dulu!" ucapnya lagi kepada neneknya sembari mengangguk memberi salam kepada para tamu neneknya tersebut.

"Duduk dulu dong,nak. Kita ngobrol dulu sebentar disini.Lagian kami sedang ngobrol tentang kamu juga loh." Kata Bu Ira lalu menarik lengan cucunya untuk duduk disampingnya.

"Wah,sepertinya serius sekali.

Iya deh.Tapi gak bisa lama-lama yah?soalnya Adel mau ngerjain pekerjaan kantor yang belum tuntas nek."Ucap Adel agi.

"Iya,kalau gitu langsung pada intinya aja yah?jadi gini loh nak,maksud kedatangan pak Hadi dan bu Astuti ini ingin melamar kamu untuk anaknya.Dan kenalin,pria yang duduk disamping bu Astuti itu Bryan,anak mereka yang akan melamar kamu."Ucap nenek menjelaskan pada cucunya itu.

"Apa?tapi kok mendadak sih nek.Adel kan belum siap.Apalagi kami berdua kan belum saling kenal.Gimana ceritanya coba?kan aneh aja menurutku."Jawab Adel yang merasa aneh dengan omongan neneknya.

"Maaf nak Adel,kalau menurut kamu,ini aneh.Tapi,kami dan juga nenekmu sudah membahas ini sebelumnya dua bulan yang lalu."Ungkap bu Astuti.

"Tapi,keputusan ada dikamu dan kami tidak memaksakan."Sambungnya lagi.

Adel tak tau harus berkata apa.Yang ada dipikirannya,kok neneknya tak pernah membahas hal itu dengannya.Padahal kata bu Astuti,mereka sudah merencanakan hal ini dua bulan yang lalu.

"Nek,boleh kita bicara sebentar?"ucap Adel lalu beranjak menuju keruang tengah.

"Maaf yah,saya tinggal dulu sebentar."Ucap bu Ira pada keluarga Pak Hadi lalu menghampiri Adel diruang tengah.

Selang berapa lama,bu Ira dan Adel kembali keruang tamu.Entah apa yang dibicarakan nenek dan cucunya itu sampai membuat cucunya, mau menuruti omongan neneknya.

"Baiklah pak,bu.Saya menerima lamaran ini.Tapi,bagaimana dengan anak ibu dan bapak?" tanya Adel lalu melirik kearah Bryan.

"Gue bersedia kok.Kalau gue gak mau,ngapain harus repot-repot ikut kesini?jadi lu gak perlu khawatir.Ini keinginan gue sendiri tanpa ada paksaan dari orangtua gue."Jawab Bryan tanpa menunggu jawaban dari ibu dan bapaknya.

"Tapi kan,kita belum saling kenal.Bagaimana mungkin,tiba-tiba saja anda datang ingin melamarku?Setau saya,seorang pria melamar yah pada kekasih hatinya yang dicintai.Ini kenal aja gak,ketemu aja baru sekarang kan?lalu atas dasar apa anda melamar saya?"tanya Adel panjang lebar.

sejenak hening lalu bu Astuti membuka suara,

"Memang,nak Adel belum mengenal Bryan.Tapi,Bryan sudah mengenal kamu sejak kamu masih sekolah di S M A." Ungkap bu Astuti makin membuat Adel kebingungan.

"Kok bisa?kenal darimana?" tanya Adel dan masih banyak lagi pertanyaan yang ia lontarkan.

"Gak perlu tau.Intinya gue udah kenal lu dari dulu."Ucap Bryan lalu menatap Adel dengan senyuman manis.

"Udah Del,nanti nenek jelaskan semuanya sama kamu.Biar tau dengan jelas mengapa nak Bryan ingin melamarmu dan mau menjadikanmu istrinya." Ucap bu Ira agar cucunya berhenti bertanya-tanya.

"Baiklah, aku bersedia. " Ucap Adel lalu pamit untuk masuk kedalam kamarnya.

Orang tua Bryan dan bu Ira sangat senang karena lamarannya diterima oleh Adel.Lalu mereka membahas tanggal pernikahan anak mereka.Sejam kemudian,mereka pamit untuk pulang.

Sore harinya...

"Nek,sebaiknya rencana pernikahan ini dibatalkan saja!" ucap Adel membuat neneknya yang tengah makan sejenak berhenti memasukan makanan kemulutnya dan menatap Adel dengan serius.

"Loh,bukannya kamu udah mengiyakan yah kepada Bryan dan keluarganya?tanya neneknya sambil kembali meneruskan makan.

"Iya nek, Adel memang sudah mengiyakan.Tapi,Adel takut jika nanti terjadi masalah."

"Udahlah Del,kamu gak perlu berpikir yang aneh-aneh deh.Toh,keluarganya sendiri kan sudah merestui kalian berdua.Jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan."Jawab nenek lagi sambil berlalu membawa piring bekas makan untuk dicuci.

Ada keraguan sebenarnya dihati Adel.Dia menerima lamaran itu karena tidak ingin membuat neneknya kecewa.Karena didunia ini hanya nenek lah yang dia punyai.Walaupun sebenarnya kedua orangtuanya masih ada.Orangtuanya bercerai lima tahun yang lalu dan sekarang masing-masing sudah berkeluarga lagi.Adel tidak mau mengakui orangtuanya karena kebencian yang ia rasakan sangat mendalam.Bagaimana tidak,saat perceraian orangtuanya,tak ada satu pun yang mempedulikan Adel.Mereka memilih hidup masing-masing dan meninggalkan Adel dirumah neneknya.

"Del,kamu lagi ngapain nak?sini keluar dulu.Ada yang nyariin nih."Kata neneknya didepan pintu kamar Adel.

"Siapa nek?" tanya Adel dengan nada kesal karena aktivitas nya terganggu.

"Ayo keluarlah dulu!" teriak nenek dari arah ruang tamu.

"Siapa sih,siang bolong gini datang bertamu? gak tau apa kalau ini jam tidur siangku." Gerutu Adel sambil berjalan kearah ruang tamu.

Betapa kagetnya Adel melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan neneknya itu.

"Dia?" ada angin apa sampai mau menemuiku setelah menelantarkanku selama ini.Pasti nenek deh yang menyuruhnya kesini."Gumam Adel kesal.

"Mendingan aku masuk kamar lagi.Belum siap aku bertemu dengannya setelah apa yang dilakukannya dulu."Saat Adel hendak melangkah menuju kamarnya,tiba-tiba nenek memanggilnya lagi.

"Nak,kok mau masuk kamar lagi sih?kesini dulu sebentar.Bisa kan?"ucap neneknya menghentikan langkah Adel.

"Maaf nek,Adel gak mau bertemu wanita itu."Jawab Adel sembari melangkah pergi kekamarnya.

"Sudahlah,biarkan saja.Mungkin Adel belum siap memaafkan ku.Aku akui ini memang sepenuhnya salahku yang tak pernah memberikan kasih sayang kepadanya."Ungkap bu Sarah yang ternyata merupakan ibu kandung Adel.

"Iya aku ngerti nak.Tapi ibu mohon dengan sangat kamu dan Anton harus lebih memperhatikan Adel.Dia perlu perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya.Mungkin dengan cara itu,Adel bisa memaafkan kalian berdua."Ungkap nenek kepada Bu Sarah yang adalah anaknya.

"Ditambah,sebentar lagi hari bahagianya dimana dia akan menikah.Ibu mohon kalian berdua datang untuk mendampinginya.Buanglah kebencian satu sama lain dan berdamailah demi kebahagiaan Adel anak kalian satu-satunya." Sambung bu Ida menasehati anaknya tersebut.

"Iya bu,Sarah paham.Tapi,bagaimana jika Adel menolak kedatanganku dipernikahannya?"bu Sarah mulai terisak dan kembali mengingat betapa gak becusnya dirinya sebagai seorang ibu.

"Sudahlah, gak ada gunanya menyesali yang telah terjadi."Ucap nenek sambil memeluk untuk menenangkan anaknya.

"Sekarang kamu pulang dulu biar ibu yang bicara dengan Adel.Dan nanti Ibu akan kerumah Anton untuk membicarakan hal ini." Sambungnya lagi dan dianggukin oleh anaknya tersebut.

* * * *

Sore itu dalam keheningan Bryan memejamkan matanya.Entah apa yang ada dipikirannya itu.Sesekali senyum sinis mengembang terlihat diwajahnya seakan-akan ada sesuatu hal buruk yang ia rencanakan.Tiba-tiba lamunannya terhenti ketika seseorang menghampirinya.

"Pokoknya aku gak terima semua ini."Ucap wanita yang menghampirinya.

"Tenang dulu sayang.Gak boleh marah dong ntar cepat tua loh." Ucap Bryan sambil memeluk wanita itu.

"Apa maksud semua ini?dan juga,mengapa kamu tak memberitahu langsung ke aku kalo kamu akan menikah?mengapa mesti dengar dari orang lain?apa kamu sengaja menutupi semuanya dari aku?tega kamu menghianati cintaku dan memilih menikah dengan wanita lain."Ucap wanita itu panjang lebar.

"Udah marah-marahnya?"tanya Bryan pada wanita itu.

"Pokoknya aku minta kamu jelaskan semuanya padaku."Ucap wanita itu dengan nada tinggi.

"Ok..ok..aku jelaskan.Tapi kita duduk dulu dong biar enak ngejelasinnya."Ucap bryan lalu menarik lengan wanita itu untuk duduk disampingnya.

"Buruan ceritain sekarang juga."Ucap wanita itu lagi.

"Aku mau menikahi Adel bukan karena cinta.Tapi aku menikahinya untuk membalas dendam.Aku ingin dia menderita seumur hidupnya.Itu saja tujuanku jadi kamu gak perlu khawatir,cintaku hanya untukmu seorang."Ucap Bryan serius.

"Oh,jadi namanya Adel.Emang dia melakukan kesalahan apa sampai kamu ingin balas dendam?"tanya wanita itu penuh selidik.

" Kan kamu yang mengenalkannya padaku. Masa lupa sih?" tanya Bryan kebingungan dengan tingkah wanita tersebut.

" Oh iya lupa. Tapi ingat, jangan sampai jatuh cinta kepadanya yah? ingat tujuan kamu menikahi gadis kampung itu.

"Tenang aja sayang, setelah dendamku terbalas aku janji akan menyingkirkan dia dan kita bisa hidup bahagia. "

"Sekarang,kita makan diluar yuk!"ajak Shinta mengubah topik pembicaraan.

"Yah udah,aku ambil kunci mobil dulu."Ucap Bryan lalu masuk kedalam rumah.

Saat direstoran tempat mereka makan,tanpa sengaja Bryan melihat ibu dan bapaknya.Dia ingin mengajak Shinta makan ditempat lain, namun ibunya sudah menyadari akan keberadaan mereka berdua. bu Astuti terkejut saat melihat Bryan bersama gadis itu lagi,membuatnya marah dan segera menghampiri keduanya.

Pak Hadi yang melihat istrinya sedang marah,pun segera menghampiri dan sama terkejutnya melihat Bryan anaknya bersama wanita yang selama ini tak disukainya. Namun pak Jadi mencoba membujuk istrinya untuk sabar karena saat ini berada di tempat umum.

"Sudahlah bu,malu dilihatin orang.Nanti bahasnya dirumah saja.Ayo,kita pulang!"ajak pak Hadi yang kemudian dianggukin oleh bu Astuti.

"Ibu tunggu kamu dirumah."Ucap ibu Astuti.

"Dan kamu Shinta,Ibu mohon jauhi Bryan.Karena sebentar lagi dia akan menikah." Sambungnya lagi.

"Sudahlah bu,ayo kita pulang!" ucap pak Hadi.

"Bryan, setelah selesai makan kamu segera pulang dan kita harus bicara yang serius. " Ucap pak Hadi lagi lalu beranjak dari restoran tesebut bersama istrinya.

Setelah makan dan mengantar Shinta pulang,Bryan langsung melajukan mobilnya menuju rumah.Setelah sampai,dirinya kaget melihat Adel dan neneknya yang sedang ngobrol diruang tamu bersama orangtuanya.Yang bikin kagetnya lagi saat ibunya berkata bahwa pernikahannya akan dipercepat.

"Apa?tapi bu.." belum selesai bicara ibunya langsung memotong,

"Gak ada tapi-tapian,pokoknya nurut." ucap ibunya memalingkan muka dari anaknya tersebut.

Mendengar pernikahannya seminggu lagi, dalam hati,Bryan sangat senang.Tapi bukan senang karena cinta melainkan dirinya sudah tidak sabar ingin membuat Adel menderita.Akhirnya, dia pun tersenyum dan berkata pada Adel,

"Del,lu udah siap jadi istriku?"

"Inssya Allah siap mas."Jawab Adel dengan malu-malu.

Mendengar hal itu,nenek dan juga orang tua Bryan merasa senang dibuatnya dan sudah tak sabar menunggu hari bahagia itu.

gara gara headset

"Sayang,nenek boleh masuk gak?"tanya neneknya yang dari tadi mengetuk-ngetuk pintu kamar Adel,tapi tak ada jawaban terdengar.

"Del,tolong buka pintunya! jangan bikin nenek mu khawatir kayak gini dong.Kalau kamu gak mau keluar juga dari kamar,bibi akan panggil orang untuk dobrak pintu ini." Ucap bi Yati tetangga depan rumah yang datang karena mendengar tangisan nenek.

Entah apa yang membuat Adel tak mau membukakan pintu untuk neneknya.Tak seperti biasanya dia seperti itu.Semenjak kedatangan ibunya kemarin,dia enggan berbicara.Yang saat ini membuat neneknya khawatir akan hal itu.Karena tak ada juga jawaban dari Adel, bi Yati keluar memanggil suaminya untuk mendobrak pintu kamar Adel.Tak lama bi yati datang bersama suami dan dua orang lainnya.

"Gak apa-apa nih pintunya didobrak,bu?"tanya suami bi Yati.

"Iya gak apa-apa.Mending pintu yang rusak daripada cucuku yang kenapa-napa didalam."Jawab nenek yang sedari tadi tak henti-hentinya menangis.

"Langsung aja didobrak pak! takut neng Adel kenapa-napa didalem."Ucap bi Yati sambil menenangkan nenek yang banjir airmata.

dalam hitungan ketiga,pintu itupun didobrak.Alangkah terkejutnya mereka saat melihat penampakan didalam kamar Adel.Begitupun Adel yang terlonjak kaget melihat pintu kamarnya yang hampir mengenai dirinya.

"Oalaaah Adeeeel.Kamu ini bikin nenek khawatir aja."Ucap bi Yati menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Rupanya dengerin musik pake headset to.Makanya gak denger pas nenek manggilin kamu terus dari tadi. " Sambungnya lagi.

"Auuu..sakit nek."Ringis Adel karena telinganya dijewer oleh nenek.

"Ini ada apa sih?kok pada rame sampai bawa pasukan buat ngedobrak pintu segala?"tanya Adel bingung.

"Sadar gak sih,gara-gara kamu gak mau membukakan pintu buat nenek,sampai habis suara teriak-teriak manggil kamu,gak ada jawaban,membuat nenek khawatir tau gak?padahal taunya dengerin musik pake encet."

"Headset nek bukan encet."kata Adel membenarkan ucapan neneknya.

"Terserahlah apa namanya.Tapi jangan ulangi lagi yah membuat nenek khawatir seperti ini."Ucap neneknya lalu menjewer kuping cucunya itu lagi.

"Gara-gara denger musik pake headset,pintu pun jadi rusak.Ujung-ujungnya aku pula yang diminta untuk memperbaikinya."Ucap suami bi Yati menggaruk kepala yang tak gatal.

"Ya harus dong.Kan yang ngerusak pintu kamar Adel,Om dan kawan-kawan.Jadi yah,harus diperbaiki seperti semula." Ucap Adel sambil menaik turunkan alisnya.

"Bisa aja kamu tu yah. Tapi, besok yah baru diperbaikinya? dikarenakan saat ini om masih ada kepentingan mendadak. " Ucap suami bi Yati yang kemudian dianggukin oleh Adel.

Setelah semuanya kembali ke rumahnya masing-masing, Adel memeluk tubuh neneknya dan meminta maaf karena sudah membuat hati neneknya tersebut khawatir.

"Maafin Adel yah,kalo udah bikin nenek khawatir,sampai harus memanggil pasukan dan membuat semuanya ikutan panik seperti tadi..Sungguh bukan maksud Adel seperti itu.Harusnya tadi pintunya gak kukunci,biar nenek bisa masuk." Ucap Adel menyesal.

"Tapi,jangan ulangi lagi yah?kasian nenek kamu.Oya,mau nanya tentang pernikahan kamu,bukannya bulan depan yah?kok diundangan yang tersebar seminggu lagi?"tanya bi Yati yang mendadak muncul mengagetkan keduanya.

"Bibi ngagetin aja deh..hehe..maafin Adel sudah merepotkan bibi dan om yah! dan soal pernikahan, Iya awalnya memang bulan depan acara pernikahannya,tapi keluarga pak Hadi meminta dipercepat."Jawab Adel cengengesan.

"oooo gitu.Ya udah,nanti aku jelaskan pada yang lain.Soalnya mereka masih bingung."Ucap bi Yati mengangguk-angguk lalu pamit kembali untuk pulang.

Malam harinya,

"Nak,seminggu lagi kamu akan menikah.Kamu senang gak?nenek ingin pernikahan kalian didasari oleh cinta.Walaupun nenek tau,kamu belum mengenal Bryan sepenuhnya."Ucap nenek sambil menangis.

"Tuh kan,nangis lagi.Adel bahagia kok dipertemukan dengan mas Bryan.Walaupun belum mengenalnya dengan dekat.Mungkin setelah kami menikah nanti,Kami bisa mengenal karakter satu sama lain,dan mungkin juga rasa cinta tumbuh lebih dalam dihati kami sehingga tercipta keluarga yang bahagia."Ungkap Adel sambil melap airmata neneknya dengan tangannya.

"Dan nenek harap, kamu tidak keberatan kalau kedua orangtuamu yang akan mendampingimu saat pernikahan nanti. Tolong, maafkan kedua orangtuamu demi nenek dan demi lancarnya acara pernikahan mu nanti. Karena yang harus jadi wali nanti adalah bapak kandung mu nak. " Ucap bu Ida menasehati cucunya agar hatinya luluh.

"Tapi nek, Adel masih berat menerima mereka kembali. Apalagi selama ini, mereka tak pernah menjenguk ku. Itu sebagai bukti kalau mereka tak pernah menganggap aku ada. " Ucap Adel mulai terisak.

"Nenek tau, tapi sebagai anak kamu harus menghormati kedua orangtuamu. Nenek yakin ibu dan bapakmu sangat menyayangimu. Nenek mohon, biarkan keduanya yang mendampingimu dihari bahagiamu. " Ucap bu Ida yang kemudian dianggukin oleh cucunya.

Keduanya pun terus menangis sampai lupa untuk menyiapkan makan malam.Lalu,buru-buru mereka kearah dapur memasak mie instan dan telor dadar karena perut sudah keroncongan.Setelah makan, keduanya memutuskan untuk menonton tv.

"Nek,tidur yuk!udah ngantuk nih."Ucap Adel mengajak bu Ida untuk tidur.

"Kalau udah ngantuk,sana tidur duluan! nenek masih nunggu sinetronnya habis dulu."Ucap bu Ida yang matanya masih melototi layar tv.

"Kalau gitu, Adel duluan nek. Nanti kalau udah ngantuk langsung masuk tidur yah nek! jangan kayak kemarin lagi,malah Tv yang nonton nenek."Ucap Adel terkekeh lalu masuk kedalam kamar.

"Kamu juga jangan pake encet,biar kalau nenek manggil,kedengaran."Ucap nenek sambil tertawa kecil.

"Hmmmm....Headset nek, bukan encet. "Ucap Adel dibalik tirai pintu kamarnya.

__________

" Baguslah, lebih cepat lebih baik. "Ucap Shinta saat Bryan menceritakan pernikahannya yang akan dipercepat.

" Kok kamu gak cemburu sih sayang? apa kamu gak mencintaiku sampai berkata seperti itu? "tanya Bryan penuh selidik.

" Lah, kan kalau cepat bisa langsung membuatnya menderita seperti keinginanmu. Aku turut mendukung karena dia telah membunuh adik iparku yaitu Bimo. Yah walaupun kita belum menikah, tapi aku udah nganggap Bimo sebagai adik iparku."Ucap Shinta menghampiri dan memeluk Bryan dari belakang.

"Makasih yah sayang, tapi darimana kamu tau kalau dia yang menyebabkan kematian Bimo? " tanya Bryan menatap wajah kekasihnya itu.

"Aku memang tidak mengenal Bimo dan hanya melihat fotonya dirumah kamu waktu itu. Sebelumnya aku pernah melihat foto Bimo diponsel temanku. Dan ternyata foto yang ada diponsel temanku itu adalah adikmu, karena sama wajahnya dengan foto yang ada dirumahmu dan yang ada diponsel temanku tersebut. Kata temanku juga, Bimo satu kost an dengannya saat magang dikampungya Adel. Dari temanku inilah, aku mengetahui tentang hubungan Bimo dan Adel. "Jawab Shinta panjang lebar.

" Lalu kemana temanmu itu saat ini? bolehkah aku bertemu dengannya? mungkin dia bisa menjelaskan kepadaku semua tentang Bimo sebelum dia meninggal. Kan sebelum kecelakaan itu, dia masih magang dikampungnya Adel. "

"Dia ada diluar kota dan nomornya sudah tak aktif lagi. Jadi lebih baik kamu fokus saja untuk membuat wanita kampung itu menderita. Karena wanita itu, adik kamu satu-satunya meregang nyawa. " Ucap Shinta terus menghasut lelaki itu.

" Yah, aku sudah tak sabar menunggu hari itu tiba. "Ucap Bryan mengepalkan tangannya.

Janji suci

Hari pernikahan pun tiba.Dihalaman rumah Adel,terlihat ada tenda biru yang dihiasi janur kuning.Dan terdengar juga ada iringan orgen yang membuat suasana rumah Adel jadi ramai.Keluarga,tetangga,dan juga sebagian warga turut hadir dalam persiapan pernikahan itu.Mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing untuk membuat acara pernikahan Adel berjalan sempurna.

Tiba-tiba salah satu warga memulai obrolan dan didengarkan oleh yang lainnya.

"Mengapa yah,pernikahan neng Adel gak di Hotel mewah kayak orang-orang kaya pada umumnya yah?perasaan kehidupannya terbilang mewah,apalagi calon suaminya itu orang kaya juga kan?"ucap Eni salah seorang warga.

"Mungkin saja mereka gak mau pamer.Atau mungkin,keluarga mempelai pria menghormati tradisi/adat yang ada dikampung ini."Jawab warga yang lain.

"Bener juga.Berarti keluarga mempelai pria itu berhati baik yah.Jarang-jaranh loh orang kota plus kaya menggelar pernikahan dikampung seperti ini.Bahagianya yah neng Adel dapet suami yang seperti itu."Ucap Eni lagi.

Dikamar penganten,

Terlihat Adel sedang dirias oleh MUA.Lalu masuklah ibu dan bapaknya menghampiri Adel.Mereka pun mengungkapkan rasa bahagia karena sebentar lagi anaknya akan segera melepaskan masa lajangnya.

"Nak,makasih yah kamu sudah mau memaafkan ibu dan bapak."Ungkap ibunya mengeluarkan airmata.

"Iya nak,ibu dan bapak sangat bersyukur karena kamu sudah bisa memaafkan kesalahan kami."Sambung bapaknya lagi yang juga ikutan nangis.

"Pak,bu..Tolong berhenti sejenak ngomongin hal itu.Gak ngeliat apa,Adel sudah tebal dengan make up.Ntar luntur lagi kalo ikutan nangis.Bisa-bisa mbak yang ngerias ngulangi dari awal lagi."Ucap Adel menahan tangis.

"Hehehe...Maaf.Lagian tuh Ibu kamu yang memulai.Jadinya bapak ikut-ikutan juga deh."Ucap Bapaknya sambil garuk-garuk kepala yang gatal karena ketombe.Hehe canda ketombe.

"Kenapa malah aku yang kena.Perasaan gak nyuruh mas Anton untuk ikut-ikutan nangis deh."Ucap ibunya ketus.

"Ciee..ciee..Awas ntar jatuh cinta lagi loh."Ledek Adel kepada orangtuanya.

"Gak mungkin."Ucap keduanya hampir bersamaan.

"Nah,kayak gini dong.Kan enak liatnya.Walaupun kalian sudah punya keluarga masing-masing,setidaknya didepan anak kalian harus harmonis seperti ini dong."Ucap nenek kemudian tertawa bahagia melihat pemandangan itu.

Dua jam kemudian,Mempelai Pria sudah datang bersama rombongan.Acara akad pun akan segera dimulai.Adel keluar dari kamar pengantin menuju ruang prosesi.Kemudian dipersilahkan untuk duduk disamping mempelai pria.

"Nak Bryan sudah siap?"tanya pak penghulu.

"Siap.."Jawab Bryan singkat.

Setelah mengucap Janji suci..

"Bagaimana para saksi,SAH?"

"SAH.."

"Alhamdulilah.."

Adel merasa deg-degan saat mendengar tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir.Ia seolah masih tak percaya kalau sekarang dirinya sudah sah menjadi istri Bryan.Kembali terdengar teriakan seorang pria salah satu tamu undangan,yang membuat jantung Adel berasa mau copot.

"Bro,ayo cium kening wanita yang sudah sah jadi istrimu itu dong! pake malu-malu segala."Ucap pria itu yang ternyata adalah rekan bisnis Bryan.

"Nak,buruan."Ucap bu Astuti sambil memegang kening memberi tanda kepada Bryan.

Bryan pun mencium kening Adel didepan semua orang yang ada ditempat itu.Membuat hati Adel berdegup dengan kencang.Dan segera dilepaskannya ciuman dikening Adel ketika mendengar semua tamu bertepuk tangan dan tertawa riuh melihat adegan romantis itu.

"Sial,kenapa harus ada adegan cium kening segala sih?"Gerutu Bryan dalam hati.

Resepsi pun digelar.Kali ini,tamunya bertambah banyak yang hadir.Sampai tenda biru gak muat menampung tamu yang hadir.Terpaksa,diluar tenda pun berjejer kursi-kursi yang disediakan untuk para tamu yang lain.Tamu-tamu yang hadir kebanyakan dari kota.Memang,jarak kota kekampung Adel tidaklah jauh.Hanya memakan waktu tiga puluh Menit saja.

Dipenghujung acara,terlihat Bryan dan Adel tengah mengobrol bersama temannya masing masing.

"Wah Del,gak nyangka ya kalau hari ini kamu sudah sah jadi istri orang kota itu.Dia kelihatannya pria romantis deh.Mana ganteng lagi."Ucap Ani yang terus memandangi suami Adel dari jauh.

"woiii.Apaan sih kamu mandangi suami orang kayak gitu.Haha..pasti iri yah,atau pengen punya suami kayak dia?"ucap Lala mengagetkan Ani yang sedang melamun.

"Udah..udah..Kalian berdua ini masih saja kayak dulu tingkahnya.Gak pernah berubah.Aku doain deh,semoga kalian cepat nyusul yah dan mendapatkan jodoh yang ganteng,baik hati,juga romantis."Ucap Adel lalu memeluk kedua sahabatnya itu.

"Amiiin...."Jawab kedua sahabatnya bersamaan.

Beda dengan Bryan.Bukannya ngobrol tentang hari bahagianya,malah bahas soal pekerjaan.Emang bener yah,pria itu kalo udah ngumpul bareng temen kerjanya pasti yang diobrolin tentang pekerjaan mulu.Gak ada bahas yang lain-lain.

(author):Yaialah..namanya juga teman kerja.pasti yang dibahas ya pekerjaan..

Acara resepsi berjalan dengan lancar.Tepat pukul sepuluh malam,para tamu undangan sudah pulang kerumah masing-masing.Yang tersisa tinggal tetangga dan beberapa warga yang terlihat sedang sibuk membereskan bekas resepsi.

Saat masuk kedalam rumah,Bryan dan Adel berkumpul bersama keluarga diruang tamu.Mereka sedikit mengobrol lalu minta pamit untuk masuk kedalam kamar dengan alasan sangat lelah.

"Mas?"

"Kenapa?"

"Mas cinta gak ama Adel?"

"Menurut lu?"

"Gak tau.Makanya Adel nanya sekarang ama mas."

"Gue mau mandi dulu."Lalu Bryan berlalu menuju kamar mandi.

"hufffft..Apa susahnya sih ngejawab pertanyaanku.Dan apa coba maksudnya manggil gue lu.Aku kan istrinya.Panggil sayang kek."Ucap Adel kesal lalu menghempaskan dirinya dikasur empuknya.

Tak lama terdengar dering ponsel Adel menandakan pesan masuk. Segera dibacanya isi pesan itu yang ternyata dari kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Ani dan Lala. Keduanya membuat hati Adel gugup karena isi pesannya mengandung unsur dewasa.

[Ehemm, nanti saat melakukannya, pelan-pelan aja yah? takut jalannya pincang esok harinya. hehe. ] Lala

[Awas, nanti aku ngintip lewat jendela loh! haha] Ani

[Husst, jangan ganggu aktivitas pengantin baru. Yuk otw ngintip lewat jendela. ] Lala

[Otw.] Ani

[ Ih, apaan sih kalian berdua? jujur yah aku belum siap kehilangan kehormatan ku. ] Adel

[Sumpah demi apa? jangan bilang kamu tidak akan melakukannya malam ini. ] Ani

[Udah yah, aku ngantuk. Bye. ] Adel

Adel segera mematikan ponselnya dan tak mau meladeni kedua sahabatnya yang terus mengganggunya. Tapi kepikiran juga, apa dia harus melakukannya malam ini juga? dia juga memikirkan hal apa yang akan dilakukannya biar tak gugup saat suaminya meminta nafkah batin nantinya.

"aghh, aku harus siap melepaskan kehormatan ku dan menyerahkan pada suamiku. " Gumam Adel lalu memejamkan mata sejenak menunggu suaminya keluar dari kamar mandi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!