The Alpha

The Alpha

Pertunangan & Pernikahan

Bandara internasional, kota A.

"Selamat datang, Daniel" sapa pria tua berumur 70 tahun pada pemuda yang baru saja datang menghampirinya.

"Tuan Handoko, kenapa harus repot-repot menjemput saya di sini?"

Pria tua itu tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, "Daniel, apa kau lupa yang aku katakan sebelumnya?"

"Maaf... kakek" jawab Daniel.

"Begitu lebih baik, sekarang ikut aku, aku akan mempertemukan mu dengan seseorang" ucap Yudi Handoko.

Yudi Handoko kemudian membawa Daniel meninggalkan bandara dengan mobil yang telah ia siapkan, lalu ia mengajak Daniel pergi ke kediaman keluarganya. Setibanya di sana, mereka disambut oleh seluruh anggota keluarga Handoko, namun sambutan itu bukan ditujukan untuk Daniel, melainkan Yudi Handoko.

"Baiklah, karena kalian semua sudah ada di sini, maka kita akan langsung membahas hal itu" ucap Yudi Handoko, kemudian mereka semua menuju ke ruang keluarga.

Ruang keluarga.

"Ayah aku tidak setuju!" ucap Dewi, putri tertua Yudi Handoko.

Saat ini, semua anggota keluarga Handoko tengah berkumpul di ruang keluarga, lalu, Yudi Handoko selaku pemimpin keluarga tersebut, kemudian menyampaikan maksudnya mengumpulkan mereka semua di sana, dan hal itu berhubungan dengan kedatangan Daniel.

Yudi Handoko bermaksud untuk menjodohkan cucu tertuanya, yaitu Alisha dengan Daniel, namun maksudnya itu langsung ditolak oleh Dewi, anak tertua Handoko sekaligus ibu kandung Alisha. Sedangkan anggota keluarga yang lain, mereka lebih memilih untuk diam dan tidak akan bicara sebelum diizinkan oleh Yudi Handoko.

"Alasannya?" tanya Tuan Handoko.

"Ayah, pemuda ini adalah pemuda yang tidak jelas asal-usulnya, jadi bagaimana mungkin aku mau menjodohkan putriku dengannya!" jawab Dewi.

"Johan, bagaimana menurutmu?" tanya Yudi Handoko pada pria yang berdiri di samping Dewi.

"Hah" Johan menghela napas panjang, "Jika menurut Ayah ini adalah pilihan yang terbaik, maka aku akan mengikuti keinginan Ayah" jawabnya.

"Apa? Tidak! Aku tetap tidak setuju!" sahut Dewi.

"Sudah! Jangan membantah lagi, aku tahu mana yang terbaik untuk cucuku!"

"Ayah, aku tidak bermaksud lancang, tapi bagaimana kalau kita tanya langsung pada Alisha? Bukankah yang akan dijodohkan adalah dia?" ucap Dani, anak kedua Tuan Handoko memberikan pendapat.

Tuan Handoko kemudian mengarahkan pandangannya pada cucunya yang sejak tadi hanya diam, "Alisha, bagaimana menurutmu?"

"Aku percaya pada pilihan kakek" jawab Alisha.

"Syukurlah, kalau begitu kita akan melangsungkan acara pertunangan dua hari lagi, undang semua kerabat dan rekan bisnis" sahut Tuan Handoko, kemudian beranjak dari ruangan itu bersama Daniel.

Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan itu, Tuan Handoko menghentikan langkahnya, lalu berkata, "Pernikahan mereka akan dilangsungkan satu bulan lagi."

Perkataan Tuan Handoko ini sontak membuat seluruh anggota keluarga kaget, terutama Alisha dan khususnya Dewi. Meski sangat menentang keinginan ayahnya itu, tapi Dewi tidak bisa melakukan apapun, karena ia tahu bahwa ayahnya itu adalah orang yang sangat keras kepala, dan jika keinginannya tidak dituruti, maka akibatnya akan sangat buruk untuk semua orang.

Halaman belakang kediaman Tuan Handoko.

"Tuan Handoko, apa keputusan Anda tidak terlalu terburu-buru? Aku baru bertemu Alisha sekali dan belum sempat mengenalnya, tapi Anda sudah memutuskan untuk menikahkan kami" ucap Daniel.

"Apa kau tidak menyukai cucuku?" tanya Tuan Handoko.

"Bukan begitu, Alisha adalah gadis yang sangat cantik, dan aku yakin dia juga gadis yang sangat baik, tapi setidaknya, biarkan kami saling mengenal terlebih dahulu" jawab Daniel.

"Itulah tujuanku" sahut Tuan Handoko.

"Hah" Daniel menghela napas panjang, "Baiklah, tapi jangan sampai ada yang mengetahui tentang identitas ku."

"Kau tenang saja, aku sudah berjanji untuk menjaga rahasia ini."

***

Satu bulan telah berlalu, kini, Daniel dan Alisha telah resmi menjadi pasangan suami-istri. Meski pernikahan mereka dilangsungkan dengan acara yang sangat megah, namun tidak ada kebahagiaan sedikitpun yang terpancar di wajah Alisha, terutama Dewi, bahkan, sepanjang acara dilangsungkan ia tidak tersenyum sedikitpun.

Di dalam kamar.

"Daniel, untuk saat ini aku belum siap memberikan diriku sepenuhnya padamu, jadi aku harap kau bisa mengerti" ucap Alisha.

"Baiklah, aku bisa memahami perasaanmu" sahut Daniel, kemudian pindah ke sofa panjang yang ada di kamar tersebut, "Aku akan tidur di sini" lanjutnya.

Karena tidak ada respon apapun dari Alisha, Daniel kemudian merebahkan tubuhnya di sofa itu, lalu ia menutup matanya dan akhirnya tertidur karena sudah terlalu lelah.

Setelah Daniel tertidur, Alisha kemudian mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang. Saat sambungan teleponnya terhubung, Alisha berbicara dengan sangat pelan agar tidak didengar oleh Daniel, namun sayangnya, sekecil apapun suara Alisha, Daniel tetap bisa mendengarnya dengan sangat jelas, bahkan ia bisa mendengar suara pria yang dihubungi oleh istrinya itu.

Dari pembicaraan mereka, Daniel mengetahui bahwa pria itu adalah kekasih Alisha, ia terdengar sangat marah saat Alisha mengatakan bahwa dirinya telah menikah dengan Daniel, tidak hanya itu saja, pria itu bahkan mengancam akan menghabisi Daniel saat bertemu dengannya nanti, ia juga memperingati Alisha untuk tidak melayani Daniel, karena yang pantas untuk mendapatkan Alisha hanyalah dirinya.

"Aku benar-benar minta maaf dan mulai saat ini, kita putus" ucap Alisha kemudian memutuskan sambungan teleponnya.

Daniel tersenyum senang mendengar perkataan istrinya, padahal, Daniel sempat berpikir bahwa Alisha akan lebih memilih untuk bersama pacarnya, tapi apa yang ia pikirkan ternyata salah, karena Alisha jauh lebih memilih untuk bersama Daniel, meskipun sekarang ia masih belum bisa menerima Daniel sepenuhnya.

Alisha menghapus air matanya, kemudian menghampiri Daniel yang tengah pura-pura tidur di sofa, "Daniel, kau harus menunggu sampai aku benar-benar bisa membuka hati untukmu, dan sampai saatnya tiba, aku harap kau tidak kecewa padaku" ucapnya pelan, lalu kembali ke tempat tidur.

Meski belum bisa menerima Daniel sepenuhnya, tapi bukan berarti Alisha membenci Daniel, bahkan Alisha tidak memungkiri bahwa sekarang dirinya sudah menjadi istri Daniel yang sah, hanya saja, butuh waktu yang tidak sebentar baginya untuk membuka lembaran baru dan menerima Daniel sepenuhnya.

"Alisha, aku memang tidak mengetahui apa itu cinta, tapi jika kau ingin aku bersabar, maka itulah yang akan aku lakukan" batin Daniel.

Keesokan harinya.

"Daniel, mulai hari ini, kau akan kuliah ditempat Alisha" ucap Tuan Handoko.

"Baik, kakek" jawab Daniel.

"Alisha, apa kau tidak keberatan jika Daniel bersamamu?"

Alisha menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak, kakek. Lagipula, dia adalah suamiku" jawab Alisha.

"Bagus, setelah selesai sarapan, kalian bisa berangkat bersama. Satu lagi, gunakan mobil yang sudah kakek siapkan untuk kalian" sahut Tuan Handoko.

"Baik, kakek" jawab keduanya serempak.

Selesai sarapan, Daniel dan Alisha kemudian berpamitan kepada seluruh anggota keluarga, karena mereka berdua harus segera berangkat ke kampus, namun saat Daniel mengulurkan tangannya pada Dewi, wanita itu malah membuang muka dan langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Sudahlah, kalian harus berangkat sekarang atau kalian akan terlambat" ucap Tuan Handoko.

Terpopuler

Comments

イチコ

イチコ

yuuhuu

2022-11-26

0

Yadi

Yadi

semoga up datenya nggak terlalu lama.. krn gue udah mulai jatuh cinta pada novel ini

2022-05-30

0

gembulers

gembulers

ll

2022-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!