Hampir Saja

Di pagi itu mentari mulai menghangat.

Tetes embun membasahi dedaunan.

Bayu dengan sepeda kumbangnya gowes dengan riang gembira. Burung burung berkicau mengiringi senyum lebarnya.

Tak berapa lama Bayu tiba di sawah Bapaknya. Di sandarkannya sepeda kumbang di bawah pohon mangga. Tak lupa rantangan dari ibu dia taruh di dekat akar pohon yang merambat.

"PAKKK.... SARAPAN DULU......." Bayu berteriak memanggil Bapaknya dari kejauhan.

Terlihat Bapak sedang mencangkul, sepertinya sepetak lahan itu hampir selesai dibajak.

Bapak memandang Bayu, menaruh cangkulnya dan beranjak menuju ke arah Bayu.

Setelah Bapak mulai mendekat.

"Tadi Bapak ngak jadi ke rumah Pak Kades ?" tanya Bayu sambil duduk.

"Jadi Le. Juma Pak Kades lagi ngak ada di rumah"

"ada urusan apa Pak ?"

"Katanya hari akan ada bibit padi dateng buat warga," Bapak menjawab sambil duduk membuka rantangan.

"Bayu, kamu ngak pengen kuliah kayak Laras, anaknya Pak Kades ?" Bapak spontan bertanya.

"tadi ibu juga bertanya seperti itu" batin Bayu.

"Ngak Pak, Pengen bantu bantu Bapak aja dulu. Lagian kuliah biayanya banyak e." imbuhnya.

Bapak sejenak terdiam. Secara Bapak tidak tau pasti berapa besar biaya untuk kuliah tapi mendengar cerita dari Pak Kades biayanya memang sangat besar.

Belum sempat Bapak bertanya lagi bayu terlihat beranjak dari duduknya.

Bayu berjalan menuju tanah yang belum selesai dicangkul.

Sesampainya di tempat, bayu melanjutkan pekerjaan bapaknya membajak sawah.

Mentari mulai meninggi. Panas mulai terasa, dan Bayu mulai berkeringat.

"panase gusti. tapi tinggal sedikit lagi selesai, tanggung lah" Bayu berkata dalam hati.

Di kejauhan terlihat Bapak sedang menyiapkan tempat untuk menyemai bibit padi.

Tak berapa lama, Laras terlihat menghampiri Bapak dengan sepeda gayungnya.

Laras seperti berbicara kepada Bapak, dan kemudian Bapak beranjak pergi dengan sepeda motornya.

Laras tak langsung pulang, dia terlihat duduk di atas akar yang merambat di bawah pohon mangga tempat Bayu menyandarkan sepedanya.

Tak berapa lama pekerjaan membajak sawah Bayu selesai juga, lahan kurang dari 1 hektar itu sudah 2 hari dibajak.

Sebenarnya bisa saja lebih cepat membajak sawah menggunakan kerbau atau traktor, hanya saja Bapak ingin mengurangi pengeluaran kalau hanya untuk menyewa kerbau atau traktor.

Lagian di desa ini hanya ada 2 keluarga saja yang memiliki traktor dan disewakan.

Bayu berjalan menghampiri Laras dengan pakaian yang kotor karena lumur.

"Cieee rajinya anak Pak Slamet" Laras berkata dengan nada bercanda.

Bapak Bayu bernama Pak slamet, dan kawan akrab Pak kades. Karena mereka memang penduduk asli Desa Sehat Mulia.

"Mulai... mulai...," jawab Bayu sedikit ketus.

Bayu membersihkan sisa sisa kotoran lumpur di badannya di selokan irigasi pinggir jalan dengan air yang terlihat jernih Bayu mengosok gosok kakinya.

"Tiba tiba kesini, pasti kamu kangen aku ya .?" Bayu berkata sambil membersihkan lumpur di kakinya.

"Yeeee GR, orang tadi disuruh Bapak manggil Pak Slamet, ada perlu katanya" jawab laras.

Kemudian Bayu duduk di akar yang merambat di samping Laras.

Sepertinya Laras ingin mengatakan suatu hal tapi dia tidak tau harus dari mana menyampaikannya.

Kemudian waktu menggerus lisan mereka, dalam diam terdapat hati yang gundah, hanya tatapan kosong pada diri Laras dan bibir Bayu yang sendu untuk berucap.

"hhuufftt.. sampai kapan kita diem dieman kayak gini.?" Bayu mencoba bertanya.

"Aku juma pengen liat pemandangan aja. Karena nanti agak sorean aku udah berangkat ke Surabaya." laras menjawab dengan termenung.

"ooooo. Ya hati hati di jalan" Bayu menjawabnya singkat.

"Udah gitu aja. Kamu ngak merasa khawatir gitu, atau takut gimana aku ntar di kota orang sendirian" Laras memandang bayu, dia sedikit kesal dengan Bayu yang tidak peka.

"mulai wes." bayu berkata dalam hati.

"Aku jelas sangat khawatir Laras, aku jelas sangat takut, aku takut kamu kenapa kenapa, tapi aku juma ngak bisa buat ngomongnya gimana" Bayu menjawab dengan pendangan ke persawahan.

"Lah itu barusan ngomong" Laras memotong pembicaraan Bayu.

Bayu kemudian menatap Laras "Nah ini. Coba kamu pikir, kapan kita pernah ngomong serius dengan romantis suasana yang enak, ngak pernah kan ?. Dari kecil hingga sebesar ini kita malah sering ejek ejekan dari pada ngomong dari hati ke hati"

"kok kamu nyolot Yu ?" Laras ikut terbawa emosi

"Yaweslah aku balik dulu." laras akan berdiri, tapi bayu mencegahnya dengan memegang tangan laras.

"Maaf aku agak emosi, tolong duduk sebentar. Bayu berkata.

Laras kembali duduk.

"apa lagi...!!" ucap laras dengan emosi.

"iya tunggu dulu. Aku sadar selama ini memang kita ngak pernah berbicara serius ataupun romantis, tapi aku dan kamu tau kita punya perasaan yang sama, aku dan kamu tau kita takut kehilangan takut akan takdir yang tak menjodohkan kita. Asal kamu tau Laras, aku selalu menyelipkan doa di setiap sujudku, menyebut namamu di gerbang mimpiku, dan mengingatmu dari awal aku membuka mata, aku yakin kamu juga begitu. Perasaan kita bagai angin yang berhembus tak terlihat tapi bisa dirasakan" Bayu berkata panjang lebar sembari menatap Laras.

"Iya Yu, aku hanya takut kehilangan perhatianmu aku takut perasaan kita terpendam percuma. Aku dan kamu sadar kita tak pernah sepakat untuk mulai hubungan ini tapi perasaan kita saling berhubungan. Aku tau kamu sayang aku aku pun demikian" Laras berkata dengan sedikit menurunkan nada bicaranya.

"Jadi aku mohon tunggu aku. Aku pasti akan kembai" Laras melanjutkan percakapannya sembari menatap Bayu, matanya berkaca kaca tapi Dia sengaja tak meluapkan air matanya.

"Pasti laras. Aku pasti menunggu kamu. aku janji..," bayu menjawab singkat dan memegang kedua tanggan Laras.

Tanpa sadar wajah mereka saling berdekatan, ada hasrat entah apa yang membuat bibir mereka spontan untuk terus mendekat. mata mereka terpejam, angin bertiup lirih menggoyang dedaunan, suara gemercik air mengalir menambah suasana syahdu, terik matahari terhalang oleh awan mendung, hawa dingin menyejukan seakan menyelimuti mereka.

Dan kemudian.....

"Gudukdukdukdukdukdukdukkkkdujdukduk"

Belum sempat bibir itu saling menyentuh

Suara gerobak traktor terdengar dari kejauhan.

"setan alas. ini pasti traktornya Darmanto..!!!!" batin Bayu.

Darmanto adalah teman dekat bahkan bisa di katakan sahabat Bayu. Sama halnya dengan Laras, Darmanto juga tumbuh besar bersama dengan Bayu di desa ini.

"Yu bayu.... wah gak beres bayu. Masih siang weee malu sama matahari hahahahahahaa" suara Darman mengejek melihat Bayu berduaan dengan Laras.

"sontoloyo kamu Dar.?, orang juma duduk duduk abis macul kok" Bayu berkata sambil salah tingkah.

"Awas lho Yu, kalau ber dua duaan nanti ada setan lewat" Darman masih menjaili Bayu sambil menaiki traktornya yang sedang berjalan.

"IYA KAMU SETANNYA DAR....." Bayu berteriak karena Darman telah berlalu menjauhi mereka ber dua.

Laras masih terdiam. Akan apa yang harusnya terjadi tapi terlewatkan. Wajahnya memerah tersipu.

"Maaf ya Ras.. tau sendiri Darman mulutnya kayak gak punya saringan" Bayu berkata pada laras.

"Yawes ayo pulang Yu. Udah mulai panas" Laras berlalu sambil akan menaiki sepedanya. Dia tak berani memandang Bayu. Sudah jelas, suasana tadi terlalu sayang untuk terlewatkan. Dia sudah terlanjur tersipu hingga wajahnya memerah.

Laras mengowes sepedanya.

"Ras Laras tunggu......" Bayu menaiki sepeda kumbangnya dan segera mengejar Laras.

Terpopuler

Comments

Albertus Sinaga

Albertus Sinaga

indahnya masa muda

2025-01-02

0

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Untung sj ada Darmanto. Saat baca ceritamu, jujur nih sy secara tak sengaja ujug-ujug ngikut logat wong Jowo. Inget acara si Gundul, langsung bacanya logat kayak si Gundul.... seru Thor.... nyicil dua bab dulu ya!

2022-07-22

6

🍁Katrin❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁Katrin❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

👌🏻👍❤️

2022-06-13

5

lihat semua
Episodes
1 Suasana
2 Hampir Saja
3 Rela
4 Membiasakan
5 Sahabat
6 Mata Yang Terbuka
7 Berganti Musim
8 Yang Lebih Terluka
9 Pulang
10 Begitu Terpesona
11 Tangis Dalam Tanya
12 Respect
13 Bimbang
14 Harapan
15 Berlalu Dihadapan Bayu
16 Keadaan Genting
17 Bernafas Lega
18 Kembali Pulang
19 Badai Yang Sama
20 Setelah Badai
21 Panen Raya
22 Fakta Yang Mengundang Amarah
23 Hancur Sehancur Hancurnya
24 Semua Percuma
25 Percakapan
26 Keluar Dari Zona Nyaman
27 Suasana Baru
28 Lika Liku
29 Belum Terbiasa
30 Pagi Di Kota
31 Langkah Awal
32 Bakat Terpendam
33 Rencana Semesta
34 Perlahan Lupa
35 Berganti Hari
36 Teman Kencan
37 Teman Kencan II
38 Langitpun Menangis
39 Mengunjungi Mas Wahyu
40 Titik Terang
41 Mencari Kesibukan
42 SAHHHHHH
43 Alasan Laras
44 BerusahaTegar
45 Kejadian Tak Terduga
46 Nasib Sial
47 Bus Kota
48 Menambatkan Rasa
49 Di Desa
50 IBU
51 Penasaran
52 Hari Pertama Di Rumah
53 Hambar
54 Berangkat
55 Sepanjang Perjalanan
56 Kau Cantik Hari Ini
57 Anak Singkong
58 Rahasia Putri
59 Kencan
60 Lorong Bioskop Itu
61 Janji
62 Kecupan
63 Butuh Waktu
64 Keceplosan
65 Ciuman Pertama
66 Membulatkan Tekad
67 Rencana
68 Malam Yang Melelahkan
69 Geng Gadis
70 Aktivitas
71 Jam Makan Siang
72 Curahan Hati
73 Pernyataan Ita
74 Sekali Ini Saja
75 Kembali Tertawa
76 Hampir Saja (Lagi)
77 Persiapan
78 Jam Sibuk
79 Berlanjut
80 Mantan
81 Tiga Hati Satu Kecupan
82 Jangan Benci Laras
83 Menikahlah Denganku
84 Permintaan
85 Sejuta Doa Beserta Harapan
86 Duduk Melingkar
87 Manis Cinta
88 Ujung Hari Yang Melelahkan
89 Meriang
90 Akhir Rindu Yang Terbuang
91 Kabar Burung
92 Menyusuri Duniaku
93 Kilasan Waktu
94 Sajak Terakhir
95 Lidah Dapat Berbohong
96 Sedikit Cemas Banyak Rindunya
97 Jurus Pertama
98 Malam Dengan Sejuta Bintang
99 Dari Hati Ke Hati
100 Visualisasi.
101 Sehangat Pelukan
102 Cinta Kan Membawamu
103 Rencana Di Atas Meja
104 Awan Mendung
105 Menempuh
106 Berkelana Malam
107 Dari Kejauhan
108 jejak demi jejak
109 Sama Seperti Kamu
110 Atmosfir Penuh Kasih Dan Cinta
111 Walau Tanpa Sinar Rembulan
112 Bertolak Belakang
113 Tanjakan Cinta
114 Tidak Untuk Saat Ini.
115 Terima Kasih, Selamat Tinggal.
116 Langsung
117 Keadaan Normal
118 Peluk
119 Bertemu
120 Sedangkan Aku
121 Bukan Hari Ini
122 Tangkapan Gambar
123 Jauh Dari Imajinasi
124 Seperti Buatan Bunda
125 Pamit Pulang
126 Bin Slamet
127 Distorsi Sang Waktu
128 Jingga Kekuningan
129 Tertaut
130 Jauh Di Sudut Hati
131 Kakak Laki Laki
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Suasana
2
Hampir Saja
3
Rela
4
Membiasakan
5
Sahabat
6
Mata Yang Terbuka
7
Berganti Musim
8
Yang Lebih Terluka
9
Pulang
10
Begitu Terpesona
11
Tangis Dalam Tanya
12
Respect
13
Bimbang
14
Harapan
15
Berlalu Dihadapan Bayu
16
Keadaan Genting
17
Bernafas Lega
18
Kembali Pulang
19
Badai Yang Sama
20
Setelah Badai
21
Panen Raya
22
Fakta Yang Mengundang Amarah
23
Hancur Sehancur Hancurnya
24
Semua Percuma
25
Percakapan
26
Keluar Dari Zona Nyaman
27
Suasana Baru
28
Lika Liku
29
Belum Terbiasa
30
Pagi Di Kota
31
Langkah Awal
32
Bakat Terpendam
33
Rencana Semesta
34
Perlahan Lupa
35
Berganti Hari
36
Teman Kencan
37
Teman Kencan II
38
Langitpun Menangis
39
Mengunjungi Mas Wahyu
40
Titik Terang
41
Mencari Kesibukan
42
SAHHHHHH
43
Alasan Laras
44
BerusahaTegar
45
Kejadian Tak Terduga
46
Nasib Sial
47
Bus Kota
48
Menambatkan Rasa
49
Di Desa
50
IBU
51
Penasaran
52
Hari Pertama Di Rumah
53
Hambar
54
Berangkat
55
Sepanjang Perjalanan
56
Kau Cantik Hari Ini
57
Anak Singkong
58
Rahasia Putri
59
Kencan
60
Lorong Bioskop Itu
61
Janji
62
Kecupan
63
Butuh Waktu
64
Keceplosan
65
Ciuman Pertama
66
Membulatkan Tekad
67
Rencana
68
Malam Yang Melelahkan
69
Geng Gadis
70
Aktivitas
71
Jam Makan Siang
72
Curahan Hati
73
Pernyataan Ita
74
Sekali Ini Saja
75
Kembali Tertawa
76
Hampir Saja (Lagi)
77
Persiapan
78
Jam Sibuk
79
Berlanjut
80
Mantan
81
Tiga Hati Satu Kecupan
82
Jangan Benci Laras
83
Menikahlah Denganku
84
Permintaan
85
Sejuta Doa Beserta Harapan
86
Duduk Melingkar
87
Manis Cinta
88
Ujung Hari Yang Melelahkan
89
Meriang
90
Akhir Rindu Yang Terbuang
91
Kabar Burung
92
Menyusuri Duniaku
93
Kilasan Waktu
94
Sajak Terakhir
95
Lidah Dapat Berbohong
96
Sedikit Cemas Banyak Rindunya
97
Jurus Pertama
98
Malam Dengan Sejuta Bintang
99
Dari Hati Ke Hati
100
Visualisasi.
101
Sehangat Pelukan
102
Cinta Kan Membawamu
103
Rencana Di Atas Meja
104
Awan Mendung
105
Menempuh
106
Berkelana Malam
107
Dari Kejauhan
108
jejak demi jejak
109
Sama Seperti Kamu
110
Atmosfir Penuh Kasih Dan Cinta
111
Walau Tanpa Sinar Rembulan
112
Bertolak Belakang
113
Tanjakan Cinta
114
Tidak Untuk Saat Ini.
115
Terima Kasih, Selamat Tinggal.
116
Langsung
117
Keadaan Normal
118
Peluk
119
Bertemu
120
Sedangkan Aku
121
Bukan Hari Ini
122
Tangkapan Gambar
123
Jauh Dari Imajinasi
124
Seperti Buatan Bunda
125
Pamit Pulang
126
Bin Slamet
127
Distorsi Sang Waktu
128
Jingga Kekuningan
129
Tertaut
130
Jauh Di Sudut Hati
131
Kakak Laki Laki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!