Hiden & Inaya
Inaya Latifa Adriansyah, adalah seorang siswi kelas 3 di sebuah sekolah ternama di kota nya. Memiliki wajah cantik dan menawan merupakan kodrat bagi Inaya karena ia merupakan keturunan Indo-amerika.
Sayang nya, Inaya tidak memiliki siapapun di muka bumi ini kecuali sang kakek yang kini sudah berumur lumayan tua. Kedua orang tuanya kecelakaan ketika ia masih sangat kecil, sehingga merebut kedua orang tuanya dari kehidupan indah Inaya.
Perekonomian Inaya sangat terpenuhi, karena kakek nya merupakan seorang CEO di perusahaan besar.
Keluarga Adriansyah merupakan keluarga terpandang, restauran dan cafe milik mereka ada di mana mana. Jadi, Inaya tidak akan merasakan kekurangan apapun.
Untuk kasih sayang, Inaya mendapatkan penuh dari sang kakek. Yah, mungkin Inaya juga membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu dan seorang ayah.
Namun keinginan itu ia buang jauh jauh, dan selalu tersenyum di depan kakeknya.
Hari ini adalah hari terakhir Inaya ujian sekolah, sebentar lagi ia akan lulus SMA.
Inaya berjalan cepat menuju ke parkiran, ia tidak habis pikir dengan pesan singkat yang kakeknya kirim pada nya ketika ia baru saja menyelesaikan ujian.
Setelah masuk ke dalam mobil, Inaya kembali membaca pesan singkat itu saking tidak percaya nya ia pada isi pesan itu.
Kakekku😘
Sayang ku, hari ini pulang cepat yah. Kakek mau bicarain sesuatu pada mu tentang calon suami mu.
Inaya mendengus tak percaya, kakeknya benar benar membuat diri nya syok. Sebelum nya memang kakeknya pernah membahas hal ini.Namun Inaya menganggapnya angin lalu saja. Ia pikir kakeknya hanya bercanda.
Secepat mungkin Inaya memacu mobil nya menuju rumah besar bak istana milik kakeknya yang sudah di buat atas nama nya. Semua harta kakeknya sudah beralih atas nama nya.
Sekitar 20 menit Inaya berkendara, akhirnya ia tiba di depan rumah mewah bak istana nya.
Inaya langsung berlari masuk ke dalam, ruang kerja kakeknya adalah tujuan utama nya sekarang.
"Kakek" panggil Inaya ketika membuka pintu ruangan kerja kakek nya.
"Sayang ku" tanpa tahu malu nya Braham Ardiansyah bangkit dari kursi ke besaran nya dan merentangkan tangannya menyambut cucu kesayangan nya.
Inaya dengan tampang lucu nya mengerucutkan bibirnya. Begini jadi nya jika bertemu sama sang kakek, bukannya serius malah selalu di bawa becanda.
"Gak mau peluk nih?" Kata Braham menggerak gerakkan kedua tangannya.
Mau tidak mau, Inaya masuk ke dalam pelukan kakeknya. Rasa kesalnya meluap ketika melihat senyum manis dan juga kehangatan pelukan kakeknya yang selama ini membuat dirinya kuat dan merasakan kehangatan keluarga.
"Kek, Inaya mau nanya sama kakek" lirih Inaya masih memeluk erat kakek nya .
"Soal pesan tadi?" tanya Kakek. Inaya mengangguk di dalam pelukan nya.
"Kakek serius sayang" lanjut kakek lagi.
Sontak Inaya melepaskan pelukan kakeknya dan mendongak kan kepalanya menatap wajah sang kakek. Mencari cari titik kebohongan yang mungkin tersembunyi di sana.
Seteliti apapun Inaya mencari, ia tetap tidak menemukan kebohongan yang ia harapkan.
"Kakek bercanda kan? " desak Inaya.
Kakek tetap menjawab nya dengan gelengan, ia tidak bercanda dengan hal itu.
"Kakek beneran mau jodohin aku? sama siapa kek?"
"Apa kakek tidak merasa ini terlalu cepat? Inaya saja belum lulus SMA kek" bujuk Inya dengan berbagai alasan agar kakek nya membuang pikirannya yang ingin menjodohkan dirinya dengan pria yang sama sekali belum ia kenal.
"Tapi kakek merasa ini sudah saat nya sayang. Lagi pula, sebentar lagi kamu akan lulus sekolah" jelas kakek.
"Kek, umur Inaya baru 19 tahun. Masa udah nikah aja sih. Naya kan mau kuliah kek, kerja juga."
"Sttt.... Alesan kamu tidak ada yang logis sayang. Kakek tetap akan menikahkan kmau dengan anak dari sahabat mama dan papa kamu" tegas Kakek dengan nada suara yang cukup keras . Ini pertama kali nya kakeknya berkata sekeras itu.
Inaya terdiam, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Sadar akan ucapannya dan nada bicaranya, Braham menarik kembali cucu nya ke dalam pelukan nya. Namun Inaya menolak, ia berlari keluar dari ruang kerja kakeknya dan menutup pintu dengan hempasan kuat.
"Maafin kakek sayang, tapi ini yang terbaik untuk kamu" lirih Braham menatap Inaya yang sudah menghilang di balik pintu ruangan nya.
Sementara itu di rumah besar yang tak kalah mewah dari rumah Inaya. Terdapat suasana yang cukup menegangkan bagi seorang Haiden .
Pria yang bernama lengkap Haiden Bruno Utomo itu sedang menghadap kedua orang tua nya yang terus mendesak nya untuk menerima perjodohan yang telah mereka tentu kan.
Haiden sudah mencoba menjelaskan pada mama dan papa nya ,bahwa dirinya sudah memiliki kekasih. Namun, kedua orang tua nya tidak mau menerima nya.Mereka berpikir jika kekasih Haiden saat ini adalah wanita yang tidak baik. Pilihan mereka lah yang sangat baik.
"Ya sudah lah, jika menurut papa dan mama ini yang terbaik. Haiden setuju" balas Haiden dengan nada suara pasrah.
Kedua orang tua Haiden langsung saling pandang dan tersenyum lega. Akhirnya putranya mau menikah dengan gadis pilihan mereka.
"Terimakasih nak, mama yakin kamu adalah anak penurut" gumam Hana mengusap rambut putranya.
"hmm.."dehem Haiden membalas ucapan mama nya. Mau tidak mau ia terpaksa menerima nya, meskipun ini sangat berat bagi Haide, namun ia ingin kedua orang tuanya merasa bahagia , bukan rasa kecewa.
"Papa sudah menduga ini Haiden, kamu pasti akan mendengarkan papa" Leo tersenyum pada putranya.
"Papa yakin, kamu tidak akan kecewa dengan keputusan ini nak"
"Iya pa" balas Haiden mengangguk pelan.
Haiden merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Usia Haiden terbilang tidak muda lagi. Sudah sangat cocok untuk berumah tangga.
Di usia nya yang sudah menginjak 27 tahun , ia sudah memiliki segala nya. Hanya seorang istri yang belum ia miliki.
Wajar saja kedua orang tua nya meminta agar putra nya segera menikah dengan gadis yang sudah mereka pilih.
Setelah papa dan mama nya pergi, Haiden masih duduk di sofa ruangan itu. Ia masih nyaman duduk dengan tatapan lurus ke depan.
Sampai Jia , adik nya Haiden masuk ke dalam ruangan itu. Haiden masih melamun, ia tidak sadar dengan kedatangan Jia.
"Kak..." panggil Jia.
Haiden tetap diam, ia larut dalam pikiran nya yang memikirkan bagaimana cara menjelaskan semua ini pada Bella , kekasih nya.
"Woy!!!! kesurupan Lo yah!" teriak Jia keras tepat di telinga Haiden.
"Jia! Lo ngagetin gue aja tahu gak!" marah Haiden mengusap kuping nya yang terasa berdengung.
Sementara Jia tertawa terbahak bahak melihat ekspresi kakak nya yang sangat lucu menurut nya.
"Lo bengek banget kak" kata Jia masih dalam tawa nya.
"Seneng Lo yah, kalo gue stroke mungkin Lo makin bahagia" gerutu Haiden melirik kesal pada adik nya.
"Sorry sorry, gue cuma kesal sama Lo. gue panggil sejak tadi, tapi gak nyahut nyahut sih" kata Jia.
"Tau ah! ngeselin" Haiden bangkit dari duduk nya, ia berniat akan meninggalkan ruangan itu. Tapi Jia menahan nanya.
"Mau kemana kak?"
"Suka suka gua lah, gak ada urusan nya sama Lo.Bye!" ketus Haiden menepis tangan adik nya .
"Yee.... Dasar tua ******,, eh Bangka. " ledek Jia menjulurkan lidah nya ke arah Haiden yang sudah berlalu keluar.
Jia menatap ruangan kosong itu, ia merasa sangat sepi.
"Kalo sepi gini, ngapain gue di sini" gumam Jia bangkit dari sofa, kemudian pergi dari sana.
...----------------...
Halo guys, gimana cerita baru aku.
Suka gak?
Jangan lupa like dan komen yah. Sebagai penghargaan buat aku yang akan rajin menulis untuk kalian,😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
范妮
Yu, gabung di Bcm....
bagi yg minat tlg follow me ya
Thank you
2024-10-26
0
Vigiani Nurike
auto lngsung like dan faforite ❤️ ttp smngt trs🥰🥰
2022-01-10
0
Aris Pujiono
like mendarat
2022-01-10
0