Menikah Di Usia 16
Sore hari biasanya ibu dan kakak perempuannya sedang sibuk menyiapkan makan malam. Namun, kali ini mereka berdua tidak terlihat ada di dapur. Seorang gadis manis dengan rambut sebahu dan dibiarkan terurai melirik kesana kemari untuk mencari keberadaan mereka.
Dia sama sekali tidak tau jika keduanya pergi ke sebuah toko kue yang ada di persimpangan dekat laundry milik seorang pria tua.
Gadis yang diketahui bernama alika itu memutuskan untuk menunggunya sambil membaca buku resep masakan yang terletak diatas meja makan. Karena alika merasa sedikit mengantuk dia pun membuat secangkir kopi.
Karena sebentar lagi matahari akan tenggelam. Alika menutup tirai-tirai jendela terlebih dahulu sebelum menikmati secangkir kopi.
Dep! tiba-tiba perasaannya tak enak saat dia tidak sengaja menatap foto ibu dan kakak perempuannya.
'Hanya perasaanku saja.' Batin alika. Dia harus menyelesaikan tugasnya sebelum kakak dan ibunya datang.
Gadis manis itu terus melirik jam di dinding. Karena yang ditunggu tidak kunjung datang. Dia mulai gelisah dan berusaha menghubungi kakak nya. Namun, tak ada jawaban.
Untuk membunuh perasaan gelisahnya. Alika mencoba memainkan game di hpnya. Bayangan ibu dan kakak nya tiba-tiba saja terlintas di benak alika.
Dan saat hendak beranjak dari tempat duduknya. Ponsel alika berbunyi tanda ada panggilan masuk.
Dia berhenti sejenak untuk mengangkat telepon.
"Hallo, selamat sore. apa benar ini dengan alika?" Ucap seseorang di seberang sana.
"iya benar." Alika mengerutkan keningnya berusaha mencerna suara dari sipenelepon.
"Maaf, sebelumnya karena telah menganggu waktunya. saya yumna dari rumah sakit harapan bunda. ingin memberitahukan jika sodari alya dan ibu riri telah mengalami kecelakaan. dan sekarang mereka berdua sedang ditangani oleh pihak rumah sakit. untuk itu sodari alika selaku wali dari keduanya diminta untuk segera datang ke rumah sakit." Saat mendengar kabar duka dari orang yang paling disayangi oleh alika. Seketika, hati nya hancur berkeping-keping. Dia terduduk lemas dengan ponsel ditangannya.
Begitu suara yang ada diseberang sana tidak terdengar lagi. Dia langsung berdiri dengan tenaganya yang tersisa. Alika berjalan agak sempoyongan menuju tempat penyimpanan sepatu. Dia ambil sepatu itu lalu, pergi kerumah sakit.
Matanya sembab karena tidak berhenti menangis. Mungkin, orang-orang yang saat itu melihat dirinya merasa kasian pada alika. Tapi, ia tidak peduli dengan pandangan mereka. Dia hanya ingin cepat sampai di ruangan tempat kakak dan ibu nya di tangani.
"Permisi Mbak, saya mau bertanya. Pasien atas nama alya dan ibu riri yang baru saja mengalami kecelakaan di tangani di ruang mana ya?" Tanya alika pada seseorang yang bertugas dibagian pendaftaran.
"Sebentar ya dek. Saya check dulu." Orang itu beralih pada komputer yang ada dihadapannya untuk mengecek nama pasien yang dimaksud.
Beberapa menit kemudian hasil pencarian nya keluar. Orang tersebut langsung memberitahukan pada alika.
"Mereka sekarang sedang ditangani diruang gawat darurat. Letaknya ada disebelah kiri ruang ini." Jelas nya .
Alika langsung mengerti dia harus pergi kemana. Tanpa banyak basa basi lagi ia segera beranjak dari tempat tersebut menuju Ruang gawat darurat.
***
Ketika tiba ia langsung melihat orang yang palimg disayangi nya sedang terbaring lemah di dalam sana dengan peralatan medis terpasang di bagian tertentu anggota tubuh mereka.
Alika menangis sejadi-jadinya karena hati nya sangat sakit. Sakit menyaksikan orang terkasih terluka. Padahal tadi pagi mereka nampak baik-baik saja. Bahkan, ibu nya sempat memberikan secangkir susu hangat saat dia masih malas-malasan dikamar nya.
'Kalau saja aku tau. Saat itu aku tidak akan membiarkan mereka pergi tanpa sepengetahuan ku.' Batin Alika terguncang saat ini. Dia menyesal karena tak sempat melarang mereka pergi keluar rumah.
Karena alika tidak sanggup melihat nya lagi. Ia pun duduk di tempat yang telah disediakan di luar ruangan tersebut. Dia ingin menenangkan diri lebih dulu.
Suasana dalam keadaan hening kala itu. Hanya terlihat beberapa petugas rumah sakit yang berlalu lalang.
Dan alika masih tetap ditempat nya sambil menangis sesegukan. Dia benar-benar tak kuat untuk menghampiri mereka.
Tiba-tiba saja seorang laki-laki duduk disamping diri nya tanpa suara. Dia sempat memperhatikan alika sebentar. Namun, kembali fokus dengan ponsel di tangan nya. Karena pria itu paham dengan situasi yang ada. Menegur atau bahkan berusaha menenangkan nya, Hanya akan semakin meratapi kesedihan nya.
"Nak, lebih baik kita pulang saja." Tak lama kemudian seorang wanita setengah baya atau lebih tepat nya ibu dari pria itu mengajak nya pulang. Tapi, tangisan alika berhasil mengambil perhatian nya.
Wanita tersebut menghampiri alika sambil berusaha menenangkan diri nya. Beliau tidak bertanya apapun mengenai kondisinya karena takut membuat alika semakin sedih.
Dia merasakan sentuhan lembut dari tangan seseorang. Alika pikir itu ibu nya yang sudah siuman.
"Bu.." Suara lirih nya mulai terdengar seolah benar orang yang menyentuh bahu nya itu adalah sang ibu.
"Nak, apa kau baik-baik saja?" Wanita setengah baya tersebut langsung menanyai diri nya.
Alika mengangkat kepala nya perlahan dengan beruraian air mata. Wanita itu nampak iba saat melihat nya. Beliau langsung mengerti saat menatap wajah alika yang penuh dengan kesedihan.
'Melihat orang yang paling disayangi terluka memang tidak mudah.' Wanita yang nampak jauh lebih tua itu paham betul bagaimana rasanya kehilangan hanya dengan melihat alika yang sedang menangis.
Kebetulan beliau dan anak nya juga baru saja kehilangan orang yang paling berharga dalam hidup mereka, suami nya.
Mereka berdua sedang menunggu proses penyerahan jenazah kepada pihak keluarga.
"Aku harus pergi sekarang. jaga dirimu disini baik-baik ya." Pamit nya saat anak lelaki nya memberitahu beliau karena yang urusan nya hampir selesai.
Dalam tangis nya alika menganggukkan kepala. Lelaki itu menatap gadis itu dengan tatapan iba juga. Namun, ia tidak bisa berkata apa-apa selain memperhatikan nya dengan penuh rasa peduli.
"Ayo, nak kita pergi sekarang." Ajak wanita itu pada anak nya. Dia mengangguk pelan menuruti keinginan nya.
Laki-laki tersebut menyempatkan diri untuk menoleh pada alika. Dan tanpa disengaja mereka saling bertatapan. kedua nya tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Disaat yang bersamaan seorang wanita muda mengenakan pakaian lengkap berwarna hijau keluar dari ruang gawat darurat untuk memanggilnya.
"Nona alika, apakah anda wali dari pasien yang sedang saya tangani?" Tanya nya dengan kedua tangan nya di masukkan kedalam saku.
"Iya...saya."
"Untuk saat ini anda harus bersabar terlebih dahulu. karena kedua pasien belum sadarkan diri. Kemungkinan besar kami akan melakukan tindakan lebih lanjut jika pasien masih dalam keadaan seperti itu." Ungkap nya
Seketika jantung alika berdegup sangat kencang dan tubuh nya nyaris jatuh kelantai kalau saja wanita muda itu tidak menangkap nya dengan cepat.
BERSAMBUNG ~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Buna_Qaya
Beloved My Ana mampir kak, edisi nyicil , udah fav juga follback
2022-07-13
0
Kazutora Kazutora
Alika anak manis yg sbar syg semua akan indah pada waktu 🤲🤲😊
2022-04-17
1