Flash Back

Seorang wanita berusia setengah abad lebih tengah berjalan sambil menenteng tas kresek di tangan nya, nampak dia akan menyeberang jalan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Setelah dirasa aman, wanita itu menyeberang dengan berjalan perlahan.

Namun baru beberapa langkah dia berjalan, dari arah kanan terlihat sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Dan, brakk...

Wanita itu tertabrak sepeda motor tersebut dan tersungkur di aspal dengan darah segar mengucur di beberapa bagian tubuh nya, nampak tubuh nya diam dan tak bergerak sama sekali. Sedangkan pengendara motor langsung kabur dan tidak memperdulikan korban nya.

Beberapa detik kemudian, nampak sedan berwarna hitam metalik berhenti ketika melihat keramaian di pinggir jalan. Ya, warga sekitar yang melihat kejadian langsung membawa wanita korban tabrak lari itu ke tepi agar tidak mengganggu pengguna jalan.

Seorang wanita paruh baya yang terlihat anggun, turun dari mobil mewah tersebut dan bertanya pada warga yang berkumpul, "ada apa ya pak?"

"Korban tabrak lari bu," jawab salah seorang warga.

"Ya udah, tolong bapak angkat saja ke mobil saya.. biar saya bawa ke rumah sakit," titah wanita yang nampak berkelas itu.

"Maaf nyonya, tapi korban laka lantas ini banyak sekali mengeluarkan darah,,," ucap sopir pribadi wanita paruh baya tersebut sedikit khawatir.

"Tak mengapa pak Darma, nyawa ibu ini lebih berharga daripada mobil saya," ucap nya dengan serius, "ayo pak, segera angkat ibu itu ke mobil," titah nya lagi seraya membukakan pintu mobil untuk korban tabrak lari tersebut.

Beberapa orang membantu mengangkat tubuh wanita tersebut dan membawa nya kedalam mobil, sedangkan pak Darma langsung kembali duduk di belakang kemudi dan bersiap melajukan kendaraan nya.

Sedangkan wanita paruh baya pemilik mobil, langsung duduk di jok belakang dan menemani korban. "Pak Darma, ayo kita cepat berangkat," titah nya pada sopir pribadi nya.

"Baik nyonya," jawab pak Darma patuh, dan segera melajukan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota menuju rumah sakit.

Tak berapa lama, mereka tiba di rumah sakit umum. Pak Darma langsung turun dan memanggil perawat, "sus, ada korban kecelakaan di dalam mobil saya.. tolong cepat sus," pinta nya pada suster jaga.

Dengan bergegas, dua orang suster membawa brankar mendekat kearah mobil dan membantu pak Darma memindahkan korban keatas brankar. Suster segera membawa pasien menuju IGD untuk mendapatkan pertolongan.

wanita paruh baya yang menolong korban menunggu di depan ruang IGD, dia duduk dengan anggun sambil sesekali menatap pintu ruangan IGD tersebut.

Tak berapa lama dokter keluar, "keluarga pasien?" Tanya dokter sambil menatap wanita tersebut.

"Saya saudara nya dok, bagaimana kondisi korban dok?"

"Alhamdulillah, pasien sudah sadar dan hanya mengalami luka luar saja. Tidak ada yang serius," ucap dokter yang memeriksa korban menjelaskan.

"Dokter yakin? Sudah memeriksanya secara keseluruhan?" Tanya wanita tersebut nampak cemas.

"Sudah bu, anda tidak perlu khawatir. Tapi pasien harus dirawat paling tidak dua hari, untuk penyembuhan dan pemulihan luka nya. Silahkan, anda sudah bisa menemuinya sekarang," dokter jaga itu menjelaskan dengan gamblang kondisi korban.

"Baik dokter, terimakasih atas bantuan nya," ucap wanita itu dengan tulus. Dan kemudian segera masuk ke ruangan IGD, sesaat setelah dokter jaga meninggalkan nya.

"Bagaimana keadaan ibu?" Tanya wanita paruh baya tersebut, sesaat setelah dia berada di samping korban.

"Apa nyonya yang menolong saya?" Tanya wanita korban tabrak lari tersebut.

Wanita itu mengangguk dan tersenyum hangat, "perkenalkan bu, nama saya Dewi," ucap nya mengenalkan diri nya.

"Saya Rahma, terimakasih atas pertolongan nyonya Dewi, tapi bolehkah saya minta tolong kembali?" Tanya wanita korban tabrak lari yang bernama Rahma itu ragu-ragu.

"Jangan panggil nyonya bu, panggil saja jeng,,, seperti nya usia kita enggak jauh beda ya? Dan saya akan memanggil mbak Rahma, kayak nya itu lebih enak di dengar," ucap nya dengan tersenyum ramah. "Oh ya, apa yang bisa saya bantu mbak?" Tanya bu Dewi dengan sopan.

"Saya ingin pulang sekarang bu Dewi, tapi saya belum kuat untuk pulang sendiri,,," bu Rahma menghentikan ucapan nya, kembali dia merasa ragu untuk meminta pertolongan.

"Mbak Rahma belum boleh pulang, mbak harus dirawat paling tidak dua hari agar benar-benar pulih," ucap bu Dewi seperti yang dia dengar dari dokter tadi.

"Tapi jeng,,"

"Enggak ada penolakan mbak, ini anjuran dokter." Sejenak bu Dewi nampak berfikir, "kemana saya bisa menghubungi keluarga mbak Rahma?" Tanya bu Dewi seraya menatap netra teduh bu Rahma.

Netra bu Rahma nampak berkaca-kaca, terlintas di benak nya bagaiman keadaan anak-anak asuh nya jika mereka tahu diri nya kecelakaan dan harus dirawat. Terbayang juga bagaimana Didi, anak angkat nya yang sejak lahir dia rawat dengan tangan nya sendiri mencari uang untuk membayar biaya pengobatan nya nanti? Dalam diam, bu Rahma menangis,,

"Mbak Rahma,," panggil bu Dewi seraya menepuk lembut punggung tangan wanita korban tabrak lari tersebut.

Bu Rahma tersentak dari lamunan nya, "iya jeng Dewi, maaf mbak sedang kepikiran sama anak-anak asuh mbak," ucap nya merasa tak enak hati.

"Anak-anak asuh?"

"Benar jeng Dewi, mbak mengasuh beberapa anak yatim di rumah. Sebagian masih kecil dan butuh perhatian mbak, jadi kalau mbak dirawat lama-lama di sini... bagaimana nanti dengan mereka? Dan lagi, anak angkat mbak yang sudah besar juga pasti kebingungan untuk membayar biaya rumah sakit jika mbak lama-lama berada disini."

"Mbak Rahma pemilik yayasan yatim piatu?" Selidik bu Dewi.

Bu Rahma menggeleng, "tidak jeng, hanya semacam rumah penampungan, karena mbak mengurus semuanya sendiri," ucap nya lirih.

Bu Dewi menatap dalam netra hitam bu Rahma, seolah meminta penjelasan.

"Mbak janda tanpa anak, dan menggantungkan hidup dari pensiunan suami. Suatu ketika mbak bertemu dengan seorang wanita muda yang tengah hamil besar, kondisi nya nampak sangat menyedihkan,,, dia sebatang kara dan diusir oleh mertua nya ketika suami nya melanjutkan studi di luar negeri."

"Akhir nya mbak membawa nya pulang, dan merawat nya hingga melahirkan,,," sejenak bu Rahma terdiam, netra nya berembun.

"Wanita muda itu meninggal sesaat setelah melahirkan putri nya," air mata lolos begitu saja dari sudut mata bu Rahma.

"Mbak yang merawat bayi itu dan membesarkan nya dengan kedua tangan mbak sendiri, dia adalah amanah yang diberikan kepada mbak... dari do'a-do'a yang mbak panjatkan selama hampir dua puluh tahun pernikahan mbak."

"Dan setelah kehadiran bayi itu, seakan beruntun Allah menitipkan amanah nya kepada mbak. Ada yang mbak temukan sedang kelaparan di pinggir jalan sambil mengais sampah, lantas mbak ajak untuk pulang. Ada juga yang dititipkan oleh saudara nya karena orang tua nya sudah meninggal, sedangkan paman dan bibi nya tak memiliki biaya." Bu Rahma bercerita tentang asal muasal anak-anak asuh nya.

"Tadi mbak Rahma bilang, khawatir anak angkat cari biaya untuk pengobatan? Apakah diantara mereka ada yang sudah dewasa dan bekerja?" Tanya bu Dewi hati-hati.

Bu Rahma mengangguk,, "iya jeng, ada dua orang yang sudah cukup dewasa. Mereka yang membantu mbak mencukupi kebutuhan anak-anak." Jawab bu Rahma seraya tersenyum bahagia, dia teringat wajah cantik putri nya yang centil dan selalu ceria.. juga pekerja keras, dan semua hasil kerja keras nya selalu dia berikan kepada ibu angkat nya itu.

Bu Dewi nampak tersenyum, "mbak Rahma harus tetap dirawat disini selama dua hari. Untuk biaya pengobatan, saya yang akan menanggung nya. Dan masalah anak-anak, mbak enggak usah khawatir.. bukankah sudah ada yang cukup dewasa yang bisa menjaga adik-adik nya?"

"Kalau soal itu, jeng Dewi benar. Tapi, tentang biaya rumah sakit... maaf, mbak enggak bisa menerima nya." Tolak nya merasa tak enak hati.

"Tidak apa-apa mbak, jangan sungkan."

Sesaat suasana menjadi hening, masing-masing sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"Mbak mau menerima bantuan jeng Dewi tapi jika mbak sudah punya uang, mbak akan mengembalikan nya," ucap bu Rahma setelah beberapa lama mereka terdiam.

"Enggak perlu mbak,," kekeh bu Dewi ingin membantu, "emm,, mbak, gimana kalau sebagai gantinya saya minta satu putri mbak Rahma untuk saya jadikan menantu?" Pinta bu Dewi hati-hati.

"Maksud jeng Dewi?!"

"Iya mbak, saya punya anak laki-laki yang dulu pernah terluka karena seorang wanita. Hingga kemudian dia menjadi sangat dingin dengan wanita, dan tidak mau menikah sampai sekarang," nampak netra bu Dewi berkaca-kaca.

"Saya mohon, mbak mengijinkan satu putri mbak untuk dipinang anak saya. Saya mau anak saya segera menikah dan bisa bersikap hangat seperti dulu lagi," pinta bu Dewi terisak.

Bu Rahma terdiam untuk beberapa saat, dan semenit kemudian dia mengangguk meski nampak sedikit ragu. " Mbak akan bicarakan dahulu dengan putri mbak," jawab nya lirih.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

oh jd bgitu awal mulany kisah didi 🤗🤗

2023-05-18

1

Rapa Rasha

Rapa Rasha

lanjutkan kak ini asyik deh bisa baca maraton ini mah

2023-02-20

1

Yulfah

Yulfah

nama panggilan y jangan didi donk hehhe,jd ngerasa cowo#Coba dian,bagus kan hehe peace thor

2022-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Ibu Kecelakaan
2 Flash Back
3 Nasib Diandra
4 Perjodohan
5 Ayah Didi
6 Rumah Susun
7 Kesepakatan
8 Masa Lalu Angga
9 Pencarian
10 Pemilik Showroom
11 Kanebo Kering
12 Pulang ke Bali
13 Bonus Ponsel
14 Cara Merayu Suami
15 Pulang ke Panti
16 Lamaran
17 Menikah
18 Ranjang Pengantin yang Dingin
19 Khilaf
20 Balik ke Jakarta
21 Habis Manis Didi di Buang?
22 Emang Enak di Cuekin?
23 Senjata Makan Tuan
24 Rencana Angga
25 Cuma Mimpi
26 Kalau Cinta,, Bilang Bos!
27 Sesuai Kesepakatan Awal
28 Lingerie Merah
29 Chat dari Suami
30 Apa Yang Kita Tanam Pasti Akan Kita Tuai
31 Dinner Romantis
32 Mulai Mencair
33 Penggemar Kecewa
34 Wanita Penggoda
35 Jadian
36 Rencana Bulan Madu
37 Gadis Mirip Diana
38 Masih Ori
39 Indehoy di Siang Bolong
40 Kencan Semalam dengan Gigolo
41 Lagi Main Sama Bini
42 Kelinci Kecil
43 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
44 Opa Win Pingsan
45 Perang Dunia ke Tiga
46 Pegangan Hidup
47 Pesan dari Opa Win
48 Rencana Renny
49 Bawa Aku Pulang Sayang,,,
50 Didi Sudah Siap Kak,,, Jangan di Tahan
51 Aku Suami Yang Jahat Kan?
52 Angga Kecelakaan
53 Demi Diandra
54 Ibu nya Didi
55 Kisah Pilu Diana
56 Tetap Menjadi Diandra
57 Panggilan Video Mesum
58 Mengidap Penyakit Kelamin
59 Surat Gugatan Cerai
60 Hantu Bangku Kosong
61 My Future
62 Kejiwaan Renny Terganggu
63 Raka dan Vera
64 Positif...
65 Didi Enggak Mau Hamil?
66 Dokter Hanna
67 Melamar Airin
68 Titik Balik
69 Penampilan Baru Diandra
70 I Love You Dokter Hanna...
71 Kejarlah Mimpi mu Vera
72 Kamulah Dokter nya Sayang,,,
73 Aku Lebih Cantik dari Wanita itu!
74 Melupakan Penggalan Kisah Buruk
75 Kak Angga Agresif
76 Makhluk Langka tapi Punya Gandengan
77 Kata Papa Harus Pelan-pelan
78 Dasar Bucin...
79 Jaga Tempo Permainan Kamu
80 Kisah Kita Beda Kak..
81 Tergantung Suasana Hati
82 Jangan di Liatin Terus.. Buruan di Halalin
83 Ambon, I'm coming..
84 Wow,, it's amazing
85 Hai Baby,, Ayah Datang
86 Ora Beach,,, Maldives nya Indonesia. 1
87 Ora Beach, Maldives nya Indonesia. 2
88 Sweet Banget sih Mereka
89 Pernikahan Opa Win dan Bu Rahma
90 Menjadi Istri yang Baik untuk Opa Didi
91 Kecemasan Angga
92 Bukan Plan A atau Plan B
93 Salah Sasaran
94 Rekaman CCTV
95 Pura-pura Gila
96 Biar kan Aku yang Bekerja..
97 Untuk Wanita yang Istimewa
98 Buah Mentimun
99 Pernikahan Papa Chandra
100 Ketuban Pecah Dini
101 Bed Rest...
102 Suami Siaga
103 Kontraksi
104 Baby Boy
105 End_ Enggak Mau di Duakan
106 Ucapan Terimakasih dan Pemberitahuan
107 Bonchap : Satu
108 Bonchap : Dua
109 Bonchap : Tiga
110 Bonchap : Empat (The Last)
111 Bagi-bagi Pulsa
112 Promo Novel Baru
113 Promo Novel Baru
114 Promo Novel Baru
115 Promo Novel On Going
116 Promo Novel On Going
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Ibu Kecelakaan
2
Flash Back
3
Nasib Diandra
4
Perjodohan
5
Ayah Didi
6
Rumah Susun
7
Kesepakatan
8
Masa Lalu Angga
9
Pencarian
10
Pemilik Showroom
11
Kanebo Kering
12
Pulang ke Bali
13
Bonus Ponsel
14
Cara Merayu Suami
15
Pulang ke Panti
16
Lamaran
17
Menikah
18
Ranjang Pengantin yang Dingin
19
Khilaf
20
Balik ke Jakarta
21
Habis Manis Didi di Buang?
22
Emang Enak di Cuekin?
23
Senjata Makan Tuan
24
Rencana Angga
25
Cuma Mimpi
26
Kalau Cinta,, Bilang Bos!
27
Sesuai Kesepakatan Awal
28
Lingerie Merah
29
Chat dari Suami
30
Apa Yang Kita Tanam Pasti Akan Kita Tuai
31
Dinner Romantis
32
Mulai Mencair
33
Penggemar Kecewa
34
Wanita Penggoda
35
Jadian
36
Rencana Bulan Madu
37
Gadis Mirip Diana
38
Masih Ori
39
Indehoy di Siang Bolong
40
Kencan Semalam dengan Gigolo
41
Lagi Main Sama Bini
42
Kelinci Kecil
43
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
44
Opa Win Pingsan
45
Perang Dunia ke Tiga
46
Pegangan Hidup
47
Pesan dari Opa Win
48
Rencana Renny
49
Bawa Aku Pulang Sayang,,,
50
Didi Sudah Siap Kak,,, Jangan di Tahan
51
Aku Suami Yang Jahat Kan?
52
Angga Kecelakaan
53
Demi Diandra
54
Ibu nya Didi
55
Kisah Pilu Diana
56
Tetap Menjadi Diandra
57
Panggilan Video Mesum
58
Mengidap Penyakit Kelamin
59
Surat Gugatan Cerai
60
Hantu Bangku Kosong
61
My Future
62
Kejiwaan Renny Terganggu
63
Raka dan Vera
64
Positif...
65
Didi Enggak Mau Hamil?
66
Dokter Hanna
67
Melamar Airin
68
Titik Balik
69
Penampilan Baru Diandra
70
I Love You Dokter Hanna...
71
Kejarlah Mimpi mu Vera
72
Kamulah Dokter nya Sayang,,,
73
Aku Lebih Cantik dari Wanita itu!
74
Melupakan Penggalan Kisah Buruk
75
Kak Angga Agresif
76
Makhluk Langka tapi Punya Gandengan
77
Kata Papa Harus Pelan-pelan
78
Dasar Bucin...
79
Jaga Tempo Permainan Kamu
80
Kisah Kita Beda Kak..
81
Tergantung Suasana Hati
82
Jangan di Liatin Terus.. Buruan di Halalin
83
Ambon, I'm coming..
84
Wow,, it's amazing
85
Hai Baby,, Ayah Datang
86
Ora Beach,,, Maldives nya Indonesia. 1
87
Ora Beach, Maldives nya Indonesia. 2
88
Sweet Banget sih Mereka
89
Pernikahan Opa Win dan Bu Rahma
90
Menjadi Istri yang Baik untuk Opa Didi
91
Kecemasan Angga
92
Bukan Plan A atau Plan B
93
Salah Sasaran
94
Rekaman CCTV
95
Pura-pura Gila
96
Biar kan Aku yang Bekerja..
97
Untuk Wanita yang Istimewa
98
Buah Mentimun
99
Pernikahan Papa Chandra
100
Ketuban Pecah Dini
101
Bed Rest...
102
Suami Siaga
103
Kontraksi
104
Baby Boy
105
End_ Enggak Mau di Duakan
106
Ucapan Terimakasih dan Pemberitahuan
107
Bonchap : Satu
108
Bonchap : Dua
109
Bonchap : Tiga
110
Bonchap : Empat (The Last)
111
Bagi-bagi Pulsa
112
Promo Novel Baru
113
Promo Novel Baru
114
Promo Novel Baru
115
Promo Novel On Going
116
Promo Novel On Going

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!