Ayah Didi

"Angga akan ikuti kemauan mama, tapi kenapa harus dengan anak ingusan seperti itu sih ma?!" Jawab Angga sambil melirik tajam kearah Diandra.

"Apa om bilang? Anak ingusan? Saya sudah dewasa ya,,, apa om enggak bisa lihat body saya yang tumbuh sempurna ini?" Protes Diandra yang tak terima dikatakan ingusan.

"Tapi, kalau benar saya masih ingusan seperti yang om bilang... itu artinya saya anak ingusan yang bisa bersikap dewasa, tidak seperti om yang sudah berumur tapi pikiran nya masih seperti anak kecil. Baperan,,, enggak bisa move on, enggak bisa menerima kenyataan dan hidup dalam bayangan!" Ketus Diandra menyindir pemuda dewasa dihadapan nya, dan memanggil Angga dengan sebutan om.

"Cih,, tahu apa kamu anak kecil tentang kehidupan?!" Olok Angga yang tak terima dengan ucapan Diandra.

"Tahu,,,"

"Di cukup," bu Rahma memotong pembicaraan Diandra dan menatap tajam kearah putri nya, "kenapa kamu panggil nak Angga om? Itu enggak sopan nak?" Protes bu Rahma pada putri nya.

"Ya kan usia nya jauh di atas Didi bu?" Diandra membela diri.

Bu Dewi tersenyum, panggil kakak saja nak.. kedengaran nya lebih enak," pinta nya menatap lembut Diandra.

Diandra mengangguk dan pasrah, "iya tante," ucap nya pelan.

Sedangkan Angga nampak tak peduli dengan panggilan apapun terhadap diri nya.

"Mbak Rahma, seperti nya mereka butuh waktu sendiri untuk saling mengenal lebih dekat. Tapi sebelum kita memberi kan mereka waktu, kita tentukan dahulu tanggal pernikahan nya," Ucap bu Dewi mengagetkan kedua anak muda itu.

"Apa?!" Seru Didi dan Angga bersamaan.

"Iya, kalian akan segera menikah," tegas bu Dewi kepada Diandra dan putra bungsu nya.

Sedangkan bu Rahma hanya diam menyimak, beliau yang awal nya khawatir dengan nasib putri nya.. kini berangsur lega setelah melihat sendiri bagaimana sikap santun Angga terhadap orang tua seperti diri nya, dan beliau yakin bahwa sebenar nya Angga adalah pribadi yang baik.

"Tapi tante, minggu depan Didi baru mau ujian,," ucap Didi menjelaskan keberatan nya.

"Kalau begitu, kalian akan menikah dua minggu lagi.. setelah Didi selesai ujian." Ucap bu Dewi memutuskan secara sepihak.

Bu Rahma mengangguk menyetujui, sedangkan Angga hanya terdiam.

Angga memang selalu bersikap dingin pada wanita dan kata-kata nya selalu ketus, tapi terhadap orang tua.. khusus nya sang mama, dia akan berubah menjadi anak manis yang penurut.

Selama ini, sang mama hanya diam dan membiarkan putra nya menyembuhkan sendiri luka hati nya.. dan berharap sang putra akan segera membuka hati untuk wanita lain dan menikah. Namun hingga bertahun-tahun sikap putra nya itu masih saja tak berubah, Angga tetap menjadi pribadi yang dingin dan hati nya membeku.

"Tante maaf.. apakah sebelum pernikahan itu dilaksanakan Didi boleh mencari keberadaan ayah Didi dulu?" Tanya Diandra dengan hati-hati dan berharap bu Dewi bisa mengerti keadaan nya.

"Ayah?" Bu Dewi balik bertanya sambil mengernyit, "apa ayah mu masih hidup?"

Diandra menggeleng,,

"Saya ingat, mbak Rahma pernah bercerita tentang asal usul Didi. Apa mbak Rahma tidak pernah mencari tahu tentang keberadaan ayah nya Didi? Bukan kah mereka dipisahkan dengan sengaja dan bukan atas kemauan pihak ayah nya Didi?" Tanya bu Dewi menyelidik.

"Diana melarang saya untuk mencari suami nya,, dia bilang, keluarga nya mengancam akan membunuh bayi nya jika dia berani muncul lagi di kehidupan suami nya. Keluarga suami nya juga melarang mencantumkan apapun yang berhubungan dengan suami nya pada bayi yang di kandung nya, hingga hanya ada nama Diana saja di dalam akte kelahiran Didi." Tutur bu Rahma sendu.

Sejenak suasana menjadi hening,

Bu Dewi nampak geram dengan perilaku keluarga dari ayah Diandra.

Sedangkan Angga, yang meskipun diluar terlihat cuek dan dingin, tak urung mendengar sepenggal kisah pilu Diandra membuat nya sedikit bersimpati. Ya, hanya sedikit... dan itu pun hanya sebagai sesama manusia, bukan simpati sebagai lawan jenis.

"Nak, kami akan turut membantu mencari ayah mu," balas bu Dewi sesaat kemudian memecah kesunyian.

"Benar jeng Dewi, Didi harus menemukan ayah nya, dan meminta restu dari ayah nya. Apalagi sebagai anak perempuan, Didi butuh wali untuk menikahkan diri nya. Kecuali jika memang ayah Didi sudah tiada atau memang tak dapat diketahui lagi jejak nya, maka perwalian nya bisa di wakilkan oleh wali hakim," ucap Bu Rahma penuh pengharapan.

"Mbak, apa ibu kandung Didi sempat bercerita dimana alamat tinggal nya? Mungkin kita bisa melacak nya dari sana?" Ucap bu Dewi penuh harap.

Bu Rahma menggeleng, Diana hanya menyebutkan nama,, sedangkan kota Jakarta sangat besar bukan?" Jawab nya putus asa.

"Bu, ibu masih menyimpan surat nikah milik ibu Didi bukan? Barangkali di sana ada alamat ayah?" Tanya Diandra berharap.

"Kamu benar nak, tunggu.. ibu akan mengambil nya," bu Rahma hendak beranjak dari tempat duduk nya, tapi buru-buru Didi mencegah nya.

"Bu, ibu belum boleh banyak bergerak. Duduk lah bu, kita bisa melihat nya lain waktu," cegah Didi sambil membantu sang ibu kembali duduk.

"Nak, tapi itu sangat penting dan kita membutuhkan surat nikah ibumu secepat nya. Kamu ambilkan saja ya, ada di almari baju ibu.. di dalam laci," pinta bu Rahma memberitahukan tempat nya.

"Ibu yakin menyuruh Didi untuk mengambilkan nya? Tapi almari itu kan tempat privasi ibu?" Tanya Diandra sedikit ragu.

Ya, bu Rahma memang sangat menjaga privasi nya. Anak asuh nya bahkan tak ada yang berani masuk ke dalam kamar nya, hanya Diandra yang berani masuk dan itupun dia tak berani menyentuh barang-barang yang berada di kamar ibu angkat nya itu.

"Iya nak, ambillah.. ibu mengijinkan mu," ucap bu Rahma dengan yakin.

"Baik bu, jika ibu sudah mengijinkan," Diandra kemudian segera masuk ke dalam untuk mengambil buku nikah kedua orang tuanya.

Tak berapa lama, Diandra sudah kembali dengan buku nikah berwarna hijau di tangan nya dan menyerahkan buku tersebut kepada bu Rahma.

Tangan bu Rahma nampak bergetar membuka buku itu, buku berwarna hijau yang sudah terlihat lusuh.. teringat kembali bagaimana dulu Diana sering memandangi buku itu sambil menangis, hingga air mata nya membasahi buku yang mengukuhkan perjalanan cinta nya dengan sang suami. Namun takdir berkata lain, kebersamaan yang manis dengan sang suami hanya berjalan singkat dan kini dia harus terpisah dengan suami nya hanya karena perbedaan status sosial.

Diana memang berasal dari keluarga miskin, bahkan dia sudah menjadi yatim saat masih dalam kandungan dan menjadi piatu ketika usianya belum genap dua tahun. Diana kemudian di asuh oleh nenek nya yang sudah menjanda, dan hidup serba kekurangan.

Saat baru lulus SMA, nenek nya meninggal dunia. Diana kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di kota kecamatan, dan di sanalah Diana bertemu dengan seorang pemuda tampan dari kota yang tengah menjalani koas di daerah itu.

Perkenalan mereka berlanjut, dan benih-benih cinta di hati Diana dan dokter koas itu terus bersemi. Hingga setelah tugas nya di daerah itu usai, sang dokter membawa Diana pulang ke kota dan menikahi gadis sebatang kara itu. Tentu saja pernikahan yang tanpa restu, karena sang dokter berasal dari keluarga yang kaya dan terpandang, sedangkan Diana hanya lah gadis miskin dari pedalaman yang tak jelas asal usul nya.

Bu Rahma membacakan alamat yang tertera dalam buku nikah itu dengan suara bergetar, "Jl. XX nomer sepuluh, Jakarta Pusat."

"Daerah itu dekat dengan tempat tinggal kami yang lama mbak, yang sekarang ditempati oleh putri sulung saya," ucap bu Dewi dengan mata berbinar. "Kami akan segera mencari tahu tentang ayah Didi, semoga secepat nya keberadaan ayah Didi diketemukan," lanjut nya penuh harap.

"Tante, boleh kah Didi ikut ke sana? Didi libur tiga hari karena hari tenang sebelum ujian dimulai senin depan?" Pinta nya memohon.

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

semoga ya lanjutkan

2023-02-20

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓼𝓮𝓶𝓸𝓰𝓪 𝓪𝔂𝓪𝓱 𝓓𝓲𝓪𝓷𝓭𝓻𝓪 𝓴𝓮𝓽𝓮𝓶𝓾 𝔂𝓪🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲🤲

2022-11-04

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

ternyata bar bar juga aku suka ... gak lembek yg cuman bisa nangis

2022-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Ibu Kecelakaan
2 Flash Back
3 Nasib Diandra
4 Perjodohan
5 Ayah Didi
6 Rumah Susun
7 Kesepakatan
8 Masa Lalu Angga
9 Pencarian
10 Pemilik Showroom
11 Kanebo Kering
12 Pulang ke Bali
13 Bonus Ponsel
14 Cara Merayu Suami
15 Pulang ke Panti
16 Lamaran
17 Menikah
18 Ranjang Pengantin yang Dingin
19 Khilaf
20 Balik ke Jakarta
21 Habis Manis Didi di Buang?
22 Emang Enak di Cuekin?
23 Senjata Makan Tuan
24 Rencana Angga
25 Cuma Mimpi
26 Kalau Cinta,, Bilang Bos!
27 Sesuai Kesepakatan Awal
28 Lingerie Merah
29 Chat dari Suami
30 Apa Yang Kita Tanam Pasti Akan Kita Tuai
31 Dinner Romantis
32 Mulai Mencair
33 Penggemar Kecewa
34 Wanita Penggoda
35 Jadian
36 Rencana Bulan Madu
37 Gadis Mirip Diana
38 Masih Ori
39 Indehoy di Siang Bolong
40 Kencan Semalam dengan Gigolo
41 Lagi Main Sama Bini
42 Kelinci Kecil
43 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
44 Opa Win Pingsan
45 Perang Dunia ke Tiga
46 Pegangan Hidup
47 Pesan dari Opa Win
48 Rencana Renny
49 Bawa Aku Pulang Sayang,,,
50 Didi Sudah Siap Kak,,, Jangan di Tahan
51 Aku Suami Yang Jahat Kan?
52 Angga Kecelakaan
53 Demi Diandra
54 Ibu nya Didi
55 Kisah Pilu Diana
56 Tetap Menjadi Diandra
57 Panggilan Video Mesum
58 Mengidap Penyakit Kelamin
59 Surat Gugatan Cerai
60 Hantu Bangku Kosong
61 My Future
62 Kejiwaan Renny Terganggu
63 Raka dan Vera
64 Positif...
65 Didi Enggak Mau Hamil?
66 Dokter Hanna
67 Melamar Airin
68 Titik Balik
69 Penampilan Baru Diandra
70 I Love You Dokter Hanna...
71 Kejarlah Mimpi mu Vera
72 Kamulah Dokter nya Sayang,,,
73 Aku Lebih Cantik dari Wanita itu!
74 Melupakan Penggalan Kisah Buruk
75 Kak Angga Agresif
76 Makhluk Langka tapi Punya Gandengan
77 Kata Papa Harus Pelan-pelan
78 Dasar Bucin...
79 Jaga Tempo Permainan Kamu
80 Kisah Kita Beda Kak..
81 Tergantung Suasana Hati
82 Jangan di Liatin Terus.. Buruan di Halalin
83 Ambon, I'm coming..
84 Wow,, it's amazing
85 Hai Baby,, Ayah Datang
86 Ora Beach,,, Maldives nya Indonesia. 1
87 Ora Beach, Maldives nya Indonesia. 2
88 Sweet Banget sih Mereka
89 Pernikahan Opa Win dan Bu Rahma
90 Menjadi Istri yang Baik untuk Opa Didi
91 Kecemasan Angga
92 Bukan Plan A atau Plan B
93 Salah Sasaran
94 Rekaman CCTV
95 Pura-pura Gila
96 Biar kan Aku yang Bekerja..
97 Untuk Wanita yang Istimewa
98 Buah Mentimun
99 Pernikahan Papa Chandra
100 Ketuban Pecah Dini
101 Bed Rest...
102 Suami Siaga
103 Kontraksi
104 Baby Boy
105 End_ Enggak Mau di Duakan
106 Ucapan Terimakasih dan Pemberitahuan
107 Bonchap : Satu
108 Bonchap : Dua
109 Bonchap : Tiga
110 Bonchap : Empat (The Last)
111 Bagi-bagi Pulsa
112 Promo Novel Baru
113 Promo Novel Baru
114 Promo Novel Baru
115 Promo Novel On Going
116 Promo Novel On Going
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Ibu Kecelakaan
2
Flash Back
3
Nasib Diandra
4
Perjodohan
5
Ayah Didi
6
Rumah Susun
7
Kesepakatan
8
Masa Lalu Angga
9
Pencarian
10
Pemilik Showroom
11
Kanebo Kering
12
Pulang ke Bali
13
Bonus Ponsel
14
Cara Merayu Suami
15
Pulang ke Panti
16
Lamaran
17
Menikah
18
Ranjang Pengantin yang Dingin
19
Khilaf
20
Balik ke Jakarta
21
Habis Manis Didi di Buang?
22
Emang Enak di Cuekin?
23
Senjata Makan Tuan
24
Rencana Angga
25
Cuma Mimpi
26
Kalau Cinta,, Bilang Bos!
27
Sesuai Kesepakatan Awal
28
Lingerie Merah
29
Chat dari Suami
30
Apa Yang Kita Tanam Pasti Akan Kita Tuai
31
Dinner Romantis
32
Mulai Mencair
33
Penggemar Kecewa
34
Wanita Penggoda
35
Jadian
36
Rencana Bulan Madu
37
Gadis Mirip Diana
38
Masih Ori
39
Indehoy di Siang Bolong
40
Kencan Semalam dengan Gigolo
41
Lagi Main Sama Bini
42
Kelinci Kecil
43
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
44
Opa Win Pingsan
45
Perang Dunia ke Tiga
46
Pegangan Hidup
47
Pesan dari Opa Win
48
Rencana Renny
49
Bawa Aku Pulang Sayang,,,
50
Didi Sudah Siap Kak,,, Jangan di Tahan
51
Aku Suami Yang Jahat Kan?
52
Angga Kecelakaan
53
Demi Diandra
54
Ibu nya Didi
55
Kisah Pilu Diana
56
Tetap Menjadi Diandra
57
Panggilan Video Mesum
58
Mengidap Penyakit Kelamin
59
Surat Gugatan Cerai
60
Hantu Bangku Kosong
61
My Future
62
Kejiwaan Renny Terganggu
63
Raka dan Vera
64
Positif...
65
Didi Enggak Mau Hamil?
66
Dokter Hanna
67
Melamar Airin
68
Titik Balik
69
Penampilan Baru Diandra
70
I Love You Dokter Hanna...
71
Kejarlah Mimpi mu Vera
72
Kamulah Dokter nya Sayang,,,
73
Aku Lebih Cantik dari Wanita itu!
74
Melupakan Penggalan Kisah Buruk
75
Kak Angga Agresif
76
Makhluk Langka tapi Punya Gandengan
77
Kata Papa Harus Pelan-pelan
78
Dasar Bucin...
79
Jaga Tempo Permainan Kamu
80
Kisah Kita Beda Kak..
81
Tergantung Suasana Hati
82
Jangan di Liatin Terus.. Buruan di Halalin
83
Ambon, I'm coming..
84
Wow,, it's amazing
85
Hai Baby,, Ayah Datang
86
Ora Beach,,, Maldives nya Indonesia. 1
87
Ora Beach, Maldives nya Indonesia. 2
88
Sweet Banget sih Mereka
89
Pernikahan Opa Win dan Bu Rahma
90
Menjadi Istri yang Baik untuk Opa Didi
91
Kecemasan Angga
92
Bukan Plan A atau Plan B
93
Salah Sasaran
94
Rekaman CCTV
95
Pura-pura Gila
96
Biar kan Aku yang Bekerja..
97
Untuk Wanita yang Istimewa
98
Buah Mentimun
99
Pernikahan Papa Chandra
100
Ketuban Pecah Dini
101
Bed Rest...
102
Suami Siaga
103
Kontraksi
104
Baby Boy
105
End_ Enggak Mau di Duakan
106
Ucapan Terimakasih dan Pemberitahuan
107
Bonchap : Satu
108
Bonchap : Dua
109
Bonchap : Tiga
110
Bonchap : Empat (The Last)
111
Bagi-bagi Pulsa
112
Promo Novel Baru
113
Promo Novel Baru
114
Promo Novel Baru
115
Promo Novel On Going
116
Promo Novel On Going

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!