Dipinang CEO
Karya ketiga 💐
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dengan memberikan like dan komentar yang membangun 🌸
Terimakasih 🙏
Happy Reading 💖
POV Sharmila
Miskinnya diriku.
Salahkah jika aku terlahir dari keluarga miskin dan berantakan?
Ayahku seorang pemabok dan penjudi. Sementara ibuku adalah kupu-kupu malam.
Dan aku? Anak yang tidak diinginkan.
Kesepian adalah temanku setiap hari.
Ibuku sibuk dan ayahku menakutkan.
Aku selalu mengurung diri dikamar setiap kali kudengar pertengkaran mereka.
Aku tidak punya teman
Tidak ada yang akan berteman denganku karena aku jelek dan miskin.
Aku seperti sampah yang tidak berguna.
Dimata mereka aku tidak bernilai sama sekali.
Banyak ejekan dari tetangga kadang membuat panas telinga.
Tapi haruskah aku marah jika yang mereka katakan adalah kebenaran.
Saat mereka bermain dan aku mendekatinya maka mereka akan bubar, karena aku seperti noda bagi mereka.
Saat ini aku sedang sembunyi di semak-semak.
Aku berlari dari kejaran seorang teman lelaki ibuku yang mencarinya. Namun karena tidak menemukanya maka mata jahatnya langsung menatap tajam dan beringas kearahku.
Aku masih menggunakan seragam Sekolah Menengah Atas saat orang itu mendekatiku. Satu tahun lagi aku akan menanggalkan seragam ini dan mulai bekerja. Aku butuh berjuang satu tahun lagi agar aku bisa mendapatkan ijazah SMA.
Aku bersembunyi dibalik semak-semak tidak jauh dari rumahku.
Nafasku masih tersengal-sengal karena berlari melebihi kapasitas kecepatanku.
Aku melirik di atas ku yang ternyata ada sarang lebah disebuah ranting pohon.
Ohhhhh
deg
Aku mendongak keatas dan kulihat beberapa lebah mulai mengitariku. Aku menutupi wajahku dengan tanganku, agar terhindar dari sengatan lebah.
Ops!
Orang berewok itu tepat berada di depanku namun jarak kami terhalang semak-semak. Sampai akhirnya telingaku disengat tawon dan aku menjerit tanpa sengaja.
Akhhhhh!
Aku terlambat menyadari dan tiba-tiba saja laki-laki itu sudah berdiri dibelakangku.
Matilah aku
Aku bergumam dan meringis kesakitan karena kedua tanganku telah dipegang oleh satu tangan kekarnya.
Kemudian dia menyeretku kesebuah tempat yang sepi.
Aku gemetar dan ketakutan. Pikiranku sudah negatif seratus persen. Tidak tersisa lagi harapanku jika sampai jatuh ke tangan pria iblis ini dan dia menjadikanku kupu-kupu malam.
Aku berharap Tuhan memberikan sebuah keajaiban padaku dan aku bisa selamat dari cengkeraman pria jahat ini.
Impianku masih panjang. Aku masih ingin melanjutkan sekolah yang tinggal satu tahun lagi. Aku sudah berjuang berjualan koran setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Akankah mimpiku berakhir pada tangan kotornya yang bisa saja menodai ku saat ini?
Atau dia akan menjual ku sebagaimana dia menjual banyak gadis yang tidak berdosa dan menjadikanya kupu-kupu malam?
Dia terus menyeret ku dan membekap mulutku antah kemana dia akan membawaku. Aku terlalu kurus untuk melawan tenaganya. Tanganku bahkan tanpa daya dalam satu genggamanya.
Namun mataku masih bisa melihat sekeliling jalanan yang begitu sepi karena memang diperkampungan jika sore hari apalagi gerimis seperti ini maka tidak terlihat satu orangpun yang berlalu lalang.
Ya Tuhan selamatkanlah aku
Hanya itu yang terus aku ucapkan sepanjang jalan sambil airmata ku tidak berhenti mengalir deras.
Ibuku tidak mungkin mencariku, karena aku adalah penyebab hidupnya yang hancur dan berantakan. Aku hanya beban dan anak pembawa sial baginya. Karena mengandung diriku maka impian ibuku untuk menjadi seorang model telah hancur. Dan dia terpaksa harus menikah dengan ayahku yang seorang pemabok dan penjudi.
Suaminya sendiri yang telah menjualnya kepada salah seorang temanya karena tidak bisa melunasi hutang. Dari situlah awal tatapan sinis ibuku kepadaku dimulai. Akulah yang dia anggap pembawa sial.
Untuk melawan ayahku dia juga tidak berani. Karena berulang kali ibuku kabur dari rumah meninggalkanku seorang diri dan beberapa hari kemudian ayahku pasti sudah membawanya kembali pulang.
Ayahku juga tidak mempedulikan kehadiranku, karena dia menganggap aku bukan anaknya. Namun anak dari pacar ibuku atau selingkuhannya. Tidak akan ada yang mengkhawatirkan aku meskipun aku tidak pulang.
Dan saat ini aku tidak bisa mengharapkan mereka untuk mengingat dan mencariku. Aku dari kecil terbiasa hidup sendiri, makan dari pemberian tetanggaku yang iba melihat keadaanku.
Dan setelah remaja aku mulai mencari uang untuk biaya makan juga biaya kehidupanku.
Haruskah aku mengikuti jejak mereka? Salahkah jika aku punya impian dan keinginan untuk memperbaiki nasibku, takdirku, juga masa depanku?
Haruskah aku jatuh ke dunia hitam malam ini juga?
Ohh Tuhan....Selamatkanlah aku
Jika hanya untuk ini aku dilahirkan? Maka aku lebih baik tiada saja dan aku tidak pernah ingin dilahirkan ke dunia ini.
Aku mulai mengutuk kelahiranku kedunia ini. Aku mulai menyesali dan menyalahkan Tuhan karena membiarkan aku terlahir dari keluarga yang berantakan.
Tiba-tiba lelaki kekar itu memepetku ketembok dan menatap wajahku dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Boleh juga. Karena aku tidak menemukan ibumu. Maka kau yang akan menggantikanya. Nilai jualmu lebih tinggi lima kali lipat dari ibumu."
Ya Tuhan...
Takdir apa yang akan Kau tuliskan untuku.
Lelaki itu makin mendekat dan menarik kancing baju sekolahku hingga robek dan kancing bajunya tanggal. Hingga saat ini bagian dada dan perutku terbuka jelas tanpa penutup.
Aku mencoba menutupinya namun tanganya terlalu kuat dan tenagaku hanya seujung kuku baginya.
Air mataku mengalir semakin deras dan jatuh hingga menetes kedada dan perutku.
"Lepaskan aku...aku mohon...biarkan aku pergi...Tuan." Kataku memelas dan memohon.
Namun uang yang akan dia dapatkan lebih berharga baginya daripada mengasihani ku. Keuntungan menjual ku tanpa ada yang akan menuntutnya. Tentu sangat menguntungkan baginya.
Aku semakin gemetar.
Tanganku mulai dingin seperti es.
Aku sangat lapar saat ini. Badanku menjadi lemas dan kepalaku berkunang-kunang.
Namun aku tetap harus melawan meski aku harus kehilangan nyawa. Setidaknya mati lebih terhormat dari pada hidup berlumpur dosa.
Hanya itu keyakinanku dan aku mulai mengumpulkan sisa tenagaku.
Aku mulai bersiap untuk melawanya hidup atau mati. Semuanya tidak penting bagiku saat ini. Yang paling penting adalah melepaskan diri dari tangan besinya.
Kemudian saat ada kesempatan dan saat aku melihatnya lengah, dan cengkeraman nya mulai kendor, dengan sisa tenagaku, aku menendang senjatanya.
Duaggg!
Aaaaakkkkkhhhhhh
Dia menjerit dan melengking panjang.
Aku lihat dia sedang tertunduk dan meringis kesakitan.
Dengan cepat aku berlari ketempat keramaian dan berharap agar pria iblis tadi tidak mengenalku lagi.
Aku menoleh kebelakang dan kulihat dia menyeringai tepat dibelakangku dan hanya berjarak dua puluh langkah kaki saja.
Akhirnya aku menyeberang ditengah jalanan yang begitu ramai.
Buuukkkk
Duaaarrrr
Badanku tertabrak sebuah mobil mewah merk Ferrari berwarna merah.
Aku terpental dan aku sadar bahwa aku berada diantara hidup dan mati dengan sisa kesadaran ku.
Aku merasa darah membasahi bajuku. Semakin lama aku semakin kehilangan kesadaran ku. Dan aku hanya tersenyum andaikata ini adalah takdir ku. Aku akan mati dengan kehormatan melekat dalam diriku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Abdu llah
baru mulai kayaknya bagus ceritanya
2022-11-10
0
Alya Yuni
Ibunya bkn melindungi ank e Malahan salahkn anknya
2022-08-25
0