Sahabatku Suami Muhallilku

Sahabatku Suami Muhallilku

TALAK TIGA

"Ameera Zahra, aku Dion Laksmana, menjatuhkan talak 3 kepadamu. Dan mulai malam ini, kau bukan lagi istriku!" ucap Dion tegas tanpa kegusaran sedikitpun di wajahnya.

Bagaimana dengan Ameera? Dia hanya bisa tertunduk menahan air mata yang sudah menganak di pelupuk matanya. Dia sudah menahan sekuat tenaganya untuk tak menangis. Tapi, wanita mana yang akan bahagia saat orang yang disayanginya, yang sudah mengikatnya dengan janji suci dan berjanji untuk sehidup semati. Melanggar itu semua, memotong tali pernikahan mereka dan membuangnya begitu saja.

Pernikahan mereka baru berlangsung dua Minggu, tapi ini sudah ketiga kalinya Dion menjatuhkan talak padanya. Jika ditanya alasannya, Ameera sendiri tahu alasannya. Ibu mertuanya selalu saja menghasut Dion agar menceraikannya. Karena dia hanya gadis biasa, tidak pantas bersanding dengan Dion yang seorang manager.

Setelah mengucapkan talak, Dion pergi entah ke mana. Meninggalkan Ameera yang masih diam mematung di tempatnya, sambil menahan suara, agar tangisannya tidak terdengar oleh orang lain.

Dan di sofa, terlihat Wenda, Ibu dari Dion tengah tersenyum penuh kemenangan. Dia bahagia karena lagi-lagi, Dion mau mendengarkannya. Memang inilah tujuannya. Dari awal, saat Dion memperkenalkan Ameera padanya, dia sudah bisa menilai penampilan Ameera yang biasa saja. Tentu dia tidak akan menyetujui anaknya menikah dengan wanita sederhana seperti Ameera. Namun, sayangnya Dion tak menggubris larangannya. Jadi, dia hanya bisa melakukan ini, agar mereka berpisah. Kini, keinginannya terwujud sudah.

"Ameera, kau sudah bukan lagi Istri anakku. Jadi, segera bereskan barang-barangmu dan pergi dari rumah ini." usir ibu Dion, yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan Ameera.

"Tenang saja, Bu. Aku pasti akan segera pergi. Karena aku tahu, sejak awal, tidak ada yang menerimaku di sini." sahut Ameera yang terlihat tegar dan tetap berusaha sopan.

"Bagus kalau kamu sadar diri. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kemasi barang-barangmu. Ingat, jangan bawa apapun pemberian Dion!" celetuknya tak berperasaan, menambah luka di hati Ameera.

Bukankah itu sudah menjadi miliknya? Dion saja tak mengatakan apa-apa. Tapi biarlah, dia juga bukan tipe orang yang serakah. Dia juga merasa kalau itu semua bukanlah miliknya, jadi dia tak akan membawanya.

Tanpa membalas ucapan mantan Ibu mertuanya, Ameera langsung meninggalkan Wenda yang berdecak karena merasa dicueki oleh Ameera.

Sesampainya di kamar, Ameera mengambil sebuah tas yang sedikit terlihat usang, memasukkan semua pakaian yang dia bawa saat memasuki rumah ini. Pakaian yang diberikan Dion, hanya dilirik begitu saja olehnya.

Sesekali air matanya terjatuh, dia hanya bisa menghapusnya dengan hijab yang dikenakannya. Meskipun matanya sembab karena air mata terus mengalir, tapi tetap tak mengurangi kecantikan dirinya.

Ameera adalah seorang gadis muda yang pintar dan shalihah. Sekarang umurnya bahkan baru berjalan dua puluh dua tahun. Wajahnya yang oval, matanya sedikit sipit, bulu matanya tebal dan hidungnya juga tak terlalu mancung. Kulitnya seputih salju, dan kecantikannya bertambah karena hijab yang dia gunakan.

Ameera dan Dion sudah menjalin hubungan sejak Ameera duduk di bangku sekolah menengah atas. Ameera yang tak mau menjalin kasih, membuat Dion penasaran hingga memutuskan untuk segera menikahi Ameera.

Sejak awal, hubungan mereka sudah ditentang oleh Wenda, Ibu Dion. Namun, karena kegigihan Dion dalam meyakinkan Ameera, dan wanita itu juga sudah terlanjur jatuh hati pada setiap kemanisan yang diberikan Dion selama beberapa tahun ini, membuat Ameera mau menjalani biduk rumah tangga bersama Dion.

Tapi ternyata, kenyataan tak semanis harapan. Pernikahan yang dikiranya akan indah, restu yang akan ia dapat seiring berjalannya waktu dan kehadiran buah hati di tengah-tengah mereka, harus kembali dikubur oleh Ameera.

"Jangan melamun! Cepat pergi dari sini." suara Wenda mengagetkan Ameera yang memang sedang termenung. Dia bingung, sesampainya di rumah nanti, apa yang harus dikatakannya pada Ayahnya.

Tanpa menjawab, Ameera langsung mengambil tas yang sudah ia kemas, dan meninggalkan rumah itu. Namun tangannya dicekal oleh Wenda.

"Kamu tidak membawa barang berharga, kan? Berikan tasmu, aku ingin memeriksanya sendiri." pinta Wenda yang secara tidak langsung menuduhnya pencuri.

"Maaf, Bu. Tas ini adalah privasiku. Ibu bisa melihatnya sendiri, semua masih utuh pada tempatnya." jawab Ameera yang menampik segala macam tuduhan Wenda yang menyudutkan dirinya.

"Huh! Bagus kalau begitu, cepat pergi sana!" usirnya lagi yang menolak tubuh Ameera hingga sedikit terhitung ke depan. Seakan-akan, dia sudah sangat muak melihat Ameera di hadapannya.

"Ah iya, jangan katakan apapun di luar. Jangan menjelekkan nama Dion. Dia sudah berbaik hati mau menikahimu. Sekarang dia menceraikanmu karena dia sudah sadar, kalian tidak cocok. Jadi, sadar dirilah." Wenda memberikan peringatan pada Ameera. Seolah-olah, Ameera akan meminjam kesempatan ini untuk menjatuhkan nama baik Dion.

"Aku pergi. Assalamu'alaikum." pamit Ameera. yang disambut senyuman oleh Wenda.

Ameera keluar dari rumah itu, dia berbalik sekejap dan melihat rumah yang baru ditinggalinya dua Minggu. Air matanya kembali luruh.

Bagaimana bisa ia tak menangis, ini adalah pernikahan impiannya bersama Dion. Dia tulus mencintai pria itu. Selama ini, hatinya telah dipenuhi oleh nama Dion.

Berharap semuanya akan berjalan sempurna seiring waktu.

Ameera membalikkan badannya. Jam sudah menunjukkan pukul 9:00 WIB. Dia harus berjalan kaki untuk keluar dari karangan perumahan ini. Rumah Dion berada di perumahan elit, jadi tak mungkin akan ada taxi yang lewat di depan rumah, sepertinya di tempatnya.

Setelah sepuluh menit berjalan, Ameera akhirnya sampai di jalan besar. Dia menyeka keringatnya dan langsung menyetop taxi yang lewat di depannya.

Setelah menyebutkan alamat, taxi itu pun melenggang pergi, membelah jalanan, membawanya ke arah tujuan.

Sepanjang jalan Ameera hanya diam memperhatikan jalanan. Gedung-gedung yang menjulang tinggi dan lampu-lampu yang bersinar membuat jalanan kota Jakarta tampak indah.

Namun, hatinya tak begitu. Sekarang hatinya begitu gelap dan kosong. Semua terasa hampa, perih dan getir. Itulah yang cocok untuk menggambarkan hati Ameera sekarang.

Yang lebih membuatnya bingung, setibanya di rumah nanti, apa yang harus dikatakan pada sang Ayahanda? Hatinya kembali remuk dan hancur jika sampai Ayahnya bersedih karena dirinya.

Namun, selain rumah itu, dia juga tak punya persinggahan lain. Jika dia berbohong, lambat laun Ayahnya pasti akan tahu dari mulut orang lain. Dan dia tidak mau itu terjadi, hal itu pasti akan sangat menyakiti hati sang Ayah.

"Nona, sudah sampai tempat tujuan." suara sang supir taxi mengagetkannya dari lamunan.

"Ah iya, Pak." setelah men-scan code QR, Ameera turun dengan membawa tasnya.

Lama dia berdiri di depan rumahnya. Dia masih ragu untuk mengambil langkah apa. Tapi, dia sudah membulatkan tekadnya. Dia harus masuk.

TOK TOK TOK

"Assalamu'alaikum?" ucap Ameera

"Waalaikumsalam, tunggu sebentar." sahut orang dari dalam.

CEKLEK

"Kak Ameera?!" sapa adiknya yang bernama Alisa.

Alisa langsung memeluk Ameera kuat untuk melepaskan rindu pada Kakaknya itu. Setelah menikah, Ameera memang belum pernah pulang. Namun, pertama kali dia pulang setelah menikah, dia malah sudah mengganti statusnya.

"Di mana Kak Dion? Kenapa Kakak sendiri? tanya Alisa sambil celingak-celinguk. Kemudian matanya teralih pada tas yang dibawa oleh Ameera.

"Boleh Kakak masuk?"

"Tentu. Hehe, maaf, Kak." Alisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Ameera masuk dengan menenteng tas bawaannya. Bukan hadiah atau buah tangan yang dia bawa setelah sekian lama belum kembali mengunjungi sang Ayah. Tapi, kabar sedihlah yang dia suguhkan untuk Ayahnya yang kini sudah menyambutnya dengan senyuman.

AYO DUKUNG KARYA BARU AUTHOR, YUK!!!

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Dicari: Naskah yang layak terbit untuk dijadikan buku.
Syarat dan ketentuan:
Sudah tamat dan Penulis belum di kontrak/sedang tidak terikat kontrak dengan penerbit manapun.

Jenis naskah yang dicari:
1. Novel;
2. Kumpulan Puisi;
3. Kumpulan Cerpen;
4. Naskah non Fiksi, dll.

Jika bersedia harap segera menghubungi saya via DM instagram (@dwafril) atau laman chat yang tersedia pada platform ini.

AE Publishing Cab. Gresik

*paling lambat 15 Agustus 2023

2023-08-13

0

sherly

sherly

awal yg menarik

2022-12-06

0

far@way244345🍉🌱🏠🇵🇸

far@way244345🍉🌱🏠🇵🇸

ibu mertua lidah buaya ni... bahaya

2022-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!