Karena tak ingin larut dalam kesedihan. Alika memilih untuk menunggu dirumah nya. Rasa nya ia tidak sanggup jika masih berada disana. Air mata terus mengalir dan perasaan tak tenang karena memikirkan ibu dan kakak nya.
Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang. Dan alika tetap berbaring di tempat tidur nya. Sebuah panggilan masuk saat alika memenjamkan mata. Sontak saja ia langsung mengambil ponsel yang ada disamping nya.
Nomor yang kembali menelepon kembali menghubungi nya. Dengan perasaan takut alika mencoba untuk mengangkat nya.
"Hallo selamat siang." Sapa alika lebih dulu.
"Iya selamat siang. Apa benar ini masih dengan nona alika?" Ucap seseorang diseberang sana.
"Benar."
"Maaf menganggu waktu nya. Tapi, saya menghubungi nona alika kembali untuk memberitahukan kabar duka kepada nona alika." Tanpa basa basi orang tersebut langsung menyampaikan maksud dan tujuan nya menghubungi lagi alika.
Kabar duka. Kata pertama yang diucapkan oleh orang itu saja sudah membuat nya mengerti. Dia tak perlu lagi banyak bertanya mengenai kondisi ibu dan kakak nya.
Tapi, ia tetap harus mendengarkan kalimat selanjut nya yang sempat terpotong.
"Maaf, sebelum nya. Tapi, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Nona alya dan bu riri sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Dikarenakan kondisi kedua nya yang sudah parah saat mengalami kecelakaan." Ungkap nya.
Tangis alika pecah dan sudah tak bisa dibendung lagi. Perasaan nya juga hancur dalam sekejap. Dia memanggil-manggil nama ibu dan kakak nya.
Tepat di hari ulang tahun gadis manis itu. Ia kehilangan ibu dan kakak perempuan nya. Ini adalah luka paling dalam yang di dapatkan setelah kepergiaan sang ayah saat diri nya masih anak-anak.
Orang-orang yang paling disayangi alika telah pergi meninggalkan nya. Tumpuan hidup nya sudah diambil oleh Tuhan. Nyata nya Tuhan lebih sayang pada mereka. Apa dunia terlalu kejam untuk orang baik seperti kedua orang tua dan kakak perempuan nya?
***
Sekarang rumah alika ramai oleh orang-orang yang sedang melayat. Sementara itu alika duduk diam di samping jenazah yang sudah diserahkan pihak rumah sakit tersebut. Air mata nya terus membajiri pipi nya. Disisi nya ada sang nenek yang tak pernah lelah menenangkan diri nya.
Sebentar lagi kedua jenazah akan dimakamkan. Semua orang yang hadir saat itu juga bersiap-siap untuk mengikuti acara prosesi pemakaman.
"Alika, kami turut berduka cita ya. Semoga kamu bisa kuat dan tabah. Mudah mudahan almarhum juga bisa di terima amal ibadah nya disisi Tuhan Yang Maha Esa." Ucap salah satu pelayat yang datang.
"Aamiin.. maaf ya alika masih belum bisa menyambut kalian dengan baik." Nenek alika mewakili tuan rumah untuk menyambut setiap pelayat yang datang. Karena kondisi alika yang sangat menyedihkan.
Proses pemakaman tiba juga. Disebuah pegunungan khusus untuk mengubur jenazah muslim yang meninggal. Alika digandeng oleh nenek nya yang setia mendampingi.
Nenek alika langsung datang jauh-jauh dari desa saat dikabari mengenai kematian anak dan cucu pertama nya. Ia juga sama sangat terpukul. Namun, Beliau harus tetap terlihat tegar supaya alika tidak semakin meratapi kesedihan nya.
Tak lama kemudia acara prosesi pemakaman selesai. Kerabat, sanak saudara dan para pelayat yang ikut mengantarpun pergi satu-persatu.
Hingga menyisakan alika dan nenek nya. Anak itu bersimpuh disamping pusara sang ibunda. Tangis nya malah semakin menjadi-jadi.
Melihat hal itu sang nenek hanya bisa memegang bahu nya untuk menguatkan alika.
"Tidak apa-apa luapkan saja emosi mu, cucu ku." Ucap nya.
Alika dan nenek nya cukup lama diam disana. Sampai akhir nya mereka pulang karena cuaca nampak mendung.
Sesampai nya dirumah alika berkata pada sang nenek.
"Nek, aku masih tidak percaya dengan apa yang kualami. Kalau saja aku tau akan jadi begini saat itu juga aku akan mencegah mereka untuk pergi. akan ku peluk mereka erat-erat." Alika mengungkapkan isi hati nya yang sangat terpukul atas kepergian sang ibu dan kakak yang mendadak.
"Jangan bilang begitu. Nenek paham apa yang kau rasakan ini sangat menyiksa batin mu. Tapi, jika Tuhan sudah berkehendak lain kita sebagai manusia bisa apa? Mulai detik ini kita pasrahkan semua nya pada Tuhan Yang Maha Kuasa." Ucap nya terdengar sangat bijaksana.
Alika hanya terdiam mendengar perkataan nenek nya tersebut.
"Jangan merasa sendirian disini. Nenek janji akan merawat mu sampai kamu bisa mencapai cita-cita mu. kau mau ikut bersama nenek kedesa? Disana banyak orang baik yang akan jadi temanmu." Mendengar nya membuat alika berpikir kembali jika hidup nya mungkin akan terasa mudah, Jika jauh dari hal-hal yang berhubungan dengan kedua orang tua dan kakak nya.
"Tapi, kan disana ada mbak mey." Ucap alika.
"Dia sedang pergi merantau." Jawab nenek nya.
"Kemana? untuk apa?" Tanya alika penuh dengan rasa penasaran.
"Ke kota X. Kata nya disana ada satu teman dekat yang menawarkan pekerjaan untuk nya." Jelas sang nenek.
Mey merupakan anak dari kakak ibu nya alika. Kedua orang tua mey masih ada. Namun, diri nya lebih memilih tinggal dengan sang nenek karena ingin menemani nya.
Setelah lulus SMA dia memang langsung bekerja di salah satu toko besar di kota nya. Tapi, karena toko itu bangkrut dia jadi merantau untuk mengadu nasib.
"Kenapa aku nenek tidak memberitahu kami saat itu." Alika sedikit kecewa karena tidak diberitahu mengenai mey.
"Kalau kalian tau. Pasti kalian akan melarangnya." Tukas nenek.
"Iya itu pasti. Karena kami sangat menyayangi nya." Ungkap alika.
Obrolan mereka berlanjut dan beralih topik. Sampai pada akhir nya ada suara ketukan pintu dari luar rumah.
"Permisi..." Samar-samar terdengar seseorang berteriak.
Nenek yang hendak membuka nya segera dicegah oleh alika. Ia tidak ingin merepotkan beliau.
"Biar aku saja yang membuka nya." Meskipun dalam kondisi yang kurang bagus, dia tidak ingin menyusahkan nenek nya.
Alika beranjak dari tempat duduk nya. Lalu, pergi untuk membuka pintu.
'Siapa yang bertamu disaat seperti ini.' Pikir nya.
Klek! pintu telah terbuka dan saat itu alika mendapati seorang wanita muda mengenakan cardigan berwarna pastel dengan rambut diikat seperti ekor kuda.
Sebelum menjelaskan maksud dan tujuan nya datang kemari. Dia tersenyum ramah pada alika. Alika dengan mata sembab nya membalas senyuman nya.
"Maaf kalau boleh tau kau siapa ya?" Tanya alika sambil mengerutkan kening nya.
"Oiya perkenalkan nama saya alifa. Saya adalah perawat dirumah sakit harapan bunda. Saya datang kemari hanya untuk mengantarkan barang milik Almarhumah yang tertinggal di sana." Wanita muda itu pun menyerahkan sebuah plastik berwarna putih kepada alika.
BERSAMBUNG ~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Kazutora Kazutora
baik skli perawat itu😊
2022-04-17
1