Glade menatap wanita itu dingin. Dia berdiri dari posisi duduknya, mendekati Neftari yang menatapnya sayu. Neftari melepas gelang—dalam tradisi Mongolia, silahkan dicek sendiri—kain yang dipakainya sembari menunggu berhentinya langkah kaki pemilik manik sapphire yang mendekatinya.
Sesampai di hadapan Neftari, Glade mulai menatapnya lebih bersahabat. Pria itu menunduk, menyerahkan tangan kanannya pada Neftari. Wanita itu mengikat gelang kain di tangan pemilik manik sapphire. Selesai mengikatnya, wanita itu mengangkat kedua tangannya, disambut penyerahan pedang yang setia menemani Glade kemanapun dia pergi.
Itu adalah sebuah tradisi. Dalam masyarakat kuno Yvette dan Dyrveet, jika seorang keluarga kerajaan ingin melamar seorang cenayang, mereka wajib dan harus menguasai ilmu 'caveryone', meskipun hal itu diabaikan dalam dunia yang lumayan maju. Jika mempelai wanita—kebanyakan orang yang dilamar—menerima lamaran mereka, maka akan dilanjutkan dengan penyerahan sebuah benda yang menurut kedua belah pihak sangat berharga bagi mereka. Penyerahan kedua barang itu adalah untuk menjaga kepercayaan dan ikatan antara dua insan yang akan bersatu.
Glade menunduk sedikit, mencium kening Neftari, wanita pertama dan terakhir—baginya—yang menyinggahi hatinya.
Suara jangkrik berhenti bernyanyi, malam telah lewat. Mentari pagi, dengan paksa, berusaha menerobos masuk ke dalam ruangan. Sinar keemasannya terpancar dari pilah-pilah jendela kayu yang tertutup.
Neftari mendorong lembut Glade. Aku harus melaksanakan doa pagi.
Tanpa basa basi atau apapun dari Glade, dia membebaskan tangan kirinya yang sedaritadi mendekap Neftari. Pria itu sangat menghormati wanita di hadapannya—padahal dia tidak pernah berbuat begitu pada orang lain.
Neftari membuka pintu kamarnya, keluar ruangan, diikuti Glade yang tepat berada di belakangnya. Semua pasang mata menatap takjub pada seorang Neftari yang berhasil menaklukan makhluk buas dan ganas.
Neftari masuk ke sebuah ruangan kecil. Ini bahkan tak seberapa besar dari penjara tahanan Kerajaan, batin Glade. Wanita itu mengalasi lantai marmer dengan tatami—istilah tikar dalam bahasa Jepang. Setidaknya cukup untuk dua orang. Dia duduk bersila di lantai.
Glade mengawasi gerak gerik Neftari yang melalui punggungnya. Damai sekali wajah pemilik manik zamrud itu. Pria itu mengambil posisi yang sama dengan Neftari.
Apakah kau sudah siap, gadis kecil? Tidak ada respon dari Neftari. Pikiran gadis itu benar-benar kosong dan fokus terhadap apa yang dilakukannya.
Neftari perlahan membuka matanya, ajaibnya manik yang semula zamrud berubah warna menjadi amethyst yang tak kalah indahnya. Glade menangkap perubahan itu dan segera membalik badan wanita di hadapannya. Manik yang semula sapphire juga ikut berubah menjadi mata ruby yang menyala seperti api.
Neftari yang kaget langsung mengedipkan matanya, warna manik matanya berubah menjadi normal. Diikuti perubahan manik milik pria di hadapannya. "Apakah kau/Yang Mulia setengah sarpa?"
"Ah... Maaf." Neftari memalingkan wajahnya.
"Apakah kau/Yang Mulia dan aku/saya pernah bertemu?" Mereka kaget sekali lagi. Bagaimana bisa aku/saya menanyakan hal yang sama?! batin mereka berdua bersamaan, lagi.
"Ah tidak, saya adalah fana murni. Saya mewarisi salah satu mata terlangka sepanjang dunia sarpa dari saya kecil. Kata para petuah yang menerawang saya, saya adalah titisan langsung dari Ange de la Mort Crescent Moone—Malaikat Maut Penjaga Bulan Sabit," ujar Neftari. "Saya hanya bisa menikahi Luna Roja Dieble—Iblis Penjaga Gerhana Matahari."
"Aku adalah Luna Roja Dieble." Kalimat itu suksea membuat Neftari mengatup mulutnya rapat-rapat. Mati aku! umpat wanita itu menyesal.
"Kalau begitu lama tak berjumpa Maest Reveza." Manik sapphire itu berubah lagi menjadi ruby menyala, diikuti manik zamrud yang berubah menjadi amethyst menggoda.
"Al-Alle... Lascr..." Belum sempat Neftari menyelesaikan kata-katanya, sebuah kecupan ringan mendarat di keningnya. Sukses membuatnya terdiam dan membelakkan matanya.
"Apa yang... Oh astaga, Yang Mu-"
"Panggil aku dengan namaku, gadis kecil!" potong Glade.
"G-g-gl- Maaf saya tidak bisa." Neftari memalingkan wajahnya yang sekarang semerah tomat matang. Kenapa harus sekarang? Kenapa harus sekarang Engkau mempertemukan saya dengan dia? Saya belum siap! batin Neftari frustasi.
"Kau takut aku memintamu membayar hal itu? Aku tidak akan menyuruhmu membayarnya," ujar Glade menarik Neftari, menggendongmya.
Pintu yang semula tertutup dan terkunci terbuka dengan sendirinya tanpa Glade ataupun Neftari menyentuhnya. Cahaya matahari merebak ke dalam ruangan kecil tersebut. Neyza—adik Neftari satu-satunya—yang menunggu kakaknya selesai berdoa (dia akan melakukan kegiatan yang sama) menganga tidak percaya menatap mereka berdua.
Neyza mengucek-ngucek matanya berharap dia tidak salah melihat, tapi itulah yang dia lihat, kakaknya ternyata berjodoh dengan Pangeran yang tidak disukainya itu. Oh dewata, sekarang kakakku benar-benar dalam masalah yang amat serius! batinnya.
"Kak? Kamu dan dia...?"
"Saya tidak bisa membantah apa yang telah dikehendaki, adik." Mata Neftari terlihat sayu.
"Lalu, kamu Tuan Arogan, apakah kamu benar-benar serius terhadap kakakku?" tanya Neyza berkacak pinggang.
"Jaga perilaku kamu, dik!"
"Aku hanya ingin tahu apa yang dipikirkan olehnya tentang kakak, bukan berarti aku kepo atau semacamnya. Aku ingin tahu apakah jodoh yang dikehendaki itu baik atau malahan buruk terhadap kakak."
Glade menatap Neyza dingin, lalu beralih menatap Neftari. Tanpa aba-aba, sebuah kecupan mendarat di bibir Neftari. Mata wanita itu membulat, tidak menyangka pria itu berani berbuat demikian, tak hanya di hadapan adiknya, bahkan di hadapan semua pelayan! Saat Glade melepas kecupannya, tatapannya seolah berkata pada Neyza, itulah yang aku kehendaki.
Neftari memutar bola matanya seraya menatap adiknya, seolah tahu tatapan kakaknya yang berkata: Kamu mencari masalah dengan orang yang salah, dik!
Neyza mengangguk lalu membiarkan Glade membawa kakaknya pergi, tanda dia merestui hubungan keduanya. Dalam tradisi keluarga Wagnerwaltz, jika orang tua sudah tiada dan adanya kakak/adik kandung maka mereka yang merestui hubungan kedua belah pihak dan jika anak tunggal tetapi tidak memiliki orang tua kandung, maka orang tua tiri yang akan merestui, jika tidak ada keduanya maka kepala pelayanlah yang berhak merestui.
"Maafkan adik saya, Ya-"
"Glade, panggil aku begitu, gadis kecil aku tidak akan mendengarmu jika kau masih memanggilku Yang Mulia atau sejenisnya." Wajah Glade yang datar tertimpa cahaya matahari pagi ketika dia melewati pilar-pilar bangunan kuil. Pria itu melirik Neftari yang lebih memilih memandang sekitar dibanding mengatakan sesuatu.
Glade sengaja menggoncang tubuh Neftari membuatnya kaget, berbalik menatap pria yang sedang menggendongnya. "Ada apa?"
"Masakkan sarapan untukku, aku mengizinkan kau untuk pergi ke dapur, Neftari." Neftari membulatkan matanya berharap bahwa dia tidak tuli, itu pertama kalinya Glade memanggil namanya setelah pertemuan di hari ke sebelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Jeje Haidar
keren ada novel sebagus ini disini
2021-09-19
0
Ntdark🐋
😣😣😣
2021-04-24
1
Ainun Mubin Misbah N
Hai teman-teman... Di sini ada yang suka pelangi? Jangan lupa baca novel "Everything of Rainbow" yaa🌈🌈🌈
2019-11-09
1