Pertemuan pertama

Di tempat lain, William tampak tersenyum mengingat perlakuannya terhadap Citra, ini belum seberapa karena dia akan melakukan hal yang lebih dari pada ini. Dia akan mengusir istrinya secara halus nanti.

Saat itu dia sedang bersama dengan kekasihnya, Lena. Setelah memadu kasih, mereka tertidur bersama di apartemen Lena dan kekasih cantiknya tampak tidur dengan pulas di sampingnya.

William mengangkat tangannya dan mengusap wajah Lena. Dari dulu hanya Lena yang dia inginkan untuk menjadi istrinya dan dia tidak mau dengan yang lainnya tapi sayang, Lena belum mau menikah.

Lena terbangun saat merasakan usapan tangannya, sedangkan William tersenyum dan mencium pipi kekasih cantiknya.

"Ada apa denganmu, Sayang?" tanya Lena.

"Tidak ada apa-apa, tidurlah lagi," jawab William.

"Oh ya, bagaimana dengan perjodohanmu? Bukankah kau kembali ke Indonesia untuk merayakan pernikahanmu?" tanya Lena.

"Tidak ada pernikahan, Sayang," ucap William sereya mencubit pipi Lena.

"Aku pastikan tidak ada resepsi pernikahan karena aku hanya ingin menikah denganmu dan aku akan menendang wanita yang dipilihkan oleh keluargaku," ucap william lagi.

Lena tersenyum dan semakin memeluk William dengan erat, "Saat aku sudah siap menikah? Bagaimana kita akan menikah sedangkan orangtua dan kakekmu tidak menyukai aku? Dan sekarang kau punya istri."

"Tenang saja Sayang, kau tidak perlu menghawatirkan hal ini. Aku telah merencanakan banyak hal buruk untuk istriku dan dia pasti akan pergi meninggalkan aku. Pada saat itu, aku akan menyakinkan keluargaku jika kau adalah yang terbaik."

"Aku menantikannya," ucap Lena.

Saat itu ponsel William berbunti, William segera mengambil ponsel yang dia letakkan di atas meja dan melihat siapa yang menghubunginya. Begitu melihat melihat kakeknya yang menghubungi, William segera menjawabnya dengan cepat.

"Ada apa, Kakek?"

"Dasar cucu kurang ajar, Kakek memintamu menjemput istrimu tapi dari tadi kau belum juga kembali membawa istrimu? Dimana kamu sekarang?!" Teriak kakeknya marah.

Dia memang meminta cucunya untuk menjemput istrinya agar mereka saling mengenal dan meinta cucunya untuk pulang bersama dengan istrinya. Tapi di mana mereka? Sudah malam mereka tidak juga datang dan hal itu membuatnya kesal.

William mendesah dengan berat sambil merapikan rambutnya, dia lupa jika harus membawa istrinya pulang.

"Maaf, Kakek. Kami ada di rumah sekarang," dusta William.

"Dasar kau anak nakal! Kakek memintamu membawanya ke sini tapi kenapa kamu malah membawanya kerumahmu? Apa kamu tidak tahu kami sudah tidak sabar menyambutnya? Apa sekarang kamu sedang bersama dengannya?'' tanya kakeknya.

William merasa kesal, dalam hati dia tidak akan pernah menerima Citra sebagai istrinya, tidak akan pernha! Jika bukan karena kakeknya yang mengatur perjodohan konyol ini maka dia tidak akan pernah mau menikahi wanita lain selain kekasihnya lena.

"Aku sekarang lagi di luar kek, Citra sedang beristirahat di rumah. Besok aku akan mengajaknya pergi menemui Kakek jadi Kakek tenang saja," William mencoba menenangkan kakeknya yang sedang marah.

"Baiklah, ingat dan jangan lupa! Kau juga harus memperlakukan istrimu dengan baik, dia adalah gadis yang baik jadi Kakek minta kau menyayanginya dengan setulus hati," pinta Kakeknya. Dia tahu watak cucunya dan dia harap, William tidak menyakiti Citra.

"Baiklah, Kek. Sudah malam sebaiknya kakek segera beristirahat dan jaga kesehatan Kakek. Besok aku pasti akan mengajaknya ke rumah jadi Kakek tunggu saja."

"Baiklah, awas jika kau lupa!" ucap Kakeknya seraya menutup telephone.

Willim menghela nafas setelah berbicara dengan kakeknya. Dia segera duduk di sisi ranjang sambil mengacak rambutnya.

Lena keluar dari kamar mandi dan segera menghampiri Willia, dia juga duduk di samping William dan mengusap tanganya.

"Ada apa dengan kakekmu? Apa dia sakit?"

"Tidak, Sayang. Kakek baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir," jawab William sambil tersenyum.

William segera bangkit berdiri dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena dia sudah harus pulang. Setelah rapi dia segera menghampiri Lena yang duduk si sofa sambil memainkan ponselnya.

"Aku harus pulang," ucapnya.

"Hati-hati, Sayang," ucap Lena.

Sebelum pergi, William mencium bibir kekasihnya dan setelaha itu dia keluar dari apartemen kekasihnya. William segera pulang ke rumahnya, walaupun dia malas berjumpa dengan istrinya tapi dia tidak punya pilihan karena besok dia harus membawa istrinya pulang ke rumah kakeknya.

Tapi jangan harap dia akan melepaskan wanita itu karena saai ini, dalam otaknya sedang menyusun rencana untuk mengerjai istrinya. Dia akan pastikan dia tidak akan pernah jatuh cinta pada istrinya karena dia sudah cinta mati pada Lena.

Istrinya harus pergi, harus! Apalagi dia hanya orang yang mendadak muncul dan orang yang tidak dia inginkan.

Setelah sampai di rumahnya, William segera memarkirkan mobilnya di garasi. Dia berjalan masuk ke dalam rumahnya yang terlihat sepi.

"Mungkin wanita itu sudah tidur" batinnya William.

William segera berjalan menuju kamarnya, untuk apa dia mencari wanita itu? Tidak seharusnya dia memperdulikannya.

.

.

.

.

Sinar matahari pagi menyusup sedikit dari balik jendela dan menerpa wajah Citra. Rasanya malas untuk bangun dan rasanya dia mau tidur lagi tapi dia ingat, dia sedang berada di rumah suaminya saat ini.

Dia harus bangun dan menyiapkan sarapan walaupun dia enggan. Citra ingin bangun dari tidurnya tapi pada saat itu dia menyadari sesuatu.

Dia segera meraba sesuatu yang melingkar di perutnya dan tubuhnya langsung kaku. Itu sebuah tangan dan tangan siapa itu? Dia sangat ingat dia tidur sendiri semalam. Apa ada orang aneh masuk ke dalam kamarnya?

Citra segera memutar tubuhnya, matanya terbelalak mendapati seorang pria tampan sedang tidur di sebelahnya dan prria itu tampak begitu pulas. Citra bertanya dalam hati, siapa pria itu?

Dia masih memandangi pria asing itu tapi tidak lama kemudina dia berteriak dan menendang pria itu hingga terjungkal dari atas ranjang. Ini pertama kalinya dia tidur dengan pria dan dia benar-benar kaget.

William kaget setengah mati karena dia mendapat tendangan mendadak dan tidak lebih kaget lagi ketika dia jatuh dari atas ranjang.

"Siapa yang berani menendangku?!" teriaknya marah.

Citra menarik selimut dan menutupi tubuhnya sedangkan William menatap ke arahnya dengan tajam. Mereka saling tatap dan ini adalah pertemuan pertama mereka.

"Si-siapa kau?" tanya Citra dengan pelan.

William tersenyum dan kembali naik ke atas ranjang sambil berkata, "Menurutmu?"

"Kau ... William?" tanya Citra.

Senyum William semakin lebar, dia jadi ingin menggoda istrinya. William segera mendekati Citra sedangkan Citra tampak gugup.

"Aku suamimu, apa kau tidak mengenali wajah suamimu?" William berbisik di telinga Citra, sedangkan Citra menahan nafasnya.

"A-aku tidak tahu! Ini kali pertama kita bertemu!" jawab Citra seraya mendorong tubuh William.

Citra turun dari atas ranjang dengan terburu-buru dan segera berlari menuju kamar mandi, sedangkan William mengikutinya dari belakang. Ingin kabur darinya? Tidak semudah itu.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

mudah2an Citra biarpun tampilannya lembut tapi bukan cewe menye-menye ... jadi William bakalan ketemu sama cewe perkasa ... 😁😁
hati2 kamu, Will .. 🤪

2023-08-24

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

yaelaaaa ... nasib kamu, Cit ... udah dipaksa nikah, dapet "barang bekas" pulak 😏

2023-08-24

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Sukurin kau William...niat mau ngerjain istri biar g betah dan pergi dr rmh kamu sdh ditendang duluan...😄😄

2022-10-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!