Sudah sekian lama menjalaninya bersama, namun hanya didepan orang tua saja terlihat seperti suami dan istri.
Mereka hanya statusnya saja suami dan istri, tidak lebih dari itu.
Kalau dirumah mereka berdua bagaikan orang lain yang tidak saling membutuhkan.
Kelelahan Panji sudah cukup kiranya, buat batin yang terhina.
Walau saat itu Panji ingin menjadi suami seutuhnya.
Tapi Linda menolaknya mentah - mentah, tanpa mengerti bahwa Panji sudah rela menerima keadaannya.
***
Sampai saat malam itu Linda pulang dengan diantar oleh seorang lelaki.
Panji yang sedang tiduran disofa ruang tamu mendengarkan percakapan mereka.
" Terima kasih ya mas sudah mengantar aku." ujar Linda.
" Iya sayang, apa sih yang enggak buat kamu." ucap lelaki itu.
Lalu Panji membuka pintu rumahnya dan menegur Linda yang pulang terlalu malam.
Dan Panji tadi sempat melihat mereka ingin berciuman didepan rumah, namun Panji berpura - pura tidak melihatnya.
Mereka pun terkejut dan tidak melanjutkannya.
Linda tidak terima Panji menegurnya, dan mengusik segala sesuatu yang ingin dia perbuat.
" Mas, kamu tidak usah mengatur - atur aku deh."
" Bila bukan karena orang tua, dulu aku tak mau menerima mu." kata Linda dengan nada kasar.
" Dan kita sudah sama - sama dewasa, dapat memilih jalan hidup sendiri." ujar Linda lagi.
" Tapi kau harus ingat Linda, biar bagaimana pun aku ini suami mu yang sah, dan kau istriku yang telah aku nikahi." ucap Panji.
" Ya memang, tapi sekarang aku bukan istrimu lagi." kata Linda.
" Apa maksud mu Lin ?!" Panji bertanya.
" Hai bro, kau tahu."
" Selama ini dia hanya puas dengan aku yang melayaninya dengan penuh kehangatan." ucap lelaki itu ke pada Panji.
" Oh, jadi selama ini kau permainkan aku ?!"
" Kau menistakan kesucian pernikahan kita ?!"
" Jawab Linda !"
" Jawab !" tanya Panji.
" Sekarang kau bisa apa dengan kebutaan mu ini..?"
" Hah..?!" Linda meremehkannya.
" Linda..!"
" Kau anggap apa aku ini, selama ini aku sudah berbuat baik dan bertahan."
" Namun kau yang membiarkan terus hubungan dan pernikahan kita seperti ini." Panji mencoba menjelaskan bahwa dia bisa menerimanya.
Namun Linda tidak mau tahu dan malah cuek dengan ucapannya.
Lelaki itu menari pinggang Linda dan bibir mereka pun saling terpaut. Mereka melakukannya didepan Panji yang sedang memperhatikan kelakuan mereka.
Panji sudah sangat geram langsung membuka kacamata dan mengatakan sesuatu pada mereka.
" Kelakuan kalian ini sudah mencerminkan sifat aslinya."
" Pergi kalian dari sini..!"
" Cepat...!"
Panji sudah hilang kesabaran dan membuka kebenaran bahwa dia tidak buta.
Mereka terkejut dan tersudut, Linda sangat terkejut lagi saat Panji memperlihatkan bukti - bukti yang dia punya.
Dengan beraninya Panji memperlihatkan kelakuan Linda selama ini dibelakangnya.
" Aku menghormati atas keinginan orang tua kita."
" Karena mereka yang ingin melihat kita bersatu."
" Bagi mereka itu yang terbaik, dan aku selama ini sudah jenuh pada mu Linda."
" Namun aku masih terus berharap, suatu saat kau akan berubah dan bisa menerima kenyataan."
" Kalau kau dan aku sudah menikah, menjadi suami istri yang sah."
" Walau aku tahu Ririn itu bukanlah anak biologis ku."
" Melainkan anak dari hubungan kalian berdua."
Panji sangat kesal, kecewa dan emosi kepada Linda. Dia tidak menghargai dan menghormati pernikahan serta kedua orang tua.
Sesaat suasana hening, Linda dan lelaki itu hanya diam tak ada bantahan.
Panji sudah sangat tidak tahan, dia masuk dan terduduk di sofanya lagi.
Linda masih tidak puas dan mencoba menyalahkan Panji.
" Selama ini mas mengalami kebutaan, itu bohong mas..?!" tanya Linda.
" Kamu melakukan semua permainan di dalam rumah, saat itu hanya untuk mengelabui aku?"
" Hebat mas..,kamu sangat hebat..?!" kata Linda.
Lelaki itu mulai mencari cela dan masuk untuk membuat mereka bertambah panas.
" Dia melakukan ini semua, agar kau dapat diawasinya dengan cara liciknya Lin." lelaki itu semakin.menyulutkan api diantara mereka.
Dalam hatinya lelaki itu dia tertawa dan merasa senang atas pertengkaran itu.
Selain itu dia juga mendapatkan kesenangan, uang dan kehangatan dari Linda semuanya.
Namun Linda buta sesaat terlena dan terhanyut dalam buwalan dan rayuan buaya darat.
" Aku berbuat ini karena masih perduli dengan istriku..!"
" Walau kau selalu tidak ingin kan aku..., dan saat ini juga aku akan melepaskan dirimu."
" Besok aku akan mengurus surat perceraian kita, agar kau puas kembali bersamanya, tanpa ada aku suami mu.." ujar Panji lalu pergi meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.
Linda terdiam tanpa mengejar atau berbuat sesuatu untuk mencegah Panji pergi.
Dia seperti rela atau tidak perduli apa yang akan Panji lakukan.
" Sudah...!"
" Dia sudah pergi kenapa kau tampak begitu kecewa dan sedih..?"
" Bukankah ini lebih baik untuk kita bisa bersama..?!" Yadi lelaki itu selalu mengoceh apa saja untuk membuat Linda terpengaruh.
" Aku diantara dua pilihan Yad, bersamanya aku merasa begitu tenang."
" Namun aku selalu menolak dan tidak menginginkan dia." Linda saat ini sedang dilema dan bingung harus bagaimana.
" kalau kau bersama ku bagaimana..?!" Yadi kesal dengan Linda yang jadi begini.
" Ya.., aku memang sangat mencintai mu mas Yadi, tapi..." Linda tidak meneruskan kata - katanya lagi.
" Tapi apa Lin.., hah..?!" Yadi bertanya dengan nada tinggi dan merasa tidak puas.
Linda menolehkan wajahnya ke arah Yadi, dan menatap mata Yadi dengan tajam.
" Sampai saat ini dari mulutmu sendiri, belum ada perkataan dan pernyataan bahwa kau akan menikahi ku mas..?!" Linda menutup wajahnya dan menangis.
Linda sedikit emosi terhadap Yadi, dia sekarang bingung karena Yadi seperti tidak ada niat untuk menikah dengannya.
" Biar kau tahu mas, dia selalu memberikan nafkah ke anak kita."
" Walau dia tahu Ririn bukan anaknya." ketus Linda kepada Yadi.
" Ah, dulu aku sudah ingin menikahi mu, namun kau sudah dengannya." Yadi berdalih
dan beralasan untuk mengelak kesalahannya.
" Kau berjanji pada ku sebelum dengan Panji, tetapi kau melarikan diri setelah tahu aku hamil."
" Dan Panji lah yang menyelamatkan aku dan anak kita ...!" Linda berkata demikian sambil menolak dada Yadi hingga terdorong kebelakang beberapa langkah.
" Ya.., ya maafkan aku." kata Yadi sembari menghampiri Linda dan memeluknya dari belakang.
" Sudah pergilah kau, aku sangat lelah malam ini." Linda menolak Yadi dan mengarahkan ke pintu rumahnya.
" Lin, aku ingin sesaat lagi bersama mu.., aku mohon Lin.." rengekan Yadi.
" Lin.., Linda...?!" Yadi mengetuk - ketuk pintu rumah Linda dan terus memanggil namanya.
Namun Linda tidak menghiraukan panggilan itu.
Linda sudah menutup pintu dan pergi melihat Ririn yang masih tertidur pulas dikamar.
Linda membersihkan diri lalu pergi untuk beristirahat disamping Ririn.
Linda masih mengingat perkataan Panji yang ingin mengurus surat perceraian mereka berdua.
Linda menangis dan merasa sangat sedih, kacau dan dilema.
Dia jadi bingung mau berbuat apa, dan ada rasa tak ingin berpisah dari Panji untuk saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸
kapok kau Linda udah dicerai sama panji
2022-10-13
4
Elisabeth Ratna Susanti
semangat Panji 💪
2022-08-22
4
Naba rumi
semangat🆙😍
2022-08-20
3