Mereka masing berbincang-bincang diruang keluarga. Ray juga masih ada disana dia belum pulang, karna Rina menyuruhnya untuk makan malam disini.
"Hari ini, hari terakhir kalian ketemu, ya. Karna besok kalian harus dipingit, gak boleh ketemu sampai hari H."ucap Rina.
"Memangnya kenapa tante?"tanya Ray.
"Itu sudah tradisi keluarga, kalau orang yang mau menikah itu tidak boleh bertemu. Harusnya kalian hari ini tidak boleh bertemu, karna sudah terlanjur jadi cuma sehari saja besok ."tutur Rina.
"Baiklah tante."
"Tapi Mih, kan di kampus kita ketemu."ucap Ella.
"Kamu kan, udah di izinin gak masuk tiga hari. Dan di mulai dari besok."ujar Rina.
"Kenapa gitu Mih? kan akunya mau kuliah."cemberut Ella.
"Kamu kan mau nikah, jadi harus dipingit dulu."
"Mau nikah aja ribet pisan euy, pake diary ng panget segala."cebik Ella.
"Dipangut Ella."Satria mengoreksi.
"Kalian berdua sama aja, kagak ada yang bener. Bukan diary ng panget Ella, tapi dipingit, kamu juga Satria bukannya ngebenerin malah makin kacau."gerutu Rina.
"Gak papa atuh Mih, kan diary ng panget itu Drama kesukaan aku."ujar Ella.
"Serah lu dah, maemunah. Mending kita makan malam dulu, ayok Ray."ajak Rina.
"Iya tante."
Mereka semua pun pergi menuju meja makan. Setelah sampai disana mereka langsung duduk dengan Ella disamping Ray, lalu Rina disamping Satria. Banyak sekali makanan yang terhidang disana.
Tanpa disuruh lagi, kini Ella langsung saja mengambilkan makanan untuk Ray. Dia mengisi piring ray dengan berbagai lauk pauk tak lupa juga nasinya.
"Ella kalau mau ngambilin makanan itu, tanya dulu orangnya mau makan apa? takutnya ada yang dia tidak suka."ucap Rina memberitahu.
"Kan bapak dosen apa aja suka Mih, waktu itu dia bilang bukan pemilih makanan. Dia itu pemakan segala."tutur Ella.
"Pemakan segala, emang lu pikir si Ray entu omnivora apa."sahut Satria.
"Bisa dibilang begitu."ucap Ella tanpa dosa, sementara Ray sudah menggerutu dalam hati. Bisa-bisanya dia disebut omnivora, berati dia hewan dong. Oh no, bener-bener ya, Ella.
"Sudah ayok makan."ucap Rina.
"Iya Mih, tapi Mih kok papih belum pulang juga sih?"tanya Ella.
"Papih kamu hari ini memang gak pulang, karna dia harus pergi keluar kota. Pulangnya besok."tutur Rina.
"Sibuk banget si Papih, kenapa gak Kasat aja yang pergi keluar kota?"
"Karna kakak kamu juga banyak jadwal meeting."
"Iya, Ell. kakak juga banyak kegiatan gak mungkin kan di undur begitu aja. Kalau kakak fre pasti kakak gantiin papih."timpal Satria.
"Iya, deh. Nanti kalau aku udah lulus kuliah. Aku mau kaya kasat sama papih, jadi Ceo, pasti keren."ucap Ella.
"Bukannya keren, lu malah bikin ancur perusahaan yang ada."cibir Satria.
"Mamih, Kasat jahat ih. Masa akunya dibilang malah bikin ancur."rengek Ella.
"Udah ah, malu tu sama Ray. Kalian itu ribut mulu."ujar Rina.
"Kan Kasat yang mulai Mih."bela Ella.
"Kan emang kenyataan, lu selalu bikin rusuh."ejek Satria.
"Bapak dosen, akunya diejekin mulu sama Kasat. Dia jahat, huuaaa."kali ini Ella mengadu kepada Ray.
"Udah biarin aja, nanti saya jewer. Lebih baik kamu makan, ya."ucap Ray lembut tapi masih dengan ekspresi datarnya.
"Sekarang aja, jewernya ayok."rengek Ella.
Mau tak mau Ray bangkit dari duduknya, lalu dia menghampiri Satria yang sedang duduk disamping calon mertuanya. Setelah dia berada didekat Satria dia langsung saja menjewer kedua telinga Satria dengan sangat keras, hingga telinga Satria memerah dan membuat si empu meringis.
"Sakit bego, lu pikir ini telinga gajah apa. Bisa putus telinga gue."Satria mengusap telinganya yang terasa panas.
"Kan biar adek lo puas."Ray duduk kembali dikursinya.
"Puas sih puas, tapi telinga gue nyut-nyutan bego."kesal Satria.
"Anggap aja perkenalan gue, sebagai adik ipar lo."ucap Ray cuek.
"Makasih, bapak dosen emang the best deh. Gak kaya Kasat nyebelin."ucap Ella sambil menjulurkan lidahnya kearah Satria.
"Sekarang aja thebest, lah tadi katanya bapak dosen rese bin nyebelin. Terus elu bilang mau mogok bicara sama dia, huh dasar labil."ejek Satria.
"Eh iya, akuteh jadi lupa euy. Kalau aku mau mogok bicara sama bapak dosen, dan juga sama kalian semua."ujar Ella.
"Udah makan-makan, debat mulu kayak pemilihan Capres aja."lerai Rina.
Merekapun makan dengan tenang, kali ini tidak ada yang mengeluarkan suara termasuk Ella. Setelah selesai makan mereka pun kembali berkumpul diruang keluarga.
"Tante, saya pamit pulang dulu."ucap Ray.
"Oh iya, kamu hati-hati ya Ray. Ella kamu anter Kak Ray kedepan."Rina melirik kearah Ella.
Ella tidak menjawab dia hanya mengangguk, setelah itu dia berjalan mengantar Ray keluar. sampai diluar Ella masih saja diam dan itu membuat Ray heran.
"Saya pulang dulu ya."ucap Ray, lagi-lagi Ella hanya mengangguk.
"Kamu kenapa sih? diam terus dari tadi."tanya Ray.
Ella hanya menggelengkan kepalanya. diamnya Ella justru malah membuat Ray kesal. Memang ucapan yang keluar dari mulut Ella selalu membuatnya kesal, tapi Ella diam justru membuatnya lebih kesal lagi.
"Apa saya punya salah sama kamu? sampe kamu mendiamkan saya begini."Ella menggeleng lagi.
"Stela, kamu bisa bicara kan? ayolah bicara jangan membuat saya kesal."ucap Ray emosi, Ella pun membalikan tubuhnya hendak melangkah kedalam rumah, tapi tangannya dicekal oleh Ray alhasil dia berputar dan menubruk dada bidang Ray.
"Aduh, sakit kening akunya. kenapa harus nabrak tembok ini lagi, sih."gerutu Ella.
"Nah gitu dong bersuara, bukan seperti tadi kaya orang bisu."ujar Ray.
"Ih, bapak dosen. Aku kan mau mogok bicara, jadi gagal deh."cebik Ella.
"Bicara aja, pakek mogok segala. Kayak mobil aja."cibir Ray
"Emang cuma mobil aja yang bisa mogok, bicara juga bisa tau."
"Berati kalau mogok bicara, harus dibawa kebengkel mulut dong."ucap Ray.
"Kenapa kebengkel mulut?"tanya Ella heran.
"Kalau mobil mogok dibawa kemana?"tanya Ray balik.
"Kebengkel, lah. masa ke salon."ketus Ella.
"Nah, mogok bicara juga begitu. Harus dibawa kebengkel mulut."
"Emang ada gitu, bengkel mulut?"
"Adalah, bengkelnya juga sepesial kalau untuk mulut. Pelayanannya juga terjamin menyenangkan, kamu pasti suka."ucap Ray tersenyum semirik.
"Emang bengkelnya ada dimana?"Ella malah menanggapi perkataan Ray, dia pikir bengkel itu memang ada.
"Deket kok, deket banget malah."
"Masa sih, ayok kita kesana akunya penasaran, ih."ucap Ella tak sabaran.
"Kenapa harus kesana? bengkelnya ada disini kok."
"Hah, disini? mana kok gak ada."ucap Ella sambil melihat sekelilingnya.
"Dihadapan kamu."
"Hah."
"Kok bengong, kenapa kaget ya."Ray menaik turunkan alisnya, dia pikir Ella sudah mengerti kemana arah pembicaraan mereka.
"Iya, kaget banget bapak dosen."ujar Ella dengan wajah syoknya.
"Taukan sekarang, apa yang saya maksud?"Ray menatap Ella.
"Tau bapak dosen, kenapa gak bilang aja sih kalau bapak dosen ini montir. Malah muter-muter ke bengkel mulut segala, kan jadi pusing akunya."Ella membalas tatapan Ray, yang kini terlihat cengo.
"Hah."beo Ray.
"Bapak dosen mau bilangkan, kalau bapak dosen sebenarnya montir."
Comen😎 Like juga ya😘 eh Vote dong sekalian😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
𝐷𝑒𝑙𝑖𝑦𝑎🌷
aku pun ikut pusing sih Sama Ella..
2024-03-27
0
𝐷𝑒𝑙𝑖𝑦𝑎🌷
aku pun ikut pusing sih Sama Ella
2024-03-27
0
sri purwati Wati
fooolllloooosss poooollllll
2022-12-24
0