Hidup harus tetap berjalan meski sekarang alika sedang berduka. Langkah nya menuju masa depan masih panjang. Dia tidak boleh lama-lama meratapi kesedihan nya. Sang nenek membawa nya ke tempat dimana beliau tinggal.
Beliau hanya ingin memberikan kehidupan yang baru pada nya. Sehari setelah nya alika memutuskan untuk menetap di sebuah desa kecil. Tempat dimana sang ibu lahir dan dibesarkan.
Pemandangan yang sangat indah sudah cukup membuat alika merasa terhibur. Walaupun setahun sekali dia dan keluarga nya sering berkunjung. Tapi, entah kenapa rasanya seperti baru pertama kali datang kesini.
"Whoa kapan terakhir kali aku kesini? Rumah nenek sudah banyak berubah jadi lebih bagus." Seperti biasa nya alika selalu menunjukkan wajah antusias saat melihat sesuatu yang menyenangkan nya.
"Sebelum mey pergi."
Alika menganggukkan kepala. Lalu, pergi ke kamar khusus yang disediakan oleh nenek nya.
Kamar kecil itu diapit oleh dua kamar lain nya. Ada stiker love dan beruang yang hampir mengelupas masih tertempel di pintu. Alika menyentuh stiker-stiker itu sambil mengingat saat dimana dia dan kak alya menempel nya.
Dia kembali mengingat kenangan bersama kak alya. Mereka adalah gadis-gadis periang yang selalu mencairkan suasana dimanapun kedua nya berada, terutama kak alya. Alya merupakan sosok kakak yang sangat kuat, baik hati, dan cantik.
Dia senang membantu orang-orang yang sedang kesusahan tanpa pamrih. Hidup nya juga sangat beruntung karena ia telah dipertemukan dengan laki-laki yang akan menikahi nya tahun depan.
Namun, harapan itu pupus saat Tuhan memanggil kak alya lebih cepat. Sang kekasih pun terpukul dengan kepergian nya. Rencana yang telah di susun rapi hancur dalam sekejap.
Tanpa alika sadari air mata nya menetes lagi. Terlalu banyak moment yang dilakukan bersama kakaknya. Jadi, sulit bagi alika untuk melupakan hal tersebut begitu saja.
"Sudahlah jangan diingat-ingat lagi. Lebih baik hapus air mata mu." Untuk kesekian kali nya sang nenek berusaha menghibur alika.
Alika menatap nya dengan tatapan pilu. Kehilangan seseorang yang disayangi memang tidak semudah itu. Terlebih lagi ia belum sempat mengucapkan kata maaf dan terima kasih pada sang ibunda tercinta.
Sang nenek memeluk cucu kesayangan nya tersebut.
***
Sudah sepekan alika berada dirumah nenek nya. Sebuah desa kecil nan indah penuh kenangan itu kini telah menjadi tempat berteduh untuk selama-lama nya.
Sebelum menuntut ilmu disekolah baru nya. Ia banyak menghabiskan waktu dengan membantu sang nenek bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah seorang ibu tunggal yang memiliki seorang anak lelaki. Tapi, anak nya sedang bekerja di kota. Alika jadi tak perlu merasa risih atau cemas karena keberadaan anak majikan nya tersebut.
"Sekarang nak alika kelas berapa?" Tanya ibu itu saat diri nya tengah membersihkan meja tamu. Beliau sudah mengenal alika dengan baik. Meski belum seluruh nya mengetahui identitas diri nya.
"Aku sudah kelas 3 bu. Sebentar lagi lulus." Sahut alika dengan sopan dan ramah.
"Aku sangat senang pada mu. Seandainya aku pumya menantu seperti mu." Ucap dengan raut wajah bahagia. Nampak nya beliau sangat menyukai alika.
"Ibu baru saja kehilangan suami. Tapi, anak ibu satu -satu nya belum sempat menemukan jodoh nya. Padahal usia nya hampir menginjak 30 tahun. Banyak wanita yang ibu kenalkan. Tapi, berakhir dengan kegagalan. Anak ibu sangat pemilih. Itu yang buat dia susah jodoh." Mendengar beliau bercerita alika sedikit membayangkan bagaimana sosok nya itu.
"Kamu mau tidak jadi menantu ibu?" Tiba-tiba kalimat itu keluar dari mulut beliau.
Alika membelalakan kedua mata nya. Dia tak percaya dengan apa yang baru saja di dengar nya tersebut.
Melihat itu ibu lola langsung berkata. "Tidak usah takut, nak. Ibu tak memaksa mu."
"Eung.. tidak apa-apa bu. Aku mengerti keadaan ibu." Balas alika.
Kemudian ia izin untuk membersihkan dapur dan kamar mandi.
Baru seminggu kerja disini alika sudah bisa merasakan kebaikan bu lyla. Beliau tak pernah membebani apapun pada nya. Hanya pekerjaan ringan yang diri nya lakukan. Untuk urusan masak dan lain sebagai nya beliau kerap kali melakukan nya seorang diri. Disini, nenek alika juga hanya diberi tugas untuk menyapu dan mengepel.
Bahkan, bu lyla sering memberikan uang lebih pada nenek nya yang sudah bekerja selama 20 tahun. Meskipun, keluarga nya masih mampu memberikan uang pada beliau. Tapi, sang nenek tak terlalu mengharapkan nya.
"Nak, tadi bu lyla bicara apa saja?" Tanya nenek nya yang baru datang dari arah garasi.
"Hm.. gak nek, cuman ngobrol biasa aja."
"Oiya.. "
"Memang nya kenapa, nek?" Tanya alika yang mulai dihinggapi rasa penasaran.
"Bu lyla itu kasian banget.. Soalnya suaminya meninggal baru-baru ini. Terus beliau juga belum sempat menemukan jodoh untuk anak semata wayangnya yang sedang bekerja dikota." Ucapan sang nenek persis dengan apa yang tadi alika dengar dari bu lyla
"Memang nyaa usia anak bu lyla berapa nek?" Tanya alika. Dia pura-pura tidak mengetahui nya.
"Tahun depan mau 30 tahun." Jawab nya.
Alika semakin penasaran dengan sosok yang dimaksud. Di umur yang sudah terbilang matang itu kenapa anak bu lyla menikah.
"Dia anak nya agak pemilih. padahal ibu nya sering mengenalkan wanita yang usia nya tidak jauh dari nak adnan. Tapi, selalu gagal. Dia selalu beralasan tidak ada yang cocoklah, tidak nyamanlah. Padahal wanita-wanita yang dikenalkan oleh bu lyla dari keluarga baik-baik semua." Nenek nya kalau sedang menceritakan suatu hal pasti selalu serius.
Alika hanya terdiam mendengarkan cerita sang nenek. Tidak tau harus jawab apa? Karena sebelum nya dia sudah tau dari bu lyla.
"Tapi, beliau tidak pantang menyerah mencarikan jodoh untuk anaknya. Sebelum beliau meninggal beliau ingin melihat anak nya menikah." Lanjut nenek nya.
"Oiya, nek. Kasian bu lyla. Mudah mudahan suatu hari nanti keinginan nya terkabul." Ucap alika.
Obrolan mereka berakhir saat nenek nya dipanggil keruang tengah oleh bu lyla. Sementara itu, alika melanjutkan pekerjaan nya sampai selesai.
Hari sudah mulai siang dan dari pagi alika belum makan makanan yang berat. Hanya secangkir teh hangat dan gorengan yang baru masuk keperut nya.
Dia pun menyempatkan diri untuk mengisi perut nya yang keroncongan. Kebetulan masih ada lauk bekas tadi sarapan bu lyla dimeja makan. Saat hendak menyendok ikan dan tempe ke dalam piring. Bu lyla datang sambil menjinjing kantong kresek berisi makanan yang sudah dipesan nya lewat online.
"Alika, jangan dulu makan. Ini ibu bawakan makanan enak buat kamu. Semua ini makanan kesukaan anak ibu. Ayo kita cicipi bersama!"
Perhatian semacam ini membuat alika semakin mempertanyakan banyak hal.
BERSAMBUNG~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Kazutora Kazutora
kyak ny ad harapan 🤔
2022-04-17
1