Bab 5 - Kopi! Kopi! Kopi!

...༻♚༺...

Jasmine menelan salivanya sendiri. Dia perlahan menundukkan kepala. Tidak kuasa menatap ke arah Edward. Entah karena terlalu malu, atau merasa bersalah, yang jelas Jasmine ingin lekas pergi sekarang. Tetapi dia tahu kalau dirinya tidak bisa beranjak begitu saja. Apalagi setelah mengetahui Edward adalah seorang pangeran.

Edward sama terkejutnya dengan Jasmine. Sebab jika gadis itu menjadi pelayannya, berarti Jasmine pasti tahu siapa jati diri Edward yang sebenarnya. Edward membisu sejenak. Sama halnya dengan Jasmine. Satu-satunya orang yang kebingungan hanyalah Ronald. Dia celingak-celingukan menatap Jasmine dan Edward yang tak kunjung bicara.

"Ronald..." Edward memanggil Ronald.

"Yes!" Ronald otomatis berjalan mendekat.

"Dia sudah tahu bukan, kalau aku harus menyembunyikan identitasku?" tanya Edward, memastikan.

"Emm..." Ronald perlahan menatap Jasmine.

"I-ibuku sudah memberitahu perihal itu." Jasmine yang mengerti segera angkat bicara. Meski penjelasannya harus dilakukan dengan tergagap.

"Baguslah..." Edward berseringai sembari mengelus dagu dengan satu tangan. Dia senang bisa bertemu Jasmine lagi. Bukan karena dirinya tertarik kepada gadis tersebut, melainkan karena dendam kesumat yang dimilikinya.

Jujur saja, Edward agak menyukai Jasmine. Sebab Jasmine begitu polos dan mudah dijahili. Edward berpikir, mungkin akan menyenangkan jika dia mempunyai pelayan layaknya Jasmine. Jika nanti di suatu waktu dirinya tidak suka, maka Edward hanya tinggal memecatnya.

"Oke..." Edward menatap Jasmine yang masih sibuk menundukkan kepala. "Apa kau akan terus diam saja? Tidak mau menyapaku sama sekali?" timpalnya melanjutkan.

Jasmine memejamkan rapat matanya. Sangat berat baginya bertutur kata sopan kepada sosok yang dia benci. Akan tetapi Jasmine tidak punya pilihan lain. Kalau dirinya bersikap tidak sopan, nanti ibunya yang malah kena batunya.

"Senang bisa bertemu denganmu, Yang Mulia..." Jasmine membungkuk hormat ke arah Edward.

"Benarkah? Aku tidak yakin kau merasa senang bisa bertemu denganku sekarang," ujar Edward sembari menyilangkan tangan didada.

Jasmine menghembuskan nafas dari mulut. Dia mengulum bibir tanpa alasan. Tidak tahu harus bagaimana merespon ucapan Edward yang sedang sibuk berpose angkuh.

"Pertama-tama, Ronald. Kamu bisa pergi sekarang. Aku ingin memberikan beberapa tes untuk Jasmine." Edward menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Kemudian melanjutkan, "lagi pula, aku punya banyak waktu hari ini."

"Baiklah, Tuan." Ronald membungkuk untuk pamit. Sebelum pergi dia tidak lupa mengucapkan kalimat penyemangat kepada Jasmine. "Good luck!" serunya. Lalu benar-benar beranjak pergi.

Jasmine merasa gundah kala melihat kepergian Ronald. Kepalanya bahkan sampai menoleh ke belakang. Menatap punggung Ronald yang berjalan kian menjauh.

"Ternyata kau putrinya Selene." Edward menggelengkan kepala. "Aneh sekali, kenapa kelakuan anak dan ibunya sangat berbeda," komentarnya, melanjutkan.

Jasmine mengerutkan dahi. Dia perlahan mendongakkan kepala untuk menatap Edward. Dalam sesaat dirinya sempat lupa dengan perilakunya. Jasmine melakukannya secara alami, karena perkataan Edward selalu saja membuatnya kesal. Meskipun begitu, gadis itu bergegas kembali menundukkan kepala. Terutama saat mengingat sosok yang di hadapinya adalah salah satu orang berkuasa di negaranya.

"Jasmine, aku ingin kau meminta maaf kepadaku, perihal apa yang kau lakukan kemarin," ujar Edward.

"Ah... perihal itu." Jasmine tersenyum kecut. Dia lantas menuruti apa yang di inginkan Edward. "Maafkan aku, Tuan..." tuturnya dengan berat hati.

Edward tersenyum girang. Dia kemudian menghempaskan bokongnya ke sofa. Duduk dengan gaya menyilangkan kaki.

"Oke, aku terima permintaan maafmu. Tetapi sebelum itu, buatkan aku kopi dahulu," imbuh Edward. Dia merentangkan santai tangannya ke sofa.

"Kopi? Tapi aku bahkan--"

"Dapurnya ada di sana." Edward sengaja memotong perkataan Jasmine. Sebab dirinya sudah bisa menebak apa yang hendak dikatakan gadis tersebut. Tangannya menunjuk ke arah dimana dapur berada. "Cepat! Kau punya waktu tiga menit!" titahnya dengan nada suara yang agak meninggi.

"A-apa? tiga menit? Aku bahkan--"

"Jangan membantah!" tegas Edward seraya meraih buku dari meja. Lalu membuka halaman yang belum dibacanya. Dia lagi-lagi memotong ucapan Jasmine dengan sengaja.

Jasmine gelagapan sebentar. Dia segera berlari pelan menuju dapur. Setibanya di sana, Jasmine malah merasa semakin bingung. Bagaimana tidak? Dapur yang dimasukinya sangat besar. Jasmine tidak tahu dimana letak gula dan kopi. Alat pembuat kopi juga tidak terlihat dimana-mana. Dirinya bahkan tidak melihat siapapun di sana. Padahal rumahnya mewah dan besar, tetapi suasananya begitu sepi.

Pertama-tama Jasmine mengambil gelas mug terlebih dahulu. Kemudian merebus air. Selanjutnya, barulah dia berjuang untuk mencari dimana letak kopi dan gula.

"Pangeran macam apa dia. Perilakunya benar-benar menyebalkan. Bagaimana bisa seseorang membuat kopi dalam waktu tiga menit, apalagi jika airnya belum direbus!" gerutu Jasmine dengan mimik wajah masam. Dia terus sibuk mencari-cari. Hingga tanpa disangka, Jasmine akhirnya berhasil menemukan kopi dan gula. Letaknya berada di lemari atas.

"Huhh... sekarang hanya perlu menunggu airnya mendidih," gumam Jasmine menatap lurus ke arah teko yang bertengger di atas kompor.

Setelah air mendidih, Jasmine langsung membuat kopi. Dia sepertinya tidak peduli dengan waktu yang diberikan Edward kepadanya. Yang penting kopinya jadi dan pantas untuk dihidangkan.

Jasmine berjalan pelan menghampiri Edward. Lalu meletakkan segelas kopi ke meja. "Ini kopi anda, Tuan..." ujarnya sembari mengukir senyuman lembut. Namun Edward tidak menghiraukan sama sekali. Lelaki itu masih asyik membaca buku.

"Tuan, aku sudah membuatkan kopi yang anda mau." Jasmine memberitahu untuk yang kedua kalinya.

Edward akhirnya menurunkan bukunya. Menatap serius kepada Jasmine. "Kau tahu? Kau menyelesaikan kopinya lebih dari waktu yang aku sebutkan. Aku tidak mau meminumnya," tolaknya tak peduli.

Jasmine tercengang. 'Menganak-nganak sekali lelaki dewasa ini? Ingin rasanya aku memarahinya!' batinnya tak percaya.

"Bawa kembali kopinya. Dan buatkan lagi yang baru. Sekarang aku memberimu waktu satu menit!" kata Edward tanpa menoleh ke arah Jasmine.

"Sa-satu menit? Itu terlalu--"

"Waktu dimulai dari sekarang!" Edward memperhatikan jarum yang bergerak di jam tangannya.

Jasmine terpaksa kembali ke dapur. Dia tidak lupa untuk membawa kopi yang tadi sempat dibawanya. Ketika berada di dapur, terpikir dalam benak Jasmine untuk memberikan kembali kopi yang tadi dia buat sebelumnya.

"Kau jenius, Jase!" Jasmine mengembangkan senyuman percaya diri. Dia berdiam beberapa detik di dapur. Kemudian segera kembali ke ruang tengah. Memberikan kopi kepada Edward untuk yang kedua kalinya.

"Ini kopi anda, Tuan. Aku kembali dengan tepat waktu bukan?" ujar Jasmine penuh akan keyakinan.

Edward menggerakkan bola matanya untuk menatap Jasmine. Memasang ekspresi cemberutnya dan berkata, "Apa kau pikir aku bodoh?! Bukankah kau membawakanku kopi yang tadi?"

Mata Jasmine terbelalak. Apalagi saat menyaksikan Edward tiba-tiba berdiri. Berjalan beberapa langkah lebih dekat ke hadapan Jasmine.

Kaki Jasmine otomatis melangkah mundur. Dia terus melakukannya karena Edward belum berhenti melangkah. Edward menatap Jasmine dengan pancaran mata yang tampak mengancam. Menyebabkan manik biru lelaki itu terlihat lebih jelas.

Jasmine yang terlanjur menatapnya, tak mampu mengalihkan pandangan. Dia terpaksa membalas tatapan Edward, meski dengan binaran yang menciut.

Bruk!

Langkah kaki Jasmine terhenti, ketika dirinya sudah terpojok ke dinding. Jasmine mencoba menghindari Edward sebisa mungkin. Namun lelaki tersebut malah menghimpit Jasmine dengan badannya. Menyebabkan wajahnya dan wajah Jasmine menjadi sangat dekat. Sementara dua tangan Edward menumpu ke dinding. Mengurung Jasmine, agar tidak kabur.

"Ma-maafkan aku... a-aku akan buatkan kopi yang baru..." Jasmine yang merasa terancam segera mengatakan sesuatu. Dia semakin gugup saat Edward tambah mendekatkan wajahnya. Menyebabkan jantung Jasmine sontak berdegub menjadi lebih cepat.

Terpopuler

Comments

Chybie Abi MoetZiy

Chybie Abi MoetZiy

💞💞💞💞💞💞💞💞

2022-02-26

1

Santi Triyana

Santi Triyana

😁😁aduh merinding disko jasmine...

2021-12-28

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Ibu Jatuh Sakit
2 Bab 2 - Bertemu Edward
3 Bab 3 - Dipedulikan Atau Diabaikan?
4 Bab 4 - Dia Ternyata Seorang Pangeran!
5 Bab 5 - Kopi! Kopi! Kopi!
6 Bab 6 - Aturan Dari Edward
7 Bab 7 - Pesta Yang Menyesakkan
8 Bab 8 - Pengantar Misterius
9 Bab 9 - Insiden Bermalam
10 Bab 10 - Kost-Kostan Neraka
11 Bab 11 - Edward Tak Bisa Berkuda
12 Bab 12 - Aku Tahu Sikap Asli Manusia Tampan Itu
13 Bab 13 - Saling Benci
14 Bab 14 - Kesal
15 Bab 15 - Dijemput Pangeran
16 Bab 16 - "JASMINE!"
17 Bab 17 - Hari Pertama Kuliah
18 Bab 18 - Orang Yang Kita Suka
19 Bab 19 - First Kiss
20 Bab 20 - Gosip
21 Bab 21 - Starstruk by The Kinks
22 Bab 22 - Kemarahan Tak Terkendali
23 Bab 23 - Bertemu Ratu Evelyn
24 Bab 24 - Gangguan Jasmine
25 Bab 25 - Mulai Berdebar
26 Bab 26 - Makan Malam Bersama
27 Bab 27 - Perasaan Ambigu
28 Bab 28 - Fix! I'm Falling In Love With You
29 Bab 29 - Diam-Diam Menatapmu
30 Bab 30 - Jase Is Mine!
31 Bab 31 - Mengungkapkan Perasaan
32 Bab 32 - Jasmine VS Edward
33 Bab 33 - Tentang Ciuman
34 Bab 34 - Sahabat Bar-Bar
35 Bab 35 - Stuck In The Party
36 Bab 36 - Mengantar Jasmine
37 Bab 37 - Bertemu Putri Claris
38 Bab 38 - Undangan Ke Pesta Ratu
39 Bab 39 - My Real First Kiss
40 Bab 40 - Aku Mencintaimu...
41 Bab 41 - Resmi Berpacaran
42 Bab 42 - Kau Akan Pergi Ke Istana
43 Bab 43 - Bertemu Keluarga Kerajaan
44 Bab 44 - Menjadi Pusat Perhatian
45 Bab 45 - Jasmine Atau Rose?
46 Bab 46 - Misi Pendekatan 7 Hari
47 Bab 47 - I Got My Mind Set On You
48 Bab 48 - Sikap Kasar Edward
49 Bab 49 - Berbagi Rahasia
50 Bab 50 - Art In Your Body
51 Bab 51 - Pesta Dansa
52 Bab 52 - Serangan Edward
53 Bab 53 - Kabar Tentang Selene
54 Bab 54 - Duka
55 Bab 55 - Sadness In Funeral
56 Bab 56 - You're My World
57 Bab 57 - Freedy Oh Freedy
58 Bab 58 - Keseriusan Edward
59 Bab 59 - Gangguan Lain
60 Bab 60 - Berita Tentang Jasmine
61 Bab 61 - Keputusan Jasmine
62 Bab 62 - Hello Goodbye
63 Bab 63 - Berenang Bersama
64 Bab 64 - Ending
65 NOVEL BARU
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 - Ibu Jatuh Sakit
2
Bab 2 - Bertemu Edward
3
Bab 3 - Dipedulikan Atau Diabaikan?
4
Bab 4 - Dia Ternyata Seorang Pangeran!
5
Bab 5 - Kopi! Kopi! Kopi!
6
Bab 6 - Aturan Dari Edward
7
Bab 7 - Pesta Yang Menyesakkan
8
Bab 8 - Pengantar Misterius
9
Bab 9 - Insiden Bermalam
10
Bab 10 - Kost-Kostan Neraka
11
Bab 11 - Edward Tak Bisa Berkuda
12
Bab 12 - Aku Tahu Sikap Asli Manusia Tampan Itu
13
Bab 13 - Saling Benci
14
Bab 14 - Kesal
15
Bab 15 - Dijemput Pangeran
16
Bab 16 - "JASMINE!"
17
Bab 17 - Hari Pertama Kuliah
18
Bab 18 - Orang Yang Kita Suka
19
Bab 19 - First Kiss
20
Bab 20 - Gosip
21
Bab 21 - Starstruk by The Kinks
22
Bab 22 - Kemarahan Tak Terkendali
23
Bab 23 - Bertemu Ratu Evelyn
24
Bab 24 - Gangguan Jasmine
25
Bab 25 - Mulai Berdebar
26
Bab 26 - Makan Malam Bersama
27
Bab 27 - Perasaan Ambigu
28
Bab 28 - Fix! I'm Falling In Love With You
29
Bab 29 - Diam-Diam Menatapmu
30
Bab 30 - Jase Is Mine!
31
Bab 31 - Mengungkapkan Perasaan
32
Bab 32 - Jasmine VS Edward
33
Bab 33 - Tentang Ciuman
34
Bab 34 - Sahabat Bar-Bar
35
Bab 35 - Stuck In The Party
36
Bab 36 - Mengantar Jasmine
37
Bab 37 - Bertemu Putri Claris
38
Bab 38 - Undangan Ke Pesta Ratu
39
Bab 39 - My Real First Kiss
40
Bab 40 - Aku Mencintaimu...
41
Bab 41 - Resmi Berpacaran
42
Bab 42 - Kau Akan Pergi Ke Istana
43
Bab 43 - Bertemu Keluarga Kerajaan
44
Bab 44 - Menjadi Pusat Perhatian
45
Bab 45 - Jasmine Atau Rose?
46
Bab 46 - Misi Pendekatan 7 Hari
47
Bab 47 - I Got My Mind Set On You
48
Bab 48 - Sikap Kasar Edward
49
Bab 49 - Berbagi Rahasia
50
Bab 50 - Art In Your Body
51
Bab 51 - Pesta Dansa
52
Bab 52 - Serangan Edward
53
Bab 53 - Kabar Tentang Selene
54
Bab 54 - Duka
55
Bab 55 - Sadness In Funeral
56
Bab 56 - You're My World
57
Bab 57 - Freedy Oh Freedy
58
Bab 58 - Keseriusan Edward
59
Bab 59 - Gangguan Lain
60
Bab 60 - Berita Tentang Jasmine
61
Bab 61 - Keputusan Jasmine
62
Bab 62 - Hello Goodbye
63
Bab 63 - Berenang Bersama
64
Bab 64 - Ending
65
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!