Harus Menikah

Setibanya Lia kembali ke tempat standnya, ia pun segera menghampiri sahabatnya semenjak masa SMA dulu.

"Maaf ya jes, aku sedikit lama. Sekarang giliranmu untuk istirahat." Sapa Lia kepada sahabatnya itu, dengan senyum manis terpampang diwajahnya yang bulat bak bola.

Bukannya menuruti perkataan Lia, Jessica berjalan kearahnya dan memberikan sebuah seringai di wajahnya. Dengan sedikit iseng, ia mengatakan sesuatu kepada sahabatnya tersebut.

"Jadi gimana? Apa pak Hery ada nyatain cinta ke kamu, Lia? Kok aku dengar dari anak-anak sini, kalau pak Hery lagi cari perhatian ke kamu." Tanya Jessica dengan rasa penasaran yang mendalam terhadap sahabatnya tersebut.

Mendengar perkataan yang terlontar dari mulut sahabatnya itu, sontak membuat Lia terkejut. Namun ia berusaha tenang agar tidak semakin di goda oleh Jessica.

"Apaan sih anak-anak itu. Hhh.. Bukan seperti itu. Pak Hery hanya ingin aku untuk berhati-hati kedepannya bila bertemu pria itu lagi." Sembari menghela nafas panjang, Lia menjelaskan hal yang terjadi diruang istirahat tadi.

Mengernyitkan kedua alianya, Jessica nampak penasaran dengan aa yang terjadi pada sahabatnya itu. Hingga bisa berurusan dengan orang lain, terutama seorang pria lebih tepatnya.

"Pria mana? Kamu ketemu siapa emangnya? Terus kenapa disuruh hati-hati, emangnya kamu tadi diapain dan kamu ngapain dia?" Ujar Jessica seraya menggoncang-goncangkan tubuh Adelia.

Namun dengan perlahan, Lia melepaskan tangan Jessica yang menggoncang-goncangkan tubuhnya sedari tadi.

"Aku nggak tau siapa pria itu. Tapi kata pak Hery, namanya Leonardo NusaJaya. Kalau nggak salah itu nama pria yang sok keren tadi." Ujar Lia santai sambil menata produknya.

Tiba-tiba tubuhnya kembali di cengkeram oleh Jessica dengan cukup kuat. Namun hal yang membuatnya lebih terkejut adalah, saat mendapati Jessica menatap dirinya dengan pandangan horor.

"Ke-kenapa melihatku seperti itu? Memangnya segitu seramnyakah nama pria itu?! Sampai-sampai kamu melihatku seperti itu?!" Sahut Lia menyadarkan Jessica yang masih memasang wajah horor.

Melepaskan cengkeramannya kepada Lia, air wajah Jessica kemudian berubah menjadi serius. Dengan cara bicaranya yang lebih tegas dari biasanya.

"Kamu, beneran nggak tau mengenai Leonardo NusaJaya itu? Beneran nggak tau?" Tanya Jessica seraya menatap tajam mata Lia, yang hanya bisa mengangguk disetiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Jessica sedari tadi.

Pandangan mata Jessica berpaling, tat kala ia mengingat suatu hal mengenai nama yang cukup familiar tersebut.

Bola matanya yang berwarna biru muda nampak bergetar, tat kala ia memulai kisah yang cukup terkenal dikalangan beberapa masyarakat mengenai nama NusaJaya tersebut.

Lia yang melihat perubahan prilaku sahabatnya itu pun hanya diam sembari mengamatinya. Baru kali ini ia melihat Jessica menjadi pribadi yang serius dsri biasanya. Membuat Lia lebih tertarik mendengarkan penuturan yang di sampaikan oleh sahabatnya itu.

"Dulu, ada sebuah rumor. Rumor itu mengenai satu keluarga yang rumahnya habis dibakar oleh tuan muda NusaJaya. Hanya karena salah seorang putri keluarga tersebut, mengejek kemejanya yang lusuh." Suasana seakan terhenti sejenak ketika Jessica menceritakan hal tersebut.

"Lalu, mengenai putrinya. Perempuan malang itu kini-" Ketika Jessica hendak melanjutkan ceritanya, jari telunjuk lentik Lia menempel tepat diatas bibir lembut Jessica.

"Apaan sih kamu, Lia?!! Orang yang lihat bisa salah paham, tau!!" Imbuh Jessica mengomeli Lia karena perbuatannya barusan.

"Hehehe.. Maaf.. Tapi aku nggak percaya dengan kisah karanganmu itu. Toh itu cuma rumor aja. Mana ada orang yang tega membakar rumah seseorang hanya karena hal konyol begitu. Hedeh.. Bikin kisah kok gini amat ya.. Ckckck.." Sahut Lia seraya berdecak, mengomentari penggalan kisah mengenai pria misterius itu yang di sampaikan oleh Jessica kepadanya.

Jessica segera menghadang Lia yang ingin segera menyelesaikan pekerjaannya. Membuat Lia terhenti dan menatapnya.

"Ehh.. Kamu ini jangan sembarangan ya. Pokoknya kisah ini terkenal banget di kalangan masyarakat kita. Kedepannya jika kamu bertemu lagi dengan pria itu, segera minta maaf. Jika tidak maka keluargamu akan habis, seperti anak perempuan malang itu." Ucap Jessica seraya berjalan meninggalkan Lia yang mematung, melihat tingkah berlebihan dari sahabat dekatnya tersebut.

"Bodo amat, ah! Lanjut kerja aja lagi. Besok libur mau kerumah papah. Belikan martabak manis deh buat papah. Papahkan suka makanan manis. Hehehe.." Gumam Lia ditengah kesibukannya merapihkan produk yang berada di etalasenya.

****

Mobil mewah itu melaju di jalanan yaang terlihat senggang saat ini. Mobil itu pun kini berhenti tepat diparkiran gedung besar nan tinggi dihadapannya tersebut. Sebuah gedunh dengan sebuah kta NUSAJAYA Corp yang terpampang jelas di rooftop gedung tersebut.

Nampak sesosok pria tinggi mengenakan pakaian bernuansa hitam dengan kacamata senada, keluar dari dalam mobil seharga Miliaran rupiah itu.

Pria yang kerap dikenal sebagai predator itu, bernama Leonardo NusaJaya. Satu-satunya pewaris dari seluruh kekayaan NusaJaya. Namun diusianya yang telah menginjak kepala tiga, ia diharuskan menikah dan memiliki seorang anak laki-laki terlebuh dahulu. Setelah itu warisan jatuh ketangannya.

Untuk saat ini seluruh aset masih dipegang kakeknya, Edward NusaJaya. Seorang pria berusia 72 tahun, sekaligus pendiri Nusajaya corp. Bisnisnya telah mencapai kejayaan setelah di ambil alih oleh anak sulungnya.

Sebenarnya pria tua itu memiliki seorang anak laki-laki bernama Edwin NusaJaya dan Dwi Cahya NusaJaya. Edwin sendiri telah menikah dan dikaruniai dua putra bernama Leonardo NusaJaya dan juga Edi NusaJaya

Namun, sebuah kecelakaan memisahkan Leo dengan kedua orang tuanya selama-lamanya. Sehingga Dwi Cahya NusaJaya yang menjadi paman satu-satunya Leo, sekaligus rival abadi baginya.

Sebenarnya aset kekayaan dapat jatuh ketangan pamannya, Dwi. Namun karena pamannya yang terkenal suka mabuk-mabukkan, serta judi dan tak segan-segan menghamburkan uang. Sehingga kakek Edward berencana mewarisikan seluruh kekayaannya kepada Leo.

Hal tersebut pulalah yang membuat Leo dan pamannya sering bertikai, dan kesalahpahaman turut menghiasi kebersamaan paman dan keponakan tersebut.

Saat ini Leo tengah berjalan menuju area lobby gedung pencakar langit itu. Dan disambut beberapa pria dan wanita berpakaian formal yang dapat dipastikan sebagai karyawan gedung tersebut. Seketika mereka membungkukkan tubuhnya tat kala pria itu menuju pintu gedung tersebut.

"Selamat datang, Tuan Muda." Ucap seluruh pria berpakaian formal, yang berdiri menjadi dua barisan tersebut.

Tak ada balasan apapun dari sang tuan muda, membuat salah seorang pria dari karyawan itu mendongakkan kepalanya sedikit. Untuk mencari tahu apa yang terjadi pada tuan mudanya tersebut, hingga tak membalas sapa mereka saat ini.

Berusaha menatap pria yang disebut sebagai tuan muda itu. Rasa penasarannya kini telah sirna, tat kala ia mendapati sorotan mata tajam bak elang menatap dirinya balik.

Keringat dingin mengucur dari keningnya. Pakaiannya terlihat basah dibagian punggung serta tubuhnya nampak bergetar, ketika suara ketukan sepatu yang digunakan tuan mudanya itu menuju kearahnya.

Melihat sesuatu yang mengganjal, membuat kepala divisi keamanan atau sering disebut sebagai ajudan pun turun tangan.

"Ma-maafkan anak buah saya, tuan muda. Dia baru diterima disini kemarin." Ujar pria tersebut dengan membungkukkan tubuhnya beberap kali di jadapan seorang Leo.

"Hei kamu?! Cepat minta maaf kepada tuan muda!!" Titah salah seorang dari karyawan yang berada disana.

Dengan segera, ia bersimpuh di hadapan sang tuan muda. Berharap enerima pengampunan atas sikapnya barusan.

"Maafkan saya, tuan muda. Saya tidak akan mengulanginya lagi." Ucap pria tersebut dengan nada terbata-bata.

Mengangkat sebelah alis tebalnya, Leo menatap datar pria tersebut.

"Siapa namamu?" Tanya Leo dengan nada dingin, seraya terus menerus menatap tajam kearah pria itu.

"N-nama s-saya Agus, tuan muda." Ucap pria yang kini dikenal Agus tersebut dengan terbata-bata. Seolah ada yang menusul-nusuk di punggungnya saat ini.

Merasa tak ada respon apapun, pria yang bernama Agus itu pun memberanikan diri mendongakkan kepalanya lagi. Namun yang ia lihat hanyalah teman-teman yang sedari tadi ia temui, dengan pndangan mereka yang tertuju kepadanya.

Dirinyapun menyadari bahwa, tuan mudanya telah pergi meninggalkannya yang dipenuhi dengan berbagai pertanyaan diotaknya.

'Kenapa tuan muda Leo pergi begitu saja? Apa aku melakukan sebuah kesalahan?' Batinnya yang semakin jauh pikirannya perihal sang tuan muda. Namun fikirannya itu sirna sesaat, ketika suara berat mengejutkannya.

"Kamu masih selamat sekarang.Lain kali jaga kelakuanmu. Ingat itu baik-baik!!" Seru atasan Agus dan membubarkan mereka untuk kembali ke posisi semula.

"Baik, pak!" Ucap Agus lantang dan menatap punggung Leo dari kejauhan. 'Dia tidak seseram seperti rumor yang beredar.' Batin Agus dan memulai pekerjaannya kembali, sebelum dirinya terkena masalah lagi.

****

Leo berjalan menuju lift gedung bertuliskan NusaJaya Corl tersebut, dan munuju lantai paling atas gedung tersebut. Tepat setelah pintu lift itj terbuka dan menampakkan dirinya, ternyata ia telah disambut beberapa wanita berbaris rapih dihadapannya. Berbagai macam bentuk wanita ada disana.

Mulai dari sebelah kiri, wanita dengan wajah cantik serta tubuh putih dan langsing. Rambut pirang bergelombang terurai panjang, membuat penampilannya bertambah seksi. Terutama di kala gaun tersebut ia sibakkan dan memperlihatkan paha putih mulus daan jenjang miliknya.

Sejenak Leo memperhatikan wanita-wanita itu dengan pandangan tidak tertarik. Dan seketika ia mengernyitkan alisnya, tat kala teringat sosok wanita SPG yang ia jumpai tadi siang. Membuatnya menghela nafas dan berusaha membuang fikiran anehnya barusan. Kembali ia berfokus tentang apa yang terjadi saat ini.

"Apalagi sekarang?" Ucap Leo seraya menatap tajam sesosok pria yang nampak lebih tua dari dirinya tengah berdiri dihadapannya.

Pandangan tajam dari kedua pria yang sama-sama mengenakan pakaian serba hitam itu saling bertemu. Membuat suasana ruangan tersebut terasa mencekam.

"Apa maksud dari semua hal ini?" Tanya Leo kepada pria tersebut.

"Kamu harus menikah dan memberikan keturunan pada keluarga kita." Ucap pria paruh baya dihadapan Leo dengan lantang.

Suaranya yang berat dan tegas serta pembawaannya yang teekesan bijaksana, tak menyulutkan ketakutan pada Leo.

Beberapa wanita yang tengah berdiri mematung dihadapan mereka nampak ketakutan, tat kala suasana diruangan itu semakin mencekik.

Suasana nampak hening dan canggung. Hingga suara Leo memecahkan kesunyian tersebut.

"Pernikahan saya bukanlah urusan anda. Urusi saja diri anda sendiri. Toh wanita-wanita ini bukanlah standar saya." Ucap Leo seraya meninggalkan ruangan itu dan bergegas keruang kerjanya. Meninggalkan para wanita-wanita cantik yang telah menunggunya sedari tadi.

Di dalam.ruangan kerjanya, Leo tak langsung mengjampiri kursi kebanggannya, melainkan ia bergumam.

"Menikah? Hm.. Tak semudah itu." Gumamnya dan memasuki ruang kerjanya.

Bersambung..

-------》》》》》》》》》》》》》》》》》---------

Halo teman-teman semua, jaga kesehatan selalu ya.

Meskipun belum banyak pembaca yang minat dengan novel ku ini, aku benar-benar menghargai kalian yang telah bersedia membacanya meskipun hanya beberapa bab saja.

Terus dukung aku untuk melanjutkan novel ini hingga tamat ya teman-teman. Satu komen dan satu like dari kalian sangat berharga bagi saya.

Terimakasih. See you da da bye bye.. 🥰🥰

Terpopuler

Comments

Leni Haryati

Leni Haryati

m

2022-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Harga Diri
2 Rasa Khawatir
3 Harus Menikah
4 Rencana Pembalasan
5 Teringat masa lalu
6 Rasa Suka Padanya
7 Seperti Stalker
8 Berusaha
9 Kerja Keras
10 Kenangan bersama orang terkasih
11 Rumor yang beredar
12 Bekerja diklub malam
13 Penari Seksi
14 Mabuk
15 Perjanjian
16 Gaun Pengantin
17 Menyatakan Cinta
18 Jadi selama ini?
19 Terimakasih
20 Hari Pernikahan
21 Kembali Bertemu
22 Misi Pertama
23 Biar waktu yang berbicara
24 Mendapat Serangan
25 Serangan Balik
26 Ancaman
27 Jalan-jalan
28 Bermain Bersama
29 Di Teras Mall
30 Hadiah
31 Taman bermain
32 Sebuah Alasan
33 Si Bocah Monyet
34 Mengungkapkan Perasaan
35 Kehadiran Kakek Edward
36 Pertama Kali
37 Sebuah Sapu Tangan
38 Rasa Cemas
39 Diam
40 Tidak perlu khawatir
41 Dibawah pohon yang rindang
42 Kehadiran pak Tomo
43 Seperti Bayi Penyu
44 Lia Pingsan
45 Meninggalnya Pak Tomo
46 Benci dan Cinta
47 Kebenaran Yang Tersembunyi
48 Sebuah Perasaan
49 Konflik
50 Panti Asuhan
51 Beban
52 Cinta yang Sebenarnya
53 Perasaan Rindu
54 Perihal Sarapan
55 Melepas Rindu
56 Salam Perpisahan
57 Karisma Sang Boss Muda
58 Bekerja
59 Perkataan Angga
60 Harap-harap cemas
61 Setibanya di Kota B
62 Perasaan Cemburu
63 Rencana Licik
64 Yang di Lihat oleh Lia
65 Malam Masih Panjang
66 Syal di Leher
67 Pertikaian
68 Kondisi Lia
69 Kesalah Pahaman
70 Pengumuman
71 Kesalah pahaman (2)
72 Isi Hati Cika
73 Aku harus kuat
74 Kisah Kelam Feri
75 Bertemu Tuan Cakra
76 Perilakunya Seperti Seorang Kakak
77 Cemburu
78 Di sambut hangat
79 Apakah tuan muda sakit?
80 Canda dan Tawa
81 Pernyataan
82 Tatapan yang Tajam
83 Ketegasan Kakek Edward
84 Sinta dan Lia
85 Kebijaksaan kakek Edward
86 Menepati Janji
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Harga Diri
2
Rasa Khawatir
3
Harus Menikah
4
Rencana Pembalasan
5
Teringat masa lalu
6
Rasa Suka Padanya
7
Seperti Stalker
8
Berusaha
9
Kerja Keras
10
Kenangan bersama orang terkasih
11
Rumor yang beredar
12
Bekerja diklub malam
13
Penari Seksi
14
Mabuk
15
Perjanjian
16
Gaun Pengantin
17
Menyatakan Cinta
18
Jadi selama ini?
19
Terimakasih
20
Hari Pernikahan
21
Kembali Bertemu
22
Misi Pertama
23
Biar waktu yang berbicara
24
Mendapat Serangan
25
Serangan Balik
26
Ancaman
27
Jalan-jalan
28
Bermain Bersama
29
Di Teras Mall
30
Hadiah
31
Taman bermain
32
Sebuah Alasan
33
Si Bocah Monyet
34
Mengungkapkan Perasaan
35
Kehadiran Kakek Edward
36
Pertama Kali
37
Sebuah Sapu Tangan
38
Rasa Cemas
39
Diam
40
Tidak perlu khawatir
41
Dibawah pohon yang rindang
42
Kehadiran pak Tomo
43
Seperti Bayi Penyu
44
Lia Pingsan
45
Meninggalnya Pak Tomo
46
Benci dan Cinta
47
Kebenaran Yang Tersembunyi
48
Sebuah Perasaan
49
Konflik
50
Panti Asuhan
51
Beban
52
Cinta yang Sebenarnya
53
Perasaan Rindu
54
Perihal Sarapan
55
Melepas Rindu
56
Salam Perpisahan
57
Karisma Sang Boss Muda
58
Bekerja
59
Perkataan Angga
60
Harap-harap cemas
61
Setibanya di Kota B
62
Perasaan Cemburu
63
Rencana Licik
64
Yang di Lihat oleh Lia
65
Malam Masih Panjang
66
Syal di Leher
67
Pertikaian
68
Kondisi Lia
69
Kesalah Pahaman
70
Pengumuman
71
Kesalah pahaman (2)
72
Isi Hati Cika
73
Aku harus kuat
74
Kisah Kelam Feri
75
Bertemu Tuan Cakra
76
Perilakunya Seperti Seorang Kakak
77
Cemburu
78
Di sambut hangat
79
Apakah tuan muda sakit?
80
Canda dan Tawa
81
Pernyataan
82
Tatapan yang Tajam
83
Ketegasan Kakek Edward
84
Sinta dan Lia
85
Kebijaksaan kakek Edward
86
Menepati Janji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!