Ooohhhh Tetanggaku

POV Sharmila

Mobil Ferrari berwarna merah parkir didepan rumahku. Aku ragu untuk turun dari mobil. Aku masih berdiam dan mengamati setiap orang yang datang untuk melihat mobil mewah itu secara nyata. Biasanya mereka hanya melihatnya digambar dan melalui televisi saja.

Saat ini mereka bahkan bisa menyentuh mobil mewah itu. Mereka berbondong-bondong datang hanya untuk melihat dan memegang juga ingin tahu kenapa mobil mewah ini terparkir didepan kontrakan kami.

Tuan Regan menatapku dengan bingung. Pasti dalam hati dia bertanya-tanya kenapa aku tidak langsung turun.

Aku sedang menyiapkan keberanian untuk menghadapi kemarahan Ayah dan juga ibuku. Mereka setidaknya akan bertanya kemana saja aku selama dua Minggu ini.

Tuan Regan menatapku sesaat kemudian membuka pintu mobilnya. Setelah itu dia berjalan dan membukakan pintu untukku.

Aku kemudian turun dan kulihat mata mereka melebar dan mulut mereka ternganga melihat diriku seperti melihat hantu yang menjelma menjadi bidadari. Ya bagi mereka aku seperti hantu yang tidak pernah terlihat dimata mereka dan tidak pernah ada.

Dan saat ini hantu itu sedang reinkarnasi menjadi bidadari yang turun dari Ferrari merah.

Mata mereka semakin terbelalak saat Tuan Regan memapahmu kedalam.

"Jeng kau lihat itu siapa?" Kata seorang tetanggaku. Aku mendengar mereka berbisik-bisik di samping ku.

"Buka kacamata hitammu! Itu adalah Sharmila. Anaknya Pak Doni Johan."

"Siapa yang bersamanya itu? Saudaranya apa ya jeng? Mobilnya mewah sekali. Ngga nyangka ya, dia bisa naik mobil semewah ini. Seumur hidup aku belum pernah naik mobil semewah ini." Kata tetanggaku.

"Ya sama, aku juga belum pernah naik mobil semewah ini. Lihat saja baru sekarang! Tolong jeng fotoin aku....aku mau Selfi dulu." Kata Tetanggaku.

"Aku juga jeng. Fotonya yang bagus ya. Mobilnya harus kelihatan semua, jangan cuma separo. Dari samping saja jeng fotonya." Kata tetangga yang lainya.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah para tetanggaku.

Aku kemudian membuka pintu rumahku yang ternyata tidak terkunci.

Kreeek

Di rumah sepi dan sepertinya ayahku dan ibuku belum bangun. Mereka biasa pulang tengah malam atau hampir pagi hari dan bangun siang hampir mendekati waktu makan siang.

Itu sudah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu. Aku tidak pernah sarapan saat berangkat sekolah. Boro-boro sarapan, bahkan mereka juga belum bangun. Hingga aku pulang sekolah mereka baru saja bangun tidur.

"Rumahmu sepi sekali." Kata Tuan Regan.

"Eh Iya...silahkan duduk."

"ehhhmmm tidak usah." Kata Tuan Regan. "Aku akan langsung pulang. Aku harus segera kekantor." Kata Tuan Regan.

"Terimakasih Tuan. Karena sudah mengantar saya sampai dirumah."

Kemudian Tuan Regan tersenyum dan keluar dari kontrakan ku.

Dia langsung masuk kemobil dan menyalakan mesinnya.

Aku bangun dan mengintipnya dari balik pintu hingga mobil itu menghilang dan tetanggaku bubar.

Aku berjalan dan melihat ke kamar kedua orang tuaku.

Aku lihat kamar itu kosong ayahku tidak ada di rumah dan ibuku juga tidak ada di sana. Kemanakah mereka pergi kira-kira?

Kemudian aku membersihkan rumah yang sepertinya sangat kotor sekali sejak aku tidak pulang dua minggu yang lalu.

Aku kemudian mengelap seluruh jendela, pintu, kursi, kaca dan televisi.

Kemudian aku menyalakan televisi setelah selesai bersih-bersih.

Dan saat aku menyalakan televisi ternyata sedang ada berita tentang penangkapan yang dilakukan oleh beberapa anggota polisi di sebuah klub malam.

Polisi sudah mengintai mereka sejak lama dan saat itu mereka sedang mengadakan pesta narkoba.

Dan betapa terkejutnya aku

deg!

Ternyata ayah dan ibuku adalah salah satu yang terjaring razia oleh anggota kepolisian itu.

Kemudian aku mengeraskan suara televisi itu dan ingin tahu kenapa dan bagaimana semua itu bisa terjadi?

Antara sedih, kecewa dan aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong mereka.

Aku tidak punya uang sama sekali saat ini untuk pergi ke sana.

Kemudian aku melihat celenganku yang belum lama aku simpan di lemari baju ku.

Mungkin ini cukup untuk ongkos ke kantor polisi itu. Tapi aku tidak mungkin kesana hari ini, hari ini rasanya badanku capek sekali aku akan kesana besok untuk melihat keadaan mereka.

Kemudian aku ke dapur dan melihat toples beras yang tersisa, karena di rumah tidak ada apa-apa, terpaksa aku harus memasak menggunakan alat seadanya.

"Ya..... ternyata gasnya habis bagaimana ini?"

Aku tertegun dan tertunduk kelantai. Bagaimana aku akan memasak sementara tidak ada gas. Aku kemudian berfikir sejenak sambil berdiri mengamati gas yang kosong.

Bagaimana ya?

Apakah jika aku berhutang, tetangga akan percaya bahwa besok pasti akan aku bayar setelah berjualan koran?

Uang dicelenganku mungkin hanya cukup untuk ongkos kekantor polisi dan membawakan roti untuk ayah dan ibuku.

Jika aku menggunakan uang itu maka, bagaimana besok aku akan kesana?

Sebaiknya aku coba membawa gas kosong ini kerumah Mpok Ijah.

Aku kemudian berjalan ke warung Mpok Ijah yang tidak jauh dari rumahku, kira-kira jarak nya 100 meter.

Aku akan berhutang kepada tetangga ku yang berjualan tidak jauh dari sini yang tadi juga ikut selfie dengan mobil Ferrari yang mewah itu.

"Mpok?" Mpok Ijah tersenyum manis kepadaku. Aku sampai tertegun dan kaget. Tidak biasanya, karena biasanya muka juteknyalah yang langsung menyambutku.

"Ya ada apa?"

"Bisakah saya berhutang dulu besok akan saya bayar, gas saya habis, besok sepulang saya berjualan koran akan saya bayar."

"Baiklah ambil saja nak Mila kamu boleh membayarnya besok atau lusa."

Hah!

Boleehh?

Tumben Mpok Ijah mau memberikan hutang padaku, biasanya 1000 saja aku tidak boleh berhutang karena dia takut aku tidak bisa membayarnya.

"Ehmmmm boleh Mpok?" Aku menanyakanya lagi karena takut salah dengar.

"Ya tentu saja boleh. Oya lain kali bilang sama temanmu itu ya, aku sekali-kali mau naik mobil mewahnya." Kata Mpok Ijah.

Apaaaaa?

Tapi sudahlah!

Biarkan saja mereka berpikir bahwa Tuan Regan adalah teman, saudara atau siapapun menurut anggapan mereka. Aku tidak peduli.

"Ehhmm...Iya Mpok, lain kali Mpok Ijah boleh naik mobil temanku itu, hehe...." Aku tersenyum sedikit memaksa. Kemudian aku membawa pulang gas yang sudah terisi.

Gara-gara mobil Ferrari merah yang tadi aku naiki, maka mereka mulai menjadi lebih ramah kepadaku.

Ternyata kedatangan Tuhan Regan di kampungku dengan mobil mewahnya membawa keberuntungan tersendiri bagiku.

Aku menjadi mudah untuk berhutang saat tidak punya uang dan tetanggaku menjadi mulai ramah sejak saat itu.

Aku langsung memasangnya sebisaku. Aku mendengarkan dengan seksama dan tidak ada bunyi gas yang keluar, maka aku mulai menyalakan kompor.

Dan syukurlah kompor itu tidak ngadat seperti biasanya dan langsung menyala.

Aku kemudian mulai memasak beras untuk makan siang juga makan malam ku hari ini.

Detelah itu aku berpikir bahwa mungkin mulai sekarang aku harus lebih optimis lagi dan lebih bekerja keras agar aku bisa terbebas dari keadaan ini.

Satu jam berlalu dan nasiku sudah matang kemudian aku memakannya dengan kerupuk yang sudah tidak renyah lagi.

Mau makan pakai apa? Aku tidak punya uang dan dirumah hanya ada kerupuk yang aku goreng dua Minggu yang lalu.

Setelah kenyang kemudian aku melihat celengan itu dan aku goyang-goyangkan. Sepertinya isinya lumayan dan bisa kugunakan untuk menemui mereka di kepolisian.

Kemudian aku pecahkan celengan itu.

Pyaaarrr!

Celengan itu terbelah.

Dan aku tersenyum karena ternyata uang ini lumayan bisa untuk aku makan satu minggu dan juga untuk ongkos kekantor polisi. Aku pikir baru terkumpul Sepuluh Ribu Rupiah.

Ternyata sudah ada lima puluh ribu, dan itu cukup untuk makan satu Minggu.

Besok pagi-pagi sekali aku akan ke agen penjual koran dan aku akan mulai menjual koran lagi sebelum berangkat sekolah.

Episodes
1 Aku hanyalah beban bagi mereka
2 Mimpi panjangku
3 Ooohhhh Tetanggaku
4 Berjualan koran
5 Surat keterangan dokter
6 Tertidur dihutan
7 Baper
8 Hatiku ambyar
9 Rumah yang sempurna
10 Awal yang baru
11 Beradaptasi
12 Pergi kesekolah
13 Kisah Kasih disekolah
14 Dijemput Tuan Regan
15 Madina
16 Terbuka
17 Bertemu orang tua
18 Bella dan Johan
19 Suami tak berakhlak
20 Kecantikan berujung petaka
21 Mila tertangkap Johan
22 Lulus dan bea siswa
23 Dokter Irwan
24 Pertemuan
25 Bergabung bersama keluarga Nadiya
26 Canggung
27 Hubungan palsu
28 Bertemu Jihan, sahabatnya
29 Bertemu orang tua dokter Irwan
30 Bibit, bebet, bobot
31 Menemani belanja
32 Rencana wedding anniversary
33 Undangan
34 Dansa
35 Akhiri saja
36 Kenekatan Catrine
37 Keputusan penting
38 Salah paham
39 Ujian pranikah
40 Aku percaya padamu
41 Edo Raharja menjadi kakak iparnya
42 Godaan
43 Regan patah hati
44 Layakkah aku bagimu
45 Pembunuhan
46 Menikah demi balas dendam
47 Wandah dan kepribadian gandanya
48 Bermuka dua
49 Pura-pura
50 Jebakan
51 Mati lampu
52 Ternoda
53 Serumah dengan Edo dan Kinan, iparnya
54 Kepasar dan membuat sarapan
55 Hamil anak orang lain
56 Benci untuk mencintai nya
57 Pengunduran diri Mila
58 Bertemu direstoran dengan Regan
59 Diantar Regan
60 Istri diatas kertas
61 Luka yang tidak terlihat
62 Hampir tertangkap Regan
63 Kecurigaan Regan
64 Kecurigaan Mila
65 Siapa Weni sebenarnya
66 Kabar tentang ibunya Mila
67 Mempertahankan pernikahan demi ibunya
68 Kehamilan Weni
69 Mila pergi dari rumah suaminya
70 Mila disalahkan
71 Simpati dari CEO Handoko
72 Didekati dua CEO
73 Pengakuan CEO Handoko
74 Tidak bisa membantu Jihan
75 Weni takut CEO memecat suaminya
76 Regan menginap dirumah Mila
77 Mila membantu Jihan
78 Berurusan dengan Reynand karena Jihan
79 Sidik jari
80 Menemukan penjahat
81 Dua pria tampan dan mapan
82 Patah hati
83 Mulai terungkap
84 Terdiam
85 Masa lalu dokter Irwan
86 Rencana Mila untuk membalas dokter Irwan
87 Regan memberi tahu keluarganya
88 Potong gaji
89 Irwan mulai goyah
90 Penabrak lari
91 Merawat Matthew
92 Weni tertangkap
93 Buah dari perbuatan
94 Kompak
95 Berebut mencari perhatian
96 Cinta yang rumit
97 Mengungkapkan yang sebenarnya
98 Penyesalan dan kesedihan diwajahnya
99 Dilamar dua CEO
100 Meyakinkan keluarganya
101 Detektif
102 Berdebar
103 Pertemuan Nadiya dan Mila
104 Bimbang
105 Sakitnya tuh disini....
106 Dia anakku
107 10 Eps terakhir
108 9 Eps terakhir
109 8 Eps Terakhir
110 7 Eps Terakhir
111 6 Eps Terakhir
112 5 Eps Terakhir
113 4 Eps Terakhir
114 3 Eps Terakhir
115 2 Eps Terakhir
116 Episode Terakhir
117 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Aku hanyalah beban bagi mereka
2
Mimpi panjangku
3
Ooohhhh Tetanggaku
4
Berjualan koran
5
Surat keterangan dokter
6
Tertidur dihutan
7
Baper
8
Hatiku ambyar
9
Rumah yang sempurna
10
Awal yang baru
11
Beradaptasi
12
Pergi kesekolah
13
Kisah Kasih disekolah
14
Dijemput Tuan Regan
15
Madina
16
Terbuka
17
Bertemu orang tua
18
Bella dan Johan
19
Suami tak berakhlak
20
Kecantikan berujung petaka
21
Mila tertangkap Johan
22
Lulus dan bea siswa
23
Dokter Irwan
24
Pertemuan
25
Bergabung bersama keluarga Nadiya
26
Canggung
27
Hubungan palsu
28
Bertemu Jihan, sahabatnya
29
Bertemu orang tua dokter Irwan
30
Bibit, bebet, bobot
31
Menemani belanja
32
Rencana wedding anniversary
33
Undangan
34
Dansa
35
Akhiri saja
36
Kenekatan Catrine
37
Keputusan penting
38
Salah paham
39
Ujian pranikah
40
Aku percaya padamu
41
Edo Raharja menjadi kakak iparnya
42
Godaan
43
Regan patah hati
44
Layakkah aku bagimu
45
Pembunuhan
46
Menikah demi balas dendam
47
Wandah dan kepribadian gandanya
48
Bermuka dua
49
Pura-pura
50
Jebakan
51
Mati lampu
52
Ternoda
53
Serumah dengan Edo dan Kinan, iparnya
54
Kepasar dan membuat sarapan
55
Hamil anak orang lain
56
Benci untuk mencintai nya
57
Pengunduran diri Mila
58
Bertemu direstoran dengan Regan
59
Diantar Regan
60
Istri diatas kertas
61
Luka yang tidak terlihat
62
Hampir tertangkap Regan
63
Kecurigaan Regan
64
Kecurigaan Mila
65
Siapa Weni sebenarnya
66
Kabar tentang ibunya Mila
67
Mempertahankan pernikahan demi ibunya
68
Kehamilan Weni
69
Mila pergi dari rumah suaminya
70
Mila disalahkan
71
Simpati dari CEO Handoko
72
Didekati dua CEO
73
Pengakuan CEO Handoko
74
Tidak bisa membantu Jihan
75
Weni takut CEO memecat suaminya
76
Regan menginap dirumah Mila
77
Mila membantu Jihan
78
Berurusan dengan Reynand karena Jihan
79
Sidik jari
80
Menemukan penjahat
81
Dua pria tampan dan mapan
82
Patah hati
83
Mulai terungkap
84
Terdiam
85
Masa lalu dokter Irwan
86
Rencana Mila untuk membalas dokter Irwan
87
Regan memberi tahu keluarganya
88
Potong gaji
89
Irwan mulai goyah
90
Penabrak lari
91
Merawat Matthew
92
Weni tertangkap
93
Buah dari perbuatan
94
Kompak
95
Berebut mencari perhatian
96
Cinta yang rumit
97
Mengungkapkan yang sebenarnya
98
Penyesalan dan kesedihan diwajahnya
99
Dilamar dua CEO
100
Meyakinkan keluarganya
101
Detektif
102
Berdebar
103
Pertemuan Nadiya dan Mila
104
Bimbang
105
Sakitnya tuh disini....
106
Dia anakku
107
10 Eps terakhir
108
9 Eps terakhir
109
8 Eps Terakhir
110
7 Eps Terakhir
111
6 Eps Terakhir
112
5 Eps Terakhir
113
4 Eps Terakhir
114
3 Eps Terakhir
115
2 Eps Terakhir
116
Episode Terakhir
117
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!