System World
Silakan Dibaca.
“Apakah ini akhirnya?”
Sebuah suara terdengar diiringi gemercik air yang jatuh.
“Kenapa mereka melakukan itu?”
Suara itu semakin jelas, diikuti dengan kilasan gambaran ingatan yang begitu jelas. Gambaran yang menunjukkan seorang pemuda yang memakai seragam sekolah tengah terduduk lemah di tanah.
Gambaran kilasan ingatan pertama terlihat.
Seorang pemuda yang tumbuh mulai dari kecil sampai menginjak usia remaja. Namun, proses kehidupannya hanya berada di lingkup panti asuhan.
Dia sangat pintar, ketika di kelas dirinya selalu mendapatkan banyak perhatian guru. Sampai akhirnya, dia mendapatkan surat rekomendasi untuk memasuki sekolah elit.
Dirinya senang, namun dia tidak tahu bahwa ketika dia melangkah ke dalam sekolah elit. Titik balik kehidupan yang bahagia berubah menjadi kesuraman yang tiada tara.
Gambar kilasan kedua mulai diperlihatkan.
“Leon, kamu hanyalah anak pungut, yang tidak layak berada di sekolah ini!”
“Leon, kemarilah.. jilat sepatuku!”
Berbagai cacian dan ejekan terus terdengar di telinga Pemuda itu. Leon, ialah pemuda yang terkena serangan bully anak-anak kaya di tempatnya berada kali ini.
Leon tidak pernah mengeluh, dia masuk ke sekolah elit dengan tujuan yang jelas, mengubah nasibnya dan panti asuhan yang ditempatinya dulu.
Motivasi inilah yang membuat Leon tetaplah kuat berada di sekolah elit. Hinaan maupun ejekan adalah makanan baginya. Tendangan dan pukulan adalah cobaan untuknya.
Inilah kehidupan Leon.
Gambar kilasan ingatan ketiga dan terakhir mulai muncul.
Leon yang telah dibully sudah melaporkan kepada para guru. Namun, tanggapan para guru hanyalah cuek dan tidak peduli dengan dirinya.
Hancur sudah, dia tidak tahu harus bilang apa lagi. Ketika dirinya sudah tidak kuat dan ingin pindah, dia harus membayar biaya yang sudah ditentukan.
Leon terkejut, ternyata dirinya telah tertipu. Sekolah elit, bermain sangat cerdas. Mereka menipu Leon, untuk beberapa tujuan yang salah satunya adalah agar Leon tidak menjadi ancaman nantinya.
Leon yang telah ditipu sekolah, hanya bisa pasrah dan menerima seluruhnya. Sampai akhirnya, dia yang ketahuan telah melaporkan kejadian dirinya. Diseret menuju ke belakang sekolah oleh seluruh murid yang membulynya.
“Leon, kau melaporkan kami, Bukan!” Seorang pemuda buncit menarik rambut Leon dengan keras, lalu menendang perutnya kuat-kuat.
Leon terlempar ke belakang, lalu rambutnya ditarik kembali dan diseret oleh pemuda lainnya. Leon hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit yang dia rasakan kali ini.
‘Apakah harus begini?’
‘Mengapa Tuhan sangat ingin menyiksaku seperti ini?’
Leon yang sudah diambang kehancuran. Akhirnya hatinya mengeras, matanya melotot dan dirinya menggertakkan giginya kuat-kuat.
Dia meraih tangan orang yang menarik rambutnya, kemudian Leon mengangkat kakinya dan menendang kepala orang yang menariknya.
Pemuda yang tengah menarik Leon, terkejut akan genggaman tangan Leon. Namun, saat dia ingin marah. Sebuah tendangan melesat ke arah kepalanya.
Bugh!
Leon merasakan tangan pemuda yang menariknya telah terlepas dari rambutnya, dia bangkit dari terbaringnya. Kemudian, menatap ke arah pemuda lainnya yang berjumlah lima orang termasuk pemuda buncit.
“Leon, kuperintahkan kamu-“ belum sempat menyelesaikan perkataannya. Leon mengambil batu di dekatnya dan melemparnya ke arah pemuda buncit.
Lemparan sangat cepat, pemuda buncit tidak bisa menghindar. Batu akhirnya mengenai tepat kepalanya, membuat kepala pemuda buncit mengeluarkan darah.
Keempat pemuda lainnya terkejut dengan situasi yang mereka alami kali ini. Mereka memandang ke arah Leon dan salah satu dari mereka berteriak keras.
“Serang dia! Kita ada banyak, dia hanya sendirian!”
Keempat pemuda melesat ke arah Leon. Tiba di dekat Leon, mereka memukuli dengan keras. Sampai akhirnya, kepala Leon mengeluarkan banyak darah.
Keempat pemuda menghentikan aksinya ketika melihat Leon yang sudah berlumuran darah. Mereka gemetar, ketika mereka menyadari bahwa telah membunuh seseorang.
“Kita membunuhnya?”
“Tidak.. tidak, kamu yang membunuhnya.”
“Kalian yang membunuhnya.”
Leon yang tengah terbaring, mengatupkan giginya erat-erat. Rasa pusing merasuki pikirannya kuat-kuat. Namun, dia tidak peduli dan melepaskan ikat pinggangnya.
Setelah melepas ikat pinggang, Leon memanfaatkan kelengahan keempat pemuda yang tengah saling menyalahkan diri mereka satu sama lain.
Matanya memancarkan niat membunuh yang kuat, ikat pinggang dengan cepat melilit ke salah satu dari keempat pemuda yang masih bertengkar.
Keempatnya terkejut, namun Leon dengan erat menekan ikat pinggangnya membunuh satu dari empat pemuda itu.
Pemuda yang terikat kesulitan bernafas, dia meronta-ronta. Namun, tidak mendapatkan respons sama sekali dari Leon. Tak butuh waktu lama, pemuda yang terikat, mati di tempat.
Ketiga pemuda lainnya terkejut, tubuh mereka gemetar. Namun, Leon segera memanfaatkan kesempatan yang telah ada. Dia menemukan batu kembali, di saat Leon sudah siap melemparkan batu itu.
Leon merasakan rasa sakit yang kuat di kepalanya. Dia terbaring segera, dan matanya perlahan-lahan menutup.
Gambar kilasan ingatan Leon telah berakhir.
Leon kali ini berada di tempat yang aneh, sejauh mata memandang hanya ada warna hitam tanpa ada warna yang lain. Dia merasakan tubuhnya tengah mengambang tak terkendali.
“Apakah ini, tempat yang konon dikatakan menjadi jalan menuju surga dan neraka. Tempat untuk orang-orang yang beristirahat selepas kematian..”
Leon merasakan ketenangan dalam pikirannya. Dia sama sekali tidak merasakan sakit, dalam tubuhnya. Leon hanya merasakan kedamaian yang sangat dirinya rindukan.
Namun, kedamaian yang dirinya rasakan tidak bertahan lama. Leon kemudian, Melihat sinar putih melesat ke arah dirinya.
Leon ingin menghindari, namun ruang di sekitarnya berhenti dan terkena seluruh cahaya putih yang melintas di depannya.
“Kamu bukanlah berasal dari Dunia rendah, anak muda.”
“Kamu mengalami kesialan di sana karena, Duniamu bukanlah di sana.”
“Sekarang, waktunya kamu kembali ke Dunia aslimu dan jadilah orang baik dan tegas di kehidupan aslimu.”
“Lampaui kekuatan nyata Dunia aslimu dan temukan diriku yang berada di puncak Dunia.”
Leon mendengar suara seorang kakek-kakek, namun suara yang dia dengar mulai berhenti dan tempatnya berada mulai berubah.
Pandangan dirinya mulai menghitam kembali dan akhirnya dia merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuhnya kali ini.
Leon membuka matanya, kemudian memandang langit-langit berwarna putih dengan lampu klasik tergantung di tengah-tengah tempat yang Leon lihat kali ini.
Leon mengedipkan matanya sekali, dia berharap, apa yang dilihatnya kali ini tidak benar. Namun, merasakan bantal di belakang kepalanya yang empuk. Leon tidak bisa untuk tidak terkejut.
Namun, sebelum dirinya mengucapkan sesuatu. Terdengar suara aneh di dalam kepalanya. Leon memegang kepalanya sebentar dan dia mulai mendengar suara dingin di pikirannya.
[Memulai System World..]
[Mengecek keadaan Tuan Rumah..]
[Keadaan telah siap..]
[Memulai penggabungan Sistem secara penuh.]
To be Continued.
Silakan Like, Comment, Share, Vote, dan Hadiahnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thank you Minna-san.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
「Hikotoki」
halo bang khusayni
2022-11-07
0
Gabutdramon
weh resident evil
2022-06-18
0
Nurmiahana Nana
q mampir nih 😚😉
2022-04-05
2