Hari-hari kian berlalu, dan di setiap harinya selalu dilewati oleh Daniel dengan melakukan berbagai macam pekerjaan yang tidak seharusnya ia lakukan, mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah dan masih banyak lagi pekerjaan lain yang ia kerjakan di setiap harinya.
Akan tetapi, semua pekerjaan itu hanya ia lakukan saat Tuan Handoko tidak berada di rumah, karena saat orang tua itu berada di rumah, ia selalu saja mengajak Daniel mengobrol dan hal itu membuat ibu mertuanya tidak bisa memberikan perintah apapun pada Daniel, jika tidak, ia akan mendapatkan resiko yang sangat besar atas perbuatannya itu.
Selain diperintahkan untuk mengerjakan berbagai macam hal, Daniel juga selalu disalahkan atas semua kesalahan yang sebenarnya tidak ia lakukan, dan satu-satunya asalan kenapa dia disalahkan oleh ibu mertuanya adalah, karena dia telah menikahi putrinya dan hal itu ia anggap sebagai kesalahan terbesar yang pernah dilakukan oleh Tuan Handoko.
Tidak hanya di rumah saja, Daniel juga sering mendapatkan tekanan saat berada di kampus, dan penyebabnya adalah David, mantan kekasih istrinya. Sebenarnya Daniel ingin melawan, namun Alisha selalu saja melarangnya, dengan mengatakan bahwa David adalah pemuda yang tidak bisa mereka singgung.
"Alisha, boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Daniel, namun hanya ditanggapi dengan anggukan oleh istrinya itu, karena ia tengah sibuk dengan ponselnya.
"Apa kau masih mencintai David?"
Alisha langsung menghentikan aktivitasnya ketika mendengar pertanyaan Daniel, ia kemudian mengalihkan pandangannya pada suaminya itu, "Apa maksud dari pertanyaan mu itu?"
"Bukan apa-apa, aku hanya bingung kerena kau selalu saja melarang ku untuk berurusan dengannya, jadi aku berpikir jika kau masih sangat mencintainya"
"Hah" Alisha menghela napas panjang, "Kau benar, aku memang masih memiliki rasa padanya, tapi..." sebelum Alisha sempat menyelesaikan perkataannya, Daniel telah lebih dulu memotong ucapannya.
"Ternyata begitu" ucap Daniel, kemudian berdiri dari tempat duduknya, "Aku lapar, jadi aku ingin ke kantin sekarang" lanjutnya, lalu pergi begitu saja.
Meski Alisha melihat Daniel tersenyum padanya sebelum pergi, tapi dari tatapan matanya, Alisha bisa menebak jika Daniel merasa kecewa padanya, "Maaf, Daniel" gumamnya.
Di kantin.
Saat Daniel hendak memesan makanan, ia malah dicegat oleh salah seorang pemuda yang merupakan bawahan David, kemudian pemuda itu mengajak Daniel menuju ke belakang gedung kampus, karena David ingin berbicara empat mata dengannya.
"Bagaimana jika aku menolak?"
"Kau tidak bisa menolak, karena pembicaraan ini akan menentukan nasibmu kedepannya" jawab pemuda itu dengan sombongnya.
Daniel mengerutkan alisnya, dari apa yang dikatakan oleh bawan David barusan, ia bisa menebak jika pembicaraan itu bukanlah pembicaraan empat mata, tidak hanya itu saja, Daniel bahkan sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di belakang gedung kampus nantinya.
Meski begitu, Daniel tetap setuju untuk datang ke sana, lagipula, ia memang sedang merasa kesal dan harus segera melampiaskan kekesalannya itu, dan sangat kebetulan, orang yang membuatnya kesal malah mengundangnya untuk datang ke tempat yang sepi, jadi tidak ada alasan baginya untuk menolak.
"Baiklah, tunjukkan jalannya" ucap Daniel, kemudian mengikuti pemuda itu menuju ke gedung belakang kampus.
Setibanya di gedung belakang kampus, apa yang ditebak oleh Daniel ternyata memang benar, karena di sana tidak hanya adalah David seorang diri, melainkan ada beberapa pemuda lainnya yang merupakan bawahannya, akan tetapi, Daniel masih terlihat tenang dan santai, bahkan ia tidak terlalu menghiraukan orang-orang itu.
"David, apa yang kau inginkan?" tanya Daniel.
"Mudah saja, kau hanya perlu meninggalkan Alisha dan aku berjanji akan menjamin keselamatan dirimu dan keluargamu" jawab David.
"Oh, jadi kau mengancam ku?"
"Bisa dikatakan begitu."
"Maaf, sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkan Alisha!"
"Kalau begitu, kau harus siap menanggung akibatnya, habisi dia!" ujar David.
Beberapa pemuda yang berdiri dibelakang David kemudian maju dan mengelilingi Daniel, lalu, pemuda yang sebelumnya datang bersama Daniel tiba-tiba saja melayangkan tinjunya pada Daniel, namun serangan itu berhasil dihindari dengan mudah olehnya.
"Jangan sampai kalian menyalahkan aku" ucap Daniel.
"Hahahaha, bocah tengik ini ternyata masih tidak tahu diri" sahut salah seorang dari mereka.
"Justru kalianlah yang tidak tahu diri!" ujar Daniel, lalu melangkah maju dan melayangkan tinjunya pada pemuda yang berada didepannya.
Gerakan Daniel yang sangat gesit dan serangannya yang begitu cepat, berhasil membuat pemuda itu tidak berkutik sedikitpun, alhasil, pukulan Daniel mendarat tepat di wajahnya hingga membuatnya terjungkal di tanah, tidak hanya itu saja, serangan yang dilancarkan oleh Daniel juga berhasil membuat darah segar mengalir dari hidung pemuda itu.
Setelah berhasil mendaratkan pukulan di wajah pemuda pertama, Daniel kemudian berputar sembari mengayunkan kakinya, dan serangan kedua yang ia lancarkan itu juga berhasil mendarat tepat di sasarannya, bahkan pemuda yang terkena tendangan Daniel langsung terpental cukup jauh.
Kejadian yang sama juga dialami oleh pemuda lainnya, dan tidak seorangpun dari mereka yang berhasil lolos dari serangan Daniel, bahkan, mereka langsung terkapar di tanah hanya karena satu serangan saja, "Cihh, dasar lemah!" ucap Daniel.
"Kau... jangan terlalu sombong kau, Daniel!" ujar David.
"Sombong? Kenapa jika aku sombong? Bukankah sejak awal kalian juga sombong? Terutama dirimu yang sangat tidak tahu diri!"
Daniel kemudian melangkah maju menghampiri David, lalu ia meraih kerah baju David dengan tangan kanannya, "Dengarkan aku baik-baik, jika kau tidak ingin berakhir seperti mereka, sebaiknya jangan menggangguku ataupun Alisha lagi, jika tidak, aku tidak akan segan-segan lagi denganmu"
Perkataan Daniel yang begitu tegas, serta tatapan matanya yang sangat tajam, berhasil membuat David gemetaran dan hampir pipis di celana, bagaimana tidak, pemuda yang selama ia anggap sebagai pemuda lemah, ternyata adalah harimau yang siap menerkam dirinya kapan saja.
"Kau... ji-jika kau berani melukaiku, maka keluarga Louis tidak akan pernah mengampuni nyawamu" ucap David.
Sama halnya dengan keluarga Handoko, keluarga Louis juga sangat terkenal di kota A ini, hanya saja, status mereka jelas masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan keluarga Handoko, karena ayah David adalah pengusaha yang menduduki peringkat pertama di kota A ini, dan sebenarnya, itulah alasan kenapa Alisha tidak ingin Daniel berurusan dengan David.
"Jangankan keluargamu, bahkan jika kau meminta bantuan dari empat keluarga besar lainnya, aku juga tidak akan takut sedikitpun, dan perlu kau ingat, aku bisa saja melenyapkan keluarga Louis dari kota A ini."
Setelah itu, Daniel melepaskan kerah baju David, lalu beranjak pergi meninggalkannya yang masih dalam keadaan gemetar, "Sialan! Karena kau sudah berani mengancam ku, maka bersiaplah untuk menerima akibatnya" gumam David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nabil Peratama
ultramen bre
2023-04-29
0
Hendro Irawan
jangan terlalu lama nyimpan rahasiany .. siapa kamu sebnarnya
2022-02-20
1
la beneamata
lanjutken
2022-01-22
0