"Dasar keras kepala. Selalu saja begitu." Ujar pria yang telah berumur itu.Tubuhnya yang terbilang tua saat ini, hanya menatap kosong dari kejauhan cucu laki-lakinya tersebut.
Ia terbangun dari lamunannya terhadap cucu kesayangannya itu, tepat ketika suara merdu dari wanita yang telah ia pilihkan membuyarkan lamunannya.
"Maaf tuan besar. Sepertinya tuan mida Leo todak tertarik dengan urusan seperti ini. Bagaimana dengan kami, tuan?" Ucap salah seorang wanita yang sedari tadi berdiri.
Wanita dengan rambut berwarna coklat, serta make up yang terbilang cukup tebal menutupi wajahnya. Pakaian rapih yang terkesan modern itu membuat penampilan sang wanita sangatlah seksi dan modis.
"Sangat disayangkan, sepertinya cucu saya tidak tertarik dengan kalian." Gumam pria paruh baya itu seraya meninggalkan wanita-wanita itu.
Melihat sang pemilik asli dari perusahaan NusaJaya yang dengan angkuhnya meninggalkan mereka, membuat wanita itu seakan tak terima dengan perlilaku yang ditujukan oleh sang tuan besar.
"Tidak bisa begitu dong, pak tua!! Anda harus memberikan kompensasi kepada kami. Anda telah membuang-buang waktu berharga kami!?" Seru wanita yang dianggap seksi oleh kakek Edward barusan.
Melihat sikap wanita-wanita dihadapannya seperti ini, membuat kakek Edward berfikir perihal standart pada diri Leo dalam memilih pasangan. "Baiklah. Berapa yang kalian minta?" Ucap kakek Edward dan mengambil cek dari balik jaznya.
"100 juta rupiah per orang." Seru wanita tadi dengan arogannya.
Dia merasa uang dengan nominal tersebut adalah hal yang tidaklah sulit bagi Edward NusaJaya.
Dengan lihai pria tua itu mengisi tiap cek, dan menyerahkannya pada wanita-wanita yang telah berdiri dihadapannya.
"Ini. Dan semoga kita tidak berjumpa lagi." Setelah mendengar perkataan pria tua itu, beberapa pria bertubuh besar tegap memaksa mereka meninggalkan tempat itu.
"Auu.. pelan-pelan dong." Seru wanita tersebut ketika di tarik paksa untuk meninggalkan ruangan milik kakek Edward.
***
Tak berselang lama ketika wanita-wanita itu diseret keluar, tibalah seseorang yang keseluruhan penampilannya nampak seperti seorang bodyguard.
Tubuhhya yang tinggi serta tubuh kekar dibalik kemeja serta jas formal berwarna hitam, menyempurnakan penampilan sosok yang baru saja tiba itu.
Melihat kedatangan seseorang yang cukup familia baginya, kakek Edward pun tak heran dengan sosok tersebut.
"Ada keperluan apa kamu tiba-tiba datang kesini, Angga?" Ucap kakek Edward menatap curiga pria yang ada dihadapannya itu.
Ia dapat melihat dengan jelas secarik kertas yang tengah ditenteng pria dengan brewok tipis yang melapisi dagunya itu.
"Tuan muda memerlukan bantuan saya, kek. Jadi saya datang kemari." Ujar pria yang disapa Angga tersebut, seraya memberikan senyuman kepada kakek Edward.
"Jangan panggil saya kakek. Saya bukan kakek kamu!" Seru kakek Edward menatap tajam Angga. Namun itu tak membuat takut Angga.
Terdengar kekeh tawa keluar dari mulut Angga seraya berjalan menuju pintu ruang tuan mudanya.
"Apa itu ditangan kamu?! Kemarikan!!" Perintah kakek Edward kepada Angga, saat menyadari ada yang mencurigakan dari kertas yang sedari tadi digenggam erat oleh Angga.
"Oh. Ini? Ini hanya dokumen yang diperlukan tuan muda, kek. Bukan sesuatu yang penting." Sahut Angga seraya tetap memanggil pria tua dihadapannya dengan sebutan kakek.
Tak mengindahkan ejekan Angga, kakek Edward dengan sigap merampas dokumen dari tangan Angga. Angga yang lengah saat itu tak dapat berbuat banyak. Ia hanya pasrah, bagaimanapun pria itu adalah bos besar perusahaan itu.
"Adelia Anggraini?" Mata kakek Edward yang terlihat sayu dibalik kacamatanya mulai membaca dokumen itu. Dapat Angga lihat mata kakek Edward melirik foto yang tertempel disudut kertas tersebut.
"Cari tau wanita yang ada didokumen itu. Sepertinya dia dapat menyelesaikan masalah saya saat ini. Hhh." Dengan menghela nafas kakek Edward memerintahkan kepada beberapa pria yang baru saja masuk, setelah menyeret wanita-wanita tadi dari ruangan pribadi pemilik perusahaan ternama itu.
"Baik, tuan besar!" Seru salah seorang pria-pria yang tengah berdiri tegap dihadapan kakek Edward.
Angga yang melihat kejadian itu menghela nafas beratnya, dan menuju ruangan tuan mudanya. Sesampainya disana, dirinya telah disuguhkan tatapan tajam dari pemilik mata hitam legam itu.
"Halo tuan, bagaimana kabar anda? Apa anda sehat-sehat saja selama berada di Amerika?" Tanya Angga mencoba mengalihkan perhatian Leo yang sedari tadi menatapnya tajam.
"Kenapa lama sekali? Mana dokumennya?" Seru Leo seraya berjalan menuju kearah Angga berdiri.
Namun ketika ia mengamati, tak ada apapun di tangan Angga yang menatapnya dengan senyuman kecil terpasang diwajahnya.
"Maaf tuan, data tentang wanita itu telah dirampas oleh tuan besar. Saya benar-benar lengah tadi." Ucap Angga menjelaskan kejadian yang baru saja terjadi.
"Tapi anda tenang saja, tuan muda. Saya masih ingat mengenai data wanita itu." Sambung Angga, membuat wajah tegang Leo yang sedari tadi menatap Angga perlahan mulai melunak.
"Coba jelaskan." Titah Leo sembari berjalan menuju arah jendela kaca besar yang menampakkan seluruh isi kota tersebut.
"Apa ada yang menarik mengenai wanita itu, tuan muda?" Angga yang telah penasaran sejak tadi, mulai menanyakan maksud tuannya itu mencari data diri wanita yang sebelumnya tidak ada kaitannya dengan NusaJaya Group saat ini.
"Dia wanita murahan yang sangat lancang!! Bagaimana bisa dia mempermalukanku didepan umum seperti itu? Benar-benar. Jika suatu saat aku bertemu lagi dengannya, akan ku balas perbuatannya padaku hari ini." Seru Leo seraya memukul pelan jendela dihadapannya.
Angga yang mendengar itu seketika menahan tawanya. Ia merasa bahwa tuan mudanya itu seperti mulai tertarik ,menjalin hubungan dengan lawan jenis.
"Mungkin dia jodoh anda, tuan. Mengingat tuan besar sangat mengharapkan anda segera menikah." Singgung Angga dengan nada mengejek Leo.
"Amit-amit, dah. Jangan sampai punya istri begitu. Sudah kasar, pakaiannyapun nggak berkelas banget. Aku yg liat aja langsung nggak nafsu." Imbuh Leo membalas ejekan Angga.
"Hahaha.. Tapi bagaimanapun, wanita itu sungguh unik. Dia bahkan berani berpura-pura menjadi pasangan anda didepan umum seperti itu. Sangat menarik bila dapat menjalin hubungan dengan wanita yang cukup unik seperti itu." Tambah Angga menatap sosok yang lebih tinggi dari dirinya itu.
"Ternyata kamu tau juga tentang hal itu. Jadi, bagaimana hasilnya?" Tanya Leo mencoba mengalihkan pembicaraan Angga, yang terus-terusan mengejeknya.
"Jika ingin melakukan sesuatu, jangan setengah-setengah, begitulah peribahasanya. Bukan begitu, bos?" Cerocos Angga membuat Leo menatapnya tajam seketika.
Angga yang saat itu tertawa mulai melanjutkan pembicaraannya, mengenai data diri wanita yang telah mempermalukan tuan muda itu.
"Namanya Adelia Anggaraini. Putri semata wayang dari pasangan Tomo Wijaksono dan Ani Wulandari. Usianya baru 22 tahun. Bekerja sebagai Sales Product Girl kosmetik, sekarang sedang stand di Mall Mahkota. Lokasi anda dan wanita itu bertemu siang tadi. Dia masih kuliah di kampus Harapan semester 6. Dan kabar gembiranya, tuan. Wanita itu masih jomblo, tuan." Jelas Angga seraya mengacungkan kedua jempolnya kepada tuan muda dihadapannya itu.
"Jelaskan saja yang penting-penting. Hmm.. Adelia Anggraini,ya? Putri Tomo Wijaksono dan Ani Wulandari? Apa itu saja data mengenai dirinya?" Imbuh Leo seraya menatap Angga dimana dirinya tengah menyeruput teh yang telah OB sajikan sedari tadi.
"Oh, iya!! Saya baru ingat, tuan." Seru Angga menggema diruangan minimalis tersebut. "Ayah dari wanita itu memiliki bisnis kelapa sawit. Namun, bisnisnya itu bangkrut 2 tahun silam. Ia terpaksa berhutang kepada rentenir untuk menggaji karyawannya. Namanya juga rentenir, tentu saja lebih banyak jumlah bunganya daripada jumlah hutangnya itu sendiri. Hhh.. Aku sempat kasihan kepada mereka. Kini hidup mereka hanya seperti rakyat jelata. Padahal dulu mereka hidup berkecukupan, bahkan terbilang mampu." Sambung Angga menjelaskan kehidupan Lia dan keluarganya.
"Itu bukan urusan saya. Pokoknya saya nggak akan main-main dengan ucapan saya. saya akan membalas perbuatan wanita murahan itu, sesegera mungkin." Hardik Leo seraya memecahkan cangkir teh yang baru saja ia genggam.
Bersambung..
-------》》》》》》》》》》》》》》》》》---------
Halo teman-teman semua, jaga kesehatan selalu ya.
Meskipun belum banyak pembaca yang minat dengan novel ku ini, aku benar-benar menghargai kalian yang telah bersedia membacanya meskipun hanya beberapa bab saja.
Terus dukung aku untuk melanjutkan novel ini hingga tamat ya teman-teman. Satu komen dan satu like dari kalian sangat berharga bagi saya.
Terimakasih. See you da da bye bye.. 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments