Pukul 6 sore, tampak diparkiran kendaraan. Karyawan satu persatu meninggalkan halaman kantor, Nita dan Ani juga pergi langsung tancap gas menuju rumah mereka masing - masing.
Dirumah Nita terlihat ruang depan gelap gulita hanya lampu belakang yang hidup. Dihalaman depan tampak bayangan seseorang mondar - mandir sambil menelpon berulang kali.
" Hallo An, Nita tidak ada dirumah sepertinya." Ujar Panji.
" Tapi tadi dia bilang ke aku gak kemana - mana kok malam ini."
" Kemana dia yah..?" Ani bertanya - tanya.
" Coba aku telpon lagi deh an.." kata Panji.
Dan saat Panji menelponnya kembali, baru Nita menjawab telpon darinya.
Terdengar suara Nita yang begitu lemah dan parau.
" Hallo Nit, kamu kenapa..?!" tanya Panji.
" Ini siapa?"
" Tolong perutku sakit sekali." kata Nita lalu ponselnya mati dan terputus.
" Nita, aku Panji sudah ada dihalaman depan rumahmu."
" Nit, Nita..., hallo.., Nit...!" Panji memanggil - manggil.
Ponselnya terjatuh dari tangan Nita, dia pingsan terjatuh kelantai kamarnya.
Panji mengetuk pintu rumah Nita, namun tidak ada jawaban atau seseorang pun keluar.
Panji menelpon Ani kembali dan menceritakan kejadian tadi ke Ani. Dan Ani pun mengerti, dia langsung ke rumah Nita.
Ani membuka pintu rumah Nita dengan kunci cadangan yang diberikan Nita kepadanya.
Panji menghidupkan lampu depan dan Ani langsung membuka pintu kamar Nita. Terlihat Nita terbaring dilantai kamarnya, dengan pakaian tidurnya.
Ani melarang Panji masuk kedalam kamarnya Nita. Ani mengganti pakaian Nita, dan kemudian memanggil Panji untuk mengangkat Nita ke mobil Ani dan membawanya ke rumah sakit.
Nita segera ditangani oleh dokter dan perawat dirumah sakit, tak berapa lama Nita pun sadar dan membuka matanya.
" Ani, aku dimana?"
" Kenapa ada mas Panji juga?" tanya Nita.
" Iya Nit, tadi kamu pingsan dirumah mu, dan mas Panji yang menolong ku untuk membawamu kerumah sakit." ujar Ani menjelaskan.
" Kamu kenapa Nit?"
" Kambuh lagi penyakit mu?" tanya Ani.
" Iya An, dan aku kepikiran ibu ku sakit keras dikampung."
" Aku berencana akan ambil cuti dan pulang ke kampung." ucap Nita.
Setelah menginap satu hari satu malam, Nita pun diperbolehkan untuk pulang kerumah.
Ani dan Panji sudah menceritakan kondisi Nita ke atasan mereka.
Dan Nita diberi cuti selama seminggu untuk pulang ke kampung melihat ibunya.
Nita pun pergi ke kampungnya dengan diantarkan oleh Ani dan Panji pakai mobil.
Setelah sampai disana Ani dan Panji langsung pulang kembali, karena besok harus masuk kerja lagi.
Selama dikampung, Nita selalu merawat ibunya yang sakit, dan dia juga mematikan ponselnya agar tidak ada orang kantor yang sibuk menelponnya. Karena dia cuma mau fokus merawat ibunya yang sakit itu.
Hari jumat Panji datang menjenguk Nita, disaat itu Nita tidak dapat banyak bercerita kepada Panji.
" Nit, Ani menyuruh aku kemari untuk menanyakan kertas dari kepala biro perjalanan kau letakan dimana?"
" Sebab ponsel mu tidak dapat dihubungi beberapa hari ini."
" Dan sudah berulang kali Ani menelpon mu tetapi tidak dapat tersambung." ujar Panji.
" Aku sudah memberikan kertas itu kepada sekretaris pak Puji, dan beliau yang memintanya."
" Memangnya ada apa mas?" tanya Nita.
" Oh, kalau begitu syukurlah."
" Tidak ada apa - apa kok, cuma besok kertas itu harus sudah ditanda tangani oleh pak Rahmat." kata Panji.
Nita dan Panji asyik duduk dan ngobrol dibawah pohon yang rindang. Dan Panji menanyakan kabar ibunya Nita saat ini.
Panji juga bercerita ke Nita tentang hal yang lucu sehingga membuat dia tertawa dan tersenyum sejenak.
" Kamu tadi pulang kerja langsung kemari ya mas?" tanya Nita.
" Iya Nit, kalau tidak begitu mana ada waktu lagian." kata Panji.
" Mas juga gak bisa berlama - lama Nit." Panji berkata lagi.
Tanpa terasa sudah satu jam mereka bercanda dan berbincang - bincang. Tanpa menyadari hari sudah malam dan Panji pun pamit untuk pulang kembali ke rumahnya.
" Oh iya Nit, kamu minggu balik ke rumahkan?"
" Nanti biar mas saja yang jemput kamu untuk balik pulang ya." kata Panji.
" Tidak usah mas, Nita bisa naik bus saja dari sini." kata Nita.
Namun Panji tetap bersikeras ingin menjemput Nita dan janji akan tepat waktu datangnya.
...****************...
Keesokan paginya, Nita melihat ibunya sudah mulai membaik dan sehat. Dan sudah dapat berjalan dan beraktivitas kembali. Nita senang melihatnya, dan akan sedikit tenang bila nanti Nita kembali.
Nita juga menyarankan kepada ibu dan ayahnya untuk selalu memeriksakan kesehatan mereka berdua ke klinik terdekat.
Nita juga tidak lupa meninggalkan uang untuk ayah, ibu, dan adik satu - satunya.
Mereka hanya dua bersaudara, dan Nita lah yang menjadi tulang punggung setelah ayahnya sakit - sakitan . Dan ayahnya sudah tidak dapat bekerja lagi selama tiga tahun ini.
Panji menelpon Nita agar menunggunya datang, dan sudah lama menunggu tapi Panji belum juga muncul atau pun menelponnya.
Lalu ponsel Nita berbunyi dan dia menjawab telpon dari seseorang itu.
" Hallo, iya benar."
" Apa..?!"
" Dirumah sakit mana dia pak?"
" Baik, saya akan kesana." ujar Nita.
Nita lalu menelpon Ani dan memberi tahunya, mereka akan bertemu disana saja.
Tak beberapa lama Ani pun sampai, sementara Nita masih cemas diluar ruangan mondar - mandir.
Seorang bapak - bapak menanyakan alamat rumah Panji kepada mereka berdua. Namun mereka tidak ada yang tahu dimana Panji tinggal.
Ani dan Nita hanya bisa berdoa semoga tidak mengalami luka yang parah.
Tiba - tiba seorang wanita datang menghampiri dengan menuntun anak kecil yang usianya lima tahun datang bersama suster.
Wanita itu menangis sejadi - jadinya didepan mereka.
" Kenapa kamu jadi begini mas.."
" Padahal kamu bilang hanya pergi sebentar, tapi kenapa kamu bisa begini mas.." wanita itu menangis dan memeluk anaknya.
Nita yang tidak tega melihatnya karena merasa bersalah mendekati wanita itu dan bertanya kepadanya.
" Maaf mbak, anda siapanya ?" tanya Nita.
" Saya istrinya dari Panji dan ini anak kami." Anda sendiri siapa..?" tanya wanita itu balik.
" Kami teman sekantor Panji dan kebetulan teman kami kampungnya disini jadi..." Ani berhenti berbicara.
" Oh.., jadi kamu yang meminta dijemput dan akhirnya suami saya yang menjadi korban." kata istrinya Panji dengan marah.
Setelah beberapa lama dokter pun keluar dari ruangan Panji.
" Siapa keluarga pasien?" tanya dokter.
" Saya istrinya dok, bagaimana keadaan suami saya dok?" tanya wanita itu ke dokter.
Dokter mengajak istrinya keruangan dokter, dia menjelaskan kalau Panji harus dioperasi matanya karena kecelakaan itu mata Panji yang menjadi korban.
Setelah beberapa lama ngobrol, istrinya Panji pun setuju untuk mengoperasi mata Panji saat itu.
wanita itu pun menandatangani kertas persetujuan bahwa Panji akan segera dioperasi. Dan dia juga pergi ke tempat adminitrasi untuk membayar biaya Panji disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸
apakah panji ad rasa sama nita? lanjut kak penasaran aku
2022-10-04
1
🌿Leony Fernanda🔱🎻
bagus banget novel mu thor
2022-09-19
2
Rossemarry
anak baik😘
salam dari "my lovely bodyguard"🥰
2022-09-17
3