"Terserah kamu aja, mau bilang saya apa."ketus Ray.
"Berati bener dong, bapak dosen itu montir?"
"Hm, saya pamit pulang dulu."Ray langsung menaiki mobilnya, dan berlalu pergi dari rumah Ella.
"Ih, akunya kan belum selesai bicara."gerutu Ella, dia pun melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.
"Kak Ray, udah pulang Ell?"tanya Rina.
"Hm."Ella melewati Rina dan Satria begitu saja, dan dia masuk kedalam kamarnya.
"Kenapa tuh anak?"tanya Rina.
"Tau."Satria menggedikan bahunya.
Sesampainya dikamar Ella langsung merebahkan dirinya dikasur.
Tinggal satu hari lagi, dia akan menjadi istri dari dosennya. Apa dia akan sanggup menjadi seorang istri? apa dia bisa menjalankan tugasnya nanti? dia takut akan mengecewakan Ray dan juga kedua orang tua mereka.
"Semoga ini adalah yang terbaik untuku, menjadi istri dari dosenku sendiri. Bahkan itu tidak ada dalam anganku selama ini, apalagi menikah diusiaku yang masih muda. Tuhan jika ini memang takdirku, aku akan menerimanya. emoga aku bisa menjadi istri yang baik untuknya."gumam Ella menatap poto sang dosen yang diam-diam di ambilnya.
Malam semakin larut, Ella pun sudah terlelap di alam mimpinya.
***********♡♡♡♡♡♡♡♡**********
Disisi lain.
Saat ini Ray tengah termenung di balkon kamarnya.
Sebentar lagi dirinya, akan berubah setatus menjadi seorang suami. Dia takut tidak bisa membimbing Ella, dia takut tidak bisa menjadi suami yang baik. Pikirannya terus berkelana membayangkan kehidupan rumah tangganya dengan Ella nanti, pasti akan dipenuhi dengan Derama pikirnya.
"Ray, kamu lagi mikirin apa?"suara sang Mama membuyarkan lamunannya.
"Gak, kok Mam."Jawabnya singkat.
"Kamu gak usah bohong Ray, kamu pasti lagi mikirin pernikahan kamu kan?"tebak Wina.
"Aku hanya gak yakin aja Mam, aku takut gak bisa bimbing Ella dan menjadi suami yang baik untuknya. Aku takut Ella kecewa Mam, apalagi pernikahan ini, tidak dilandasi dengan cinta."lirih Ray.
"Kamu pasti bisa Ray, Mama hanya minta kamu jangan menyakiti dia, jangan kecewakan dia, meskipun pernikahan kalian tidak dilandasi dengan cinta. Tapi kamu harus tetap berusaha menjaga rumah tangga kalian agar selalu harmonis. Buatlah dia nyaman berada didekatmu, Mama yakin seiring berjalannya waktu, cinta akan tumbuh diantara kalian."tutur Wina menatap putranya.
"Semoga saja Mam."
"Kamu cepat tidur, ini sudah larut malam."Wina menepuk bahu Ray, lalu dia pun berjalan keluar dari kamar Ray.
"Apa kita bisa saling mencintai?"Ray menghembuskan nafasnya kasar, lalu dia berjalan kearah ranjang dan membaringkan tubuhnya disana.
*************♡♡♡♡♡*********
Keesokan harinya.
Waktu telah menunjukan pukul sembilan pagi, Ella masih saja bergulung dibawah selimut tebalnya, matahari sudah menerobos masuk melewati jendela kamarnya, tapi gadis itu tidak peduli, toh dia gak ngampus ini.
"Woy adek luknut, bangun lo. Udah jam berapa ini, bentar lagi lo bakalan jadi istri orang. Tapi jam segini masih ngebo."Satria menggoyang-goyangkan tubuh adiknya.
"Males, Kasat. Kan akunya lagi libur kuliah, jadi mau bobo aja."Ella malah menarik guling lalu memeluknya.
"Gak bisa, bangun kagak lo."Satria menggelitik pinggang Ella.
"Stop Kasat, geli tau."Ella tidak kuat menahan geli karna Satria menggelitiki pinggang nya.
"Gue bakal stop, asal elo bangun."ujar Satria yang tangannya masih nangkring di pinggang Ella.
"Iya, akunya mau bangun. Tapi tangannya awas."Satria pun memindahkan tangannya dari pinggang Ella.
"Lagian mau ngapain sih Kasat bangunin aku? kan akunya gak ngampus."Ella menatap heran kearah Satria.
"Lu kan mau kawin tuh, jadi lo kudu luluran dulu biar gulawing."ucap Satria.
"Nikah Kasat, bukan kawin."korereksi Ella.
"Sama aja, intinyamah entu. Buruan keluar udah di tunggu sama Mamih."Satria berkacak pinggang.
"Kan akunya belum mandi, Kasat."Ella menggulung rambutnya, lalu mengikatnya asal.
"Kagak usah, ayok cepet turun."Satria menarik tangan Ella.
"Jangan ditarik-tarik tangan akunya, sakit tau."teriak Ella saat Satria menarik tangannya.
"Biar cepet."Satria membawa Ella kekamar tamu.
"Loh, kok kekamar sih, Kasat?"tanya Ella bingung.
"Nih, Mih anaknya."Satria menundukan Ella dikasur yang ada di kamar tamu.
"Kamu itu tidur apa semedi sih maemunah, tau gak kita entu nungguin kamu dari tadi sampe lumutan disini."Rina berkacak pinggang.
"Baru lumutan doang kan? belum juga akaran. Lagian kenapa sih, pada nungguin aku?"Ella menatap Mamihnya dan juga orang-orang disana yang tidak ia kenali.
"Gak usah banyak tanya, kamu liat aja nanti."ujar Rina.
"Tapi akunya laper Mih, belum makan ini."ucap Ella memelas.
"Kamu ambilin makanan, buat adek kamu sana."Rina melirik Satria.
"Ok."
Satria melangkah keluar dari kamar itu.
"Sekarang Nona tengkurap ya."perintah seorang wanita yang terlihat masih muda itu.
"Akunya mau diapain sih Mbak? pake disuruh tengkurap segala."gerutu Ella.
"Udah, nurut aja napa sih. Dasar maemunah."Rina menatap tajam Ella.
"Tapi sebelumnya, Nona ganti dulu pakaiannya dengan ini."wanita itu menyerahkan sebuah kain.
"Iya iya, dasar emak durhakim."Ella menuruti apa kata wanita tadi, lalu dia tengkurap diatas kasur.
"Kenapa? gak dikamar aku aja sih. Mih."tanya Ella.
"Kamar elo, mau dihias."Jawab Satria yang baru saja datang membawa nampan. Karna Rina sudah melangkah keluar dari kamar itu.
"Orang aku nanya ke Mamih."delik Ella.
"Gue bantu jawab, lagian Mamih udah pergi keatas. Nih makan."Satria menyodorkan nampan itu kehadapan Ella.
"Suapin, kan akunya lagi tengkurap. Susah makannya."rengek Ella.
"Nyusahin aja, lo."umpat Satria, tapi tetap aja dia menyuapi adik kesayangan nya itu.
"Ayam nya dong, Kasat."pinta Ella.
"Lo, bisa gak sih, kalau manggil gue kagak usah disingkat."ucap Satria sambil menyuapkan ayam kemulut Ella.
"Emang kenapa?"tanya Ella dengan mulut masih mengunyah.
"Lagian, elo manggil gue apaan Kasat. Kayak setan aja tak Kasat mata."gerutu Satria sambil terus menyuapkan makanan ke mulut Ella.
"Abang aja gimana?"tawar Ella.
"Nah, entu lebih baik."ujar Satria.
"Ok, Bangsat."
"Lah, kok jadi Bangsat."Satria melotot.
"Kan bang Satria, singkatannya jadi bangsat."ucap Ella tanpa dosa.
"Ralat deh, gak usah panggil abang."kesal Satria.
"Terus apa dong?"
"Serah, asal jangang Kakak sama abang. Soalnya lo singkat mulu."
"Opa, aja gimana?"
"Lu pikir, gue kakek-kakek."cebik Satria.
"Opa itu, artinya kakak. itu bahasa korea."
"Ogah, tetep aja opah mah kakek-kakek. kita itu di indonesia bukan korea."
"Au ah, kesel aku jadinya. Ini gak mau, itu gak mau."cemberut Ella.
"Elu sih, panggilannya kagak ada yang bener."bela Satria.
Dua wanita yang sedang melulur Ella pun, ikut tersenyum melihat tingkah kakak beradik itu. Dimata mereka Ella dan Satria, begitu saling menyayangi. Walaupun mereka selalu bertengkar.
"Kalian ini gak bosen apa, debat mulu."ucap Rina yang baru saja kembali dari atas.
"Dia tuh Mih, yang mulai."tunjuk Ella pada Satria.
"Ella, kamu tu gak sopan ya. Masa manggil kakak kamu dia, kaya ke temen aja."tegur Rina.
"Orang dia nya, yang gak mau dipanggil Kakak. Abang juga gak mau, opa apalagi. Terus akunya harus manggil apa dong?"ujar Ella.
"Bener itu Sat?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Any any
thor katax ella punya kejutan lain..... apa sih thor..,. dia jago silat ya... mafia girl atau gmn sih.. kam seru tu...🤔🤔🤔
2022-09-11
1
Siti Aina
sama aja jumintennnnn
2022-07-27
0
Teh icha
kakak ade sudah biasa bertengkar, tanda sayang itu. hehehe
2022-07-11
1