Jase Is Mine
...༻♚༺...
Dedaunan dari pohon sycamore nan rindang beterbangan diterpa angin. Nuansa cerah musim semi selalu tampak khas dengan beragam bunga yang bermekaran. Seorang gadis sibuk dengan desain pakaian yang terbuat dari koran bekas. Dia menyambungnya hingga menjadi gaun yang indah.
Jasmine Eden namanya. Sering dipanggil dengan sebutan Jase oleh orang-orang terdekatnya. Dia gadis cantik sederhana, yang sudah berusia dua puluh satu tahun. Selalu percaya bahwa mimpinya bisa menjadi nyata. Jasmine tinggal bersama neneknya di desa Devory, Inggris. Sementara ibunya harus pergi ke kota London untuk bekerja.
Menjadi seorang perancang busana. Itulah mimpi Jasmine. Dia selalu menantikan momen untuk pergi ke kota London. Gadis itu ingin mengembangkan bakatnya menjadi lebih baik. Jasmine sedang mempersiapkan diri untuk kuliah tahun ini.
Jasmine memang sering menghabiskan waktunya di rumah pohon. Bangunan peninggalan mendiang ayahnya tersebut, selalu menjadi tempat favoritnya. Ada tiga manekin yang diletakkan di sana. Semuanya mengenakan pakaian yang di desain oleh Jasmine. Kebetulan sekarang dia tengah berada di pelataran rumah pohon. Sibuk mempercantik gaun yang terbuat dari koran bekas.
Tes...
Tes...
Tes...
"No! No! No!" Jasmine kaget dengan tetes air hujan yang berjatuhan mengenai gaun buatannya. Dia bergegas menyelamatkan manekin tersebut masuk ke rumah pohon. Namun karena kecerobohan Jasmine, manekinnya malah terjatuh ke tanah. Sekarang gaun yang terbuat dari koran bekas itu basah akan air. Perlahan luntur dan hancur menjadi kertas-kertas basah yang sobek.
"Tidak..." Jasmine hanya bisa menatap karyanya dari atas. Seluruh badannya basah akibat hujan lebat yang turun. Namun dia malah lebih mencemaskan gaun buatannya dibanding dirinya sendiri. Begitulah Jasmine.
"Jase! Apa yang kau lakukan? Jangan berhujan!" Nathalie, neneknya Jasmine meninggikan suaranya. Meskipun telah tua, suaranya masih bisa terdengar nyaring. Nathalie memanggil dari rumah, sebab letak rumah pohon berada di halaman belakang.
Bukannya menuruti perintah Nathalie, Jasmine justru terpaku menatap gaun buatannya yang telah hancur. Sebab dirinya butuh waktu berhari-hari untuk membuat gaun tersebut.
"Jase!!" Nathalie menegur untuk yang kedua kalinya. Dia dapat melihat Jasmine melalui pintu belakang.
"I'm fine!" sahut Jasmine sembari bergegas masuk ke dalam rumah pohon. Dia berteduh di sana. Gadis tersebut memutuskan akan turun saat hujan reda.
Ada alat vinyl tersedia di rumah pohon. Salah satu barang pemberian ibunya itu selalu menemani Jasmine. Jika rumah pohon merupakan tempat favoritnya, maka alat vinyl adalah barang favoritnya. Dua hal tersebut sangat berharga bagi Jasmine. Meskipun tidak mewah dan mahal, Jasmine selalu menghargai sesuatu dari sebuah kenangan.
Jasmine berusaha melupakan rasa sedihnya akibat insiden kehancuran gaunnya tadi. Dia memasang piringan hitam ke alat vinyl. Lagu You Really Got Me dari The Kinks langsung terputar. Saat itulah Jasmine memposisikan dirinya di depan cermin. Suara tetesan hujan yang menghantam atap kini telah kalah dengan musiknya.
...🎶...
...Girl, you really got me goin'...
...You got me so I don't know what I'm doin'...
...Yeah, you really got me now...
...You got me so I can't sleep at night...
...🎶...
Jasmine bernyanyi dengan suara seadanya. Tidak jelek, tetapi tidak juga indah. Merias dirinya dengan gayanya sendiri.
Semua orang punya selera musik masing-masing. Begitu pula Jasmine. Dia tidak seperti anak seusianya yang menyukai musik EDM, Rap atau lagu dari musisi tampan. Jasmine lebih suka musik jadul. The Kinks, The Beatles, Cilla Black, dan sebagainya. Bukan tanpa alasan dirinya menyukai jenis musik tersebut. Semuanya dikarenakan orang tuanya sering memainkan lagu-lagu jadul itu semenjak Jasmine kecil.
Jasmine menanggalkan kaos bajunya yang basah. Sekarang dia hanya mengenakan tanktop putih dan celana jeans pendek. Memasang kalung serta gelang yang terbuat dari biji tumbuh-tumbuhan. Semuanya adalah buatan Jasmine. Meskipun dirinya tinggal di desa, Jasmine berusaha terus mengikuti trend. Kini dia mengambil topi fedora sebagai pelengkap tampilannya. Tersenyum lebar kepada pantulannya di cermin.
Hujan mulai mereda. Namun Jasmine masih asyik menikmati musik dan aktifitasnya. Nathalie perlahan mengamati ke arah jendela rumah pohon. Di sana dirinya bisa menyaksikan cucunya sedang bersenang-senang. Lengkungan senyum tercipta dimulut Nathalie. Dia selalu senang bisa melihat keceriaan Jasmine. Padahal sikap cerianya tersebut sempat hilang dalam beberapa waktu. Apalagi saat ayahnya meninggal. Namun segalanya berubah, kala Jasmine mendalami bakatnya. Dia semakin bangkit, ketika ibunya selalu memberikan dukungan.
Suara mesin mobil mendadak terdengar, berhasil membuyarkan lamunan Nathalie. Wanita tua itu yakin kalau yang datang adalah ibunya Jasmine, Selene.
"Jase, aku pikir ibumu datang!" pekik Nathalie sembari menangkup mulut dengan satu tangannya.
Jasmine langsung menghentikan kegiatannya. Dia bergegas turun dari rumah pohon. Kemudian berlari ke halaman rumah. Telinganya dapat mendengar suara mesin mobil. Jasmine yakin ibunya baru saja datang. Dirinya tidak sabar untuk segera bertemu. Senyuman lebar terpatri diwajahnya yang cantik.
"Mom!" Jasmine mendekati mobil yang berhenti di depan rumahnya. Dia mengamati orang yang ada di dalam mobil. Anehnya, Jasmine tidak melihat sang ibu. Dahinya mengukir kerutan heran. Benak Jasmine bertanya-tanya.
Hanya ada seorang lelaki paruh baya yang ada di dalam mobil. Lelaki itu berpakaian sangat rapi. keluar dan memancarkan binar nanar dimatanya.
"Apakah kau yang bernama Jasmine Eden?" tanya lelaki berpakaian rapi tersebut.
Jasmine menganggukkan kepala untuk mengiyakan. Seketika sang lelaki berpakaian rapi menghampiri. Sebelum berbicara ke intinya, dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Namanya adalah Ronald. Merupakan orang suruhan pangeran untuk memberitahukan sesuatu kepada keluarga Selene.
"Masuklah, lebih baik kita bicarakan di dalam." Nathalie yang sudah berdiri di depan pintu, mempersilahkan Ronald untuk masuk ke rumah. Ronald lantas tidak kuasa untuk menolak. Dia tersenyum tipis, lalu melangkah melewati pintu kediaman Jasmine.
"Anda mau teh?" tawar Nathalie. Bersiap hendak beranjak ke dapur. Namun Ronald melambaikan tangan dan menggelengkan kepala. Pertanda kalau dia menolak.
"Tidak perlu repot-repot. Aku membawa kabar yang kurang mengenakkan..." lirih Ronald.
Nathalie dan Jasmine sontak bertukar pandang. Mereka dirundung perasaan khawatir.
"Apa ibuku baik-baik saja?" Jasmine langsung menimpali.
"Ssshhhh... Jase! Biarkan Ronald bicara." Nathalie memberikan teguran kepada Jasmine. Agar gadis itu bisa berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua. Jasmine otomatis tertunduk, seolah menyesali perkataannya.
"Tidak apa-apa." Ronald tersenyum singkat. Selanjutnya dia memasang ekspresi serius, kemudian berucap, "Selene sedang sakit. Dia ada di rumah sakit sekarang. Itulah alasanku datang ke sini..."
"A-apa? Dia memangnya sakit apa?" respon Nathalie tak percaya. Sementara Jasmine reflek membekap mulutnya sendiri. Cairan bening perlahan bergumul dimatanya.
"Kanker..." Ronald menyendu. Seakan ikut sedih dengan apa yang telah terjadi kepada Selene.
"Dia sudah berjuang selama satu tahun. Selene menutupi penyakitnya dari semua orang. Tetapi sekarang sudah tidak bisa, karena penyakitnya sudah parah. Selene tidak ingin aku memberitahukan kabar ini lewat telepon. Aku tidak tahu kenapa..."
"Dia sudah di stadium berapa?" tanya Nathalie, cemas. Dua tetes air mata sudah berjatuhan dipipinya.
"Aku rasa empat." Mata Ronald tampak berkaca-kaca. Ucapannya berhasil membuat tangis Jasmine pecah. Nathalie segera memeluknya erat.
"Tidak apa-apa, Jase. Ibumu adalah orang yang kuat. Aku yakin keajaiban selalu ada. Kita tidak boleh berhenti berharap. Yang terpenting ibumu masih bersama kita. You know that..." ucap Nathalie mencoba menenangkan cucunya. Dia mengusap pundak Jasmine puluhan kali. Sedangkan Jasmine hanya meresponnya dengan tangisan histeris. Terdengar begitu menyayat hati.
..._______...
...Bonus Visual Karakter Utama...
Keterangan :
Usia 21 tahun. Memiliki bakat menggambar dan merancang baju. Seorang gadis desa yang bermimpi mewujudkan cita-citanya.
..._______...
Keterangan :
Usia 23 tahun. Seorang pangeran yang menyembunyikan identitasnya karena suatu alasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Rosa Rosiana
ceritanya kyknya menarik, lanjut dl
2023-04-17
0
Erlin Pramudyas
aq suka cerita kerajaan
2022-08-21
0
Chii SirkenSondakh
yeyyy akhirnya dpt cerita barat😁😁
2022-02-27
3