Silakan Dibaca.
“Apakah ini akhirnya?”
Sebuah suara terdengar diiringi gemercik air yang jatuh.
“Kenapa mereka melakukan itu?”
Suara itu semakin jelas, diikuti dengan kilasan gambaran ingatan yang begitu jelas. Gambaran yang menunjukkan seorang pemuda yang memakai seragam sekolah tengah terduduk lemah di tanah.
Gambaran kilasan ingatan pertama terlihat.
Seorang pemuda yang tumbuh mulai dari kecil sampai menginjak usia remaja. Namun, proses kehidupannya hanya berada di lingkup panti asuhan.
Dia sangat pintar, ketika di kelas dirinya selalu mendapatkan banyak perhatian guru. Sampai akhirnya, dia mendapatkan surat rekomendasi untuk memasuki sekolah elit.
Dirinya senang, namun dia tidak tahu bahwa ketika dia melangkah ke dalam sekolah elit. Titik balik kehidupan yang bahagia berubah menjadi kesuraman yang tiada tara.
Gambar kilasan kedua mulai diperlihatkan.
“Leon, kamu hanyalah anak pungut, yang tidak layak berada di sekolah ini!”
“Leon, kemarilah.. jilat sepatuku!”
Berbagai cacian dan ejekan terus terdengar di telinga Pemuda itu. Leon, ialah pemuda yang terkena serangan bully anak-anak kaya di tempatnya berada kali ini.
Leon tidak pernah mengeluh, dia masuk ke sekolah elit dengan tujuan yang jelas, mengubah nasibnya dan panti asuhan yang ditempatinya dulu.
Motivasi inilah yang membuat Leon tetaplah kuat berada di sekolah elit. Hinaan maupun ejekan adalah makanan baginya. Tendangan dan pukulan adalah cobaan untuknya.
Inilah kehidupan Leon.
Gambar kilasan ingatan ketiga dan terakhir mulai muncul.
Leon yang telah dibully sudah melaporkan kepada para guru. Namun, tanggapan para guru hanyalah cuek dan tidak peduli dengan dirinya.
Hancur sudah, dia tidak tahu harus bilang apa lagi. Ketika dirinya sudah tidak kuat dan ingin pindah, dia harus membayar biaya yang sudah ditentukan.
Leon terkejut, ternyata dirinya telah tertipu. Sekolah elit, bermain sangat cerdas. Mereka menipu Leon, untuk beberapa tujuan yang salah satunya adalah agar Leon tidak menjadi ancaman nantinya.
Leon yang telah ditipu sekolah, hanya bisa pasrah dan menerima seluruhnya. Sampai akhirnya, dia yang ketahuan telah melaporkan kejadian dirinya. Diseret menuju ke belakang sekolah oleh seluruh murid yang membulynya.
“Leon, kau melaporkan kami, Bukan!” Seorang pemuda buncit menarik rambut Leon dengan keras, lalu menendang perutnya kuat-kuat.
Leon terlempar ke belakang, lalu rambutnya ditarik kembali dan diseret oleh pemuda lainnya. Leon hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit yang dia rasakan kali ini.
‘Apakah harus begini?’
‘Mengapa Tuhan sangat ingin menyiksaku seperti ini?’
Leon yang sudah diambang kehancuran. Akhirnya hatinya mengeras, matanya melotot dan dirinya menggertakkan giginya kuat-kuat.
Dia meraih tangan orang yang menarik rambutnya, kemudian Leon mengangkat kakinya dan menendang kepala orang yang menariknya.
Pemuda yang tengah menarik Leon, terkejut akan genggaman tangan Leon. Namun, saat dia ingin marah. Sebuah tendangan melesat ke arah kepalanya.
Bugh!
Leon merasakan tangan pemuda yang menariknya telah terlepas dari rambutnya, dia bangkit dari terbaringnya. Kemudian, menatap ke arah pemuda lainnya yang berjumlah lima orang termasuk pemuda buncit.
“Leon, kuperintahkan kamu-“ belum sempat menyelesaikan perkataannya. Leon mengambil batu di dekatnya dan melemparnya ke arah pemuda buncit.
Lemparan sangat cepat, pemuda buncit tidak bisa menghindar. Batu akhirnya mengenai tepat kepalanya, membuat kepala pemuda buncit mengeluarkan darah.
Keempat pemuda lainnya terkejut dengan situasi yang mereka alami kali ini. Mereka memandang ke arah Leon dan salah satu dari mereka berteriak keras.
“Serang dia! Kita ada banyak, dia hanya sendirian!”
Keempat pemuda melesat ke arah Leon. Tiba di dekat Leon, mereka memukuli dengan keras. Sampai akhirnya, kepala Leon mengeluarkan banyak darah.
Keempat pemuda menghentikan aksinya ketika melihat Leon yang sudah berlumuran darah. Mereka gemetar, ketika mereka menyadari bahwa telah membunuh seseorang.
“Kita membunuhnya?”
“Tidak.. tidak, kamu yang membunuhnya.”
“Kalian yang membunuhnya.”
Leon yang tengah terbaring, mengatupkan giginya erat-erat. Rasa pusing merasuki pikirannya kuat-kuat. Namun, dia tidak peduli dan melepaskan ikat pinggangnya.
Setelah melepas ikat pinggang, Leon memanfaatkan kelengahan keempat pemuda yang tengah saling menyalahkan diri mereka satu sama lain.
Matanya memancarkan niat membunuh yang kuat, ikat pinggang dengan cepat melilit ke salah satu dari keempat pemuda yang masih bertengkar.
Keempatnya terkejut, namun Leon dengan erat menekan ikat pinggangnya membunuh satu dari empat pemuda itu.
Pemuda yang terikat kesulitan bernafas, dia meronta-ronta. Namun, tidak mendapatkan respons sama sekali dari Leon. Tak butuh waktu lama, pemuda yang terikat, mati di tempat.
Ketiga pemuda lainnya terkejut, tubuh mereka gemetar. Namun, Leon segera memanfaatkan kesempatan yang telah ada. Dia menemukan batu kembali, di saat Leon sudah siap melemparkan batu itu.
Leon merasakan rasa sakit yang kuat di kepalanya. Dia terbaring segera, dan matanya perlahan-lahan menutup.
Gambar kilasan ingatan Leon telah berakhir.
Leon kali ini berada di tempat yang aneh, sejauh mata memandang hanya ada warna hitam tanpa ada warna yang lain. Dia merasakan tubuhnya tengah mengambang tak terkendali.
“Apakah ini, tempat yang konon dikatakan menjadi jalan menuju surga dan neraka. Tempat untuk orang-orang yang beristirahat selepas kematian..”
Leon merasakan ketenangan dalam pikirannya. Dia sama sekali tidak merasakan sakit, dalam tubuhnya. Leon hanya merasakan kedamaian yang sangat dirinya rindukan.
Namun, kedamaian yang dirinya rasakan tidak bertahan lama. Leon kemudian, Melihat sinar putih melesat ke arah dirinya.
Leon ingin menghindari, namun ruang di sekitarnya berhenti dan terkena seluruh cahaya putih yang melintas di depannya.
“Kamu bukanlah berasal dari Dunia rendah, anak muda.”
“Kamu mengalami kesialan di sana karena, Duniamu bukanlah di sana.”
“Sekarang, waktunya kamu kembali ke Dunia aslimu dan jadilah orang baik dan tegas di kehidupan aslimu.”
“Lampaui kekuatan nyata Dunia aslimu dan temukan diriku yang berada di puncak Dunia.”
Leon mendengar suara seorang kakek-kakek, namun suara yang dia dengar mulai berhenti dan tempatnya berada mulai berubah.
Pandangan dirinya mulai menghitam kembali dan akhirnya dia merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuhnya kali ini.
Leon membuka matanya, kemudian memandang langit-langit berwarna putih dengan lampu klasik tergantung di tengah-tengah tempat yang Leon lihat kali ini.
Leon mengedipkan matanya sekali, dia berharap, apa yang dilihatnya kali ini tidak benar. Namun, merasakan bantal di belakang kepalanya yang empuk. Leon tidak bisa untuk tidak terkejut.
Namun, sebelum dirinya mengucapkan sesuatu. Terdengar suara aneh di dalam kepalanya. Leon memegang kepalanya sebentar dan dia mulai mendengar suara dingin di pikirannya.
[Memulai System World..]
[Mengecek keadaan Tuan Rumah..]
[Keadaan telah siap..]
[Memulai penggabungan Sistem secara penuh.]
To be Continued.
Silakan Like, Comment, Share, Vote, dan Hadiahnya.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thank you Minna-san.
[Chapter 2.]
[Reinkarnasi & System]
[Start]
[Proses menghubungkan System selesai.]
Leon yang mendengar tersebut sedikit terkejut, lalu bangun dari tempat tidur, melihat kanan dan kiri.
‘Furnitur berbeda, ini bukan rumah sakit.’ Leon masih memandang ruang tersebut, terkejut dengan ruangan tersebut. Leon yang masih terus memandang sekelilingnya tiba-tiba kepalanya pusing.
[Ingatan dipulihkan.]
‘Arghh, pusing apaan ini, sangat berat.’ Leon menahan rasa sakit tersebut, serta berbagai ingatan muncul satu per satu.
“hah hah hah…. Jadi aku Bereinkernasi menjadi Pangeran disini.” Ucap Leon dengan kelelahan karena menahan rasa sakit di bagian kepala tersebut.
Selepas itu, pintu dibuka. Menampilkan seorang Gadis berumur 17 tahun, dia memakai pakaian Maid, memiliki rambut berwarna Putih, memiliki mata berwarna merah.
Saat Gadis tersebut masuk, dia Syok. Tangannya menutup mulutnya yang terbuka, matanya tiba-tiba berair.”Pangeran, apakah benar anda sudah siuman?.” Ucap Maid tersebut.
“Marian kah. Yah aku sudah siuman.” Ucap Leon dengan tersenyum lembut. Maid tersebut membuka matanya lebar-lebar.
‘Apa benar ini Pangeran, dia berbeda. Dulu dia selalu marah dan tidak pernah senyum seperti ini, apakah karena kecelakaan itu membuat dia berubah?.’ Ucap Maid tersebut dalam hati.
“Ada apa Marian, apa ada yang salah dengan diriku?.” Ucap Leon penasaran. ‘Kenapa dia bereaksi begitu?. Oh Sial, Leon disini sifatnya buruk. Tapi, lebih baik memperbaikinya saja.’
“Tidak ada, Pangeran. Saya akan memberitau Raja dan Ratu terlebih dahulu.” Ucap Marian tersebut dengan berpose mengundurkan diri.
“Baik, kutunggu.” Ucap Leon dengan senyum tulusnya, membuat Marian terkejut tapi dibalas dengan senyuman. Marian pun pergi menuju ke ruang Raja dan Ratu.
“Jadi, System. Apa kegunaanmu?.” Ucap Leon sedikit antusias karena baru pertama kali merasakan Isekai dengan System.
[Selamat Host mendapatkan System World.]
[Kegunaan System World adalah untuk membuat Host kuat.]
“Hanya itu saja?.” Ucap Leon bingung.
[Ya, Pangeran. Serta setiap System naik Level akan membuka beberapa Fitur.]
“Eh? Jadi System ada Level nya juga?.” Ucap Leon penasaran terhadap System tersebut.
[Itu benar Pangeran.]
[Fungsi untuk Level 0 hanya ada 2, Status dan Upgrade.]
“Hmmm, System biar kuberi nama dirimu terlebih dahulu, namamu adalah Ren.” Ucap Leon.
[Instalasi User Name : Ren.]
[Selesai.]
[Selamat Pangeran telah menyelesaikan Quest Awal.]
[Memberi Nama System.]
[Hadiah. Job (?), 10 Point System, Upgrade System Level 1.]
[Selamat Pangeran mendapatkan Job : Swordman.]
[Selamat Pangeran mendapatkan 10 Point System.]
[Selamat Pangeran dapat mengupgrade System Level 1.]
“Oke, Upgrade sekarang.” Ucap Leon dengan semangat.
[Upgrade System Level 1 dimulai.]
[Upgrade System Selesai.]
[Selamat Pangeran membuka Fitur Inventory.]
[Selamat Pangeran mendapatkan 10 Point System.]
“Oke, sekarang tunjukan seluruh fitur yang ada?.” Ucap Leon dengan semangat.
[Status, Upgrade, Inventory.]
[Status, menampilkan Identitas serta fisik Pangeran.]
[Upgrade, fitur untuk meningkatkan baik Job, Skill.]
[Inventoy, fitur untuk menyimpan barang.]
“Oke buka Status.”
[Name : Leon Von Bright.]
[Age : 7 Tahun.]
[Level :F Tingkat 1.]
[Title : Reinkarnator, Pangeran kerajaan Bright.]
[Job : Swordman.]
[Ability:
Atk : 5 (F)
Agi: 3 (F)
Def: 4 (F)
Int : 7 (F)
Mana: 10 (F)
Luck: 9 (F)
]
[Point System : 20.]
“Wow, begitu lemahnya diriku. Oke, jadi seharusnya ada paket pemula bukan?.”
[Ada 2 Paket, Pangeran.]
[1 Paket pemula dan 1 Paket Swordman.]
“Buka Paket pemula terlebih dahulu.”
[Selamat Pangeran mendapatkan 100 Point System.]
[Selamat Pangeran mendapatkan Identify Eye.]
“Oh, hanya 2 itu saja, Baiklah.”
[Apakah anda memasang Identify Eye Pangeran?.]
“Pasang.”
[Memproses…]
[Pemasangan selesai.]
Leon pun merasakan perasaan hangat pada matanya, saat dia membuka matanya dia bisa melihat jenis apa barang di tempat tersebut.
‘Apakah ini Identify Eye?.’
[Mendapatkan Skill Identify Item, Weapon.]
[Mendapatkan Skill Identify Man.]
‘Buka Skill.’
[List Skill.]
[- Identify Item, Weapon (F)]
[- Identify Man (F)]
‘Hanya dua, baiklah.’
“Sekarang buka Paket Swordman.”
[Selamat Pangeran mendapatkan buku panduan Swordman.]
[Selamat Pangeran mendapatkan Pedang kayu.]
[Selamat Pangeran mendapatkan Gelang Pemberat 1Kg.]
“Oke, paket lumayan.” Ucap Leon, lalu pintu terbuka hadirlah Seorang Pria dengan wajah yang tampan, memakai Mahkota yang sangat indah, serta Pria tersebut menampilkan ekspresi senang.
Lalu, terdapat seorang Wanita yang berada di samping nya, terdapat 2 Wanita yang berada di samping Raja tersebut, Wanita pertama memiliki Rambut pirang, terdapat Mahkota di atas kepalanya yang menandakan dia adalah Ratu, lalu Wanita kedua memiliki Rambut merah, terdapat juga Mahkota di atas kepalanya namun lebih sederhana dari Wanita pertama.
Kedua Wanita tersebut sangat cantik, serta tatapannya menandakan bahwa penuh kasih sayang, rasa khawatir yang sangat tinggi.
Di belakang orang tersebut terdapat 4 Anak, 2 Laki-laki 2 Perempuan, 2 Laki-laki tersebut memakai baju khas Bangsawan, tatapan keduanya sama, yaitu penuh kasih sayang dan khawatir, 2 Laki-laki tersebut terlihat seumuran, dan terlihat umur mereka 15 tahun. Laki-laki pertama memiliki rambut berwarna kuning, dan memakai baju berwarna biru, sedangkan Laki-laki kedua memiliki rambut berwarna hitam, memakai baju berwarna merah.
Lalu yang Perempuan, satunya kelihatan berumur 14 tahun dan satunya berumur 6 tahun. Perempuan yang berumur 14 tahun tersebut memiliki rambut berwarna merah Crimson, wajahnya sangat cantik, baju yang dipakai berwarna putih dan hitam. Sedangkan Perempuan yang kecil. Terlihat sangat imut, dia memiliki rambut berwarna hitam serta dia cantik juga.
Semua menatap ke Leon dengan perasaan Khawatir serta lega, dan senang.
“Nak, kau baik-baik saja?.” Ucap Raja tersebut. Leon menyadari bahwa Raja tersebut Ayahnya yang bernama Vion Von Bright.
“Ya, Nak apakah ada bagian yang terluka?.” Ucap Ratu. Leon juga menyadari bahwa Ratu tersebut Ibunya yang bernama Retha Von Bright.
“Kakak, tenang dulu. Leon, tidak bisa menjawab jika kakak terus mengajukan pertanyaan.” Ucap Wanita yang Leon tahu, bahwa itu Selir Isabel. Orang yang selama ini dia tidak pernah anggap, padahal dia sangat menyayangi Leon seperti Ibunya yaitu Retha.
“Tenang, aku baik-baik saja. Serta aku minta maaf membuat kalian semua khawatir.” Ucap Leon tersenyum kepada mereka yang membuat mereka terkejut, atas perilaku Leon tersebut.
“Nak, kau berbeda. Apakah benar kau baik-baik saja?.” Ucap Vion tersebut, heran dengan sikap anaknya tersebut, tetapi saat dia memegang tangannya. Dia akhirnya paham kenapa dia berbeda.
“Ya, Ayah aku baik-baik saja. Hanya lelah saja.” Ucap Leon tenang. Semua yang melihat tersebut menghela nafas lega.
“Adik, orang-orang yang memukulimu kemarin sudah kita atasi. Jadi, jangan sungkan untuk meminta bantuanku.” Ucap Seorang Laki-laki pertama, yang bernama Albert Von Bright.
“Terimakasih kakak.” Ucap Leon tersenyum tulus terhadap kakaknya tersebut.
“Aku juga, jika ada apa-apa minta bantuan ke diriku juga.” Ucap Kakaknya yang ke dua yang tidak mau kalah, nama Kakaknya tersebut adalah Ryan Von Bright.
“Hah, kalian berdua berisik sangat.” Ucap Kakak perempuan tersebut, yang bernama Elena Von Bright.
“Adik, kau istirahatlah.” Ucap Elena dengan wajah yang khawatir, meminta Leon untuk Istirahat.
“Itu benar, Leon. Istirahatlah, besok baru beraktivitas kembali.” Ucap Vion berbalik dan diikuti seluruhnya.
“Cepat sembuh ya, Kak.” Ucap Perempuan yang manis tersebut yang bernama Erina Von Bright
“Ya, segera ikuti yang lain.” Ucap Leon dengan lembut serta tersenyum, Erina mengangguk dan berlari mengikuti yang lainnya.
Beberapa menit kemudian, ruangan tersebut hanya tersisa Maid Leon dan Leon.
“Marian, terimakasih selama ini.” Ucap Leon, Marian yang mendengar tersebut terkejut lalu tersenyum.
“Tidak apa-apa, Pangeran. Saya akan selalu berada di sisi anda.” Ucap Marian tersebut.
“Baiklah, aku akan istirahat terlebih dahulu.” Ucap Leon lalu berbaring di tempat tidurnya.
“Iya, selamat tidur Pangeran.” Ucap Marian, lalu pergi keluar dari ruangan.
Di kamar lain.
“Vion, dari tadi kamu terlihat senang tidak seperti biasanya?.” Ucap Retha sambil memeluk Vion di tempat tidur.
“Itu benar, Vion. Kamu seperti menyembunyikan sesuatu.” Ucap Isabel juga memeluk Vion di tempat tidur.
“Kalian, apa tidak melihat perubahan Leon?.” Ucap Vion penasaran dengan kedua Istrinya yang tidak mengetahui hal tersebut.
“Perubahan Leon, jangan bilang…. Sebenarnya aku tadi merasakan hal tersebut, namun sedikit aku sangkal.” Ucap Isabel dengan tenang.
“Apa itu Leon yang asli sekarang, Vion?.” Ucap Retha dengan raut muka sedih.
“Itu benar, sekarang Leon adalah Leon yang asli, Leon yang palsu sudah menghilang.” Ucap Vion sambil membelai rambut keduanya.
“Akhirnya aku bisa menunjukkan kasih sayang kepada anakku yang sebenarnya.” Ucap Retha memeluk Vion dengan erat.
“Itu benar, akhirnya aku bisa dekat dengan Leon.” Ucap Isabel memeluk Vion dengan erat.
“Yah, semoga dia menerima fakta bahwa dia adalah berasal dari Dunia ini.” Ucap Vion membalas pelukan keduanya dengan erat.
Mereka pun melepaskan pelukan, dan tidur menunggu keesokan harinya.
Keesokan harinya.
Leon bangun dari tidurnya, melihat sekitar dan menghela nafas.”Sepertinya ini kenyataan, tapi lebih baik daripada Dunia ku sebelumnya.” Ucap Leon tersenyum.
“Sekarang Sekarang kita cek dulu wajahku di Dunia ini.” Ucap Leon berjalan menuju ke cermin. Dia dapat melihat seorang lelaki memiliki rambut berwarna hitam, memiliki mata berwarna Biru, imut itu pasti karena masih anak kecil.
“Oh sekarang aku jadi anak kecil.” Ucap Leon tersebut, tersenyum lalu pergi ke kamar mandi. Selepas itu memakai baju bangsawan berwarna hitam, lalu duduk di tempat tidurnya tersebut.
Seketika pintu kamar terbuka, dan menampilkan Maid Leon. “Salam Pangeran.” Ucap Marian tersebut.
“Marian, ada apa?.” Ucap Leon dengan penasaran.
“Raja, Ratu ingin anda makan pagi bersama mereka?, jadi saya kesini untuk membawa anda ke ruang makan tersebut.” Ucap Marian tersenyum.
“Baiklah, temani aku Marian.” Ucap Leon berdiri lalu berjalan keluar dari ruangan.
“Dengan senang hati, Pangeran.” Ucap Marian mengikuti Leon serta menunjukkan ruang makan tersebut.
Sesampai di ruang makan, Marian membuka pintu ruang makan tersebut lalu mempersilahkan Leon masuk.
Saat masuk, Leon langsung dipeluk sama Retha dan Isabel. Menyebabkan semua bingung kecuali Vion.
“Selamat pagi, Leon.” Ucap Retha dan Isabel sambil sedikit menahan tangisnya.
“Selamat pagi juga, Ibu.” Ucap Leon membalas pelukan keduanya.’Aku merasa bersyukur memiliki kedua Ibu seperti ini, iri tidak, karena sekarang aku yang menempati Leon ini. Akan kuubah semua pandangan orang-orang.’
“Oke, sudah waktunya makan. Segera duduk Leon.” Ucap Vion tersebut, Retha dan Isabel melepas pelukan begitupun Leon.
“Baik, Ayah.” Ucap Leon lalu berjalan dan duduk di kursi tempat makan, bersama dengan yang lain. Albert dan Ryan berada di sebelah kanan dan kiri Leon. Sedangkan Kakak dan adik perempuannya berada di depannya. Kedua Ibunya berada di samping Ayahnya.
‘Jadi, seperti ini makan dari Kerajaan, sungguh enak’ Ucap Leon dalam hati saat memakan daging tersebut.
“Enak.” Ucap Leon, satu kata tersebut membuat para pelayan terkejut, begitupun keluarganya kecuali Raja dan Ratu, mereka hanya tersenyum.
“Terimakasih Pangeran.” Ucap salah satu pelayan dengan tersenyum senang atas tindakan tersebut.
Selesai makan.
“Jadi, Leon apa yang akan kamu lakukan selepas ini?.” Ucap Vion tersebut sambil memandang Leon.
“Belum tau, tapi mungkin akan berkeliling Istana ini.” Ucap Leon tenang.
“Kakak, kakak boleh kah aku ikut?.” Ucap Erina memohon dengan jurus puppy mode.
‘Sungguh imutnya.’ Ucap Leon dalam hati sambil tersenyum manis.” Oke, mari kita pergi dulu. Ayah, Ibu, dan kakak aku pergi dulu bersama Erina.” Ucap Leon berjalan menuju ke pintu.
“Yah, hati-hati.” Ucap Vion menatap Leon berjalan pergi dari ruangan tersebut.
“Kalian tetap disini, karena ada informasi penting tentang Leon.” Ucap Vion dengan serius, terhadap Albert, Ryan, dan Elena.
“Ada apa dengan Leon, Ayah. Sebenarnya aku sedikit penasaran kenapa Leon berubah menjadi seperti itu, dulu dia selalu marah tidak pernah memuji orang apalagi bertindak sopan, banyak warga Ibukota mencap dia sebagai Pangeran sampah karena tidak memiliki bakat apapun.” Ucap Albert menatap Vion dengan serius.
“Itu benar, aku baru kefikiran. Apa yang terjadi kepada Leon.” Ucap Ryan mengangguk setuju dengan ucapan Albert.
“Aku juga.” Ucap Elena.
“Oke, akan kujelaskan yang sesungguhnya. Kalian tau dulu saat Leon lahir memiliki kekuatan yang sangat kuat.” Ucap Vion terhadap ke 3 nya.
“Itu benar, dan kami sempat mengira dia mati, tapi ternyata tidak.” Ucap Albert.
“Kenapa dia hidup, karena aku memisahkan jiwanya. Yang dulu adalah sebagian dari Leon, yang sekarang adalah Jiwa asli Leon, atau bisa dianggap putra ku yang sesungguhnya.” Ucap Vion dengan serius membuat ke 3 nya terkejut.
“Tunggu, Ayah apa maksudmu memisahkan jiwanya?.” Ucap Elena.
“Dulu, karena kekuatan Leon terlalu besar kami memindahkan jiwanya, agar kekuatan besar tersebut bisa dikendalikan. Dan yang mengendalikan Leon sejak kecil adalah Iblis.” Ucap Vion mengejutkan ke 3nya.
“Oke, dari sini aku mulai paham, jadi Ayah memisahkan Jiwanya Leon, lalu memasukkan Iblis di tubuh Leon. Lalu apakah Iblis tersebut masih hidup di tubuhnya.” Ucap Ryan.
“Tidak, Roku sudah membuat segel disaat Jiwa asli Leon kembali. Iblis tersebut akan menghilang, serta kekuatan Leon juga menghilang, memang tetap seperti sampah. Tapi bedanya dia sekarang bisa mengolah kekuatan nya kembali.” Ucap Vion dengan serius.
“Oke, kami paham. Jadi sekarang ini Adik kita yang aslikan?.” Ucap Elena.
“Itu benar, dia Adik kalian yang asli. Jadi aku ingin kalian jangan memberitau Leon, biar aku saja yang memberitau nya suatu hari nanti.” Ucap Vion.
“Baik, Ayah.” Ucap ke3 nya serempak.
“Baiklah, hanya itu yang ingin kuucapkan.” Ucap Vion.
“Kami akan pergi dulu, Ayah.” Ucap Albert dibalas anggukan Vion.
Di ruang makan tersebut hanya tersisa Vion, Retha, dan Isabel.
“Semoga dia tidak apa-apa.” Ucap Vion.
“Pasti, tidak akan terjadi apapun terhadapnya.” Ucap Retha.
“Hah, Leon pasti bisa mengatasi seluruh masalah.” Ucap Isabel.
“Baik baik, aku akan pergi ke ruang kerjaku.” Ucap Vion dibalas ciuman di pipi dari mereka berdua.
Vion pun meninggalkan ruangan, Retha dan Isabel juga pergi.
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, dan Vote.
Jangan Lupa Aktifkan Favorit agar tidak ketinggalan Update terbaru.
Thank You Minna-san.
[Chapter 3.]
[Tentang Dunia & Awal.]
[Start.]
Istana Kerajaan Bright.
Leon sedang berkeliling bersama Erina, Leon mempelajari jalan dan tata ruangan di Istana, walaupun Leon mendapatkan ingatan tentang Tata Ruang tapi itu hanya samar-samar.
Leon berkeliling entah itu ke dapur, ke tempat pelatihan, melewati pintu perpustakaan, bertemu para Maid dan menyapa semuanya.
Erika di sisi Leon sangat senang karena berkeliling bersama kakaknya, karena Erika sudah lama tidak berkeliling bersama Kakak-kakaknya.
Leon dan Erika berhenti di taman Istana, letak nya berada di belakang Istana, di taman tersebut terdapat sebuah Kolam, serta ada bunga yang indah, Leon duduk di sebuah bangunan terbuka, Bangunan tersebut terletak di atas kolam.
Bangunan tersebut memiliki atap seperti kubah, terdapat meja yang bundar serta kursi tersebut juga bundar.
“Indahnya, tempat ini.” Ucap Leon terpesona dengan tempat tersebut.
“Itu benar, Kak.” Ucap Erika melompat-lompat di kursi tersebut.
“Erika, duduk yang benar. Nanti jatuh.” Ucap Leon sambil memegangi Erika.
“Un.” Erika mengangguk berhenti lompat-lompat, dia pun duduk di sebelah Leon.
Mereka berdua duduk sambil menikmati pemandangan di tempat tersebut.
1 Jam kemudian.
“Erika, ayo kita kembali.” Ucap Leon, karena melihat Erika sepertinya mengantuk. Jadi mengajak dia kembali ke dalam Istana.
“Baik.” Ucap Erika berdiri sambil mengucek-ucek matanya karena mengantuk.
Leon pun memegang tangan Erika lalu mereka kembali ke dalam Istana.
Di Istana mereka berdua bertemu dengan Retha dan Isabel, jadi Leon menyerahkan Erika ke para Ibu tersebut.
“Ibu.” Ucap Leon, senang melihat Ibunya.
“Ara Leon.” Ucap Isabel, melihat ke Leon dan tersenyum
“Ada apa Leon?.” Ucap Retha sambil tersenyum, pandangan pertama melihat ke Leon lalu melihat ke Erika. Sebelum Leon berbicara, Retha pun menggendong Erika.
Isabel yang melihat tersebut mengerti.
“Terimakasih, Leon.” Ucap Isabel sambil tersenyum.
“Tidak apa-apa, aku pergi dulu.” Ucap Leon berbalik pergi.
“Kau mau pergi kemana Leon?.” Ucap Retha dengan nada khawatir.
“Ke Perpustakaan.” Ucap Leon berjalan pergi. Perlahan lahan bayangan Leon sudah hilang.
“Baiklah kita tidurkan Erika dulu.” Ucap Retha diangguki oleh Isabel.
Sisi Leon.
Dia pun menemukan Perpustakaan tersebut, lalu dia masuk. Kesan pertama untuk perpustakaannya adalah hebat.
“Memang Perpustakaan Zaman Abad kuno, lebih banyak.” Ucap Leon terkesan, dengan buku yang berada di dalam tersebut.
Leon pun mulai mencari Buku tentang Dunia tersebut. Mencari mencari dan akhirnya ketemu. Leon duduk membaca Buku tersebut dengan tenang.
15 Menit kemudian.
Leon memahaminya, dan mengerti tentang Dunia yang ditempatinya.
Benua ini bernama Leafland, ada beberapa Benua namun Informasi belum akurat. Leon pun menghela nafas tapi biasa saja.
Benua ini memiliki 4 Kerajaan, Sun, Moon, Bright, Star.
Kerajaan Moon, di Kerajaan ini saat Bulan muncul, Bulan tersebut berbeda dengan yang lain, karena ukuran Bulan tersebut sangat besar, serta kaya akan kekuatan Bulan. Di Kerajaan Moon tersebut, Siang dan Malam nya, lebih banyak Malamnya. 6 jam untuk Siangnya, sedangkan 18 jam untuk Malamnya.
Kerajaan Star, di Kerajaan ini memiliki banyak bintang, serta penamaan untuk setiap Bangsawan mengikuti Bintang tersebut, Kerajaan ini juga memiliki kekuatan khusus yaitu kekuatan berbasis bintang, Perbandingan Siang dan Malamnya juga sama dengan Kerajaan Moon.
Kerajaan Bright, Kerajaan ini memiliki kekuatan yang sangat langka. Shield Bright, Kerajaan ini didirikan pada saat perang yang menyangkut seluruh Alam Semesta, Kerajaan Bright adalah Kerajaan baru setelah Moon dan Star. Kerajaan Bright di juluki Kerajaan Protection Invisible, karena kekuatan pertahanannya melebihi dari pertahanan seluruh Kerajaan.
Kerajaan Sun, Kerajaan ini adalah Kerajaan yang baru, atau bisa disebut Pendatang baru, Kerajaan ini merebut wilayah milik Kerajaan Bright, serta Kerajaan Sun ini kebanyakan orangnya Sombong, banyak pedagang yang ingin ke Kerajaan Sun tersebut, namun pajak yang harus dibayar tinggi, serta keamanan untuk pedagang rendah.
Untuk kekuatan di Benua Leafland ada 3.
Core Spirit, Core Spirit adalah kekuatan yang berasal dari Spirit Monster, banyak jenis untuk Core Spirit, mulai dari Elemen, Racun, Komunikasi Alam, dll. Core Spirit, dibagi menjadi 5 jenis, Putih, Kuning, Ungu, Hitam, Merah. Core Spirit tersebut berbentuk bundar seperti kelereng, Setiap orang saat memasuki tiap Level bisa menambahkan Core Spirit tersebut.
Job, Job adalah kekuatan yang berasal dari keberkahan Dewa. Untuk membangkitkan Job orang tersebut harus menuju ke dalam Gereja. Banyak jenis tentang Job. Tiap Job, untuk berevolusinya berbeda, Syarat untuk naik Job minim tiap Level 20 untuk 100% keberhasilan.
Bloodline, Bloodline adalah kekuatan yang berasal dari Garis darah. Bisa didapatkan dari Warisan, Keluarga, dan Penyatuan suatu Rune.
3 kekuatan tersebut yang terdapat di Benua Leafland.
Serta untuk Tingkatan Level di Benua Leafland.
Level F,E,D,C,B,A. Setiap Level terdapat 5 tingkat.
Level F Tingkat 1 sampai 5.
Level E Tingkat 1 sampai 5.
Level D Tingkat 1 sampai 5.
Level C Tingkat 1 sampai 5.
Level B Tingkat 1 sampai 5.
Level A Tingkat 1 sampai 5.
“Hmm jadi begitu.” Ucap Leon lalu menutup Buku tersebut.
‘Tapi mungkin di Benua lain, ada tingkatan selanjutnya. Kita cari saja nanti.’
Leon pun membaca berbagai Buku, mulai dari sejarah, Asal, Penggunaan kekuatan. Leon tidak sadar bahwa dia sudah berada di Perpustakaan 5 Jam.
Pintu Perpustakaan terbuka, Maid menghampiri Leon.
“Pangeran, anda dipanggil Raja dan Ratu, untuk menuju ke Ruang makan. Karena makan malam akan segera dimulai.” Ucap Maid tersebut.
“Oh, sudah malam kah, terimakasih. Pimpin jalan kesana.” Ucap Leon, berdiri lalu memasukkan kembali Buku tersebut ke Rak buku dan keluar bersama Maid.
Leon di jalan selalu mengobrol dengan Maid tersebut. Maid tersebut awalnya kaku, namun lama-kelamaan dia menjadi senang berbicara dengan Leon.
Leon dan Maid tersebut sudah sampai di depan Pintu ruang makan tersebut.
“Baiklah, Pangeran. Silahkan masuk.” Ucap Maid tersebut sambil tersenyum membuka pintu untuk Leon.
“Terimakasih.” Ucap Leon sambil tersenyum ke arah Maid tersebut, lalu masuk ke dalam ruang makan tersebut.
Maid yang melihat senyum tersebut tersipu, lalu keluar untuk membantu Maid yang lain.
“Lihat, adik. Leon sudah mulai menggoda para Maid.” Ucap Retha kepada Isabel, dengan tersenyum.
“Fufufufu, itu benar kak. Mungkin kita suatu saat akan memiliki banyak Menantu.” Ucap Isabel, juga ikut menggoda Leon.
Leon yang digoda kedua Ibunya hanya tersenyum kecut, Ayahnya yang melihat Leon tersebut hanya tersenyum. Kedua kakak laki-lakinya tertawa, namun Kakak perempuannya cemberut juga Adik perempuannya juga cemberut.
“Sudahlah, ayo makan. Nanti lanjut pembicaraannya.” Ucap Raja Vion tersebut, diangguki semua orang.
5 Menit kemudian.
Makan sudah selesai.
“Jadi Leon, di Perpustakaan kau sedang membaca apa?.” Ucap Vion penasaran.
“Banyak, Ayah. Sejarah Benua, Kerajaan, tentang Kekuatan, dll.” Ucap Leon dengan senang.
“Hmmm, lalu langkah apa yang akan kau ambil.” Ucap Vion memandang Leon dengan serius.
“Langkah?. Oh karena kekuatanku yang lemah kah?.” Ucap Leon sambil memandang Vion dengan tersenyum.
“Mungkin, latihan fisik terlebih dahulu. Aku belum bisa fokus ke sihir, jadi fisik terlebih dahulu.” Ucap Leon dengan tersenyum riang menghadap ke Vion.
Vion yang mendengar tersebut tersenyum.”Itu benar, namun kau memiliki 2 Bloodline.” Ucap Vion.
“Yah, aku hanya tahu satu Bloodline di diriku, bagaimana bisa ada 2?.” Ucap Leon bingung dengan perkataan Ayahnya.
“Bloodline pertamamu Bloodline Bright, lalu Bloodline keduamu Bloodline Akrom.” Ucap Vion dengan tenang.
Bloodline Bright, adalah Bloodline yang memiliki kemampuan untuk menambah Persedian Mana ketika pengguna Bloodline tersebut berlatih sampai kehabisan seluruh Mana.
Bloodline Akrom, adalah Bloodline yang memiliki kemampuan untuk memanipulasi Petir hitam, berbeda dengan Bloodline Lightning yang hanya memanipulasi Petir biasa.
“Kalau Bloodline Bright jelas itu berasal dari Keturunan Kerajaan Bright, sedangkan Bloodline Akrom. Bukankah Bloodline ini sedikit langka, bagaimana bisa aku memilikinya?.” Ucap Leon bingung kembali.
“Bloodline Akrom berasal dari Ibumu.” Ucap Vion santai, sedangkan Leon sedikit terkejut.
“Ibumu, aslinya berasal dari Klan Akrom terakhir.” Lanjut Vion.
“Hmmm, begitu.” Ucap Leon mengangguk mengerti
“Lalu, apa ada yang bisa aku bantu untukmu Leon?.” Ucap Vion bertanya ke Leon.
‘Lebih baik latihan di hutan, agar lebih cepat.’ Ucap Leon dalam hati. “Kalau begitu minta Izin, untuk pergi ke hutan.” Ucap Leon namun terpotong oleh Retha.
“Tidak boleh.” Ucap Retha dengan tegas serta terdapat khawatir yang tinggi.
“Ibu..” Ucap Leon sedih, namun terharu karena rasa khawatir Ibunya.
“Hah, Retha. Biarkan dia ke Hutan, tapi harus membawa 1 penjaga yang kuat.” Ucap Vion dengan menepuk pundak Retha agar tenang.
“Tapi…” Ucap Retha namun terpotong saat melihat wajah mode Puppy milik Leon.
“Hah, baiklah. Tapi saat Sore segera pulang.” Ucap Retha.
“Terimakasih Bu.” Ucap Leon dengan senang, lalu memeluk Retha dengan erat.
Para Saudara nya hanya tersenyum karena sifat Leon.
“Untuk, Albert dan Ryan. Besok kalian akan pergi ke Akademi kan?.” Ucap Vion.
“Itu benar, Ayah. Cuti untuk pulang sudah habis, jadi kami harus kembali ke Akademi.” Ucap Albert diangguki oleh Ryan.
“Segera persiapkan kebutuhanmu. Lalu Elena, kamu tahun depan akan memasuki Akademi, apa sudah siap?.” Ucap Vion.
“Aku siap Ayah. Serta Ayah bolehkah aku ikut Leon ke hutan.” Ucap Elena memohon ke Ayahnya.
“Hmmm, lalu Erika bagaimana?.” Ucap Vion.
“Biar ikut sekalian saja Ayah, akan kulindungi Erika.” Ucap Leon dengan tegas.
“Hah, bagaimana Isabel?.” Ucap Vion.
“Aku sih tidak masalah, kalau Erika ikut.” Ucap Isabel tenang karena ada Leon serta Elena di samping Erika.
“Hmmm, baiklah. Kalian segera tidur, dan berangkat.” Ucap Vion, lalu diangguki Leon, Erika, dan Elena. Albert dan Ryan sudah pergi dulu, karena mempersiapkan barang menuju ke Akademi.
Mereka semua keluar, kecuali Vion, Retha, dan Isabel.
“Scout.” Ucap Vion, lalu muncul seseorang dari belakang Vion.
“Besok kau lindungi ketiga anakku.” Ucap Vion.
“Dimengerti yang mulia.” Ucap Scout, lalu menghilang.
“Jadi, Vion bagaimana menurutmu tentang Leon.” Ucap Retha dari khawatir menjadi tenang.
“Yah sudah kuduga dia kembali. Dia adalah Leon yang asli, syukurlah.” Ucap Vion menghela nafas.
“Yah, akhirnya keluarga asli kita berkumpul. Dan akhirnya aku bisa mengobrol dengan senang bersama Leon.” Ucap Isabel seperti melepas beban.
“Fufufufu, benar apa katamu. Leon yang sekarang berbeda dengan yang dulu.” Ucap Retha dengan senang.
“Tapi, menurutku Leon memiliki rasa ingin tau yang tinggi tentang Dunia ini.” Ucap Vion tersenyum.
“Yah, itu tidak masalah sebenarnya. Malah aku bersyukur jika dia bisa membantu kita.” Ucap Retha.
“Baiklah kita kembali ke kamar.” Ucap Vion, diangguki keduanya.
Sisi Leon.
Leon yang sudah memasuki kamar, langsung menjatuhkan dirinya di kasur.
“Hah, sungguh hari yang melelahkan. Ren, apakah dengan melawan Monster nanti, akan menjadi lebih kuat?.” Ucap Leon.
[Itu benar, Pangeran. Anda bisa meningkatkan kekuatan tempur serta pengalaman bertarung.]
“Oh, baguslah.” Ucap Leon, lalu tertidur karena kelelahan.
Keesokan harinya.
“Jaga diri kalian saat di Akademi.” Ucap Vion dengan tegas.
“Baik Ayah, kami berangkat terlebih dahulu.” Ucap Albert melambaikan tangannya.
“Sampai Jumpa.” Ucap Ryan.
“Mereka berdua selalu saja, disuruh menaiki Kereta kuda tetap saja tidak mau.” Ucap Isabel menepuk dahinya lalu menggelengkan kepala.
“Yah, mereka selalu bilang. Jalan kaki lebih sehat daripada duduk.” Ucap Vion.
“Jadi sekarang kalian bertiga, akan di temani dengan Kapten Bernard.” Ucap Vion menunjuk ke arah Bernard.
“Salam Yang Mulia, serta Salam Pangeran.” Ucap Bernard.
“Un.” Vion mengangguk.
‘Identify.’ Ucap Leon dalam hati.
[Bernard.]
[Level : E Tingkat 4.]
[Job : SwordMagic.]
[Spirit Core :Titan Ape, Badak Besi.]
[Bloodline : Bear.]
‘Kuat, tapi penjelasan di Perpustakaan Istana tentang Bloodline kemungkinan kurang.’ Ucap Leon dalam hati.
[Itu benar, Pangeran.]
[Di seluruh Dunia ini, beraneka ragam Bloodline, tidak ada Bloodline yang lemah. Karena pemanfaatan tiap Bloodline berbeda.]
[Anda baru membaca beberapa Bloodline saja, Bloodline juga bisa didapat dari Monster, namun harus mencari yang cocok. Bukan sembarang Bloodline masuk ke tubuh.]
[Bloodline yang bisa di tampung, tergantung Manusia. Paling tinggi 6.]
‘Maksud tergantung Manusia?.’
[Tergantung cara pengolahan, serta memahami Bloodline tersebut.]
[Level F,E,D hanya bisa 3 Bloodline.]
[Level C bisa menampung 4 Bloodline.]
[Level B bisa menampung 5 Bloodline.]
[Level A bisa menampung 6 Bloodline.]
‘Oh, begitu. Oke, aku paham Ren.’
“Bernard, kau jaga anakku.” Ucap Vion dengan tegas.
“Baik Yang Mulia.” Ucap Bernard sambil memberi hormat.
Mereka berempat pun berangkat menuju ke hutan.
Sisi Vion.
“Scout, lindungi mereka. Walaupun ada Bernard, aku punya firasat buruk.” Ucap Vion.
Lalu, Scout pun muncul “Baik, Yang Mulia.” Scout pun menghilang kembali.
Sisi Leon.
“Jadi Pangeran dan Tuan Putri, kita hanya berburu di area Pinggiran terlebih dahulu. Walaupun Monster nya level kecil, tapi tetap waspada.” Ucap Bernard menjelaskan ke 3 Bocah tersebut.
Sesampai di Hutan.
“Itu terdapat Rabbit Horn, Pangeran.” Ucap Bernard sambil melihat ke arah Kelinci bertanduk.
“Biar aku saja yang melawan.” Ucap Leon. Sambil mengeluarkan pedang Kayunya.
“Anda yakin, Pangeran. Menggunakan Pedang Kayu?.” Ucap Bernard heran namun diangguki oleh Leon.
Srak Srak.
Kelinci bertanduk yang mendengar tersebut mata nya langsung menajam dan mendapati Leon sedang berdiri agak jauh dari nya.
“Kita bertarung ,Kelinci.” Ucap Leon, dengan memegang pedangnya dengan kedua tangannya. Jobnya Leon aktif.
‘Job Swordman aktif, jadi begini ya rasanya jika aktif.’ Ucap Leon dalam hati. Karena, Leon merasakan bagaimana menjadi seorang Pendekar pedang.
“Kalau begitu kita gunakan posisi seni pedang dari Bumi ,Kendo.” Ucap Leon, melakukan pose awalan Kendo.
“Postur tubuh yang bagus, aku belum pernah melihat teknik seperti ini.” Ucap Bernard.
“Kakak, memiliki teknik sendiri.” Ucap Erika memiliki mata berbintang-bintang.
“Leon ini, menakjubkan.” Ucap Elena dengan semangat.
Kembali ke pertarungan.
Horn Rabbit yang melihat tersebut, melesat dan melompat. Leon yang melihat tersebut membelokkan lintasan lompatannya.
Leon mengincar tanduknya lalu membelokkan serangan Horn Rabbit tersebut. Saat Horn Rabbit melewati Leon, Leon pun menyerang bagian perutnya.
‘One Slash.’ Ucap Leon dalam hati, lalu pedang kayunya bersinar berwarna biru.
Tepat sasaran yaitu perutnya, Horn Rabbit tersebut mati karena terluka bagian perutnya. Bernard, Erika, Elena terkejut dengan yang dilakukan Leon.
“Sungguh menakjubkan, Kakak.” Ucap Erika dengan senang.
‘Apa ini, Pangeran Leon yang dibilang sampah.” Ucap Bernard dalam hati.
‘Adikku, sekuat ini. Tapi kenapa dia dibully.” Ucap Elena dalam hati serta bingung.
“Bernard-san, apa daging Horn Rabbit enak?.” Ucap Leon memandang ke arah Bernard.
“Yah, daging Horn Rabbit enak, Pangeran apakah menemukan Core Spirit nya?.” Ucap Bernard serta bertanya.
“Hmm, sebentar.” Ucap Leon, lalu mulai menguliti dan mengecek isinya. Leon pun menemukan sebuah kristal tapi berbentuk bulat, Kristal tersebut berwarna putih.
[Core Spirit (Horn Rabbit.)]
[Tingkat : putih.]
“Oh, ketemu.” Ucap Leon, sambil memandangi Core Spirit tersebut.
“Bagus Pangeran, Core Spirit simpan saja terlebih dahulu.” Ucap Bernard.
“Baiklah, ayo kita keliling kembali.” Ucap Leon diangguki ke tiganya.
Namun sebelum mereka pergi, mereka dihadang oleh seekor ular berwarna biru.
“Ini, merepotkan.” Ucap Bernard, langsung memposisikan diri dengan sikap waspada.
Erika dan Elena sedikit takut, namun tetap dalam posisi waspada. Sedangkan Leon terpana dengan suara System.
[Quest.]
[Kalahkan Blue Snake Water (Level: Kuning.).]
[Hadiah : Upgrade Job.]
[Gagal : seluruh stat menjadi 1.]
‘Sial, Quest nya memang bagus hadiahnya, tapi mengalahkan ini sedikit…. Tidak aku harus yakin.’
Leon pun menghela nafas, agar menjadi tenang lalu melihat ke Ular biru tersebut.
“Pangeran, segera kabur bersama Putri Erika dan Putri Elena.” Ucap Bernard dengan mengeluarkan pedangnya.
Tidak ada respon dari Leon, Bernard pun melihat ke belekang. Namun tidak ada Leon di situ, lalu suara teriakan membuatnya terkejut dan mengarahkan pandangannya ke arah Ular biru.
“Leonnnn.” Teriak kedua Putri tersebut.
Bernard yang mendengar tersebut, melihat Leon melesat ke arah Ular biru tersebut.
‘Mungkin akan jadi Legenda, mengalahkan Ular Biru hanya dengan Pedang Kayu.’
[Job Swordman Level up.]
[Selamat Pangeran mendapatkan Pedang.]
[Silahkan pilih: 1. Pedang biasa, 2. Dagger, 3. Katana.]
‘Ren, ambil Dagger.’
[Membuka Class : Assasin.]
[Class adalah ..]
‘Nanti dulu penjelasannya.’ Ucap Leon dalam hati, lalu Leon menerima semua informasi tentang Assasin.
“Skill bagus. Mari menari Ular Biru.”
[To be Continued]
Status.
[Name : Leon Von Bright.]
[Age : 7 Tahun.]
[Level :F Tingkat 1.]
[Title : Reinkernator, Pangeran kerajaan Bright.]
[Job : Swordman.]
[Class : Assasin.]
[Ability:
Atk : 17 (F)
Agi: 24 (F)
Def: 18 (F)
Int : 1 (E)
Mana: 40 (F)
Luck: 30 (F)
]
[Point System : 120.]
List Skill.
[- Identify Item, Weapon (F)]
[- Identify Man (F).]
[- Stealth (Mana : 1 / minutes (F))]
[- Bloody hit (Mana : 10 (F))]
[- Dagger Slash (Mana : 5 (F))]
SIlahkan Like, Comment, Share, dan Vote.
Jangan Lupa klik Tombol Favorit agar tidak ketinggalan Update terbaru.
Thank you Minna-san.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!