Dua hari kemudian Nita dan Ani datang menjenguk Panji dirumah sakit lagi. Disaat jam makan siang dan karyawan kantor sedang beristirahat.
Sesampainya disana, seorang suster memberi tahukan bahwa pasien yang diruangan itu sudah dipindahkan, ke kamar yang lain atas permintaan istrinya.
Nita dan Ani pergi ke kamar yang diberi tahukan oleh suster yang membereskan kamar bekas Panji tersebut. Mereka mencari kamar itu dan menemukannya tidak jauh dari kamar Panji yang lama.
sampai didepan pintu, Nita dan Ani mengetuk pintu dan masuk kedalam kamar itu.
Terlihat disana ada istri, anak, dokter dan suster yang akan membuka perban mata Panji setelah dioperasi.
Perlahan - lahan dokter membuka perban itu dan menyuruh Panji untuk tidak membuka dulu matanya.
" Pak, sekarang bukalah mata bapak dengan perlahan saja, jangan terburu - buru untuk membukanya." kata dokter tersebut.
Panji mengikuti perkataan dokter itu, dia membuka matanya dengan perlahan - lahan.
Dan pada saat itu semuanya menunggu hasil dari operasi mata itu dengan cemas.
Nita menggenggam tangan Ani dengan sangat erat dan bahkan diremasnya karena dia sedikit cemas.
Panji sudah membuka matanya, tapi dia merasa aneh dengan pandangan kosongnya. Panji meraba wajahnya dan mencoba ingin melihat tangannya, namun dia tidak dapat melihat apapun sama sekali.
Dokter sangat terkejut dengan hasil operasi itu dan tak percaya ternyata diluar dugaannya.
Panji mendengar suara dari wanita yang ada disampingnya.
" Mas, kamu benar - benar tidak bisa melihat kami mas." tanya istrinya yang menangis sedih melihat keadaan Panji.
" Siapa kamu?" tanya Panji terkejut.
" Ini aku mas, istri mu Linda." kata wanita itu.
Panji bertanya kenapa dia berada dirumah sakit saat ini. Namun dokter kembali bertanya kepada Panji agar dia mengingat kembali apa yang dia alami saat itu.
Nita sangat gelisah dengan mengingat kejadian itu, terlebih lagi Linda istrinya Panji selalu menyalahkannya berulang kali.
Linda menyalahkan Nita yang menjadi penyebab kejadian itu, dia menyalahkan Nita didepan dokter dan para suster disana.
Linda membuat keributan karena suaranya yang berteriak menyalahkan.
Dokter menyarankan agar Panji dioperasi kembali matanya agar dapat melihat kembali.
Namun Panji tidak mau menjalankan operasi lagi kali ini.
Mengingat biayanya yang terlalu besar, dan walaupun separuhnya kantor yang akan menanggung biaya, Panji tetap tidak mau dioperasi kembali.
Linda mencoba memberi penjelasan agar Panji mau menjalankan operasinya sekali lagi setelah 6 bulan kemudian. Tetapi Panji tetap bertahan tidak ingin mengoperasikan lagi matanya.
Sudah 2 bulan Panji hanya dirumah saja, dan tidak bekerja karena keadaannya. Tetapi perusahaan memberi kebijakan kepada Panji, dengan tugas yang diberikan kepada Nita untuk dikerjakan secara bersama - sama atas petunjuk dari panji.
Lalu Nita bisa menuliskannya dikertas itu, dan menyelesaikan dengan cepat.
Dengan kesabaran Nita serta perhatian darinya dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat.
Setelah terbukti Panji dapat mengerjakannya dengan sempurna, akhirnya dia mengatakan kepada atasannya bahwa dia sebenarnya dapat melihat.
Namun dia hanya berpura - pura saja. Hanya atasannya saja yang mengetahui rahasia Panji saat ini.
Pagi itu Panji duduk di sofa dengan teh yang tersedia dimeja sampingnya. Seorang anak kecil duduk disebelahnya, Panji pura - pura dengan kebutaannya.
Anak itu yang diakui Panji bukan anaknya itu bertanya padanya.
" Papa, apa yang papa lihat?" tanya Ririn dengan polos.
" Eh, ada Ririn rupanya, papa tidak tahu kalau kamu disini." kata Panji.
" Ririn.., ayo cepat kemari...!"
" Bibi Nisa sudah menunggu kamu tuh..!" ucap Linda dari depan pintu rumah.
" Ririn mau dibawa kemana Lin?" Panji bertanya.
" Dan kamu mau kemana?" tanya Panji lagi.
" Ririn aku titipkan ke Nisa tetangga sebelah, seberang jalan."
" Dan aku akan bekerja dengan temanku Lisa, mas pun tahu dan kenal dengannya." ujar Linda yang buru - buru ingin pergi.
Setelah Linda pergi, Panji bergegas ganti pakaian dan menemui Ani yang sudah menunggunya dari tadi.
Hari ini kantor libur karena hari minggu, jadi Ani dapat mengintai istri Panji saat itu.
Sudah 1 bulan mereka mengintai Linda secara diam - diam, tetapi belum mendapatkan bukti dari desas - desus yang terdengar oleh Panji.
Pada saat Pak udin satpam kantor mereka pernah melihat Linda bersama laki - laki lain datang kerumah sakit saat itu. Dan mereka terlihat sangat akrab, seperti ada hubungan.
Terlihat dari kejauhan Linda turun dari mobil bersama temannya. Mereka mampir ke Apotik sebentar lalu pergi lagi dengan mobil yang sama.
Panji dan Ani mengikuti mobil mereka, tak berapa lama mobil mereka berhenti didepan sebuah bangunan. Mobil mereka masuk kedalam parkiran bangunan itu.
" Tempat apa ini pan?" tanya Ani.
" Aku juga tidak tahu An, ayo kita ikuti saja mereka." ujar Panji.
Bangunan itu berlantai dua dan diatasnya tertulis Brian.
Ani dan Nita sudah tahu kalau Panji sudah bisa melihat. Namun istrinya Linda hanya tahu kalau Panji itu pria buta sekarang.
Tempat itu sedikit tertutup dari orang - orang, dan mereka sempat bertanya pada orang disekitar mereka pun tidak ada yang tahu tempat apa itu.
Ani dan Panji hanya menunggu diluar saja. Karena mereka tidak dapat masuk ketempat itu, ada dua orang penjaga pintu yang berbadan besar disana.
kalau mau masuk harus mengetahui kode rahasia dari mereka dulu baru dipersilahkan.
Ani dan Panji menunggu Linda diluar bangunan. Sudah hampir 1 jam mereka disana menunggu tetapi Linda tidak tampak keluar juga dari bangunan itu.
Akhirnya Ani dan Panji pun pergi dari tempat itu pulang kerumah.
Ani mengantar Panji kerumahnya dan dia masuk dari pintu belakang rumahnya, agar tidak ketahuan orang kalau dia keluar rumah sendirian.
Keesokan harinya Panji kekantor selalu diantar jemput oleh ojek yang selalu dipesan oleh Linda.
Saat pulang dari kantor, Panji turun dari ojeknya dan langsung masuk kerumahnya.
Linda keluar dari rumah dan menghampiri tukang ojek itu, tampak mereka berbincang sedang membicarakan sesuatu.
Setelah itu ojek itu pun pergi, dan Panji berpura - pura tiduran disofa ruang tamu mereka.
" Mas, aku pergi jemput Ririn dulu sebentar." kata Linda berpamitan ke suaminya.
Panji hanya diam saja, dan melirik jam dinding diruangan itu.
Pukul 20:30, Linda pergi dari pintu depan dan Panji mengikutinya dari pintu belakang.
Dari kejauhan seorang pria menghampirinya dan menciumnya. Panji penasaran, dia pun mengendap lebih dekat lagi dengan mereka.
Dia pun mendengar pembicaraan mereka.
" Dia masih seperti biasa, tidak banyak bicara dan bertanya." tanya pria itu.
" Ya, sepertinya dia benar - benar sudah lumpuh dan tak berdaya."
" Di rumah pun dia sudah tidak berguna." kata Linda.
" Sudahlah sayang, besok kita kan banyak waktu untuk berdua."
" Ingat jangan terlambat ya, aku tunggu kamu besok ya sayang." pria itu mencubit hidung Linda.
Lalu Linda kembali dan pria itupun pergi meninggalkan Linda ditempat itu.
Panji merasa kesal, ternyata Linda benar - benar sudah mempermainkan dirinya.
Linda pun pergi menjemput Ririn dari rumah tetangganya. Sedangkan Panji kembali pulang lewat pintu belakang dan masih berpura - pura tiduran disofa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸
astaga ternyata
2022-10-04
3
Elisabeth Ratna Susanti
mantap 👍
2022-08-22
3
Abidzar Zaira
luar biasa nih thor
2022-08-05
5