Cinta CS
“Mana sih yang namanya Nervian kencan aja udah telat kelihatan banget orangnya tidak disiplin waktu dan, kenapa Papa begitu ribet”
Rose nampak kesal dengan orang yang terlambat ini.
“Hai .... Nona Rose”
“Ehh Dika, kamu lagi ngapain ? “
“Aku mau ketemu sama Nona”
“Maksud kamu, aku”
“Iya” (gelagapan)
“Aku mau kencan hari ini”
“Iya.... Aku pasangan kamu”
"Aku mau ketemu dengan Nervian, ini fotonya"
"Itu orang yang aku suruh buat jadi aku"
“Lahhhh serius kamu”
“Apa wajahku kurang meyakinkan”
"Daripada Nona, nyuruh Janet buat jadi Nona"
"Diam"
Rose merasa tubuhnya lemas dan oleng.
“Nona Rose”
“Dika.... Jangan bercanda terus”
“Nona... Aku mencintaimu”
Rose dan Dika menikmati makan malam itu Nona yang biasanya jutek, galak dan berdamage itu kini terlihat kikuk di dekat Dika.
Dia bingung ingin memulai percakapan dari mana.
“Dika.... kamu serius tentang yang kamu katakan padaku”
“Iya... “
“Tapi kamu nggak ngada-ngada kan”
“Nggak lahhh”
Rose dan Dika kembali melanjutkan makan tanpa tahu harus bicara apa lagi hanya suara denting renyah dari piring makan yang sedang berpaut di meja.
“Hehhh cs sial luu”
Seseorang menarik kerah baju dari Dika.
“Ada apa ini”
“Ini pilihan Papa kamu Rose dan dia mencampakkan aku, aku ini cowok kaya loo tidak sebanding dengan cs ini”
“Cukup Anggara, aku sama sekali tidak suka padamu”
“Cihhh dasar sombong lihat bagaimana aku menjatuhkan kamu nanti”
“Aku tidak takut padamu”
“Hahhh dasar iblis wanita, kamu hanyalah seorang Bos yang sembunyi dibalik ketiak Papamu tanpa Papamu kamu hanyalah seorang wanita bodoh”
Dika yang dari tadi geram langsung menghajar mulut kasar dari Anggara.
Anggara sangat terkejut dan melihat darah segar di pinggir bibirnya.
Dika yang walau seorang CS memiliki badan yang cukup kekar karna ia selalu rutin nge gym.
“Beraninya kau... “
“Aku tidak ingin ribut disini, aku masih punya harga diri”
“Hahhhh beraninya CS sepertimu bicara tentang harga diri”
“Tolong keluar dari sini”
“Apa... aku tidak dengar”
“Keluar dari sini, dengan baik-baik atau aku bisa pakai cara lain”
“Jangan belagu deh kamu, emangnya Cafe ini punya kamu”
“Tidak peduli cafe ini milik siapa, tapi ini adalah tempat usaha”
“Aku tidak peduli !!! “
Beberapa pelanggan mulai ketakutan dan keluar dari cafe itu.
Rose yang biasanya pemberani saat ini malah nampak takut.
“Rose ikut denganku dan anggap saja tidak terjadi apapun”
Anggara menarik tangan Rose.
Emosi Dika sudah memuncak dan ia tak lagi dapat menahan rasa kesal didadanya.
“Berani sekali kamu menyentuh Nona Edelweis !!! “
Perkelahian itu berlanjut hingga ke belakang Cafe.
Rose yang ingin melerai malah terdorong oleh Anggara.
Dika sudah tak mampu membendung emosi saat melihat Rose terjatuh.
Anggara ternyata membawa koloninya dan Dika yang memiliki badan kekar itu pun tumbang.
Rose menjerit histeris.
Saat itu jalan sedang sepi dan memang Anggara sengaja memilih tempat yang jauh dari keramaian.
“Rose.... Tunggu giliranmu”
“Kau pengecut yang hanya berani keroyokan saja”
Rose menendang Anggara hingga tersungkur.
“Aku tidak akan marah padamu sayangku Rose”
“Lawan aku”
“Mana bisa aku melawan calon istriku”
“Najissss”
“Lihat betapa tidak sopannya mulutmu yang manis itu, aku.... tidak sabar melukai mulutmu yang tajam itu dengan mulutku juga”
Rose tidak peduli pada Anggara lagi dan menolong Dika.
Rose yang ingin menghubungi Papanya dicegah oleh Dika.
“Ada apa Dika, kamu sudah babak belur begini”
“Bawa saja aku ke Cafe Rose”
“Apa..... Kedalam Cafe, mereka pasti ngusir kita looh”
“Turuti saja apa yang aku katakan Rose”
“Baik”
Rose memapah Dika yang sudah lemas.
Pegawai Cafe yang tadinya santai nampak panik dan menghampiri Dika.
“Bos Dika.... Apa yang terjadi “
Rose sama sekali tidak menyimak apa yang dikatakan oleh pegawai cafe itu dan fokus pada Dika.
Rose menutup rasa angkuhnya dan meneteskan air mata.
“Nona ayo kita bawa Bos Dika ke RS”
“Baik” ucap Rose sambil menyapu air matanya.
Di rumah sakit
“Mana Dika.... “
Seorang lelaki berumur sekitar 50 tahunan nampak tergopoh-gopoh menghampiri Dika yang tertidur.
“Maafkan saya Pak, ini salah saya”
“Sudah Nona Rose, tidak apa kok”
“Saya menyesal Pak”
“Nona jangan seperti ini” ucap lelaki itu dan membangunkan Rose yang sujud di kakinya.
Lelaki itu nampak khawatir dan melihat terus ke arah Dika.
“bagaimana keadaan Dika ? “
Suara keras dan berkharisma itu tak lain adalah Papa dari Rose.
“Pahhh Dika nggak sadar Pah”
“Anggara yang lakukan ini Rose”
“Iya Pah”
Papa Rose menarik nafas panjang dan mendehem pelan.
“Tunggu saja nanti kau Anggara”
Di luar kamar Papa Rose dan lelaki tadi itu yang ternyata adalah Papa dari Dika sedang duduk mengobrol sambil menikmati segelas kopi.
“Jadi.... Bagaimana langkah kita selanjutnya ? “
“Aku tak ingin mencari masalah dengan keluarga Anggara, mereka terlalu licik”
“Kau tega melihat anakmu seperti itu”
“Yang penting Rose selamat kan dan lagipula sudah tugas Dika melindungi Rose”
“Kau memang sahabat yang luar biasa”
“Hahh kau selalu saja menyanjungku dan lihatlah aku hampir saja terbang ke awang-awang”
“Bisa saja kau melawak di situasi seperti ini”
“Jangan terlalu tegang”
“Bagaimana aku tidak tegang melihat kondisi Dika dan kau sebagai Papanya malah tenang saja”
“Dika kuat kok”( coba saja dia lihat saat aku datang tadi)
“Terima kasih sudah melindungi Nona ku “
“Sama-sama”
Rose masih menangis disamping tempat tidur Dika.
Dika belum membuka matanya dan pasti dia sedang sakit nampak sesekali ia meringis.
Hati Rose yang terkenal beku ini mulai mencair dan memiliki rasa iba pada Dika, bukan sifat sesungguhnya.
“Dika bangunlah, aku sangat khawatir”
Tanpa sadar Rose menggenggam tangan Dika.
“Dika, aku minta maaf atas sikapku selama ini yang mungkin nyakitin kamu Dika”
Mata Dika mulai bergerak dan terbuka secara perlahan, Rose menghapus air matanya agar tak terlihat oleh Dika, turun harga minyak goreng dipasar kalau di tau Rose nangis karna dirinya.
“Nona.... apa itu kau”
“Kenapa kau panggil aku Nona lagi”
“Kenapa memangnya ? “
“Tadi kau dah panggil aku Rose, sekarang Nona”
“Aku lupa, bisa minta tolong ambilin aku minum “
“Tentu”
Rose mengambil gelas dan memberikannya pada Dika.
Dika terdiam saat Rose menyodorkan gelas.
“Kamu nggak jadi minum”
Dika hanya menarik nafas panjang.
Dia pikir Rose akan meminumkan air itu padanya, nyatanya tidak.
Dika mengambil air itu dari tangan Rose. “ Apa dia tidak mengerti sedikitpun ya”
Pintu kamar Dika terbuka dan nampak Papa-papa (sugar daddy kata Rose dalam hati)
Memasuki kamar Dika.
“Kamu sudah enakan Dika ? “
“Sudah Big Boss”
“Bagus.... Terima kasih sudah melindungi Rose”
“Sudah kewajiban saya sebagai laki-laki Big Boss”
“Rose tolong kamu beli makanan”
Rose terbelalak mendengar apa yang dikatakan oleh Papanya.
“Papa nyuruh Rose”
“Kamu pikir aku menyuruh siapa ? “
“Kok aku”
“Tinggal jalan sebentar saja”
“Baiklah” Dengan wajah cemberut
Dijalan Rose mengedarkan pandangan untuk mencari makanan.
Seorang Rose.... mencari makanan untuk bawahannya.
Sejarah yang harus dicatat di rekor MURI.
Sumpah....
Turun deh semua harga besok kalau terus begini.
"Rose Papa perlu bicara denganmu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Angel Beats
judes juga ya rosenya
2024-02-06
1
Hofi
aku mampir thor
2023-10-07
1
kopi.badak.white
Semangat kak, pembaca baru nih🔥
2023-06-09
1