Perjodohan

Keesokan hari nya,, saat Diandra tengah menyuapi sang ibu di ruang perawatan yang sangat bagus, mereka berdua di kejutkan dengan kehadiran seorang pemuda.

"Selamat siang," sapa nya pelan sambil berjalan masuk ke dalam ruang perawatan bu Rahma, "apa benar anda bu Rahma?" Tanya pemuda itu menatap bu Rahma yang tengah duduk bersandar.

"Siang nak,, iya benar, saya bu Rahma," jawab bu Rahma sambil mengernyit.

"Saya Angga, putra mama Dewi," ucap pemuda tersebut memperkenalkan diri seraya menyalami bu Rahma dan mencium punggung tangan wanita tua itu.

"Oh,, iya. Ada apa nak Angga kemari? Jeng Dewi nya mana?" Tanya bu Rahma sambil mengedarkan pandangan ke pintu.

"Emm,, saya kesini karena di suruh mama untuk menjemput ibu. Mama bilang, tadi putri ibu menelpon mama dan mengatakan kalau bu Rahma sudah diijinkan pulang hari ini." Jawab Angga tanpa melirik sama sekali kepada Diandra.

"Sombong sekali pemuda ini, bahkan dia sama sekali tidak melirik ku? Apa jangan-jangan dia enggak nyadar ya, kalau ada bidadari cantik di hadapan nya?" Gumam Diandra dalam hati sambil senyum-senyum sendiri dengan kepercayaan diri nya yang tinggi.

"Ya, benar.. tadi ibu yang nyuruh anak ibu untuk mengabarkan pada jeng Dewi, takut nya kalau tidak di kasih tahu jika kami sudah enggak disini nanti malah nyariin?" Ucap bu Rahma sambil melirik Diandra.

"Nak Angga, kenalkan.. ini putri saya, Diandra," bu Rahma mencoba untuk mendekatkan kedua nya.

Diandra mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan, namun pemuda itu sama sekali tak bergeming dan membiarkan tangan Diandra menggantung di udara.

Dengan kesal Diandra menarik tangan nya kembali, "kami bisa pulang sendiri, dan enggak perlu di jemput!" Ketus Diandra, langsung berlalu dari hadapan Angga dan duduk di sofa.

"Mama menyuruh saya untuk menjemput ibu," Angga menatap bu Rahma menjelaskan kembali tujuan nya datang, dan mengabaikan perkataan Diandra. "Bisa kita pulang sekarang bu? Mama saya sudah menunggu di rumah ibu,,," ucap Angga dengan lembut kepada bu Rahma.

"Putra jeng Dewi ini sebenar nya ramah dan santun, tapi sama Diandra kenapa ketus begitu ya? Apa ini yang di maksud jeng Dewi bahwa putra nya pernah sakit hati karena wanita, hingga sikap nya dengan wanita jadi dingin dan seolah tidak peduli? Jika benar demikian, aku yakin putri ku yang cantik dan centil itu akan punya banyak cara untuk menaklukkan hati nya." Bu Rahma bermonolog dalam hati, dan tersenyum sendiri.

"Bu,,," panggil Angga kembali, ketika beberapa saat menunggu namun bu Rahma masih tak bergeming.

"Eh, iya nak Angga.. ada apa?" Tanya bu Rahma yang baru tersadar dari lamunan nya.

"Bisa kita pulang sekarang?" Angga mengulang kembali ajakan nya.

"Iya nak, sebentar ibu mau ke kamar mandi dulu ya," pamit bu Rahma seraya beranjak dari tempat tidur.

Melihat ibu nya hendak berdiri, dengan sigap Diandra menghampiri sang ibu dan menuntun nya menuju kamar mandi.

Kini hanya ada Angga dan Diandra di ruangan itu, kedua nya sama-sama terdiam dan tak ada yang mencoba memulai pembicaraan.

Diandra yang berdiri mematung di depan pintu kamar mandi dan menunggu sang ibu, sesekali melirik kearah Angga. Namun yang dilirik sama sekali tak bergeming,, Angga tetap membeku di samping tempat tidur dengan tatapan kosong.

"Kok ada ya manusia sedingin freezer melihat gadis secantik aku,, padahal biasa nya mereka akan berlomba untuk sekedar mencari perhatian dari ku? Apa jangan-jangan pemuda ini memiliki kelainan? Huh,,, apa dia penyuka lawan jenis!" Diandra terpekik sendiri dengan isi di dalam otak nya, refleks dia menutup mulut nya agar tak mengeluarkan sura dengan keras.

Angga yang mendengar teriakan kecil Diandra sama sekali tak ingin menoleh kearah sumber suara, dia hanya mendesah kasar. Dan entah apa yang dipikirkan oleh pemuda yang dingin dan beku itu.

Nampak bu Rahma keluar dari kamar mandi, dan segera di tuntun oleh Diandra untuk keluar dari kamar. Tak banyak barang yang mereka bawa, hanya satu tas punggung berukuran sedang berisi pakaian bu Rahma dan juga Diandra, yang di gendong di punggung Diandra.

Angga bergegas keluar mendahului mereka, dan menghilang entah kemana? Tak lama kemudian nampak Angga kembali dengan mendorong kursi roda. "Duduk lah disini bu, untuk menuju ke parkiran cukup jauh dari sini,, takut nya nanti ibu kecapekan," ucap nya sambil membantu bu Rahma duduk di kursi roda.

"Makasih nak Angga," ucap bu Rahma tersenyum hangat pada Angga.

Sedangkan Diandra hanya diam, dan segera mendorong kursi roda menuju parkiran.

Angga mengikuti kedua nya dari belakang.

•••••

Di kediaman bu Rahma yang tak begitu besar, yang sekaligus dijadikan sebagai tempat penampungan anak-anak yatim, nampak bu Dewi sudah menunggu. Beliau tengah ngobrol dengan Asih, putri angkat bu Rahma yang paling besar di ruang tamu sederhana yang hanya terdapat satu set sofa minimalis dan sudah mulai pudar warna nya.

Sedangkan anak-anak angkat bu Rahma yang lain, tengah asyik menikmati makanan yang sengaja di bawa oleh bu Dewi untuk mereka di ruang santai yang cukup luas.

Tak berapa lama, terdengar deru mesin kendaran roda empat berhenti tepat di halaman depan. Sesaat kemudian bu Rahma turun dari mobil yang diikuti oleh putri kesayangan nya. Asih yang sudah berdiri di teras bersama bu Dewi langsung memeluk ibu nya, dan terisak di bahu sang ibu. "Asih takut ibu kenapa-napa," lirih nya menahan tangis.

"Sudah mbak,, ibu enggak apa-apa kok, lihatlah.. ibu baik-baik saja bukan?" Ucap bu Rahma menenangkan putri pertama nya sesaat setelah melerai pelukan nya.

Bagi bu Rahma, Asih adalah putri pertama nya. Asih di bawa bu Rahma untuk tinggal bersama dengan nya, saat itu Diandra masih bayi merah sedangkan Asih seusia anak TK. Bu Rahma menemukan Asih tengah menangis karena kelaparan di pinggir jalan, dan dengan pakaian yang sangat lusuh. Sejak saat itulah bu Rahma mengangkat Asih menjadi putri pertama nya, menjadi kakak dari Diandra.

Bu Rahma kemudian mempersilahkan tamu nya untuk masuk ke dalam, sedangkan Diandra telah terlebih dahulu masuk untuk meletakkan barang bawaan nya di dalam kamar.

"Mbak Asih, tolong panggil kan adik kamu Didi ya,,," titah bu Rahma sesaat setelah mereka duduk di ruang tamu, bu Rahma tahu ada sesuatu yang hendak disampaikan oleh wanita paruh baya yang telah menolong nya kemarin.

"Baik bu," Asih segera bergegas masuk ke dalam untuk memanggil adik kedua nya.

Beberapa saat kemudian, Diandra muncul dari dalam, "duduk lah di sini nak," titah bu Rahma sambil menepuk ruang kosong di samping nya.

Diandra mengangguk dan menurut.

Untuk sesaat suasana menjadi hening, Angga yang duduk di samping sang mama duduk bersedekap dengan pandangan lurus ke depan. Ekspresi nya dingin dan datar.

"Maaf, nak Didi.. apa ibumu sudah mengatakan sesuatu?" Tanya bu Dewi kepada Diandra, memecah keheningan.

Diandra mengangguk.

Nampak bu Dewi tersenyum hangat, "tentang perjodohan,,, bagaimana menurut mu dengan putra tante, Angga?" Kembali tante Dewi bertanya dengan tatapan menyelidik.

Diandra terdiam, sekilas dia melirik Angga yang masih sedingin freezer. Nampak Didi menghembus kasar nafas nya. "Bagaimana,,, maksud nya apa ya tante?" Tanya Diandra pura-pura tak mengerti.

"Tante yakin kamu adalah calon istri yang cocok untuk anak tante," jawab bu Dewi dengan lugas.

"What?!" Angga yang sedari tadi membisu, berseru kaget mendengar ucapan sang mama. "Maksud mama apa? Calon istri?" Tanya Angga menuntut jawab pada sang mama.

"Benar Angga,, lihat lah, dia cantik bukan. Mama yakin, Didi adalah jodoh kamu nak?" Bu Dewi menggoda sang putra.

"Ma,, Angga bisa cari sendiri?! Mama enggak perlu repot-repot menjodohkan Angga?!"

"Mau sampai kapan Angga? Mama lelah, dan mama sudah semakin tua,,, sedangkan kamu,, kamu masih saja bersikap seperti itu pada wanita! Pokok nya mama tidak mau mendengar penolakan!"

"Sudah cukup mama memberi kamu waktu... lima tahun, kamu menyiksa dirimu sendiri. Dan kini, mama mohon,, buka lah hatimu kembali nak," pinta bu Dewi memohon.

Angga mendesah kasar, rahang nya mengeras. Dia nampak tidak suka dengan sikap sang mama, yang terus saja memaksa nya untuk segera menikah.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

ya ampun Angga move on nya lama amat sampai 5 THN, kayak cicilin motor aja... hahahhq

2023-11-13

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

halah ngga² sok² nolak nti mah bucin akut 😅😅 soalny ak dh bc kebucinanmu di novel sebelah 🤭🤭🤣🤣

2023-05-18

1

Rapa Rasha

Rapa Rasha

kak apa nanti Angga bisa Nerima dan cinta ke didi

2023-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Ibu Kecelakaan
2 Flash Back
3 Nasib Diandra
4 Perjodohan
5 Ayah Didi
6 Rumah Susun
7 Kesepakatan
8 Masa Lalu Angga
9 Pencarian
10 Pemilik Showroom
11 Kanebo Kering
12 Pulang ke Bali
13 Bonus Ponsel
14 Cara Merayu Suami
15 Pulang ke Panti
16 Lamaran
17 Menikah
18 Ranjang Pengantin yang Dingin
19 Khilaf
20 Balik ke Jakarta
21 Habis Manis Didi di Buang?
22 Emang Enak di Cuekin?
23 Senjata Makan Tuan
24 Rencana Angga
25 Cuma Mimpi
26 Kalau Cinta,, Bilang Bos!
27 Sesuai Kesepakatan Awal
28 Lingerie Merah
29 Chat dari Suami
30 Apa Yang Kita Tanam Pasti Akan Kita Tuai
31 Dinner Romantis
32 Mulai Mencair
33 Penggemar Kecewa
34 Wanita Penggoda
35 Jadian
36 Rencana Bulan Madu
37 Gadis Mirip Diana
38 Masih Ori
39 Indehoy di Siang Bolong
40 Kencan Semalam dengan Gigolo
41 Lagi Main Sama Bini
42 Kelinci Kecil
43 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
44 Opa Win Pingsan
45 Perang Dunia ke Tiga
46 Pegangan Hidup
47 Pesan dari Opa Win
48 Rencana Renny
49 Bawa Aku Pulang Sayang,,,
50 Didi Sudah Siap Kak,,, Jangan di Tahan
51 Aku Suami Yang Jahat Kan?
52 Angga Kecelakaan
53 Demi Diandra
54 Ibu nya Didi
55 Kisah Pilu Diana
56 Tetap Menjadi Diandra
57 Panggilan Video Mesum
58 Mengidap Penyakit Kelamin
59 Surat Gugatan Cerai
60 Hantu Bangku Kosong
61 My Future
62 Kejiwaan Renny Terganggu
63 Raka dan Vera
64 Positif...
65 Didi Enggak Mau Hamil?
66 Dokter Hanna
67 Melamar Airin
68 Titik Balik
69 Penampilan Baru Diandra
70 I Love You Dokter Hanna...
71 Kejarlah Mimpi mu Vera
72 Kamulah Dokter nya Sayang,,,
73 Aku Lebih Cantik dari Wanita itu!
74 Melupakan Penggalan Kisah Buruk
75 Kak Angga Agresif
76 Makhluk Langka tapi Punya Gandengan
77 Kata Papa Harus Pelan-pelan
78 Dasar Bucin...
79 Jaga Tempo Permainan Kamu
80 Kisah Kita Beda Kak..
81 Tergantung Suasana Hati
82 Jangan di Liatin Terus.. Buruan di Halalin
83 Ambon, I'm coming..
84 Wow,, it's amazing
85 Hai Baby,, Ayah Datang
86 Ora Beach,,, Maldives nya Indonesia. 1
87 Ora Beach, Maldives nya Indonesia. 2
88 Sweet Banget sih Mereka
89 Pernikahan Opa Win dan Bu Rahma
90 Menjadi Istri yang Baik untuk Opa Didi
91 Kecemasan Angga
92 Bukan Plan A atau Plan B
93 Salah Sasaran
94 Rekaman CCTV
95 Pura-pura Gila
96 Biar kan Aku yang Bekerja..
97 Untuk Wanita yang Istimewa
98 Buah Mentimun
99 Pernikahan Papa Chandra
100 Ketuban Pecah Dini
101 Bed Rest...
102 Suami Siaga
103 Kontraksi
104 Baby Boy
105 End_ Enggak Mau di Duakan
106 Ucapan Terimakasih dan Pemberitahuan
107 Bonchap : Satu
108 Bonchap : Dua
109 Bonchap : Tiga
110 Bonchap : Empat (The Last)
111 Bagi-bagi Pulsa
112 Promo Novel Baru
113 Promo Novel Baru
114 Promo Novel Baru
115 Promo Novel On Going
116 Promo Novel On Going
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Ibu Kecelakaan
2
Flash Back
3
Nasib Diandra
4
Perjodohan
5
Ayah Didi
6
Rumah Susun
7
Kesepakatan
8
Masa Lalu Angga
9
Pencarian
10
Pemilik Showroom
11
Kanebo Kering
12
Pulang ke Bali
13
Bonus Ponsel
14
Cara Merayu Suami
15
Pulang ke Panti
16
Lamaran
17
Menikah
18
Ranjang Pengantin yang Dingin
19
Khilaf
20
Balik ke Jakarta
21
Habis Manis Didi di Buang?
22
Emang Enak di Cuekin?
23
Senjata Makan Tuan
24
Rencana Angga
25
Cuma Mimpi
26
Kalau Cinta,, Bilang Bos!
27
Sesuai Kesepakatan Awal
28
Lingerie Merah
29
Chat dari Suami
30
Apa Yang Kita Tanam Pasti Akan Kita Tuai
31
Dinner Romantis
32
Mulai Mencair
33
Penggemar Kecewa
34
Wanita Penggoda
35
Jadian
36
Rencana Bulan Madu
37
Gadis Mirip Diana
38
Masih Ori
39
Indehoy di Siang Bolong
40
Kencan Semalam dengan Gigolo
41
Lagi Main Sama Bini
42
Kelinci Kecil
43
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
44
Opa Win Pingsan
45
Perang Dunia ke Tiga
46
Pegangan Hidup
47
Pesan dari Opa Win
48
Rencana Renny
49
Bawa Aku Pulang Sayang,,,
50
Didi Sudah Siap Kak,,, Jangan di Tahan
51
Aku Suami Yang Jahat Kan?
52
Angga Kecelakaan
53
Demi Diandra
54
Ibu nya Didi
55
Kisah Pilu Diana
56
Tetap Menjadi Diandra
57
Panggilan Video Mesum
58
Mengidap Penyakit Kelamin
59
Surat Gugatan Cerai
60
Hantu Bangku Kosong
61
My Future
62
Kejiwaan Renny Terganggu
63
Raka dan Vera
64
Positif...
65
Didi Enggak Mau Hamil?
66
Dokter Hanna
67
Melamar Airin
68
Titik Balik
69
Penampilan Baru Diandra
70
I Love You Dokter Hanna...
71
Kejarlah Mimpi mu Vera
72
Kamulah Dokter nya Sayang,,,
73
Aku Lebih Cantik dari Wanita itu!
74
Melupakan Penggalan Kisah Buruk
75
Kak Angga Agresif
76
Makhluk Langka tapi Punya Gandengan
77
Kata Papa Harus Pelan-pelan
78
Dasar Bucin...
79
Jaga Tempo Permainan Kamu
80
Kisah Kita Beda Kak..
81
Tergantung Suasana Hati
82
Jangan di Liatin Terus.. Buruan di Halalin
83
Ambon, I'm coming..
84
Wow,, it's amazing
85
Hai Baby,, Ayah Datang
86
Ora Beach,,, Maldives nya Indonesia. 1
87
Ora Beach, Maldives nya Indonesia. 2
88
Sweet Banget sih Mereka
89
Pernikahan Opa Win dan Bu Rahma
90
Menjadi Istri yang Baik untuk Opa Didi
91
Kecemasan Angga
92
Bukan Plan A atau Plan B
93
Salah Sasaran
94
Rekaman CCTV
95
Pura-pura Gila
96
Biar kan Aku yang Bekerja..
97
Untuk Wanita yang Istimewa
98
Buah Mentimun
99
Pernikahan Papa Chandra
100
Ketuban Pecah Dini
101
Bed Rest...
102
Suami Siaga
103
Kontraksi
104
Baby Boy
105
End_ Enggak Mau di Duakan
106
Ucapan Terimakasih dan Pemberitahuan
107
Bonchap : Satu
108
Bonchap : Dua
109
Bonchap : Tiga
110
Bonchap : Empat (The Last)
111
Bagi-bagi Pulsa
112
Promo Novel Baru
113
Promo Novel Baru
114
Promo Novel Baru
115
Promo Novel On Going
116
Promo Novel On Going

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!