NTM : 1.2

Pada akhirnya, aku benar-benar hanya nyengir saja menanggapi ucapan Tante Wina. Yang sebenarnya hal itu karena sekarang aku sedang bingung mau menanggapinya dengan kalimat yang seperti apa.

Sungguh, tak ada kalimat penenang yang terlintas di benakku saat ini selain kalimat pembenaran yang sejak tadi sengaja aku tahan-tahan agar tidak tersuarakan.

Entah mengapa, ada keseganan yang luar biasa bila menanggapi kata-kata orang lain yang mengomentari hubunganku dengan Fabian.

"Re, diambil gih dagingnya! Daging yang Tante panggang enak loh. Jangan lupa icip-icip yaa!" Seru Tante Wina yang langsung kuangguki dengan senyuman santun. Kemudian, beliau pun berlalu tuk kembali bergabung dengan para orang dewasa lainnya. Benar, tak terkecuali Ayah dan Ibuku yang turut ber-haha-hihi di sudut sana.

Aku menghela napas, dan baru sadar kalau Bian sudah tak lagi berada di sebelahku. Mataku mengernyit. Pergi ke mana dia??

Mengabaikan Bian, aku mulai mengedarkan pandanganku pada sekitar. Setelah diperhatikan lagi, rupanya ini adalah pesta kebun dengan menu barbekyu daging sapi bumbu, sosis dan jagung. Sebuah meja paling besar di tengah-tengah halaman itu terlihat ramai karena di atasnya terdapat begitu banyak barang dan beragam macam makanan.

Mengedarkan pandangan sekali lagi, sejauh mataku memandang sepertinya aku cuman melihat dua keluarga saja yang menghadiri pesta kebun ini. Tentunya keluargaku sebagai tuan rumah, dan keluarga Bian sebagai tamu undangan.

Heran, kenapa sih Ayah senang banget bikin acara hanya dengan keluarganya Bian? Kenapa Ayah bisa seakrab itu coba? Padahal teman Ayah di Jakarta yang dekat juga ada banyak. Tapi kenapa hanya bersama keluarganya Bian saja yang kelihatan akrab banget begini??

Beribu tanya tentang fakta itu seketika langsung menyergap kepalaku. Entahlah, misteri ini cukup memusingkan!

"Cobain, Kak?"

Aku lantas menoleh ke belakang. Terkesiap sejenak melihat kehadiran Fabiola, adik bungsu Bian, yang entah sejak kapan berada di balik punggungku dengan menyodorkan jagung bakar yang baru matang untukku.

Aku tersenyum kikuk. Lalu menerimanya dengan canggung. "Makasih ya,"

Lalu, Fabiola mengangguk sekilas sebelum pergi kembali ke tempatnya yaitu di depan alat pemanggang.

Selagi memegangi jagung bakar buatan Fabiola, aku menatap anak perempuan berusia 17 tahun itu penuh arti. Karena sesungguhnya ini adalah kali pertama kami berinteraksi dengan dia yang mulai menyapaku lebih dulu seperti tadi. Padahal biasanya dia hanya diam menikmati keadaan sekitar dengan tersenyum sesekali. Yah, dia memang anak yang pendiam. Amat berbanding terbalik denganku. Hehe.

Aku pun tersenyum memandangi jagung bakar ini, yang terlihat manis karena jagung bakar ini adalah pemberian Fabiola.

Dan, pada akhirnya aku memutuskan mencari tempat yang bisa ditempati untuk menikmati jagung bakar ini dengan santai. Dari tempatku berdiri yang nggak jauh dari pintu kaca halaman belakang, aku melihat Bian kini sedang duduk menyendiri di atas gazebo yang berada tepat di tepian kolam ikan koi kecil di sana.

Aku mengerut dahi, melihat dia yang tampak sibuk sekali dengan ponselnya, dan di dekatnya hanya ada segelas minuman yang dia letakkan di atas gazebo di sisinya tanpa ada makanan pendamping. Setelah memberikan penjelasan yang tidak perlu, dia tampak seperti kurang tertarik dengan pesta barbekyu ini. Entah lah, namun kupikir dia bosan karena baru kemarin kami berdua makan menu yang hampir sama, mungkin beda sedikit di bumbu.

Tanpa banyak berpikir, kuputuskan untuk bergabung dengannya. Karena memang tak ada lagi kursi kosong yang tersedia di dekat sini. Lalu, tanpa permisi atau menyapanya lebih dulu, aku langsung duduk saja di sebelahnya. Menikmati jagung bakar ini kemudian dengan tenang.

"Kok nggak ambilin gue sekalian sih?" Tiba-tiba dia bersuara, yang tentu saja menarik perhatian.

Aku melirik ke arahnya. Tetap dengan kesibukanku; memakan dan menikmati lezatnya jagung bakar buatan Fabiola.

"Ambil sendiri lah. Punya tangan dan kaki juga." Dengusku ketus tanpa ada perasaan bersalah.

___________________

P.S :

Tulisan "NTM : X.X" artinya SUDAH REVISI

sedangkan "BAB X.X" artinya BELUM REVISI

Terpopuler

Comments

Kimtan

Kimtan

terlalu berdialog atau banyak bicara dalam hati sendiri si rere nya

2021-07-01

0

galuhname

galuhname

seru banget ceritanya.... cuma agak pusing karna banyak bicara dalam hati...

2020-11-07

2

Afaf Afania

Afaf Afania

seru seru

2020-04-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!