Naiki menghentikan mobilnya di pinggir jalan tidak jauh dari rumah sakit. Ia kemudian mencari sesuatu di dalam tasnya. Sebotol handsanitizer. Segera ia gunakan handsanitizer tersebut di tangannya dan menarik nafas dalam. Keringat sudah membasahi wajahnya.
"Sial, karna buru-buru menghajar bajingan-bajingan tadi, aku tidak sempat menggunakan sarung tangan." Gerutunya sambil menengadah ke atas dan bersandar di jok mobil.
Sudah sejak lama ia merasakan ketidaknyamanan seperti saat ini. Ketidaknyamanan yang akan ia rasakan ketika menyentuh atau pun disentuh orang lain.
Seketika ia akan merasa jijik dengan bagian tubuh yang disentuh. Itu sangat membuatnya menderita. Membuatnya kesepian dan tidak pernah merasakan kenyamanan dipeluk keluarga atau orang terdekat sekalipun.
Hal ini jugalah yang memaksa Naiki untuk melanjutkan pengobatannya atas bujukan kakak iparnya, Elis.
Naiki mengidap Haphephobia. Yaitu gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut pada sentuhan. Pengalaman pahit yang dialami Naiki dahulu ketika masih tinggal bersama Brata ayah kandungnya, sepertinya memberi dampak mengerikan padanya. Begitupun dengan kakak kandungnya, Rhean.
Naiki mengalami tindak kekerasan fisik hingga usianya menginjak lima tahun, sedangkan Rhean hingga berusia delapan tahun. Tidak hanya Brata yang suka menyiksa mereka. Pelayan-pelayan di kediaman Brata pun ikut menyiksa mereka setiap hari.
Naiki dan Rhean akan segera menerima hukuman walaupun hanya melakukan kesalahan kecil seperti menumpahkan minuman di atas lantai atau menjatuhkan sebutir nasi ke lantai. Satu kesalahan kecil saja, akan membuat kakak adik tersebut mendapatkan satu luka memar baru dari pecutan rotan di betis atau pun tangannya.
Terkadang mereka akan dimasukkan ke dalam gudang gelap selama satu malam dan tidak diberi makan.
Sungguh miris membayangkan kepahitan yang dialami kakak adik itu dahulu sebelum ibu kandung mereka membawa pergi mereka berdua diam-diam dan merencanakan adegan kebakaran yang membuat kakak adik itu hilang.
"Aku akan menyingkirkan anak-anak tidak berguna itu secepatnya. Jangan sampai perusahaan jal4ng ini jatuh ke tangan dua bocah tidak berguna itu setelah kita menyelesaikan hidupnya." Ucap Brata penuh ambisi.
Saat itu Alya, ibu kandung Naiki dan Rhean tidak sengaja mendengar percakapan Brata ditelpon.
"Manfaatkan pergaulanmu yang luas itu Stefanie. Selesaikan mereka berdua secepatnya."
Sungguh terkejut Alya mendengar percakapan Brata dan adik iparnya itu. Segera ia kembali ke kamarnya dan mengambil ponsel yang ia sembunyikan di balik lemari pakaian. Ia lalu masuk ke dalam toilet kamarnya dan mengaktifkan ponsel tersebut.
Dengan cepat Alya menghubungi orang kepercayaannya. Alya kemudian menyusun rencana untuk keluar bersama anak-anaknya dengan alasan mengunjungi panti asuhan miliknya dan berkata bahwa ibu panti selalu menanyakan kabar Naiki dan Rhean.
"Jangan coba-coba berpikir untuk kabur Alya. Kembali tepat waktu bersama mereka. Bila tidak, kau tahu apa yang akan kalian alami nanti." Ancam Brata ketika Alya pamit untuk pergi bersama anak-anaknya.
Sebelum pergi, Alya sudah menyiapkan surat yang ia tujukan untuk Tuan Caraka, ayah kandungnya. Surat itu ia masukkan ke dalam tas ransel Naiki yang ia kenakan apabila ingin pergi keluar rumah.
Alya tidak punya pilihan lain selain menyelamatkan nyawa kedua anaknya. Ia sadar akan kesalahannya dimasa lalu. Di mana ia rela meninggalkan keluarga kandungnya, demi menikah dengan Brata. Pria tamak yang haus akan harta.
Alya hanya memiliki satu orang kepercayaan saat ini. Tenaga dan materi mereka terbatas. Seluruh aset beserta bawahan yang dimiliki Alya sudah dikuasai Brata. Sekuat apa pun ia berusaha kabur, ia pun akan kembali tertangkap dan menerima siksaan yang berkali-kali lipat kejamnya. Fisiknya sudah lemah, batinnya sudah sangat tersiksa. Terlebih ketika melihat kedua anaknya mendapatkan siksaan di depan matanya sendiri.
Tibalah Alya, Naiki, dan Rhean di sebuah panti asuhan. Terlihat anak-anak dan ibu panti gembira menyambut kedatangan mereka. Mereka berjalan berkeliling sambil bersenda gurau kemudian berkumpul di sebuah aula yang cukup besar untuk melihat hasil karya anak-anak panti.
Disaat orang-orang sedang berkumpul di aula utama, tiba-tiba alarm kebakaran berbunyi nyaring. Semua orang panik. Anak-anak berlarian ke pintu keluar. Disaat itulah orang kepercayaan Alya muncul dan menarik Naiki dan Rhean bersamanya. Alya menatap kepergian anak-anaknya dengan sedih.
"Tolong selamatkan dan jaga mereka Wisnu." Lirihnya.
"Mama....Mamaaaa..." Teriak Naiki dan Rhean sambil menangis. Benar-benar memilukan hati orang yang melihatnya.
Mereka berpisah tanpa adanya sebuah pelukan maupun ucapan perpisahan. Seperti itulah akhir kebersamaan Alya dan kedua anaknya. Alarm kebakaran yang berbunyi ternyata adalah salah satu rencana Alya dan Wisnu untuk menyelamatkan kedua anaknya dari tangan Brata, bukan disebabkan oleh kebakaran yang benar-benar terjadi.
Seperti dugaan Alya, Brata mengirim dua orang suruhannya untuk mengawasi gerak-gerik Alya dan kedua anaknya. Alya langsung berpura-pura histeris dan berteriak kalau anak-anaknya hilang. Dengan sigap ia menarik tangan salah satu suruhan Brata dan memohon untuk menyelamatkan anaknya.
"Saya mohon... Selamatkan anak-anak saya. Mereka masih kecil. Di mana mereka? Naiki... Rhean...." Ucap Alya berlagak panik.
Alya melakukan itu hanya demi menahan dan mengulur waktu agar orang-orang tersebut tidak dapat mengejar Wisnu dan kedua anaknya. Ia berharap mereka bertiga tiba di kediaman Caraka dengan selamat.
Begitulah bagaimana akhirnya Naiki dan Rhean tiba di rumah kakek dan neneknya, Tuan dan Nyonya Caraka. Mereka hidup dengan limpahan kasih sayang dan harta. Walaupun sesungguhnya, jiwa mereka sudah terguncang jauh sebelum mereka menerima semua itu.
Tuan Caraka adalah pemilik salah satu perusahaan besar di Indonesia. Ia memiliki dua orang anak. Satu orang lelaki, yang harus meregang nyawa ketika kecelakaan maut menghampiri mereka. Dan satu orang perempuan, ialah Alya Putri Caraka, ibunda Naiki dan Rhean. Status Alya yang merupakan pewaris Caraka Corp ditutupnya rapat dari Brata.
Betapa hancur hati Tuan besar Caraka kala itu. Ketika Alya lebih memilih Brata dan meninggalkan keluarga Caraka. Alya adalah gadis yang pintar. Ia membuka perusahaannya sendiri tanpa dibayang-bayangi oleh Caraka Corp. Ia merahasiakan nama keluarganya yang disematkan di ujung namanya.
Entah apa yang akan ia alami sekarang apabila Brata tahu status ia sebenarnya lebih dari yang terlihat oleh matanya. Hanya dengan satu perusahaan saja Brata sudah menggila, bagaimana jika ia mengetahui kalau Alya sesungguhnya pewaris dari kerajaan bisnis Caraka.
Jangan lupa like dan votenya yaa...
Terima kasih 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ida Ismail
cerita ayah dan suami durjana
2022-01-31
3
Dema Mawardany
lnjut thor
2022-01-30
1