Siang hari saat terik matahari sudah memuncak dilangit nan cerah. Mira mulai memilah baju yang akan dibawa ke Surabaya, dia melipat menumpuk dan memasukkan kedalam tas ransel berwarna coklat tua, sekitar 3 kaos pendek, 1 baju panjang, 1 gamis baju waktu lebaran tahun kemarin, adapula 2 rok panjang dan celana jeans yang dibelikan kakak nya waktu lebaran, tak lupa dia juga membawa 2 kerudung polos warna hitam dan orange serta pakaian dalam tentunya. Sementara bagian tas depan dia mengisinya dengan pasta dan sikat gigi miliknya, sembari mengingat mungkin ada yang belum dibawanya, Mira memberi makan dan minum si sapi, mengangkat jemuran, dan segera melipatnya.
Tak terasa perut Mira sudah mulai berdendang, berunjuk rasa menagih Mira untuk segera memberi tugas organ tubuhnya. Dia melihat jam dinding sudah menunjukkan angka setengah 2, pantas saja perutnya tak bisa diajak kompromi. Segera Mira mengambil piring dan mulai mengambil nasi dan tumis kangkung serta tempe dan sambel, masakan ibunya tadi pagi. Dengan lahap Mira memasukkan nasi kedalam mulutnya, sembari mengingat kurang apakah sesuatu yang akan dia bawa nantinya. Selesai makan Mira mencari bambu yang sudah kering dibelakang rumahnya, agar nanti sore maupun besok pagi ketika memasak tidak repot harus mencari ranting.
Tak terasa matahari sudah condong kebarat, jam dinding sudah menunjukkan pukul 4. Mira bergegas kedapur, menghangatkan nasi dan membuat urap daun singkong dicampur dengan daun kenikir hasil petikan tadi setelah dia mengumpulkan ranting bambu, karena tumis kangkung tadi pagi sudah habis. Setelah selesai memasak, Mira memberi makan dan minum si sapi serta memasukkan ayam kedalam kandang nya.
Pak Budi dan bu Siti pulang kerumah karena sudah sore. Pak Budi segera menuju ke kandang sapi untuk membersihkan kandangnya, serta menaruh rumput sekarung yang dia bawa pulang, sementara bu Siti menuju dapur dan melihat Mira masih didapur membersihkan wajan dan juga panci penanak nasi.
"Sudah selesai masak nduk?"
"Alhamdulillah sudah bu, ini Mira lagi mencuci peralatannya, Ibu mandi dulu saja Mira sudah memberi makan dan minum si sapi dan memasukkan ayam ke kandang."
" Ya sudah nduk, Ibu tak mandi dulu,"
"Hmmm.... sudahkah kamu buatkan kopi untuk Bapak mu nduk?" tanya bu Siti yang tak jadi kekamar mandi.
"Ma'af bu, Mira lupa." jawab Mira sembari mengambil gelas.
"Ya sudah nduk biar nanti Ibu saja yang buatkan kopi buat bapak mu, setelah Ibu selesai mandi. Tambahkan saja air nya buat mandi Bapakmu."
"Baik bu." jawab Mira, dengan segera Mira mengambil gayung dan mengisi panci besar sampai penuh, sesekali Mira mengisi kayu bakar kedalam tungku karena kayunya sudah banyak yg menjadi arang.
Selesai mandi, bu Siti menyuruh Mira untuk segera mandi karena sudah sore. setelah Mira mandi, pak Budi segera mandi dengan air hangat yang sudah dituangkan kedalam bak mandi oleh bu Siti. Segera bu Siti membuatkan kopi untuk suaminya.
Malampun tiba, keluarga kecil itu makan malam dengan lahap, tanpa percakapan. Mungkin karena bu Siti dan pak Budi sangat lelah saat disawah tadi siang. Setelah makan segera Mira mengambil piring kotor milik ibu dan bapaknya, dan segera mencuci. Setelah itu bu Mira menyuruh Mira segera tidur karena sudah malam. Mira pun menurut i Ibu nya.
"Lagi mikirin apa Pak, kok melamun?" tanya bu Siti yang melihat suaminya meminum kopi yang sudah dingin itu.
"Itu bu... aku kok gak tega melepas Mira pergi, tapi kalau Mira masih di kampung, kasihan juga dia nanti melihat temen-temennya sekolah, sementara dia diam saja dirumah." jawab pak Budi sambil sesekali menyeruput kopi nya.
"Ya sudah pak, memang yang terbaik Mira ikut Ima ke Surabaya, biar dia juga punya pengalaman tinggal di kota, melihat kehidupan di sana."
"Oh ya bu, apa Mira sudah cerita? Kata Ima besok dia dan Mira berangkat ke Surabaya jam 2 sore."
"Belum pak, biar nanti Ibu ke kamar Mira, sekalian melihat Mira sudah berkemas apa belum,"
"Ibu masuk dulu ya pak, mau melihat Mira, Bapak juga cepetan masuk, nanti masuk angin, sudah malam!"
"Iya Bu, sebentar lagi, Bapak mau menghabiskan kopinya dulu."
Setelah berbicara dengan suaminya bu Siti segera masuk ke kamar Mira.
"Sudah tidur nduk?" tanya bu Siti sambil mengelus-elus rambut Mira.
"Belum bu, Mira nunggu Ibu, malam ini Mira mau tidur ditemenin Ibu." jawab Mira sambil memegang tangan ibunya. Segera Mira menggeser tubuh dan meminta Ibunya segera tidur disisi kanannya.
"Heleh... kamu sudah besar kok masih mau tidur ditemeni Ibu." jawab bu Siti, meskipun begitu bu Siti tetap mengatur posisi tubuhnya disebelah Mira, sambil memeluk putrinya. Bu Siti memandang genteng rumah yang sudah menghitam, menerawang kemungkinan besok putrinya sudah tak dirumah kecil ini lagi.
"Kamu sudah mengemasi baju mu nduk?" tanya bu Siti sambil memeluk dan mengelus rambut Mira.
"Sudah bu, tadi siang. Tapi Mira masih belum bawa handuk."
"Ibu punya handuk yang masih baru nduk, dilemari kamar Ibu. Ibu kredit bu Yanti, minggu lalu. Tapi Ibu lupa mau ngasih ke kamu, biar Ibu siapkan besok pagi. Sekarang kamu tidur saja."
"Iya bu, tapi Ibu temenin Mira ya bu, Mira mau nyium keringat ibu, Mira takut nanti kalau kangen. Hehehe." Jawab Mira terkekeh.
Mira dan Ibunya memejamkan mata agar segera tidur. Sementara itu pak Budi mengintip dibalik kain penutup kamar Mira dan melihat istri serta putrinya tertidur.
"Hmmmm" desah pak Budi.
"Semoga kamu betah ya nduk!"
Pagi buta, Mira sudah tak melihat Ibunya. Segera dia menuju kedapur menemui Ibunya, ternyata Ibunya sudah selesai memasak dan Mira pun membantu Ibunya menyiapkan piring dan juga menaruh nasi serta sambal terong buatan ibunya ke meja. Setelah itu Mira melakukan kegiatan rutin dipagi hari mencuci baju, menyapu halaman rumah sedangkan pak Budi bergegas membersihkan kandang sapi sementara bu Siti memberi makan dan minum si sapi dan ayam.
Setelah bebersih, mereka pun menikmati sarapan pagi bersama.
"Nduk nanti Ibu dan Bapak pulang siang kamu katanya berangkat jam 2, kalau Bapak jam 12 belum pulang, nanti kamu ke sawah ya!" pinta pak Budi kepada Mira putrinya.
"Iya pak." jawab Mira singkat.
"Kamu kalau dirumah majikanmu nanti bersikaplah yang sopan, jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu, menuruti perintah nya kalau menurut mu itu tidak merugikan mu, semua demi kebaikan mu nduk." kata bu Siti menasehati.
"Iya bu."
Setelah selesai makan. Mira mengambil piring kotor di meja dan segera mencucinya. Sementara pak Budi dan bu Siti mengambil cangkul dan sabit yang akan dibawa ke sawah. Pak Budi dan bu Siti berangkat ke sawah setelah berpamitan pada putrinya. Sementara Mira kembali ke dapur mencuci piring serta peralatan masak yang kotor.
Bersambung...
Terima kasih sudah bersedia membaca novel pertama Author. Mohon kritik dan sarannya. Ma'af jika ada tanda baca ataupun typo. Mohon bimbingannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Anis Pratiwi
Jadi pingin urap daun singkong sama daun kenikir.. Kayaknya udah lama ga makan itu... 😍😍.
2020-10-17
0
𝐐𝐮ᷡ𝐞ᷳ𝐞ᷡ𝐧ᷲ𝐳𝐲°
jdi rindu kampung halaman😭
2020-09-13
1
erenn_na
sama kaya keadaanku thorr
2020-09-12
0