PETAKA DALAM RUMAH TANGGA KU
Pagi itu hujan masih lebat dan udara begitu dingin.
Nita sudah rapi dan siap dengan perlengkapan yang harus dibawanya kekantor.
Dilihatnya keluar jendela, tampak kendaraan melaju menghantam hujan yang masih begitu deras.
Cuaca hari itu membuatnya enggan untuk pergi kekantor, dan Nita ingin sekali untuk tidur lagi menarik selimutnya.
Dia masih menatap keluar jendela dengan pandangan nanar. Dia melamun memikirkan sesuatu, namun hatinya merasa cemas akan berhadapan dengan kepala direktur yang sangat galak.
Banyak desas - desus dari para karyawan dikantor, bahwa dia sudah tua dan masih sendiri.
Mereka juga mengatakan tidak ada yang mau menjadi pacarnya, karena sifatnya yang tempramen.
Tiba - tiba ponsel Nita berbunyi dan menyadarkannya dari lamunan.
" Tring..." (suara ponsel)
" Hallo Nit.. !"
" Kamu sudah ada dimana sekarang ?" tanya Ani.
"Aku masih dirumah, Ni."
" Jemput aku dong Ni...?!" kata Nita.
" Baiklah, tunggu aku disana." ucap Ani dan memutuskan pembicaraan.
Sepuluh menit kemudian terdengar suara klakson mobil berbunyi.
" Tin... tin..." Nita bergegas menyambar tas dan segera keluar mengunci pintu rumahnya.
Dia berlari menerjang hujan deras itu dengan payungnya.
Ani membukakan pintu mobilnya dan Nita pun masuk kedalam mobil itu.
" Ani, terima kasih kamu sudah menjemput ku ."
" Maaf ya sudah merepotkan mu ." kata Nita .
" Tak masalah Nit, lagian kan kita sekantor juga ." kata Ani .
Nita duduk disebelah Ani sambil merapikan bajunya, dia melirik jam tangan yang dipakainya.
Mobil melaju dengan pelan dan hati - hati, semua kendaraan pada terburu - buru ingin sampai ke tujuan. Sehingga membuat Ani gelisah saat di persimpangan tiga yang sering sekali macet disana.
" Tin.., tin.., tin..." Satu persatu klakson kendaraan yang mengantri dijalanan itu berbunyi.
Lampu merah sudah berubah menjadi hijau, dan semua kendaraan ingin melaju dengan cepat dibawah guyuran hujan deras dipagi hari.
Ani dengan cepat memutar setir mobilnya dan berbelok ke kanan.
Dia langsung menginjak pedal gasnya dengan cepat agar sampai tujuan tepat waktu.
Nita agak cemas dan deg, degan.
Akhirnya hanya berjarak lima meter dari persimpangan itu mereka sampai ditujuan.
Satpam penjaga membukakan pintu gerbang untuk mereka.
" Terlambat nih mbak Ani ?" tanya Pak satpam.
" Iya pak Wahyu." Ani menjawab sambil mengisi absen pegawai di pos tersebut.
" Terima kasih ya pak.." mereka serempak mengatakannya.
Hujan mulai berhenti, jantung Ani dan Nita mulai berdebar - debaran. Mereka tampak sedikit gelisah, dan gugup.
Mereka keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya selebar lantai keramik petak itu.
" Ani, semua barang mu sudah dibawakan ?" tanya Nita.
" Coba lihat lagi.., nanti ada yang ketinggalan." ucap Nita lagi.
" Sudah semua kok, gak ada yang ketinggalan." kata Ani.
Sebab Ani orangnya suka pelupa dan selalu ada saja yang tertinggal barang bawaannya.
Ani mencoba mengecek kembali barang bawaannya.
" Map sudah, tas ada, dan..." Eh, ponsel ku ketinggalan."
" Nit, kamu duluan saja, nanti aku menyusul ya.." kata Ani.
" Ini ponsel kamu sudah sama aku." Tuh kan kamu selalu begitu.., kalau gak begitu bukan Ani namanya." kata Nita.
Mereka mempercepat jalannya dan hampir sedikit berlari.
" Kamu Nit, suka mengagetkan aku saja." Untung sudah kamu bawa ponselku, jadi aku gak perlu balik lagi deh." ucap Ani sembari melemparkan senyumnya
Tiba - tiba Ani menabrak seseorang, dan dia merasa dunia ini akan runtuh setelah tahu orang yang ada didepannya.
" Maaf pak..!" kata Ani.
" Kamu tahu, tempat apa ini ?" tanya orang tersebut.
" Iya pak, saya minta maaf." kata Ani.
Suara itu sangat khas dan mereka mengenalnya dengan pasti.
Ternyata pemilik suara itu adalah atasan dari Ani dan Nita dikantor.
" Saya tahu pak, tapi saya lagi buru - buru karena sudah tidak tahan lagi ingin ketoilet." Ani beralasan agar bisa cepat pergi dari hadapannya.
Ani dan Nita permisi sambil sedikit membungkuk memberi hormat kepada atasan mereka.
Mereka pergi dari situ dengan merasa lega, sambil berlalu Nita melirik dari jendela yang terbuka di bagian keuangan.
Tampak pemuda yang selalu membuat jantungnya berdebar selama ini.
Dari pertama kali masuk Nita sudah suka kepada pemuda itu.
Langkah Nita melambat saat pemuda itu tersenyum dengan teman disebelahnya. Nita jauh tertinggal beberapa langkah dari Ani.
" Jantungku rasanya ingin copot dari tempatnya." bergumam dalam hatinya.
" Hei Nita cepat..!" terdengar suara Ani, dari ujung depan Ani memanggilnya.
Nita tersentak lalu mempercepat langkahnya.
" Lihat sudah hampir terlambat nih..!" kata Ani sambil menunjukkan jam tangannya ke Nita.
Sambil berjalan mereka tertawa kecil mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
" Ani, kamu punya filing bakal dipanggil gak ?" tanya Nita.
" Ah, mana mungkin."
" Aku kan tidak sengaja." kata Ani.
Mereka sampai diruangan mereka, dan masuk untuk langsung duduk mengerjakan kerjaan mereka.
Tak berapa lama kemudian,seseorang masuk dan ternyata pak Udin si pengantar minuman untuk semua karyawan.
Sambil meletakan minuman dimeja Ani, pak Udin mengatakan sesuatu.
" Mbak, dipanggil pak Rahmat kekantornya." kata pak Udin.
Ani langsung terkejut dan pura - pura tidak mendengarnya agar karyawan yang lain tidak tahu.
Ani melirik dan melihat karyawan yang lain.
Ani dan Nita saling melihat dan memberi kode satu sama lain.
Lalu Nita tetap menundukkan pandangannya ke meja kerjanya, seakan dia serius dengan pekerjaannya.
Namun didalam hatinya Nita, dia berdoa semoga tidak terjadi apa - apa kepada Ani.
Dan Ani dengan gaya santainya berjalan, agar karyawan yang lain tidak curiga kepadanya saat pergi keruangan pak Rahmat.
Setelah sampai diluar ruangan kerja, dia berjalan buru - buru ke ruangan pak Rahmat.
Dia sedikit ketakutan seperti dikejar kecoak terbang.
Sesampainya didepan pintu ruangan pak Rahmat, seorang sekretaris menyapa Ani dengan senyuman.
Ani pun membalas senyuman itu kepadanya.
" Tok, tok, tok, permisi pak.." kata Ani.
" Silahkan masuk.." terdengar suara yang mempersilahkannya untuk masuk keruangan.
" Selamat pagi pak, saya Ani." kata Ani dengan sopan.
Terlihat raut wajah tua pak Rahmat serta uban putih yang sedikit terlihat disela rambutnya yang hitam.
Pak Rahmat melihat ke arah Ani dengan raut wajah tegas dan tatapan tajamnya.
" Kamu terlambat hari ini..?" tanya pak Rahmat.
" Tidak pak." kata Ani langsung menjawab.
" Jadi yang kamu terburu - buru itu karena kebelet atau karena kamu terlambat ?" tanya pak Rahmat lagi.
" Benar pak, saya tadi kebelet ke toilet, hari hujan jadi saya kebelet pak." ucap Ani lagi berbohong.
Pak Rahmat hanya terdiam dan menatap kertas yang dia pegang.
" Ya sudah kembalilah ke meja kerjamu."
" Lain kali hati - hatilah jika melangkahkan kakimu." ucap pak Rahmat.
Ani pun pamit permisi dari ruangan pak Rahmat. Dia merasa lega setelah keluar dari ruangan itu, yang menurutnya seperti masuk ke wahana rumah hantu.
...****************...
Hari terasa cepat berlalu, sementara Nita sangat ingin sekali bisa menyapa pemuda yang selalu diam - diam dia perhatikan. Namun Nita selalu tidak punya keberanian dan keberuntungan selalu tidak berpihak kepadanya.
Sementara dihari sabtu ini Nita lagi tidak bersemangat, udara terasa begitu terik pada jam makan siang.
Nita dan Ani pergi ke kantin kantor mereka, dan memesan makanan untuk makan siang. Sambil duduk membelakangi meja yang lain, Nita memukul meja tempat mereka duduk.
" Yah kalah deh jadinya.." kata Nita yang dari tadi bermain game diponselnya.
" Ih, kok gak menang sih..!" celetuk Nita.
Ternyata suara Nita telah mengusik seseorang, dan orang itu datang menghampiri meja mereka berdua.
" Permainan apa sih ?" Sampai segitunya kesal..?" tanya lelaki yang ada di hadapan mereka.
Ani menginjak kaki Nita dibawah meja, dan memberi kode ke Nita agar dia melihat kearah lelaki itu.
" Eh, mas Panji." kata Nita tersipu malu.
" Ah, cuma iseng sambil menunggu pesanan saja kok mas." kata Nita lagi.
Pesanan mereka pun sudah datang, Ani dan Nita sudah sangat lapar sekali.
" Mari mas makan bersama - sama." ajak Nita.
" Ya silahkan kalian makan, mas sudah selesai makannya." Dan ini akan balik keruangan karena masih banyak pekerjaan." ucap Panji.
Saat itu jantung Nita berdetak sangat kencang. Namun dalam hatinya dia sangat senang bisa berbicara dengan pemuda itu.
Nita merasa dunia terasa indah hari itu, dan dia menjadi begitu bersemangat hari itu.
Nita cepat menghabiskan makanannya dan bergegas mengerjakan tugas kantornya.
Dia menjadi lupa dengan temannya Ani yang belum selesai makan siang bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Nm@
Hai, Kak.
Aku mampir disini
2023-03-13
0
Nulis terus✍️💪
hadir kak , 🥰
2022-10-25
2
@νιєσℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸
lanjut kak
2022-10-04
2