Terjerat Cinta Boss Muda

Terjerat Cinta Boss Muda

Harga Diri

Suasana ramai terlihat biasa saja, tat kala Mall itu mulai beroperasi. Terlihat beberapa pengunjung mulai meramaikan Mall itu. Terdapat stand yang yang tersusun rapih sesuai aturan, dan tengah dijaga oleh SPG yang mulai menjajakan produknya.

SPG adalah singkatan dari Sales Product Girl. Biasanya pekerjaan mereka ialah menawarkan produk mereka, untuk menarik perhatian costumer. Biasanya SPG tersebut berpenampilan menarik dan berpakaian seksi.

Disalah satu stand, tampak seorang SPG yang tengah merapihkan produknya. Adelia Anggraini yang kerap disapa Lia adalah SPG kosmetik yang cukup terkenal kala itu.

Ia adalah wanita dari kalangan yang biasa-biasa saja. Namun, tiba-tiba kejadian itu bermula saat seseorang menabraknya.

"Aduh! Hei?! Kalau jalan pakai mata, dong!! Orang sebesar ini ditabrak aja. Hei?! Main kabur lagi. Minta maaf dulu kah. Ini nggak, main kabur aja. Huh!!" Ucap Lia seraya mengomeli pria kini telah berada cukup jauh dari tempatnya menabrak Lia.

Ketika ia hendak mengejarnya, tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang. Ternyata itu adalah Manajer Mall tersebut, Hery.

"Hei!? Kamu mau mati, ya? Itu tuan muda dari perusahaan terbesar disini tau. Kamu jangan cari gara-gara dengannya. Bisa-bisa kamu nggak berumur panjang." Ujar pak Hery yang merupakan manajer Mall tersebut.

"Tapi dia menabrak saya, pak. Bisa-bisanya dia kabur gitu aja. Harusnya dia minta maaf terlebih dahulu, dong." Oceh Lia seraya memegang kakinya yang sedikit terluka akibat dari terjatuh tadi.

"Tapi kamu bisa kena masalah nanti." Sahut kembali pak Hery mencegah Lia.

"Bodo amat!!" Potong Lia dan mulai mengejar pria tersebut.

Terlihat dari kejauhan pria itu nampak akan meninggalkan Mall tersebut. Dengan tergesa-gesa, Lia mengejarnya dan setibanya Lia langsung menghadang pria tersebut.

Ketika ia hendak berbicara, tiba-tiba pria itu mengabaikannya dan melanjutkan langkah kakinya menuju teras halaman parkir Mall tersebut.

Sedetik kemudian, Lia mencengkram pergelangan tangan pria tersebut dan menariknya.

"Anda itu pria dewasa namun sungguh kekanak-kanakan. Ketika anda menabrak seorang wanita bukannya minta maaf, anda malah dengan entengnya meninggalkannya begitu saja. Anda benar-benar tak tau malu!" Oceh Lia masih mencengkram pergelangan tanga pria tersebut.

Pria itu tak menggubris ocehan Lia dan menarik paksa tangannya.

Membuat wanita bernama lengkap Adelia Anggraini itu, turut terjatuh tepat kedalam pelukan pria dihadapannya saat ini. Lia yang terkejut pun spontan membelalakan matanya.

'Dug.. Dug.. Dug..' Dapat ia dengar suara detak jantung, serta aroma maskulin yang menyeruak dari pakaian yang dikenakan oleh pria tersebut.

Hal tersebut membuat Lia merasa nyaman, dan tanpa sadar ia pun menyenderkan kepalanya kedada bidang milik pria misterius itu.

"Ehem.. Sudah puas?" Deheman kecil dari suara berat sang pria tersebut membuat Lia tersadar seketika. Dengan segera Lia melepaskan diri dari tubuh pria tersebut.

Dengan mendongak sedikit, Lia memberanikan diri menatap pria dengan kaos hitam serta blazer senada membungkus tubuh pria tersebut.

Serta kacamata hitam yang membuat penampilan pria itu lebih misterius namun berkharisma.

Ditambah dengan aromanya yang elegan, mampu membuat siapapun kaum hawa akan mendekat dan mencoba menarik perhatian pria tersebut.

Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Adelia.

"Begini ya, pak. Anda tadi menabrak saya, lalu anda pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa seolah tidak terjadi apa-apa!?" Ucap Lia dengan nada suara yang sedikit memekik.

"Kenapa saya harus minta maaf ke kamu? Kamu sendiri yang berdiri menghalangi jalan saya. Dan lagi, saya bukan pria tua yang bisa kamu panggil bapak seenakmu." Ujar pria tersebut seraya melepaskan kacamata hitamnya. Menampakan sepasang mata berwarna senada dengan pakaiannya.

Terlihat mengerikan, seakan-akan Lia hanyalah kelinci mungil yang tersesat dan dirinya adalah serigala yang tengah kelaparan dan siap menerkamnnya. Namun hal itu tak membuat Lia yang tengah memerah menahan amarah menjadi ciut.

"Begini ya, pak. Seingat saya, saya tadi berdiri tepat diarea stand saya ya pak. Kenapa bapak berkata itu salah saya. Jelas-jelas tadi adalah kesalahan dari bapak yang berjalan tidak lihat arah. Orang sebesar ini ditabrak begitu aja." Omel Lia dihadapan pria yang lebih tinggi beberapa centi dari dirinya itu.

Terdiam sesaat, pria itu menatap Lia sesaat sebelum akhirnya ia membuka mulutnya san mengucapkan perkataan yang membuat Lia semakin terbakar amarah.

"Jadi ini salah saya? Hem. Baiklah. Jadi berapa?" Tanya pria itu seraya merogoh isi dompetnya, dan mengeluarkan beberapa lembar uang 100ribuan.

"Apa segini cukup?" lanjut pria tersebut dengan nada arogannya. Seringainya semakin lebar tat kala ia melihat raut wajah Lia yang berad di hadapannya.

Lia yang mendapat perlakuan seperti itu meraih uang tersebut. Wajahnya yang terlapisi make up bak boneka cantik itu tampak tertunduk menatap lantai. Membuat pria itu tersenyum penuh dengan kemenangan.

Ia pun berjalan satu langkah mendekati Lia, dan membisikkan sebuah kalimat tepat di telinga Lia. Dimana kalimat tersebut membuat Lia membelalakan kedua bola matanya saat itu juga.

"Memang uang dapat mengalahkan segalanya. Masalah sebesar apapun akan selesai dengan adanya uang. Bahkan tubuhmu sekalipun dapat kubeli dengan uang." Ungkap pria tersebut seraya menatap Lia dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Senyuman yang merendahkan terpampang jelas di wajah sang pria. Membuat Lia semakin tertekan dengan perlakuan pria misterius ini.

"Tapi sayangnya, aku sudah bosan dengan wanita murahan yang suka cari perhatian sepertimu." Lanjut pria tersebut, namun kini tatapan jijik yang terukir diwajahnya yang terbilang sempurna itu.

Setelah mengucapkan kalimat itu, pria tersebut pun hendak kembali meninggalkan mall tersebut. Tanpa mempedulikan wanita yang menurutnya tidak menarik sama sekali baginya.

Namun sepertinya langkahnya terhenti saat suara itu kembali menghentikan langkahnya. Bahkan kini, Lia dengan wajahnya yang terbilang garang namun cukup imut itu, tak lantas merasa terintimidasi oleh sosok di depannya saat ini.

"Dengar ya, pak. Disini saya hanya berharap anda meminta maaf kepada saya karena anda telah menabrak saya tadi." Potong Lia menegaskan maksud dirinya sedari tadi mencegat pria tersebut.

"Dan uang ini, sepeserpun saya tidak butuh uang anda!" sambung Lia seraya melemparkan uang yang sedari tadi digenggamnya itu kearah pria tersebut. Dan membuat terkejut pria yang ada dihadapannya itu.

Terdiam dan masih mencerna apa yang di lakukan oleh wanita di hadapannya ini, pria itu masih memsang wajah terkejutnya.

Baru kali ini ia bertemu wanita yang tidak tertarik dengan pesonanya. Bahkan dengan uang yang selalu memenangkan segala macam urusan di dunia ini. Mungkin itu baginya, tapi tidak untuk Lia.

"Memang ada beberapa masalah yang dapat diselesaikan dengan uang. Namun tidak dengan harga diri. Apa anda pikir saya ini wanita murahan?! Uang anda tidak berlaku untuk saya. Semoga kedepannya kita tidak bertemu lagi." Seraya memalingkan tubuhnya, Lia meninggalkan pria tersebut dan menyudahi ocehannya sedari tadi.

Sembari berjalan, Lia mengulum senyumnya penuh dengan kemenangan. Ia merasa bangga sendiri atas apa yang baru saja ia lakukan kepda pria itu.

'Gila. Aku tadi keren banget, deh. Hehehe..' Batin Lia merasa bangga melanjutkan jalannya menuju kearah tempatnya berdiri tadi.

'Ganteng sih. Tapi sombong banget. Sayang banget tuh muka.' Batin Li dengan melanjutkan langkahnya menuju standnya tadi berada.

Namun rasa bangganya berhenti tat kala tangannya terasa ditarik dari belakang. Membuat tubuhnya sontak tertarik kebelakang. Menghadap pria itu lagi, membuat Lia lelah dan ingin cepat-cepat pergi dari situ.

"Hei, wanita! Akupun tak sudi menghabiskan waktuku untuk meladeni wanita sepertimu. Sudahlah, nggak usah munafik. Katakan saja berapa? Apa yang barusan kurang?!" Perkataan pria itu membuat beberapa orang yang tengah berada disana menatap Lia dengan pandangan jijik.

Pasalnya, kini mereka berda di tempat yang cukup ramai oleh pengunjung mall tersebut. Seakan seluruh mata menuju kearahnya, Lia mengepalkn kedua telapak tangannya.

Lia tahu bahwa ini siasat dari pria tersebut untuk merendahkan dirinya. Melihat hal itu, Lia tidak tinggal diam. Ia pun mulai menyusun strateginya menghadapi monster besar dihadapannya saat ini.

"Ooh sayangku. Aku tau hubungan kita hanya sesaat, tapi tolong jangan campakkan aku begini. Ingat anak kita dirumah. Hiks.. Hiks.." Sahut Lia dengan memasang akting menderitanya, dan mencoba memeluk pria yang tak ia kenal sebelumnya tersebut.

"Saya nggak akan diam saja saat anda mencoba mengusikku. Saya sudah bicara baik-baik, anda mau mempermalukan saya disini." Bisik Lia deengan menjinjitkan kedua kakinya yang dibalut sepatu pantopel, sembari mendekatkan wajahnya ditelinga pria yang lebih tinggi darinya itu.

Membuat pria itu menahan rasa geli disekitar tengkuknya serta rasa panas mengalir diwajahnya, saat Lia membisikkan kalimat tersebut tepat ditelinganya.

DEG!!

Seaaat pria itu merasa detakan jantungnya lebih kencang dari sebelumnya. Membuatnya seperti tak bisa bergerak untuk beberapa saat.

Dengan buru-buru pria itu mendorong tubuh Lia dan membuat Lia terjatuh kelantai.

"Aduh, sayangku. Kamu kenapa tega sekali kepadaku. Huhuhu." Seru Lia menambah ramai suasana di kawasan Mall tersebut.

"Ada apa sih? Kok sepertinya ramai sekali?" Ujar seorang pengunjung mall tersebut.

"Itu, lho. Ada pasangan yang lagi bertengkar." Jawabnya.

"Ya ampun. Bertengkar di mall? Bukannya itu memalukan, ya?" Timpal wanita itu kemudian.

"Yaahh. Mungkin karena ada yang selingkuh." Balasnya.

"Kalau dsri yang saya lihat, sepertinya si pria itu hendak meninggalkan wanita itu."

"Apakah dia istrinya?"

"Sepertinya begitu. Soalnya tadi ku dengar si wanita bilang anak gitu."

"Ya ampun. Tega sekali."

Bla... bla... bla...

Memdengar percakapan antara para pengunjung yang kebayakan adalah kaum wanita, membuat Lia tersenyum dalam kebohongannya saat ini.

'Yess!! Aktingku berhasil. Mampus kau. Pergi sana, pergi. Hush!! Hush!!' Teriak Lia gembira dalam hati.

Melihat suasana semakin ramai, serta tatapan yang kurang baik ditujukan kepadanya. Membuat pria itu menatap Lia dengan tajam seraya berkata,

"Saya akan melepaskanmu kali ini. Bila kelak kita berjumpa lagi, tidak ada lain kali bagimu." Kata pria itu, dan meninggalkan wanita yang bahkan tidak ia ketahui namanya.

Dengan bergegas, ia menuju di area mobilnya terparkir dan meninggalkan area Mall tersebut dengan melepaskan kacamata miliknya, ia bergumam pada dirinya sendiri,

"Kamu akan saya tangkap, kelinci kecil." Gumamnya.

Sesaat Lia merasa lega masalahnya dengan pria itu dapat terselesaikan hari itu juga. Namun, ia tidak mengetahui bahwa masalah yang sebenarnya akan tiba sesaat lagi.

Tapi, dibalik masalah yang akan ia hadapi, apakah akan ada cinta di antara mereka?

Bersambung..

---------》》》》》》》》》》》》》》》》》---------

Halo teman-teman semua, jaga kesehatan selalu ya.

Meskipun belum banyak pembaca yang minat dengan novel ku ini, aku benar-benar menghargai kalian yang telah bersedia membacanya meskipun hanya beberapa bab saja.

Terus dukung aku untuk melanjutkan novel ini hingga tamat ya teman-teman. Satu komen dan satu like dari kalian sangat berharga bagi saya.

Terimakasih. See you da da bye bye.. 🥰🥰

Terpopuler

Comments

SOO🍒

SOO🍒

bukan keren lia tapi cari mati

2022-04-29

1

Ram Dhoni

Ram Dhoni

terusan nya mana ini .....

2022-04-12

0

Leni Haryati

Leni Haryati

mm

2022-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Harga Diri
2 Rasa Khawatir
3 Harus Menikah
4 Rencana Pembalasan
5 Teringat masa lalu
6 Rasa Suka Padanya
7 Seperti Stalker
8 Berusaha
9 Kerja Keras
10 Kenangan bersama orang terkasih
11 Rumor yang beredar
12 Bekerja diklub malam
13 Penari Seksi
14 Mabuk
15 Perjanjian
16 Gaun Pengantin
17 Menyatakan Cinta
18 Jadi selama ini?
19 Terimakasih
20 Hari Pernikahan
21 Kembali Bertemu
22 Misi Pertama
23 Biar waktu yang berbicara
24 Mendapat Serangan
25 Serangan Balik
26 Ancaman
27 Jalan-jalan
28 Bermain Bersama
29 Di Teras Mall
30 Hadiah
31 Taman bermain
32 Sebuah Alasan
33 Si Bocah Monyet
34 Mengungkapkan Perasaan
35 Kehadiran Kakek Edward
36 Pertama Kali
37 Sebuah Sapu Tangan
38 Rasa Cemas
39 Diam
40 Tidak perlu khawatir
41 Dibawah pohon yang rindang
42 Kehadiran pak Tomo
43 Seperti Bayi Penyu
44 Lia Pingsan
45 Meninggalnya Pak Tomo
46 Benci dan Cinta
47 Kebenaran Yang Tersembunyi
48 Sebuah Perasaan
49 Konflik
50 Panti Asuhan
51 Beban
52 Cinta yang Sebenarnya
53 Perasaan Rindu
54 Perihal Sarapan
55 Melepas Rindu
56 Salam Perpisahan
57 Karisma Sang Boss Muda
58 Bekerja
59 Perkataan Angga
60 Harap-harap cemas
61 Setibanya di Kota B
62 Perasaan Cemburu
63 Rencana Licik
64 Yang di Lihat oleh Lia
65 Malam Masih Panjang
66 Syal di Leher
67 Pertikaian
68 Kondisi Lia
69 Kesalah Pahaman
70 Pengumuman
71 Kesalah pahaman (2)
72 Isi Hati Cika
73 Aku harus kuat
74 Kisah Kelam Feri
75 Bertemu Tuan Cakra
76 Perilakunya Seperti Seorang Kakak
77 Cemburu
78 Di sambut hangat
79 Apakah tuan muda sakit?
80 Canda dan Tawa
81 Pernyataan
82 Tatapan yang Tajam
83 Ketegasan Kakek Edward
84 Sinta dan Lia
85 Kebijaksaan kakek Edward
86 Menepati Janji
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Harga Diri
2
Rasa Khawatir
3
Harus Menikah
4
Rencana Pembalasan
5
Teringat masa lalu
6
Rasa Suka Padanya
7
Seperti Stalker
8
Berusaha
9
Kerja Keras
10
Kenangan bersama orang terkasih
11
Rumor yang beredar
12
Bekerja diklub malam
13
Penari Seksi
14
Mabuk
15
Perjanjian
16
Gaun Pengantin
17
Menyatakan Cinta
18
Jadi selama ini?
19
Terimakasih
20
Hari Pernikahan
21
Kembali Bertemu
22
Misi Pertama
23
Biar waktu yang berbicara
24
Mendapat Serangan
25
Serangan Balik
26
Ancaman
27
Jalan-jalan
28
Bermain Bersama
29
Di Teras Mall
30
Hadiah
31
Taman bermain
32
Sebuah Alasan
33
Si Bocah Monyet
34
Mengungkapkan Perasaan
35
Kehadiran Kakek Edward
36
Pertama Kali
37
Sebuah Sapu Tangan
38
Rasa Cemas
39
Diam
40
Tidak perlu khawatir
41
Dibawah pohon yang rindang
42
Kehadiran pak Tomo
43
Seperti Bayi Penyu
44
Lia Pingsan
45
Meninggalnya Pak Tomo
46
Benci dan Cinta
47
Kebenaran Yang Tersembunyi
48
Sebuah Perasaan
49
Konflik
50
Panti Asuhan
51
Beban
52
Cinta yang Sebenarnya
53
Perasaan Rindu
54
Perihal Sarapan
55
Melepas Rindu
56
Salam Perpisahan
57
Karisma Sang Boss Muda
58
Bekerja
59
Perkataan Angga
60
Harap-harap cemas
61
Setibanya di Kota B
62
Perasaan Cemburu
63
Rencana Licik
64
Yang di Lihat oleh Lia
65
Malam Masih Panjang
66
Syal di Leher
67
Pertikaian
68
Kondisi Lia
69
Kesalah Pahaman
70
Pengumuman
71
Kesalah pahaman (2)
72
Isi Hati Cika
73
Aku harus kuat
74
Kisah Kelam Feri
75
Bertemu Tuan Cakra
76
Perilakunya Seperti Seorang Kakak
77
Cemburu
78
Di sambut hangat
79
Apakah tuan muda sakit?
80
Canda dan Tawa
81
Pernyataan
82
Tatapan yang Tajam
83
Ketegasan Kakek Edward
84
Sinta dan Lia
85
Kebijaksaan kakek Edward
86
Menepati Janji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!