Darel Adelard Gerandra, seorang CEO dari Gerandra Corp. Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Darel adalah pria tampan, bertubuh tinggi, dan memiliki tatapan dingin. Ia berjalan memasuki gedung Gerandra Corp dengan langkah tegas dan penuh dengan kharisma seorang pemimpin yang disegani bawahannya.
Desas-desus kabar bahwa ia akan segera bertunangan telah tersebar di kalangan karyawan. Beberapa karyawan wanita tidak menerima kenyataan karena tidak rela idolanya sold out.
"Tunangan doang. Yang sudah nikah aja masih bisa direbut orang." Ucap salah satu karyawan wanita sambil mengibaskan rambut panjangnya dengan centil.
"Melihat dari sikapnya terhadap wanita-wanita yang mendekatinya selama ini, aku pikir Tuan Darel tidak menginginkan sebuah pernikahan. Tidak ada satu wanita pun yang dapat masuk ke ruangannya." Bisik seseorang lagi.
"Jangan-jangan ini adalah pertunangan bisnis seperti yang biasa terjadi di drama korea itu lho!" Seru satu karyawan wanita lagi.
Mereka terus saja berspekulasi dan menyimpulkan hal-hal yang sama sekali tidak mereka ketahui akarnya.
Darel masuk ke ruangannya yang terletak di lantai paling atas gedung tersebut. Terlihat desain maskulin yang didominasi warna hitam dan abu-abu pada ruangan itu. Terdapat juga perabotan-perabotan yang simple namun terlihat mewah.
Meja kerja Darel terletak tepat di depan dinding kaca yang memiliki view yang sangat indah ketika sore hari. Di sebelah kanan meja kerjanya terdapat satu ruangan pribadi yang biasa ia gunakan apabila tidak sempat kembali ke rumah dan beristirahat.
Darel kemudian duduk di kursi kebesarannya. Membuka laptop, kemudian mengecek beberapa dokumen yang telah ditaruh asistennya di atas meja kerja.
Tok... tok ... tok...
"Masuk." Sahut Darel dingin.
Anthony muncul dari balik pintu. Ia terlihat terburu-buru dan penasaran dengan sesuatu.
"Hei, Tuan muda." Tegurnya sambil duduk di sofa di ruangan Darel tanpa dipersilahkan terlebih dahulu.
"Hhmm...?" Darel hanya berdehem.
"Kau serius akan bertunangan?" Tanya Anthony penasaran.
"Apakah kau yakin akan melakukannya?" Pria blasteran Indonesia-Belanda itu semakin gencar menyerang Darel dengan pertanyaan perihal pertunangan Darel.
Darel mengangguk sambil tersenyum tipis. Anehnya, senyuman Darel membuat lawan bicaranya bergidik ngeri.
"Bisa-bisanya dia terlihat bahagia dengan perjodohan ini." Bathin Anthony, teman dekat Darel yang khusus berkunjung ke sana untuk bertanya langsung kepada Darel.
Darel tiba-tiba menghentikan aktifitasnya. Ia menaruh penanya di atas meja lalu menatap ke arah Anthony dengan serius.
"Bagaimana kalau aku langsung menikahinya saja?"
Kontan pertanyaan tersebut membuat Anthony ternganga dan melotot. Ia sungguh tidak percaya dengan apa yang sudah ia dengar. Seorang Darel yang dingin dan tidak perduli dengan wanita, tiba-tiba menginginkan sebuah pernikahan. Bahkan dengan wanita yang sudah ditentukan keluarganya.
"Buset, ini jaman apa ya?" Gumam Anthony sambil garuk-garuk kepala.
Plakkkk.... Sebuah pena mendarat di kepala Anthony.
"Hei..." Teriak Anthony kaget.
Darel hanya diam dan menatap dingin ke arah Anthony. Anthony langsung cengir, menyadari kesalahannya yang bengong dan tidak mempedulikan perkataan Darel.
"Apa kau sudah mengenal calon tunanganmu, Rel? Bisa-bisanya kau berkata ingin langsung menikah." Anthony pindah ke depan Darel.
"Aku menyukainya. Aku sudah mengenalnya dari kecil An. Tapi mungkin dia sudah lupa kepadaku." Lirih Darel lalu memutar kursinya dan menatap ke jendela.
"Bisa kau ceritakan padaku, wanita seperti apakah dia?" Tanya Anthony serius.
"Cantik." Sahut Darel sambil tersenyum. Wajahnya seketika merona.
Anthony terdiam. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran teman dekatnya itu. Bukankah banyak wanita cantik yang mengejar-ngejarnya tapi ia tolak begitu saja?
"Hhhmm... Aku tidak yakin hanya karena cantik kau dapat menyukainya seperti ini." Selidik Anthony.
Darel memutar kursinya kembali, menghadap Anthony. Ia lalu tersenyum licik.
"Kau akan tahu betapa istimewanya dia ketika kau bertemu dengannya nanti." Ucap Darel.
Anthony mengangkat satu alisnya. Ia terlihat semakin penasaran dengan calon istri sahabatnya itu. Siapakah wanita itu? Seperti apakah rupanya? Dan seperti apakah kepribadiannya? Anthony sungguh penasaran.
***********
Dooorr...dooorrr...dooorrr....
Naiki melepaskan tiga tembakan berurutan dan tepat mengenai target. Saat ini ia sedang berada di lapangan tembak milik keluarga Caraka.
Kabar yang ia dapat dari kakeknya bahwa ia akan segera bertunangan, sempat membuyarkan pikirannya beberapa hari terakhir. Betapa kagetnya ia, baru kembali tiba-tiba diberitahu akan bertunangan kurang dari satu minggu ke depan. Padahal Naiki sudah siap untuk menjalankan rencananya membalas Brata beserta orang-orang yang menindasnya dahulu.
"Ah sial. Apa aku harus menemui pria itu, lalu membuat suatu kesepakatan untuk hanya sebatas bertunangan saja dan tidak sampai menikah?" Gumam Naiki.
"Bisa-bisanya kakek dan kakak menjodohkan aku disaat seperti ini. Padahal mereka tahu tentang penyakitku." Batinnya.
"Hhmmm...tapi siapa pria itu? Apakah aku mengenalnya?" Batin Naiki lagi.
Naiki lalu membereskan perlengkapannya. Kemudian duduk di sebuah kursi tidak jauh darinya. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.
"Hei Panjul. Saya ke kantor hari ini." Ucap Naiki datar.
Tut...tut...tut...
Sambungan telepon langsung terputus. Entah bagaimana perasaan Ivan menerima panggilan telepon dari Naiki. Hanya sekedar menjawab kata "Halo" saja, Ivan tidak diberi kesempatan.
Naiki bergegas masuk ke ruang ganti VVIP. Sebuah ruang ganti yang memang dibuat khusus untuk Naiki. Di sana Naiki mandi lalu bersiap-siap dengan setelannya jika ingin melakukan kunjungan ke perusahaan.
Ia mengenakan celana hitam, ankle boots stilleto warna hitam, baju kaos bewarna maroon, dan coat hitam yang sangat elegan. Ia juga menggunakan masker dan kacamata hitam untuk menutupi wajahnya. Naiki benar-benar terlihat badas dengan tampilannya kali ini.
*************
Terlihat kesibukan yang mencolok pada Tim Keamanan Kantor Pusat Caraka Corp. Mereka baru saja diberitahu bahwa orang pertama perusahaan tersebut akan segera tiba. Seperti biasa, mereka akan berjejer membentuk pagar, agar Sang CEO dapat memasuki kantornya dengan aman dan tanpa gangguan.
Sejak menjabat sebagai CEO, Naiki memang diperlakukan begitu spesial oleh tim Keamanan. Tuan Besar Caraka memperingatkan mereka untuk selalu menjaga cucunya dan jangan sampai ada satu orang pun yang menyentuhnya. Tanpa bertanya alasan sebenarnya, mereka hanya berpikir bila seorang CEO memang pantas mendapat perlakuan seperti itu.
Ckiiiittt....
Mobil sport putih berhenti tepat di depan pintu utama Caraka Corp. Naiki turun dari mobil yang selalu ia kendarai sendiri. Tim Keamanan pun sudah siap di posisinya masing-masing. Naiki terus melangkah masuk tanpa mempedulikan karyawan-karyawan di kanan dan kirinya. Mereka selalu saja terdiam setiap melihat Naiki datang ke perusahaan.
Entah aura apa yang dirasakan para karyawan itu. Yang jelas, Naiki terlihat sangat anggun dan elegan di setiap langkahnya. Saat pertama kali melihatpun, orang-orang akan langsung menilai bahwa Naiki adalah gadis yang luar biasa, baik itu otaknya maupun penampilannya.
"Dia bagaikan dewi, walaupun wajahnya selalu ditutupi, tapi orang pasti yakin kalau dia sangat cantik." Gumam salah satu karyawan pria.
"Hei bro, liur tolong dikondisikan." Kekeh teman di sampingnya.
"Lagian Nona Caraka juga tidak mungkin jadi milikmu. Jadi, berhentilah berangan-angan. Dia tidak bisa kita sentuh guys..." Ucap karyawan yang lain.
Di lain tempat, terlihat Naiki sudah memasuki lift khusus dan langsung menuju ruangannya.
Ting.... Pintu lift terbuka. Terlihat sosok Ivan sudah berdiri di depan pintu lift, menunggu kedatangan CEO nya. Naiki memutar kedua bola matanya malas.
"Buset... ngagetin aja Si Panjul." Batin Naiki.
Mereka lalu berjalan menuju ruang CEO. Naiki kemudian menuju meja kerjanya dan duduk di kursi putarnya.
"Apakah kau memiliki kesulitan menghandle perusahaan tanpa aku Panjul?" Selidik Naiki.
Ivan menggeleng cepat.
"Baguslah kalau tidak." Ucap Naiki kembali. "Dengan begitu, aku bisa sedikit leluasa berpura-pura menjadi karyawan di perusahaan Brata." Batin Naiki.
Naiki kemudian meminta dokumen-dokumen yang membutuhkan persetujuannya. Ia lalu mengecek satu per satu dokumen dengan teliti.
***************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Maryani
panjul😀😀😀panggilan kesayangan anakku
2022-02-17
1