DUA TAMU TAK DIUNDANG

"Ameera...?" sapa orang itu.

Ameera masih berdiri mematung di tempatnya. Dia tidak menyangka, kalau yang datang adalah Farhan, sahabatnya.

"Farhan?" sapa Ameera.

Ameera langsung membuka lebar pintunya, mempersilahkan Farhan masuk ke dalam rumahnya.

Farhan Rafeef Syabani adalah sahabat Ameera. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Keluarga Farhan pindah ke luar negeri karena alasan pekerjaan. Sedangkan Ameera, masih betah tinggal di rumah lamanya.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, silahkan duduk." ucap Ameera sambil tersenyum.

"Di mana Paman Arman?" tanya Farhan yang melihat ke sana ke sini.

"Ada di belakang." sahut Ameera.

"Kamu kemana saja selama ini? Di hari pernikahanku juga tidak hadir." sungut Ameera kesal karena sahabatnya ini menghilang begitu saja.

"A-aku banyak pekerjaan. Maaf karena tak menghadiri pernikahanmu." jawab Farhan terbata-bata. Karena sebenarnya, bukan itu alasan utamanya.

"Sebentar, aku buatkan minum." Ameera berlalu ke belakang untuk membuatkan Farhan teh hangat.

"Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Bu inah. Dia memang sudah pulang ke rumahnya." gumam Farhan sambil melirik sekeliling.

Tidak ada yang berbeda, batinnya.

FLASHBACK ON

"Tuan Farhan, saya mau mengabari, barusan saya mendengar kalau Dion kembali menjatuhkan talak pada Nyonya Ameera. Dan Bu Wenda mengusir Ameera dari rumah ini." lapor sang ART pada Farhan.

Farhan memang menaruh orang suruhannya untuk mengawasi Ameera di rumah itu. Karena dia tahu kalau Wenda tidak suka pada Ameera. Dia hanya tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya itu. Jadi, hanya hal kecil itulah yang bisa dilakukanya.

FLASHBACK OFF

"Siapa, Meera?" tanya Arman pada Ameera.

"Farhan, Yah." sahut Meera yang mulai memanaskan air di atas tungku.

"Ah, sudah lama sekali dia tidak datang."

"Iya Yah. Meera saja kaget saat melihatnya. Ameera pikir, dia sudah melupakan kita." jawabnya jujur yang kini sedang memasukkan gula ke dalam gelas.

"Biar Ayah temui dia."

"Hum!" jawab Ameera yang kini sudah menuangkan air panas ke dalam gelas. Mengaduknya dan jadilah teh buatan Ameera.

Ameera membawa teh buatannya ke depan. Terlihat Farhan yang sedang bercengkrama dengan Arman sambil sesekali tertawa. Entah apa yang membuat Arman bisa begitu lepas tertawa. Yang pasti, pemandangan itu sangat menyejukkan mata Ameera.

Ameera menyuguhkan teh pada Farhan, sesekali dia ikut tersenyum saat guyonan yang dilontarkan oleh Farhan maupun Arman, ikut menggelitik perutnya.

"Nak Farhan sekarang bekerja di mana?" tanya Arman setelah terdiam dari tawanya yang sudah membuat urat perut bergetar.

"Hanya usaha mandiri saja, Paman." jawabnya merendah.

Pasalnya, keluarga Ameera memang belum ada yang tahu tentang pekerjaan Farhan. Laki-laki itu tampak sederhana sekali. Farhan sesekali melirik ke arah Ameera, dia begitu merindukan wajah wanita yang selama ini selalu menembus pikirannya. Tak mampu membuatnya tenang barang sedetikpun.

Farhan memutuskan menyusul keluarganya, saat undangan pernikahan Ameera sampai di tangannya. Dia hanya tersenyum sambil berjanji akan hadir di hari kebahagiaan sahabatnya itu. Tapi, hati tak pernah bisa dibohongi. Sekuat apapun Farhan berusaha menutup lukanya sendiri, luka baru akan bermunculan di lain tempat.

Farhan menyeruput tehnya. saat itu bersamaan dengan datangnya seseorang yang membuat wajah Ameera berubah antara bahagia, masam, sedih. Semua itu dia rangkap menjadi wajah datar.

TOK TOK TOK

"Assalamu'alaikum?" dari pertama pria itu datang, dia sudah melihat ada seorang pria yang duduk di dalam sambil menyeruput teh.

"Waalaikumsalam." jawab mereka serempak, Ameera menjawab dalam diam, hanya bibirnya saja yang bergerak.

"Nak Dion?" sapa Pak Amran yang langsung tersenyum sumringah.

Dion langsung masuk dan duduk di sebelah Farhan. Dia melihat ke arah Ameera yang terlihat tertunduk dan meremas ujung bajunya.

"Yah, Meera buatkan air dulu untuknya." ujar Ameera kemudian bangkit dan menuju dapur.

Ameera berlalu ke dapur dengan wajah yang tak bisa diartikan. Alisa melihat itu dan bertanya pada Kakaknya. Karena dia belum tahu dengan kedatangan Dion.

"Kak Meera, Kakak kenapa?" tanya Alisa sambil menyentuh punggung Ameera.

"Tidak apa-apa, Lisa. Tolong buatkan satu cangkir teh lagi." pintanya.

Tanpa mau bertanya lebih, Alisa langsung menuruti permintaan Kakaknya. Dia membuatkan secangkir teh hangat.

Ameera membawa teh itu ke depan dan menyuguhkannya di depan Dion. Setelah itu Ameera kembali duduk dan memeluk talamnya dalam diam.

Perlakuannya itupun tak luput dari perhatian ketiga pria itu.

"Hem!" Dion berdehem, seperti untuk menghilangkan kegugupannya.

"Paman, ada yang ingin saya bicarakan dengan kalian." ucapan Dion terhenti, dia melirik ke arah Farhan yang sedang melihat teh di depannya. Seolah dia risih untuk berbicara kalau ada Farhan diantara mereka.

Seolah mengerti dengan kegundahan Dion, Arman akhirnya buka suara untuk menjelaskan, "Tidak apa-apa, Nak Dion. Dia juga termasuk keluarga kami."

Dion mengangguk, lalu dia kembali melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti karena melirik Farhan tadi.

"Saya datang ke sini karena ingin mengajak Ameera untuk rujuk, Pak." ucapnya membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Tak terkecuali Ameera, yang mengerti sifat plin-plan Dion.

Ameera hanya diam. Dia tak menjawab apapun, begitu pula dengan Arman.

Farhan juga tidak menjawab apa-apa. Tapi hatinya berkecamuk. Bukankah pria itu telah membuang Ameera, lalu kenapa sekarang dengan seenaknya masih ingin mengambil kembali yang telah ia buang itu. Ini sungguh tidak adil untuknya, kenapa setelah Ameera bercerai pun, dia tidak diberi kesempatan.

"Ameera, bagaimana menurut kamu?" tanya Arman karena melihat anaknya itu hanya diam saja.

"Yah, Mas Dion sudah menalak tiga Meera. Susah jika kami harus kembali." jelas Meera dengan wajah tertunduk.

Mata Arman membulat, dia tidak menyangka kalau ternyata Dion sudah menjatuhkan talak tiga pada putrinya. Farhan biasa saja, karena dia memang sudah tahu dari Bu Inah, mata-matanya.

BRUGH

Tiba-tiba Dion bersimpuh di kaki Ameera, berusaha memegang Ameera. Sontak Ameera langsung menarik tangannya.

"Maaf, Mas. Kita sudah bukan mahram." ucap Ameera.

Dion menarik kembali tangannya, dia mengusap wajahnya kasar. kemudian dia menatap wajah Ameera, wanita yang memang dicintainya itu.

"Ameera, ku mohon ... bersedialah rujuk denganku." pintanya sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Mas, jika sikapmu masih seperti itu. Mungkin, suatu saat nanti kita bisa kembali bercerai." ujar Ameera yang sebenarnya masih mencintai Dion.

"Ameera, aku berjanji padamu. Aku akan mengubah sikapku ini. Dan aku akan menuruti semua keinginanmu." janjinya pada Ameera.

"Ibumu tidak menyukaiku, Mas. Aku tidak ingin kamu durhaka hanya karena diriku. Karena, setelah kita menikah pun, orang pertama yang harus kamu prioritaskan tetaplah Ibumu. Tapi, jika Ibumu tidak menyukaiku, aku harus apa?" air mata Ameera menetes, dia kembali teringat dengan sikap dan ucapan-ucapan Wenda yang selalu merendahkan dan memojokkannya. Hanya karena dia orang biasa.

"Aku berjanji, setelah kita kembali nanti, aku akan membeli rumah lain. Kita akan tinggal bersama di rumah itu, bersama anak-anak kita kelak. Jadi, ku mohon padamu, Ameera...." Dion masih mengatupkan kedua tangannya.

"Ameera, jika kamu masih mencintainya, terimalah. Sungguh, perceraian adalah hal yang dibenci oleh Allah SWT." jelas Ayahnya.

Ameera, ku mohon ... jangan menerimanya. Lihat aku Meera, aku menyukaimu. Aku menerima dirimu apa adanya.

Hal itu hanya bisa diungkapkan dalam hati oleh Farhan. Dia belum berani bersuara dalam keadaan yang seperti itu.

Ameera memejamkan matanya, dia memang harus mengambil keputusan. Dia sadar, jika menerima Dion kembali, jalan apa yang harus dijalani oleh Ameera ke depannya.

"Baiklah, aku menerima kamu untuk menjadi suamiku kembali." jawab Ameera.

Kalau ada yang bilang Ameera bodoh, kok mau sih? Kok gini sih? Kok gitu sih?

Hehe, maafken ya. Kalau Ameera gak nerima Dion, kisah kelanjutannya gak ada dong. Kan judulnya suami Muhallil 🤭 pantengin terus ya❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Bunda Salma

Bunda Salma

cinta dalam diam dalam bingkai persahabatan emang nyesek, tetep diam bikin sedih, diungkapin kalo gak diterima bikin persahabatan retak ...

2023-02-23

0

Lisa Halik

Lisa Halik

huhuhu..kok bgitu ameera

2022-04-18

0

Aira

Aira

Bagus ceritanya Thor. 🤩

2022-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!