Nathan tak bergeming menatap Em. Jantungnya tiba-tiba berdegup sangat kencang tak beraturan.
"Oh Tuhan aku bertemu kembali dengannya." Mengulum senyum sambil membenarkan posisi Roman dan terus menatapnya.
Em memakai kaos biasa lengan pendek yang digulung lengannya dan dipadankan dengan jeans model high waist. Rambutnya yang sedikit bergelombang dibiarkan tergerai indah dengan dipadankan kacamata hiasan menambah kesan cool.
Posturnya yang tinggi dan langsing bak model lengkap dengan wajah yang cantik alami. Hidung mancung, bibir merah merekah dengan putih kulit susu yang sudah ia gelapkan. Berjalan menghampiri ranjang Em dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Kakak..hiks..hiks."
"Hmmmm." Sambil meletakkan makanan di atas nakas.
Tangis Rere pecah kembali saat Em memberikan pelukan hangat padanya. Mengelus punggungnya perlahan sampai tangisnya mereda dan lebih tenang.
"Udah ach. Nangis mulu kerjaanmu, nggak capek apa? Lagian malu-maluin tahu. Tuh ingus jangan sampai mengotori kaosku." Sambil melepas pelukannya.
"Kakak...."
Rere langsung terlihat bahagia ,wajahnya kembali ceria dan bersemangat saat berada dekat Em.Em mengusap airmatanya dengan perhatian. Membuat semua yang disitu terharu dan terpana.Melihat sikapnya yang penuh perhatian dan keibuan. Kecuali Elly yang terlihat kesal karena Nathan justru tak bergeming menatapnya.
"Kenapa terlambat Kak?" Rere memberanikan diri bertanya.
"Kerja." Hanya itu yang terucap sambil membuka bingkisan itu sambil sesekali menatapnya tajam.
"Jangan banyak bicara , habiskan dulu dan lanjut tanyanya nanti.Paham kan?" Tanpa peduli dengan mereka yang tengah menatapnya kagum. Terlihat Rere langsung tenang dan diam tanpa membantah. Aura intimidasinya sangat terasa.
Em menghidangkan makanan kesukaan Rere dan menatanya di meja kecil lalu memberikannya. Setelah sebelumnya Em telah berkonsultasi dengan dokter pakar nutrisi.Rere terlihat antusias dengan mata berbinar indah.
Em dengan perhatian memastikan sendok dan sumpitnya steril semua.Tuan Robi , Mama Sunny dan Nathan dibuat tak percaya melihatnya. Baru kali ini Rere terlihat begitu bahagia.Melupakan sejenak apa yang telah terjadi padanya. Tidak seperti biasanya yang selalu histeris.
Saat tengah bersiap menyendok sup nya tiba-tiba Elly berkata," Tunggu Re..apakah makanan itu sehat? Dan apakah makanan itu dibenarkan oleh dokter?Karena kondi...."
Kata-katanya membuat Rere sedikit ragu dan menatap Em meminta jawaban. Mereka juga berpikir begitu.
Em dengan senyum devilnya menatap tajam Elly hingga ia beringsut ketakutan , lalu menatap Rere dengan lembut sekali. Membuat Mina dan Mona sedikit menjauh dari Elly berdiri.
"Tunggu sayang." Panggilan sayang keluar dari mulut Em yang membuat Rere tersenyum bahagia.Lagi-lagi perlakuannya membuat mereka yang disitu terpana. Mama Sunny melihat betapa Em sangat menyayangi anak bungsunya.
Em menghubungi seseorang sambil mengelus lembut rambut Rere.
"Abang boleh minta tolong datang sebentar!"
"Ok terimakasih Bang."
Setelah beberapa menit datanglah seorang dokter tampan dan dengan jelas menjelaskan jika makanan itu sehat dan baik untuk pemulihannya. Semua mengangguk senang.
Em tak lupa memberikan pelukan dan kecupan di pipi sebelum dokter itu meninggalkan ruangan itu.
"Sudah puas nona Elly yang terhormat."Pandangannya beralih kepada Elly dengan tatapan membunuhnya dan segera menetralkannya kembali saat memandang yang lain.
"Kenapa masih bengong? Cepat makan!"
"Wait...." Rere menatapnya bingung.
"Kak?"
"Jangan lupa doanya..ya." Tersenyum dengan manisnya yang membuat meleleh hatinya.
"Hahahaa kakak iya..iya."
Semua ikut tertawa dan bahagia.Support dan bantuan dari Em sungguh sangat membantunya.Nathan tak henti menatapnya sementara Em belum sadar jika pria yang bertabrakan dengannya adalah abangnya Rere.
Dua kali menjenguk tetapi ia belum pernah melihatnya. Ia pun tak tahu dan tak ambil pusing untuk mengetahuinya.
Sampai pada akhirnya tangis anak kecil pecah dan menggema di ruangan dan pada saat itulah Em menoleh dan matanya menatap Nathan dan anak itu bergantian.
Matanya membola dan mulutnya menganga lalu menutupnya menggunakan kedua tangannya tak percaya.
"Tuan....?"
"Boy....?"
Nathan mengangguk dan tersenyum sambil menenangkan Roman yang sudah terbangun dan menangis .Em langsung membungkuk hormat dan terlihat malu.
"Kakak mengenal Abang?" Em menggeleng.
"Udah ach..sssstttt." Mengedipkan matanya.
"Hahahaha ok ok." Melanjutkan makannya.
Rere sangat lahap menyantap makanan yang dibawa oleh Em hingga habis.
"Terimakasih banyak nak."
"Iya tante."
"Dan maafkan anak tante ini yang suka menyusahkanmu." Tambah Tuan Robi.
Tak berselang ketiga teman ,sekaligus sepupunya Rere pun pamit.Tak henti Rere tersenyum dan terlihat bahagia. Ia tak membiarkan Em duduk jauh apalagi duduk di sofa.Dan akhirnya Em pun duduk di ranjang Rere menghadap Tuan Robi, mama Sunny dan Nathan yang duduk di sofa.
"Maaf semuanya Em tidak sopan duduk disini."
"Tidak masalah nak."
***
Terimakasih banyak semuanya.Jangan lupa dukungannya ya❤❤❤.
Ditunggu ya komen dan juga masukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Maurel Nurfaizza
maaf umur Rere 20 .umur em 20 kok jadi panggil kk
2022-02-18
2