BAYU : Kemana Angin Membawa Rindu
Pagi itu seperti biasa. Bayu, beranjak dari ranjang bambu dan dilapisi oleh kasur kusamnya, Memang tak mewah tapi itu tempat ternyaman dimana dia memulai hari dengan semangat membara dan istirahat untuk memulai hari berikutnya.
Bayu kemudian duduk di ranjangnya dan sejenak termenung. Pikiranya sedikit gusar seakan ada hal yang menganggu.
Bayu hidup di rumah sederhana di sebuah desa bernama sehat mulia. Penduduk disana biasa bertani dan berladang termasuk Bayu dan kedua orang tuanya. Bayu mempunyai adik bernama Raka. Dia masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Tok tok tok
"Mas Bayu. Bangun mas." suara Raka sambil mengetuk pintu kamar Bayu.
"Iya" Bayu menyautinya.
Krekkkkk
Terdengar suara pintu kayu ketika Bayu membuka pintu kamarnya.
"Ayo le mandi sarapan. Ibuk bikin nasi goreng" suara Ibu bayu terdengar dari dapur.
Bayu bergegas mengambil anduknya berjalan ke belakang rumah, di sana ada sebuah sumur tua sebagai sumber air keluarga Bayu.
Krekkkkk krekkkk
Suara roda kerekan ember diatas sumur ketika bayu mengerek air dalam sumur.
"Mas di isi yang penuh ya bak mandinya" suara Raka yang tiba tiba datang dan langsung masuk kamar mandi.
"Iya, sudah sana cepet mandinya." Bayu menjawab.
Di sebelah sumur itu ada kamar mandi. Dan lubang kecil untuk menyalurkan air ke bak di dalam kamar mandi.
Ibu datang membawa peralatan masak yang kotor yang hendak mencucinya.
"Bapak udah berangkat ya buk ?." Bayu bertanya kepada Ibunya.
"Iya le. mumpung masih pagi Bapak mau bajak sawah, sebenar lagi kan sudah mulai musim tanam padi." Ibu menjawab sambil mencuci peralatan.
"Bayu. Kamu bener ngak mau kuliah seperti Mbak Laras ?." Ibu tiba tiba bertanya.
Laras, Anak pak kepala desa. Gadis manis dengan bibir tipis rambut panjang dan body ideal khas gadis desa dan Laras juga teman sekolah bayu dari SD sampai SMA.
Mereka berhubungan erat, bahkan special.
Walau kedua insan ini tidak pernah saling mengungkapkan, semesta tau mereka mempunyai ikatan yang disebut dengan cinta.
"Ngak Buk. Bayu pengen bantu bapak aja di sawah, lagian Dek Raka juga masih sekolah sebentar lagi masuk SMP pasti butuh biaya banyak." Bayu menjawab sambil terus menimba sumur.
"Ya seumpama kamu berubah pikiran bilang saja sama Ibuk ya, soal biaya nanti Ibu dan Bapak masih bisa mengusahakan." Ibu bersiap membawa peralatan masak kembali ke dapur setelah mencucinya.
Bayu termenung. Di satu sisi dia juga ingin kuliah tapi di sisi lain Bayu tidak tega membebani orang tuanya lagi.
Walau keluarga bayu hidup berkecukupan di desa, biaya kuliah pasti akan sangat mahal.
Blubuk blubuk
Suara gelembung air dari dalam kamar mandi.
"Horeee.. laa laa laa.., " suara Raka sedang bermain air
"Raka cepet mandinya nak. Gantian sama Mas Bayu." Ibuk berteriak kepada raka di kamar mandi.
Gebyur gebyur
Bergegas Raka berhenti bermain dan segera mandi.
Kemudian.
Krekkkkk
Suara pintu seng kamar mandi di buka.
"Mandi apa mainan air kamu !!?." bayu bertanya pada raka dengan sedikit marah.
"Mandi sambil main wekk...," Raka menjawab sambil berlari dan menjulurkan lidahnya, Karena dia tau kak bayu siap menjitaknya.
"dasar bocah." bayu berkata dalam hati dan memasuki kamar mandi dengan kesal.
Seperti halnya kehidupan kaka adik lainya, Bayu dan Raka memang jarang akur.
Selesai mandi dan ganti baju Bayu bersiap sarapan dan menuju ke dapur.
Dapur keluarga bayu sangat sederhana.
Ibu bayu memasak dengan kayu bakar dan terkadang dengan kompor minyak tanah. Terdapat meja dan kursi panjang terbuat dari bambu di sebelah pintu masuk menuju ruang utama. Alas dapur keluarga bayu masih berbentuk tanah. Dan tembok bata merah.
"Le, sarapan buat Bapak sekailan di bawa. Bapakmu tadi buru2 katanya juga mau mampir ke rumah pak kades." kata Ibu sambil menyiapkan rantangan.
Bayu mengangut smbil mengunyah sarapanya.
"Mas bareng ya ?." Raka bertanya pada kakanya.
"Iya cepet sarapanya !." Bayu menjawab dan telah selesai menghabiskan sarapanya.
Kemudian Bayu mengambil rantangan Bapaknya dan mencium tangan Ibunya.
"Bayu berangkat Buk, assalamualaikum ." Bayu berkata.
"Iya le waalaikumsalam, ati ati." Ibu menjawab dengan senyum.
Bayu mengeluarkan sepeda kumbangnya.
"MASSS BAYU, TUNGUUU !!!!." suara raka berteriak dari dapur. Dia terburu buru memakai sepatunya dan berlari ke arah bayu.
Bayu menaiki sepedanya sedangkan Raka di gonceng di belakang kemudain mereka berangkat.
Bayu mengantar adiknya dulu untuk sekolah kemudian menuju ke sawah untuk membantu Bapaknya.
Suasana desa bayu sangat asri. Sejauh mata memandang terlihat lahan sawah di kiri jalan. Sungai irigasi di kanan dan sebelahnya ada hutan bambu dan gunung menjulang di kejauhan.
Hawa dingin dengan bentangan cahaya mentari pagi khas pedesaan. Tidak ada bunyi bising kendaraan hanya sesekali suara traktor lewat karena sekarang musim membajak sawah.
pagi itu Bayu sengaja lewat di rumah Pak Kades karena Ibu berkata sepertinya Bapak juga akan mampir ke rumah Pak Kades. tapi sebenarnya Bayu mempunyai niat lain.
sesampainya di depan rumah Pak Kades bayu tidak melihat motor Bapaknya. malahan Bayu melihat Laras yang sedang menyapu dengan sapu lidinya.
Bayu berhenti sejenak menghampiri gadis pujaanya.
"pagi Laras. rajinya anak Pak Kades..," Bayu menyapa gadis manis dengan rok panjang itu dengan sedikit bercanda.
"itu Raka di anter sekolah dulu. ntar telat lho." Laras menjawab ketus sambil terus menyapu.
"kamu kapan berangkat ke surabaya.?" Bayu bertanya kembali.
laras sejenak terdiam. "belum tau Yu. bisa nanti bisa besok, atau abis ini"
Laras berhenti menyapu. melihat ke arah Bayu "kamu ngak papakan ?." Laras bertanya ke pria di hadapannya itu.
"aku .? ya ngak papa lah. yang penting kejar cita cita kamu. andai aku seberuntung kamu aku pasti juga akan pergi buat kuliah di kota." Bayu berkata seolah semua akan baik baik saja.
belum sempat Bayu berkata kata lagi Raka mencubit pinggang kakaknya.
"UASEMMMMMM. sakit ndul" Bayu berteriak dan memandang kesal Raka.
"ayo Mas. telat sekolahku nanti !!." Raka berkata kesal pada Bayu.
"yowes itu di anter dulu Raka. malah ngrayu ngerayu aku" Laras berkata kePDan.
"iya wes. kamu ati ati di jalan, andai aku ada rejeki nanti aku coba main main ke sana. di surabaya ada pak dekku juga kok" Bayu berusaha menenangkan Laras.
mereka tau sebenarnya mereka gelisah. gelisah akan perpisahan sementara ini. gelisah akan apa yang akan terjadi nanti.
tapi mereka ber dua sudah sangat lama saling mengenal dan menambatkan rasa. hingga mereka akan yakin indah pada waktunya.
"duluan Larasku..." Bayu pamit sambil dan mengowes sepedanya kemudian.
"prettttt Yuuu Bayu..," Laras menjawab sinis sambil tersenyum.
setelah beberapa jauh.
"Mbak Laras mau kemana to Mas ?" tanya Raka penasaran.
"mau kuliah" jawab Bayu.
"kuliah itu apa Mas" Raka tambah penasaran.
"kuliah yo kayak sekolah gitu" Bayu menjawab lagi.
"oooo..," jawab Raka singkat.
Bayu sampai di depan sekolah Raka. dan Raka turun dari sepeda.
"hampir telat gara gara Mas ngobrol sama Mbak Laras !!!" Raka terlihat kesal
"iyo maaf" Bayu menjawab sambil senyum.
setelah mencium tangan Bayu, Raka berlari menuju ke dalam sekolahan. sekolahan Raka sama seperti sekolahan Bayu saat SD dulu. tidak banyak perubahan hanya gedung yang diperbarui beberapa tahun lalu. halamanya luas dan pagar dari tembok sederhana tinggi sekitar 1 meter.
Bayu lanjut mengowes sepeda kumbangnya menuju ke sawah Bapaknya. masih di temani dengan mentarai pagi yang berlahan menghangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Rini Antika
Aku mampir kak, smg berkenan mampir jg ke karyaku yg msh pemula..🙏
2022-08-01
4
Lina Zascia Amandia
Maaf ni baru mampir... lgsg like, komen n Fav.... ceritanya menarik, tentang sebuah kesederhanaan orang yg tinggal di desa..... Smg Laras tidak berubah jika nanti dia sudah Sarjana dan sukses...
2022-07-22
6
Lina Zascia Amandia
Sekailan= ralat sekalian... hehe...
2022-07-22
6