TERASA CANGGUNG

"Dion, dari mana saja kamu?" tanya Wenda sambil menutup majalah fashion yang tadi dibacanya. Kemudian berjalan ke arah Dion yang masih berjalan tanpa memperdulikan ucapan Ibunya.

"Dari rumah Ameera." jawabnya singkat tanpa menatap wajah Ibunya yang masih berdiri di belakangnya.

Wenda begitu terkejut, bukankah Dion sudah menceraikan Ameera. Lalu, untuk apa lagi dia pergi ke sana.

"Untuk apa kamu datang ke rumah kecilnya?" tanya Wenda tak senang. Terlihat dari intonasi suaranya yang merendahkan.

"Aku mengajaknya rujuk, Bu. Tapi ternyata, semua tak semudah yang aku bayangkan." jawabnya lesu kemudian pergi ke dapur, minum dan duduk di kursi meja makan.

"Apa? Kamu serius, Dion?" tanya Wenda begitu terkejut.

"Ya. Aku harus bagaimana, Bu?"

"Untuk apa kau melakukan itu? Kamu menalaknya, itu sudah benar. Jangan memintanya rujuk lagi. Ibu tidak setuju!" pekik Wenda kesal.

"Tapi aku mencintainya, Bu. Bisakah Ibu mengerti keinginanku sekali saja?" Dion terdengar lemah. Dia terus memikirkan nasibnya tanpa sosok Ameera.

"Dion, Ibu sudah punya pengganti Ameera untukmu. Yang pasti, dia lebih cantik dan lebih kaya dari Ameera. Jangan pikirkan wanita itu lagi."

"Aku tidak mau siapapun. Aku hanya menginginkan Ameera sebagai Istriku. Aku begitu mencintainya, Bu." Dion menatap Ibunya gusar. Entah dengan cara apa dia harus meyakinkan Ibunya, kalau dia memang sangat mencintai mantan istrinya itu.

"Dion, berkenalan saja dulu dengan Risa. Ibu yakin, kamu pasti akan sangat menyukainya nanti." bujuk Wenda. Begitulah Wenda, selalu memaksakan kehendaknya pada putra semata wayangnya itu dengan cara apapun. Jika dia tidak suka, maka dia punya sepuluh ribu macam cara untuk membuat Anaknya untuk tidak menyukai hal itu juga.

PRING

Dion membanting gelas yang berada di depannya. Dia begitu kesal dengan Ibunya, yang terus-terusan membujuknya untuk melakukan ini dan itu yang Ibunya mau. Dia bagaikan robot. Yang paling disesalinya adalah, kini rumah tangganya pun ikut hancur karena bodohnya dia yang mau mendengarkan perkataan Ibunya.

"Bu, berapa kali aku harus mengatakannya padamu. Aku hanya ingin Ameera yang menjadi istriku. Jangan lagi paksakan aku untuk menuruti keinginan egoismu, Bu. Bahkan sekarang, aku harus kehilangan Istriku karena saran-saranmu itu." tegasnya menatap Ibunya berang.

"Ibu melakukan ini untuk kebaikanmu, Dion!" bentak Wenda tak kalah keras. "Ibu malu punya menantu orang miskin seperti Ameera. Coba kau mencari yang sederajat, pasti Ibu akan mendukung hubungan kalian!"

"Kebaikan apa yang telah aku dapatkan dari saranmu? Tidak ada! Sekarang aku kehilangan orang yang aku cintai. Dan dia, sebentar lagi akan menikah dengan orang lain." ucap Dion kembali melemah di kata-kata terakhirnya.

"Nah, kau lihat. Baru saja bercerai denganmu, dia sudah memiliki tambatan hati yang lain. Apakah dia itu wanita baik?" Wenda malah semakin mencela Ameera karena salah paham.

"Itu semua karena dia harus rujuk denganku. Jangan mencelanya, Bu. Akulah yang lebih mengenal Ameera dari pada Ibu." ketus Dion kemudian pergi dari sana, tak ingin lama-lama berdebat panjang lebar dengan Ibunya. Karena tak akan ada akhirnya.

"Dion, semenjak mengenal Ameera, kau menjadi pembangkang. Selalu melawan Ibumu." teriak Wenda yang masih terdengar oleh Dion, tapi tak dihiraukan.

BRUAKK

Dion membanting pintu kamarnya. Wenda melihat itu dengan tatapan bengis.

Lihat saja, Dion. Aku akan semakin menjauhkanmu dari wanita itu.

☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️

Pagi datang lagi. Hangatnya mentari membuat semua orang kembali bersemangat. Namun, saat terbangun, pertama kali yang terlintas dipikiran Ameera adalah Dion.

"Hah!" Ameera menguap sambil menutup mulutnya. Dia meraih jam kecil karakter Doraemon di atas meja di samping ranjang kecilnya.

"Sepertinya aku telat." Ameera buru-buru memakai sendal jepitnya dan keluar kamar menuju kamar kecil untuk mandi dan mengambil wudhu.

********

Setelah menunaikan shalat subuh, Ameera keluar kamar dan membantu Alisa di dapur.

"Buat sarapan apa, Lis?" tanya Ameera yang mulai menaruh air ke dalam teko berbahan stainless. Dia men

"Nasi goreng udang, Kak." jawabnya sambil tercengir kuda.

"Ayah sudah bangun?" tanya Ameera sambil mencuci piring sambil menunggu airnya mendidih.

"Sudah. Sekarang ayah sedang di depan. Menyirami bunga kesayangannya." sahut Lisa sambil mengaduk nasi masakannya.

Amran memang sangat menyukai bunga-bungaan. Jika dia sedang merawat bunga, dia pasti akan teringat dengan Almarhumah Istrinya.

Bunga yang paling banyak berada di taman kecil itu adalah jenis bunga mawar. Arman sangat suka, karena jika saat matahari pagi menyinari, bunga mawar itu akan terlihat sangat indah.

Mereka sarapan bersama, sambil sesekali menukar kelakar untuk mengisi pagi mereka.

"Assalamu'alaikum...." panggil orang dari luar.

"Waalaikumsalam!" jawab Ameera yang baru saja mau menyuapkan nasi ke mulutnya.

Ameera beranjak dari kursinya dan pergi ke depan untuk melihat siapa yang datang.

"Mas Farhan?" sapanya sambil tersenyum kikuk.

"Pagi Ameera." sapa Farhan sambil menenteng sebuah paper bag di tangannya.

"Pagi juga." jawab Ameera.

Semenjak Farhan memutuskan untuk menikahi Ameera, tercipta rasa canggung diantara mereka. Rasa persahabatan mereka yang sudah tumbuh sedari kecil, seperti menghilang dengan sendirinya. Sekarang, mereka seperti orang yang baru saling mengenal dan sedang dalam masa perjodohan.

Tentu itu hanya Ameera yang merasakannya. Farhan merasa biasa saja. Bahkan, dia merasa kalau hubungan mereka bertambah dekat dari sekedar kata sahabat.

"Ayo, masuk!" ucap Ameera menyadarkan Farhan dari lamunannya.

"Ah iya. Sampai lupa masuk, karena sibuk memandangi bidadari surga di depanku." selorohnya membuat mata Ameera mendadak melotot.

"Dosa loh kamu, Mas. Tidak boleh terlalu lama memandangku." ucap Ameera.

"Ya. Maka dari itu, aku jadi tidak sabar untuk segera menikahimu."

"Dasar! Ayo masuk." ajaknya lagi.

"Ini, untuk Pak Arman." Farhan menyerahkan paper bag tadi kepada Ameera.

"Apa ini?"

"Hanya bingkisan biasa." jawab Farhan.

"Kamu nyogok Ayah?" canda Ameera berusaha menghilangkan gugup dihatinya dan berusaha bersikap seperti biasa.

"Kenapa? Kamu cemburu karena aku tidak membawakannya untukmu?" balas Farhan becanda.

"Tidak." jawab Ameera cepat menggelengkan kepalanya.

"Sudah, jangan cemburu. Untuk kamu, aku membawa yang spesial. Mahar dan seperangkat alat shalat." jawab Farhan sambil tersenyum manis.

"Ayo masuk. Jangan banyak bercandanya di sini." Ameera langsung meninggalkan Farhan, Farhan tersenyum melihat Ameera yang memanyunkan bibirnya.

"Pak...?" Farhan menyalimi Arman yang sedang makan.

"Farhan? Ayo ikut makan bersama." ajak Arman pada calon menantunya.

"Tidak usah, Pak. Saya sudah sarapan sebelum datang ke sini." jawab Farhan sungkan.

"Ameera, siapkan nasi untuk Farhan. Biarkan dia makan bersama kita." titah Arman yang tak mau mendengar alasan dari Farhan.

"Iya, Yah." jawab Ameera.

Akhirnya mereka makan bersama dalam diam sampai selesai. Farhan sangat senang, karena masa-masa kecilnya terulang kembali. Dia kembali dekat dengan keluarga Ameera.

"Pak, saya mau minta izin. Lusa, saya mau mengajak Ameera untuk mengunjungi Ibu saya." ucap Farhan membuat mata Ameera terbelalak kaget.

"Boleh, tapi harus ditemani oleh Alisa. Kalian kan belum menikah, dan Ameera baru saja bercerai. Kamu pasti mengerti maksud saya, kan?" ujar Arman lembut.

"Saya mengerti, Pak."

"Ameera, kamu mau mau kan, bertemu dengan keluargaku lagi?" tanya Farhan.

Ameera hanya diam cemas. Dia menggenggam jari jemarinya sendiri. Rasa khawatirnya sekarang begitu besar. Orang tua Farhan memang baik padanya dan keluarganya. Tapi itu dulu, karena Farhan dan Ameera berteman.

Sekarang, Ameera berkunjung dengan maksud lain, apakah mereka masih mau menerimanya?

Dukung karya ini dengan tinggalkan like, komentar, gift dan vote.

Berikan juga rate 5 ya

Terima kasih ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Intan Nursida

Intan Nursida

👍👍

2022-03-02

0

Annisa Shappire Msi Pamekasan

Annisa Shappire Msi Pamekasan

di kawal sampai halal babang farhan...


jgn lupa mampir di karyaku juga, "JOMBLO FII SABILILLAH"

2022-02-23

0

Hanna Devi

Hanna Devi

jd ikut deg deg kan.. semoga diterima dgn baik oleh keluarga babang Farhan 😁

2022-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!