Mereka bertatapan cukup lama. Sampai akhirnya Xel mengalihkan pandangannya ke luar jendela kerajaan.
"Sebenarnya, aku ingin Zenya memanggil nama depanku, sekali saja," ungkap Xel, "tapi, sampai akhir hidupnya pun, Zenya tak pernah memanggil nama depanku."
Hasper menatap Xel. "Anda tahu kenapa?" tanya perempuan itu.
"Nona Zenya suka nama belakangmu. Karena dia merupakan salah satu orang yang mendukung dan menyukai Yang Mulia Neftari, Ibundamu. Kamu mengadopsi nama belakangmu dari nama Ibundamu benar?"
Xel hanya diam saja.
"Yang Mulia Neftari menjunjung tinggi derajat rakyat, mendukung setiap hal yang adil. Raja mencintainya sangat..." jeda Hasper. "Apakah Anda ingin mendengar sebuah kisah? Dibalik kasus Yang Mulia Neftari dicap pengkhianat dan dihukum gantung?"
"Apakah kamu mengetahuinya?" tanya Xel.
"Akan kuceritakan bagaimana Ayahanda dan Ibundamu bertemu, Neftaza," ucap Hasper.
Wajah Xel merona, matanya membulat, dan bibirnya terkatup rapat. Selama hidupnya, Zenya tidak pernah ingin memanggil namanya. Tapi perempuan di hadapannya, yang mirip sekali dengan Zenya, memanggilnya nama tanpa embel-embel di sana.
Hanya beberapa detik Hasper melihat wajah yang terkesan lucu itu. Seandainya Zenya yang di sini, mungkin dia akan tertawa melihat wajah Neftaza yang merona, pikir Hasper.
Flashback...
Tahun 277 Zenquille...
"Lihat penari itu! Anggun sekali dia!"
Semua orang datang dan mengerumuni pusat kota Quillet, menatap kagum pada seorang wanita yang merupakan cenayang sekaligua penari paling anggun dan cantik pada masa Zenquille (30 tahun sebelum masa Neftaza). Namanya Neftari Wagnerwaltz. Dengan mata zamrud yang indah, bibir merah merekah, kulit emas yang menawan, tubuh ramping ideal yang menggoda, Neftari menyandang gelar "Bunga dari Surga". Perempuan itu sangat handal dalam menari. Dia bukan seorang Tuan Putri, namun anugerah yang diberikan kepadanya lebih dari anugerah yang diberikan pada seorang putri kerajaan.
Neftari adalah orang yang sangat ramah dan rendah hati. Lahir dari pasangan Ayah dan Ibu yang merupakan pemilik sebuah kuil di bagian utara dari pusat kerajaan, Kuil Utara. Dia sendiri merupakan seorang cenayang yang gemar membantu dan memecahkan masalah masyarakat.
Kecantikan dan kebaikan hati seorang Neftari meluas sampai ke telinga para bangsawan. Akhirnya, para bangsawan berbondong-bondong datang ke Kuil Utara hanya sekedar untuk melamar/meminang Neftari menjadi ratu/selir mereka.
Neftari tidak pernah tertarik dengan lelaki manapun. Mau diberikan hadiah apasaja, bahkan satu dunia pun, hatinya tidak bergeming, tidak goyah. Perempuan itu menganggap, pernikahan bukan semata-mata mencari ketenaran karena memiliki seseorang yang hebat dan ternama. Tapi pernikahan adalah suatu hal yang serius, suci, dan terjalin seumur hidup.
Neftari menunggu saat yang tepat dimana orang yang tepat akan benar-benar bisa membawanya pulang.
Suatu malam, Neftari tidak sengaja bermimpi. Mimpi yang aneh namun terasa sangat nyata...
*Neftari mendapati dirinya, kosong, berjalan tanpa arah tujuan di sebuah hutan lebat tropis di bagian barat daya pusat kerajaan Zenquille. Tidak ada penghuni, yang terdengar hanya kicauan burung gagak lapar yang membuat bulu kuduk meremang. Hutan mati itu remang-remang, hanya sedikit cahaya yang masuk di antara rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi. Oh astaga, Neftari merasa takut dan tidak nyaman. Semakin dia menyusuri hutan tak berujung itu, semakin bulu kuduknya meremang. Ngeri, pikirnya.
Berjalan perlahan, dalam senyap, berusaha tidak menimbulkan kebisingan yang akan mengundang makhluk-makhluk di dalamnya merasa terusik. Neftari sampai di sebuah lapangan luas nan indah, ditumbuhi rerumputan dan bunga-bunga mekar.
Duduk bersimpuh di atas bongkahan rerumputan hijau, Neftari bisa merasakan kehangatan dimana matahari telah sampai di puncaknya, angin berhembus pelan membelai wajah cantiknya, aroma rumput dan bunga-bunga yang terasa manis di inderanya. Ah... Sesuatu yang menghilangkan kelelahan dan masalah yang sedang dialami.
Sementara Neftari menikmati hal yang diciptakan Sang Penguasa, seekor kelinci melompat-lompat girang dan mendarat tepat di pangkuan Neftari. Perempuan cantik itu dikagetkan olehnya.
Menatap kelinci imut yang memutar mengendus-endus dirinya, Neftari tersenyum seraya membelai pucuk kepala kelinci itu, merasakan kelembutan bulunya yang sangat halus. Tanpa aba-aba kelinci imut tersebut melompat ke kepala Neftari, menjadi aksesoris seperti mahkota di sana. Perempuan itu tidak merasa terganggu olehnya. Malahan dia senang sekali.
Neftari merasakan ada yang sedang mengamatinya. Ketika menoleh kebelakang, manik zamrudnya terpaku pada sepasang manik sapphire yang begitu indah, dingin, dan menusuk. Pemilik manik sapphire itu berjalan perlahan keluar dari semak-semak, menampakkan dirinya yang rupawan. Rambut putih dengan warna emas yang dipanjangkan di sebelah kiri menandakan bahwa dirinya sedang berduka, kulit putih bersih hampir mirip seperti salju, tubuhnya yang kokoh dan tegap dibalut zirah khas Kerajaan Scarlet berwarna ruby terlihat pas untuknya.
Neftari tahu siapa dia. Dia adalah Putra Mahkota Kerajaan Scarlet yang sangat terkenal, terkesan dingin, tidak percaya akan cinta dan kisah semacamnya. Glade Hades Scarleto.
"Sang Penari hm?" Glade bergumam dingin, membuat Neftari susah payah menegak ludahnya sendiri.
Oh astaga, ini mimpi terburuk yang pernah aku mimpikan, batin Neftari.
"Hor... Hormat pada Putra Mahkota Scarlet-t," ucapnya gagap. Dia menundukkan kepalanya sedikit untuk menghormat Glade.
"Kembalikan." Kata yang meluncur dari bibir itu sukses membuat Neftari bingung.
Glade menatap Neftari tajam.
"Apa maksud Putra Mahkota? Apa yang harus saya kembalikan?"
"Cih... Tidak jadi, untukmu saja."
Neftari bersumpah, lelaki ini lebih buruk dari iblis. Siapapun yang bertemu dengannya pasti akan menjadi awal mimpi buruk bagi mereka, termasuk Neftari sendiri.
Glade berjalan mendekati Neftari yang sedang duduk bersimpuh. Dengan tangan kanannya, dia mengangkat dagu perempuan itu. Mata sapphire miliknya langsung menusuk ke dalam mata zamrud milik Neftari. Tubuh Sang Penari bergetar, tak bisa melepaskan pandangan dari manik sapphire yang indah itu.
"Hei gadis kecil, maukah kau menjadi milikku*?"
Neftari terbangun dengan keringat membasahi tubuh. Tapi ada sesuatu yang aneh. Mengapa kepalanya terasa berat? Perempuan itu menatap ke arah pantulan logam di hadapannya. Seekor kelinci putih. Pertanda yang sangat buruk baginya.
Adiknya, Nezya Wagnerwaltz mengetuk pintu tak sabaran. "Kakak! Ada tamu yang ingin menemuimu! Cepat! Dia bilang dia akan menghancurkan kuil ini jika kakak tidak menemuinya segera."
Oh astaga, drama macam apalagi yang akan disiapkan untukku? gerutu Neftari dalam hati.
Tanpa mempersiapkan diri, dengan gaun Wisteria (gaun tidur para cenayang yang berwarna delima putih) yang masih melekat di tubuhnya, Neftari berlari-lari di lorong kuil menuju ruang jamuan.
Di depan pintu ruang jamuan, Neftari mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Oh astaga, oh dewata, selamatkan aku! jeritnya dalam hati.
Memasuki ruang jamuan, Neftari dapat melihat Glade—ini asli bukan mimpi—sedang duduk mengusap kepala seekor kelinci hitam. Gadis itu menegak salivanya. Mata sapphire yang indah itu menyambut Neftari dengan tatapan dingin menusuk.
Melihat kelinci putih yang bersarang nyaman seperti mahkota di atas kepala Neftari, pemilik manik sapphire itu menatap tak percaya pada gadis cenayang di hadapannya.
"H... Hormat-t saa-ya pada Putra Mahkota!" ujar Neftari gagap.
"Lelucon macam apa ini? Kau cenayang yang terkenal itu bukan? Lalu, apakah kau tidak tahu tujuanku kemari?" tanya Glade.
"Saa..."
Glade berdiri lalu membungkam Neftari dengan tangannya.
"Dengar gadis kecil, aku datang bukan untuk bermain-main atau diladeni olehmu seperti kebanyakan orang. Aku datang dengan pertanyaan serius, kau tinggal menjawab ya/tidak."
Glade mengangkat kelinci putih di atas kepala pemilik mata zamrud itu dan sebuah kecupan ringan mendarat di pucuk kepala Neftari, "silahkan memikirkan pilihanmu. Batasmu... Tidak, kau boleh mengutarakan pendapatmu kapan saja."
"Apa... Astaga a-aku..." Neftari tergagap. Pemilik mata sapphire itu menunggu kelanjutan ucapan perempuan di hadapannya seraya membiarkan kelinci putih itu lepas dari genggamannya dan menjadi mahkota kembali di kepalanya. "Mengapa?" Tiba-tiba saja pertanyaan itu yang terlontar dari bibir mungilnya.
Tatapan dingin itu tidak berubah, "Sebuah mimpi aneh, dua kelinci, satu putih menjadi mahkota di kepala seorang cenayang cantik di utara. Satu hitam menjadi milikku. Aku mendapati mimpi itu satu yeveral (tahun) yang lalu, dan butuh seratus delapan puluh dae (hari) dari Scarlet untuk sampai ke Utara. Dan ini adalah dae ke seratus delapan puluh dua."
Mata Neftari membulat. Hah? Dia berkelana tidak jelas seratus delapan puluh dae dari Scarlet hanya untuk memberitahuku dan memberikan kelinci di atas kepalaku? batin pemilik manik zamrud itu tidak percaya.
"Aku tidak berkelana tidak jelas Nona. Aku bukan tipe pembual dan sejenisnya. Aku ke sini untuk melamar bukan membual!" ucap Glade seakan tahu apa yang dipikirkan Neftari.
"Hah??!" teriak Nezya yang langsung dibungkam dan ditarik menjauh oleh tunangannya, Darren Quillet, Si Bungsu Kerajaan Zenquille.
"Shttt! Kamu akan merusak momen mereka Ney!" bisik Darren.
"Tapi bayangkanlah seorang Putra Mahkota Scarlet yang terkenal tidak memiliki perasaan melamar kakakku! Astaga masa depannya akan suram jika dia menerimanya!" jerit Neyza hampir tak mengeluarkan suara.
"Kakak ipar adalah orang yang unik, dia tidak akan jatuh hati langsung tanpa kejelasan."
"Aku mendengar kalian berdua, adik ipar, Neyza," teriak Neftari mengalihkan pembicaraan.
"Siap, kami bungkam jendral!" ujar Darren dan Neyza bersamaan lalu pergi dari sana.
"Jangan mengalihkan pembicaraan gadis kecil!"
"Saya tidak mengalihkan pembicaraan! Saya hanya..." Mulut Neftari terkatup rapat. Dia ingin mengatakan bahwa dia tidak bisa menerima lamaran begitu saja.
"Syarat apapun yang kau berikan gadis kecil, aku sanggup melakukannya," bisik Glade. "Kau ingin dunia? Aku bisa berikan."
"Yang kuinginkan tidak bisa dibeli dengan kekayaan maupun kekuasaan," sahut Neftari matanya sayu.
Neftari dapat merasakan kelinci putih di atas kepalanya mulai gelisah, lapar. Kamu menyelamatkanku manis, batin perempuan itu senang.
Neftari menggendong kelinci putih itu, meninggalkan Glade yang menatap tajam ke arahnya. Pemilik manik sapphire itu mengikuti perempuan yang berani mengabaikannya. Seumur hidupnya, hanya Neftari yang berani mengabaikan pria dingin itu tanpa takut atas apa yang akan dilakukannya, dimana semua orang tunduk dan hormat padanya, dimana semua perempuan berniat mencuri perhatiannya. Namun, perhatiannya malah tertuju pada cenayang dengan kulit emas eksotis yang menawan tersebut.
Sejujurnya, Neftari merasa gugup. Perempuan itu merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan Glade padanya. Aneh, dingin, namun terkesan berperasaan. Suka, mungkin? Astaga, aku berharap dia tidak mengikutiku tapi mengapa dia mengikutiku? umpat Neftari.
Neftari sampai di dapur, diikuti Glade di belakangnya. Neftari mengambil sedikit sayuran dari lemari kayu, duduk bersimpuh di lantai lalu mengulurkan tangannya yang berisi potongan-potongan kecil sayuran, memberi makan kelinci putih miliknya—ah, sebenarnya pemberian Glade yang tidak disengaja.
Glade menatap Neftari. Pakaiannya akan kotor. Tanpa berpikir panjang pria itu menarik pemilik manik zamrud ke dalam pangkuannya.
Neftari terkejut. Perempuan itu menatap sayu ke orang yang memangkunya. Penasaran.
"Kau akan susah membersihkan pakaianmu yang kotor, gadis kecil," ujar Glade. "Jangan berpikiran yang tidak-tidak."
***
Neftari, Nezya, dan Darren mengantar kepergian Glade. Sebelum pergi, Glade sempat memberi kecupan ringan di punggung tangan Neftari sambil menatap perempuan itu datar. Semua orang, bahkan tangan kanannya sendiri tak percaya dengan kelakuan Pangeran Es tersebut.
"Ini pertama kalinya saya melihat Putra Mahkota begitu memperhatikan seseorang," bisik tangan kanan Glade pada Neftari.
Deg! Rona merah di wajah Neftari tak dapat dibendung. Astaga? Benarkah?
Jangan berpikiran yang aneh-aneh, Nona. Aku bisa mendengarmu!
Neftari membulatkan matanya dan menatap punggung yang dibalut zirah berwarna ruby.
Anda caveryone (sebutan untuk orang yang bisa telepati)? /ingat ini hanya fiksi!/
Aku tidak perlu mengatakannya padamu kan, gadis kecil?
Neftari memutar bola matanya malas. Dia tidak senang dengan panggilan yang diberikan oleh Glade padanya. Saya punya nama, Yang Mulia Putra Mahkota! Selain itu nama saya sangat mudah, Anda bisa memanggil saya Nefta atau Ari!
Aku lebih senang memanggil kau dengan sebutan 'gadis kecil' karena kau memang masih kecil.
Saya senang bahwa saya masih kecil, daripada Anda sudah menuju keriput! Neftari menggembungkan pipinya.
Glade yang sedang berjalan, berhenti lalu memutar kepalanya menatap Neftari. Mengangkat satu alisnya. Kau akan mencintaiku, gadis kecil.
Tidak ada jawaban dari Neftari, yang ada hanya tatapan setajam pisau yang mampu membuat Glade menyungging seringai manis.
Semua orang takjub melihat fenomena itu. Glade terkenal sebagai orang yang tidak akan menyunggingkan senyuman dan sejenisnya kepada orang-orang namun kini dia menyeringai manis kepada Neftari. Itu tidak berlangsung lama, karena tatapan dingin menusuk pemilik manik sapphire itu mulai terlihat kembali.
Neftari bersumpah, dia melihat sudut bibir yang sedikit ditarik ke atas, membentuk senyuman termanis yang pernah dia lihat di balik tatapan dingin membunuh Glade.
Rombongan Glade menjauh, menghilang dari pandangan Neftari. Perempuan itu langsung jatuh terduduk di atas lantai. Menghela nafas panjang.
"Kurasa kak, kamu harus mempertimbangkan penawaran orang sadis itu," ujar Neyza menepuk-nepuk pundak kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
ciber ara
salfok sama tulisan diatas kupikir neferfatri ternyata neftari toh 😊
2020-06-16
2
dwi ramadhani
masih episode 1 lho, saya suke saya suke, bintang 5 deh ya. Haha
2020-03-29
2
ig : viiyovii
aku pikir nefertari vivi nya one piece alabasta 😍hihi
2019-10-30
2