Istri Kecil Dosen Muda
"Mih, aku berangkat kuliah dulu!" teriak seorang gadis menuruni tangga.
"Sarapan dulu, Sayang," ucap seorang ibu yang melihat anaknya terburu-buru.
"Gak sempet, Mih. Aku udah telat." Gadis itu menyalami tangan ibunya.
"Hati-hati bawa motornya, jangan ngebut," ucap ibunya menasehati.
"Ay-ay, siap kapten!" serunya seraya berhormat.
Setelah berpamitan kepada ibunya, gadis itu segera berangkat ke kampus dengan menaiki sepeda motornya. Gadis itu adalah anak orang berada, namun dia lebih suka membawa motor ketimbang mobil. Di kampus juga tidak ada yang mengetahui identitas nya. Yang mereka tau, gadis itu hanyalah anak orang biasa.
Sesampainya di kampus, gadis itu segera memarkirkan motornya. Lalu beranjak masuk dengan
terburu-buru, dia takut telat, karena dia anak baru di kampus itu.
Benar saja, saat gadis itu tiba di kelas sudah ada Dosen yang sedang mengajar. "Maaf pak, saya telat. Apa boleh saya masuk?" tanya gadis itu sedikit menunduk.
"Kenapa kamu telat?" tanya dosen itu tegas dan juga dingin.
"Kesiangan, Pak," jawab gadis itu jujur.
"Kenapa bisa kesiangan? kamu tau 'kan, jadwal mengajar saya jam berapa?" Dosen itu menatap tajam gadis yang sedang menunduk dan masih berdiri di ambang pintu.
"Saya nonton drakor, Pak. Saya tau pak jadwal mengajar Bapak, tapi saya tidak merencanakan untuk telat, Pak. Suer deh." Gadis itu mengangkat kepalanya, lalu dia mengangkat kedua jarinya membentuk peas.
"Kamu boleh masuk, lain kali jangan di ulangi lagi," ucap dosen itu tegas.
"Baik pak, Terima kasih." Akhirnya gadis itu bisa masuk untuk mengikuti pelajaran.
Selama pelajaran berlangsung, gadis itu sangat memperhatikan dengan baik ketika dosennya menerangkan materi.
"Baiklah, apa ada yang ingin kalian tanyakan?" Dosen itu bertanya setelah dia menerangkan materi.
Tiba-tiba gadis itu mengangkat tangannya.
"Nama Bapak dosen siapa?" tanya gadis itu dengan tersenyum manis.
"Apa itu berhubungan dengan materi yang saya terangkan?" Sang dosen menatap gadis yang menanyakan namanya.
"Tidak. Tapi saya belum tau nama bapak," ujar gadis mungil itu.
"Baik. Perkenalkan nama saya Rayen Alfarizi," ucap sang dosen masih dengan nada tegas dan raut wajah super datar.
"Oh, Pak Rayen. Terima kasih bapak Dosen," ucap gadis itu tersenyum kembali.
"Apa ada yang ingin di tanyakan lagi?" tanya Rayen.
"Tidak Bapak Dosen, sudah cukup," sahut gadis itu.
Usai sudah materi hari ini. Rayen pun langsung saja pergi menuju keruangannya.
"Hai, boleh kenalan?" sapa seorang gadis berambut sebahu menghampiri gadis itu.
"Boleh banget, aku belum punya teman disini. Nama kamu siapa?" jawabnya tersenyum ramah.
"Nama aku Dela Apriliani. Kalau kamu?" tanya Dela kembali.
"Nama aku Stela Anandira. Salam kenal ya, Dedel," ucapnya riang.
"Dedel?"
"Iya, kan Nama kamu Dela. Boleh kan kalo aku panggil Dedel aja?" pintanya dengan penuh harap.
"Boleh kok, Stela." Dela menatap intens gadis cantik di hadapannya.
"Ella, panggil aku Ella ok," ujarnya.
"Ok Ella, ayok kita kekantin," ajak Dela.
"Lets go Dedel, Ella udah laper banget." Ella langsung menggandeng tangan Dela menuju ke kantin.
Sesampainya mereka di kantin, Dela langsung memesan makanan untuk mereka berdua, sedangkan Ella dia hanya menunggu di meja paling pojok.
"Hai, boleh gue gabung?" sapa seorang pria tampan menghampiri Ella.
"Emangnya kursi penuh ya?" Ella menatap malas pria yang sedang berdiri di hadapannya itu.
"Enggak ko, masih banyak yang kosong." jawab cowok itu.
"Kalau banyak yang masih kosong, kenapa mau duduk disini?" tanya Ella sembari menyandarkan tubuhnya dikursi.
"Mau kenalan sama elo, apa boleh?" jawab pria itu dengan tersenyum manis, kalau cewek lain auto meleleh deh.
"Nggak boleh elo-elo, itu kasar tau." Ella menatap tajam pria itu.
"Maksud aku, mau kenalan sama kamu, bolehkan?" tanya pria itu kembali.
"Boleh kok, kenalin nama aku Stela.Tapi jangan ngejek nama aku kayak nama pewangi ruangan ya. Aku juga heran, kenapa Mamih namain aku kayak nama pewangi ruangan. Apa karna aku wangi kali ya?" cerocos Ella panjang kali lebar.
"Nama kamu bagus kok, Cantik lagi. Secantik orangnya. Oh ya, kenalin nama aku Yuda Afriza." ucapnya seraya mengulurkan tangan.
"Iya, salam kenal juga ya, Iyud." Ella meraih uluran tangan Yuda. Yuda heran kenapa Namanya jadi Iyud? Tetapi biarlah terserah mau di panggil apapun.
"Udah 'kan kenalannya? kalau udah Iyud pergi ya, Ella soalnya mau makan bareng Dedel," ucap Ella lagi yang sukses membuat Yuda terbengong, baru kali ini ada wanita yang mengusirnya. Biasanya dia selalu di kejar-kejar namun wanita imut yang berada di hadapannya ini sungguh berbeda sekali, Yuda menjadi penasaran dengan wanita ini.
"Ah ya, baiklah aku pergi dulu. Sampai ketemu lagi." Yuda melangkah pergi meninggalkan meja Ella sembari melambaikan tangan.
"Ih! Dedel kok lama banget sih, Ella kan laper." Ella mengerucutkan bibirnya,
"Maaf ya lama, tadi ngantri soalnya." Dela datang dengan membawa nampan pesanan mereka.
"Ella udah laper tau gak, Dedel." ucapnya merengek.
"Nih makan, katanya baso disini enak banget." Dela menyerahkan satu mangkok bakso kepada Ella.
"Masa sih? aku jadi penasaran." Ella langsung menyantap baso yang masih panas itu.
"Bener, enak banget Del." Ella mengacungkan jempolnya.
"Enak si enak, tapi pelan-pelan juga makannya," ucap Dela menasehati.
"Ih, Dedel bawel kayak mamihnya aku." Ella berucap dengan mulut yang masih mengunyah.
"Telen dulu, baru ngomong," ujar Dela.
"Iya, Dedel bawel."
Setelah selesai makan, mereka pun kembali ke kelas untuk melanjutkan mata kuliah kedua.
"Nanti yang ngajar kita bapak dosen yang tadi lagi ya, Del?" tanya Ella saat mereka sudah sampai di kelas.
"Bukan atuh Ell, kan ganti lagi. Sekarang yang ngajar kita, Bu Linda," jawab Dela.
"Kirain, Bapak Dosen itu lagi."
"Kamu suka ya sama pak Ray? tapi wajar sih semua mahasiswi di sini pada suka sama pak Ray. Dingin-dingin gitu banyak fansnya dia mah," ujar Dela.
"Emangnya dia belum nikah gitu?" tanya Ella penasaran.
"Katanya sih belum kalau menikah, Kalau pacar mungkin dia udah punya."
"Apa kamu juga suka sama dia?" Ella melirik Dela yang sibuk memainkan ponsel nya.
"Siapa sih yang gak suka sama Pak Ray. Udah ganteng, tinggi, putih idaman semua wanita pokok nya. Tapi aku sadar aku siapa, masuk sini aja karena beasiswa," jawab Dela sembari menyimpan ponselnya kedalam tas.
"Tapi kamu hebat Dedel, berati kamu pinter. Nanti aku mau belajar sama kamu ah, biar akunya pinter kayak kamu," ucap Ella.
"Biasa aja kok, masih banyak yang lebih pinter dari aku," ujar Dela merendah karena dia tidak mau berbangga diri.
Tak lama Bu Linda datang, bu Linda sangat ramah dan juga penyabar. Berbeda dengan Rayen, dia amat dingin dan juga tegas.
Setelah materi kedua selesai, mereka langsung saja pulang karena ini adalah materi terahir. Dela dan juga Ella berjalan beriringan menuju parkiran.
"Dedel, kamu kesini naik apa?" tanya Ella saat mereka sudah berada di parkiran.
"Aku naik angkot Ell, sekarang aku juga mau naik angkot lagi. Kenapa emang?"jawab Dela seraya merapihkan rambutnya yang berantakan.
"Bareng aku aja yuk. Aku anterin," ajak Ella.
"Emangnya boleh?" tanya Dela.
"Boleh kok, tapi naik motor nggak pa-pa 'kan?" ucap Ella.
"Gak pa-pa kok, aku mah naik apa aja hayuk."
"Ok, kalau gitu kita lets go!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
RAY STELA
2024-10-27
0
RistaRia
kalo ceritanya bikin ngakak q suka Thor,, kalo bikin tegang q gak SK deh .maklum gak mau Dt q nya.
2023-08-31
1
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-04-10
0