Pembalasan

"Nona muda, apa yang sedang anda lakukan?" kaget pelayan ketika melihat Inaya berada di dapur.

"Kamu buatin minuman dua orang itu?" tanya Inaya mengabaikan pertanyaan dari sang pelayan.

"Iya nona" jawab pelayan jujur.

"Yang mana pesanan si pria?"

"Yang capuccino keju" jawab pelayan itu lagi dengan tatapan polos.

"Baiklah, gue bakalan bantuin Lo bekerja" kata Inaya girang. Ia langsung mengambil gelas dan segera membuatkan pesanan si pria.

Tanpa bisa membantah, pelayan itu hanya membiarkan apa yang ingin nona muda nya lakukan.

"Nah siap, silakan antar pesanan mereka" kata Inaya tersenyum penuh makna.

"Nona muda yakin ini enak?" tanya pelayan pria itu ragu. Ia takut jika pelanggannya akan marah kepada nya jika rasanya tidak enak. Setahu nya nona muda mereka ini tidak pernah ke dapur.

" Lo raguin gue, udah deh buruan anter. Gue yakin mereka akan suka!" kata Inaya mendorong tubuh pelayan itu keluar dari dapur.

Inaya kembali ke meja nya, ia bersiap untuk melihat reaksi pria itu setelah meminum capuccino buatan nya.

"Rasain Lo" dengus Inaya tersenyum dalam hati.

Pelayan itu kembali mendatangi meja Haiden dan kekasih nya dengan membawa nampan yang berisi 2 gelas minuman.

"Terimakasih" ucap Haiden dan kekasih nya setelah pelayan itu meletakkan 2 gelas itu ke atas meja mereka.

"Jadi, apa yang mau kamu omongin sama aku?" tanya Bella sembari menikmati jus nya.

Haiden tampak ragu, tapi ia harus mengatakan pada Bella sekarang.

"Bel, aku mau putus sama kamu!" kata Haiden .

Bella tidak bereaksi, ia masih santai menikmati jus nya.

"Mau ngasih kejutan apa kamu sama aku? becanda begini aku tidak suka tahu" kata Bella ketus

"Aku serius Bella, ini tidak bercanda . Aku sudah di jodoh kan, dan aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi!" kata Haiden dengan nada suara pelan.

Bella terdiam, ia menatap Haiden dengan tatapan tampa ekspresi.

"Aku lagi gak mood, jangan bercanda deh!" kata Bella lagi.

"Aku gak becanda Bella, aku serius!" ulang Haiden.

Inaya yang masih memantau mereka dari meja nya merasa tegang. Ia tidak menyangka pria itu akan memutuskan kekasih nya. Ia melihat dari sorot mata pria itu, ada banyak cinta untuk kekasihnya. Tapi , mengapa ia ingin memutuskan kekasih nya. Inaya malah jadi penasaran.

"Bell, aku masih sayang sama kamu. Tapi kita gak bisa melanjutkan hubungan ini" kata Haiden.

"Kenapa Haiden, kenapa gak bisa. Aku cinta sama kamu, kamu juga sayang dan cinta sama aku. kenapa kita malah mengakhiri ini semua?" Bella mulai terisak .

"Maafin aku bell, mama sama papa meminta aku menikah dengan anak dari mendiang sahabat nya" jawab Haiden.

"Apa?.

Jadi kamu lebih memilih perjodohan itu, di bandingkan aku yang selalu ada bersama mu sejak 3 tahun lalu" Bella tidak habis pikir dengan keputusan kekasihnya itu.

"Tapi aku harus menerima nya Bella, mama sama papa ku menyukai dirinya" kata Haiden menunduk.

"Kamu jahat Haiden, kamu jahat!" Bella bangkit dari duduk nya kemudian berlalu pergi dengan air mata bercucuran .

"Ya ampun..."Inaya menutup mulutnya, ia baru sadar jika menjadi dewasa semenyakitkan itu.

Haiden mengusap wajah nya kasar dan menghembuskan nafas kasar. Ini benar-benar keputusan yang berat bagi nya dan Bella.

"Semoga ini yang terbaik" gumam Haiden berharap. Ia meraih gelas minumannya dan langsung meminum cappucino kesukaan nya.

"Wueekkk...." Haiden langsung memuntah kan semua minuman yang sudah masuk ke dalam mulut nya. Rasa nya benar benar pahit dan juga asin.

"Cappucino apa ini, Pelayan!!! Pelayan!!!!"teriak Haiden memanggil pelayan yang tadi membawa minuman untuk nya.

Sementara di meja nya, Inaya tertawa terbahak bahak. Wajah Haiden terlihat sangat lucu ketika memuntah kan minuman itu.

"Ada apa tuan?" tanya Pelayan takut takut, ia sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Apa yang sudah kau masuk kan kedalam minuman ku? rasa nya sangat tidak enak" kata Haiden berdiri dari duduk nya.

"Maaf tuan, itu Capuccino keju yang anda pesan" jawab pelayan itu takut taku, karena ekspresi wajah Haiden sangat tidak bersahabat.

"Hahaha... dia lucu sekali...." Inaya masih tertawa keras, saking keras nya menarik perhatian Haiden.

"Hei, apa yang kau tertawakan" serga Haiden marah, ia beralih mendekat pada Inaya.

"Apa?" tantang Inaya berdiri di hadapan Haiden.

"Aku ingat sekarang, kau gadis tengil di pinggir tadi kan?" kata Haiden mengingat Inaya.

"Bagus kalo om ingat!" kata Inaya .

"Apa? Om?" kaget Haiden.

"Iya, Om. si tua Bangka!" balas Inaya tak kalah kesalnya.

"Nona muda, sudah hentikan" bujuk pelayan itu membuat Inaya melotot padanya.

"Oh jadi, Lo yang mengerjai gue?" tuding Haiden.

Inaya sudah tidak bisa mengelak lagi, ia tertangkap basa sekarang.

"Kalo iya kenapa? kita satu sama sekarang!" balas Inaya "

"What, Lo gila apa? sejak kapan gue melakukan hal buruk sama Lo" kata Haiden heran, gadis kecil yang tadi ia bilang lucu terlihat menyebalkan sekarang.

"Susah yah, kalo sudah tua dan pikiun" ledek Inaya dengan tampang datar nya.

"Oh soal ciprakan tadi. Gue kan udah minta maaf" kata Haiden .

"Lo pikir dengan minta maaf baju kotor gue bakalan kembali bersih? " sentak Inaya makin kesal.

"Yaudah, katakan sama gue. Berapa harga baju yang Lo banggakan itu!" ucap Haiden mengeluarkan dompet nya.

"Cih. Lo pikir gue butuh uang Lo?" Inaya mengambil gelas minum nya, kemudian menyiram isi nya ke wajah Haiden.

"Kita impas!" ucap Inaya langsung berlalu dari sana.

Melihat keributan yang terjadi antara nona muda nya dan pelanggan nya membuat Manager menunduk minta maaf.

"Maaf kan nona muda kami tuan. Dia hanya sedang kesal tuan" kata manager tidak enak hati.

Haiden tidak menjawab, ia pergi begitu saja dari cafe itu. Baju dan jas nya basah oleh siraman air dari gadis tengil yang benar-benar membuat ia semakin kesal.

Entah kesialan apa yang melanda hidup Haiden, di hari ia putus dengan kekasih nya. Ia juga harus bertemu dengan gadis menyebalkan seperti Inaya.

"Awas saja nanti, jika kita bertemu lagi!" gumam Haiden sebelum ia benar-benar meninggalkan cafe itu.

Sedangkan Inaya masuk ke dalam ruangannya dan mengurung diri di sana. Ia kembali memikirkan tentang apa yang kakek nya katakan tadi.

Entah bagaimana hidup nya setelah menikah nanti, Inaya sungguh tidak bisa membayangkan nya. Apalagi ia tidak memiliki siapapun selain sang kakek.

Sempat Inaya berpikir ingin menolak nya saja, tapi ia juga merasa kasihan kepada snag kakek. Pasti kakek nya akan merasa sangat kecewa kepadanya.

"Huhhhh...." Inaya menghela nafas berat, ia sudah tidak tahu harus melakukan apapun lagi sekarang.

...----------------...

Biasakan untuk selalu menekan tombol like setelah membaca setiap episode. Karena hal itu merupakan penghargaan bagi kami sebagai penulis. Terimakasih

Terpopuler

Comments

Вet¡¡πа ♡

Вet¡¡πа ♡

mampir kakak semngat..

2022-01-15

0

Siapa Aku?

Siapa Aku?

semangat juga kk💪

2022-01-10

0

Aris Pujiono

Aris Pujiono

wah...bella di putusin haiden

2022-01-10

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!