"Jangan mengumpat kak..aku mendengarnya."
Melihat raut muka Em yang sangat lucu dan mengemaskan. Menatap Rere sambil tangannya membelai rambut yang menutupi wajah batita itu.
"Hahahaha."
Disela-sela tawa mereka ,Roman bangun dengan masih mendusel perut rata Em.Tangannya memeluk erat pinggangnya.
"Mommy...." Suara khas bangun tidur sambil mendongak.
"Eh udah bangun ..sayang." Em merapikan rambutnya dan memangkunya.
Nathan maju dan ingin mengambil Roman dari pangkuan Em tapi batita itu langsung histeris.
"Sini nak...." Nathan melepas jasnya lalu menggulung kemeja hingga siku. Em menatapnya tak berkedip. Kedua manik mata mereka beradu dan Nathan tersenyum sangat manis.
"Oh Tuhan kenapa denganku, jantungku seakan berhenti berdetak." Em berusaha dengan cepat menetralkannya kembali. Ia mengalihkan pandangan secepat mungkin.
"Tidak papa.Roman mau mommy..hiks..hiks."
Saat ini Nathan duduk persis di sebelah Em yang membuat jantungnya makin tak beraturan.Em kembali menatapnya saat lengan kekar itu membelai rambut anaknya yang masih mendekap erat Em.
Nathan juga merasakan hal yang sama , jantungnya seakan sudah mencelos keluar. Ia membalas tatapan Em dengan tak kalah lembut.Sampai Em menyiku pinggangnya agar berhenti menatapnya.
Nathan sadar namun bukannya mengalihkan pandangan tapi malah semakin menggodanya.Ia terkekeh sambil merebahkan tubuhnya pada sandaran sofa.
Pemandangan itu tak lepas dari penglihatan Tuan Robi dan Nyonya Sunny. Mereka tersenyum melihatnya.
"Jangan nangis terus nak.okay." Mengusap pipi yang sudah memerah itu.
"Sekarang bangun dan mari cuci muka serta pipis dulu ya!" Dengan senyum manisnya.
"Mommy ."
"Hmmmm."
"Begini dulu mommy." Memeluknya erat sambil membenamkan wajahnya dalam-dalam.
"Okay dech, lima menit saja yah!" Merayunya.
"Ckckckkkk manjanya anak papa nih." Nathan menggelitik pinggang Roman hingga ia tertawa lepas.
Tuan Robi dan Mama Sunny sangat menyukai pemandangan itu. Rere pun terlihat bahagia sekali. Melihat untuk pertama kali abang dan ponakannya tertawa lepas seperti itu, sejak maya meninggal setelah melahirkan Roman.
"Time's up Boy...."
Wajahnya yang imut dan menggemaskan sungguh membuat Em menyukainya.
CUP
CUP
CUP
"Hahahaa mommy geli..hahaha..mommy." Em menciumnya tanpa henti membuat Roman tertawa terpingkal-pingkal.
"Ya ampun ..ni bocil ."Nathan tak henti menatap mereka.
Mama Sunny masih tak percaya jika Roman bisa sedekat ini dengan orang asing. Tuan Robi pun berpikir hal yang sama.
"Ayo mommy!" Turun dari pangkuannya.
"Okay."
Roman dengan wajah dan rambut yang berantakan menggandeng Em menuju kamar mandi.Seakan ia tak mau Em jauh darinya.
"Lihatlah ma ,seperti ibu dan anak." Celetuk Rere membuat Em tersenyum.Melihat betapa Em sabar dan lembut juga perhatian pada Roman.
"Papa masih nggak nyangka jika sifatnya sungguh keibuan seperti itu."
"Benar pa sungguh tidak menyangka.Anak jaman sekarang jarang yang seperti itu, apalagi dari golongan menengah ke atas. Rata-rata manja dan nggak tahu hal-hal seperti itu." Panjang lebar Mama Sunny menambahkan.
"Jodohin saja ma abang pa...."
"Huuuush ngawur kamu tu dik." Nathan langsung melotot tapi dalam hati senang mendengar adiknya berkata seperti itu.
Tuan Robi dan Mama Sunny tersenyum mendengarnya.
Tak lama berselang Em keluar dengan Roman bergandengan tangan. Wajahnya sudah segar dengan rambut diikat rapi. Ia minta minum karena merasa haus.
"Mommy haus."
"Okay ..ayo." Berjalan mendekati sofa dan bergabung dengan mereka kembali.
"Maafkan cucu tante memanggilmu seperti itu nak."
"Tidak masalah tante."
"Mommy haus."
"Ee iya..iya sayang." Em milirik Nathan dan dengan segera ia pun tanggap.
"Mau mommy yang buat papa...."
"Ok..ok mommy yang buat."
"Anak ganteng duduk yang bagus ,mommy buatkan ."
"Mmmmmm." Mengangguk dan duduk diam sambil matanya berbinar menatap Em yang sedang menuju pantri bersama Nathan.
"Tolong ajari biar sesuai dengan yang biasanya diminum adik." Nathan mengangguk .
Jantungnya benar-benar tidak bersahabat sama sekali, berdekatan dengannya akan sangat membahayakan jiwanya. Bagaimana tidak , Ia berdiri bersandar di meja tempat Em membuat susu untuk Roman.Setelah sebelumnya ia mengajari Em.Nathan memandangnya lekat-lekat dengan senyum terus mengembang di wajahnya.Apa yang mereka lakukan tak dapat dilihat mereka karena terhalang tembok pembatas.
Em geleng-geleng kepala melihat tingkahnya. Berjalan dan memberikan susu itu pada Roman.
"Ini sayang minumlah!"
"Terimakasih mommy."
"Iya sayang."
Dengan cepat sebotol susu tandas tak bersisa.Bangun dari duduknya dan mencium pipi Em dengan bekas susu masih menempel di bibirnya.
CUP
"Terimakasih sayang."
"Sama-sama sayang."
Nathan tak bergeming dan berpaling padanya.Memperhatikan anaknya yang nempel pada Em dengan manja.
"Hadehhhh bisa gawat nih..papanya udah mulai nggak digubris." Em tersenyum.
"Hahahahaha ." Tawa kembali pecah .
***
Terimakasih atas semuanya dan jangan pelit ya untuk dukungannya. Silahkan dan dengan senang hati menunggu komen dan masukan dari para pembaca yang budiman.❤❤❤🙏👌
Salam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments