"Ah, terima ka-kasih," ucap Neftari canggung seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Errr ingin makan apa?" tanya gadis itu polos. Dia tidak tahu apa kesukaan calon suaminya bisa mati dia ditertawakan alm. Ayahanda dan Ibundanya.
"Aku menyukai semua yang kau sukai," jawab Glade tenang.
"Yang saya ingat, Anda suka makan yang manis-manis," kata Neftari seraya berpikir.
"Ya tidak berubah banyak."
Canggung sekali kedua calon ini. Dasar kakak ipar/kakak dan abang ipar, batin Darren dan Neyza bersamaan. Seakan tahu yang dipikirkan sama, kedua insan tersebut saling menatap satu sama lain lalu tersenyum jahil.
"Ehem!" Neyza berdeham keras, sukses membuat kedua calon menatapnya kaget. "Ingin kuberitahu tempat yang romantis untuk berdua?"
"Apa-apaan," Wajah Neftari sukses memerah, Glade meliriknya lalu membuang pandangannya ke arah hamparan padang rumput luas di belakang kuil.
"Debris," ujar Neyza, Darren, dan Glade bersamaan.
"Saya tidak menyangka, kalian memiliki pemikiran yang sama," tak lagi merona, Neftari mengeluarkan gelak tawa yang anggun. "Dari sini menuju Debris adalah sekitar lima belas dae."
"Tidak masalah." Pria es itu berkata lirih berusaha untuk tidak melirik Neftari seolah wanita itu adalah sesuatu yang sangat berbahaya.
Apa saya salah? Neftari menatap Glade polos. Lagi-lagi, pria dingin itu menghindar.
Tidak, kau tidak salah. Neftari menggembungkan pipinya, wanita itu menarik zirah Glade membuat pria itu sukses menghadapnya. Apa Ange de la Mort Crescent Moone?
Nei! Anda hanya terlihat aneh hari ini. Neftari bersumpah, dia bisa melihat wajah Glade yang merona. Wajah Anda ... "Hahaha!" gelak tawa Neftari membuat wajah Glade makin memanas. "Tak saya sangka seorang Pangeran Es bisa merona, hahah- hump!"
Mata Neftari membulat karena Glade dengan sengaja mencium keningnya lagi. Sekarang wajah Neftari yang bergantian merona, lebih merah dari rona wajah Glade tadi.
"Jangan bermain dengan api, Neftari. Kau akan terbakar!"
"Anda curang!" teriak Neftari polos. "Saya..." Neftari menunjuk dirinya sendiri, "anda..." Lalu wanita itu menunjuk Glade, "ap-aa yan-gggg astagaaaaa!"
"Aku? Aku apa?" Glade mengangkat satu alisnya, menunggu Neftari memberi jawaban.
Dari seberang, Neyza dan Darren cekikikan melihat pasangan yang menurut mereka serasi namun aneh itu. "Lihat kakak ipar, dia bahkan tak bisa mengatakan apa-apa setelah Yang Mulia melakukan itu! Hihihi."
Sebuah pukulan keras melayang di bahu Darren, itu dari Neyza, sukses membuat Darren meringis lalu menatap tunangannya. "Setidaknya, jangan berkata begitu! Aku juga sama kikuknya!"
Menyadari ucapannya, Darren tersenyum jahil lalu menjulurkan lidahnya. "Oh ya kamu juga begitu ya! Aku lupa." Kata-kata Darren sukses membuat Neyza menatap galak ke arahnya. Darren menyiapkan kuda-kuda untuk kabur dari pukulan Neyza selanjutnya.
"Ampun Nyonya!" teriak Darren seraya menghindari pukulan Neyza.
Dari seberang, Glade dan Neftari melihat kedekatan Neyza dengan Darren. Kapan saya dan Yang Mulia bisa seperti itu? batin Neftari.
"Sudah beranjak siang, Neftari. Apakah kau menginginkan calon tunanganmu mati kelaparan?" bisik Glade.
Bisikan lembut itu membuat Neftari bergidik. "Anda sungguh keterlaluan, Yan- maksudku Glade!"
Pemilik manik sapphire itu hanya menatap Neftari polos, sama seperti Neftari memandangnya, dan itu sama sekali tidak cocok dengannya—mungkin Neftari terbiasa menatap wajah dingin Glade.
"Baiklah, baiklah... Hentikan tatapan manja itu, sesuatu yang manis ya?" Neftari terlihat berpikir. Ah! Itu dia! Neftari tersenyum jahil, rona wajah orang paling dingin adalah sesuatu yang sangat cocok dijadikan bahan ajaib membuat makanan manis. Apa saya boleh membuatnya merona lagi? Neftari menatap Glade ragu-ragu.
"Apa?" desis Glade, dia mengerutkan keningnya tanda bingung.
Neftari dengan sengaja menyibak poni Glade yang berantakan, seperti dugaan, Glade merona lagi. Matanya membulat menatap perlakuan Neftari.
Dengan cekatan, Neftari menyapu rona wajah Glade dengan sapu tangan yang ia miliki. "Terima kasih, Pangeran Es."
"Kau benar-benar membuatku kesal, gadis kecil," desis Glade.
"Dulu, Anda juga begitu. Saya ingat bagaimana Anda berlari di lorong Kerajaan Tak Berpenghuni—selain kita berdua—dan hampir jatuh tepat mengenai wajah," kekeh Neftari.
Glade menatap ke sembarangan arah, wajahnya benar-benar merah sekarang. Kesal, malu, dan berdebar bercampur aduk menjadi satu. Neftari benar, dia adalah seseorang yang begitu di masa lalunya.
"Anda tahu?" kata Neftari seraya berjalan menuju dapur, "Anda yang mengubah pandangan saya 180 derajat tentang dunia dan tentang segalanya. Maafkan saya atas perlakuan saya dulu. Saya benar-benar tidak bisa menyalurkan perasaan saya terhadap kelembutan dan ..." Neftari berhenti berbicara, juga melangkah. Menatap Glade sendu, "Saya amat mencintai Anda, dari dulu, sekarang, sampai selama-lamanya."
"Ah-maksud saya, Anda tidak perlu pusing-pusing memikirkan masa lampau itu. Jika Anda ingin membalaskan dendam Anda, Anda bis-"
"Aku tidak berniat membalaskan dendamku. Juga aku mencintaimu lebih dari itu. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku," potong Glade.
Kecanggungan melanda keduanya. "Ah, hari sudah semakin siang, saya juga harus menyiapkan bekal untuk pergi ke Debris!" Neftari mengalihkan pembicaraan, memecahkan kecanggungan.
Sebelum Neftari melangkah, sepasang tangan memeluknya posesif. Sebuah bisikan halus berdengung di telinganya, "Ayo pergi sekarang! Aku sudah tidak berniat makan."
"Setidaknya isilah perutmu dulu, Glade. Tidak bagus berkelana dengan perut kosong!" ujar pemilik manik zamrud itu berbalik, menatap orang yang terlihat lesu. "Saya tidak akan lama, kita tidak akan terlambat menuju ke Debris. Saya ingat satu kata Anda kepada saya dulu, 'semua tidak akan terlambat hanya karena kamu ingin menikmati satu hal'. Dari sana saya belajar bahwa lebih lama menikmati indahnya dunia di samping Anda lebih berarti dari hal yang dilakukan tepat waktu. Saya belajar dari masa lalu untuk menjalani hari ini dan menata hari esok. Saya bersyukur memiliki Anda yang mengubah pandangan saya."
Glade mengangkat wajahnya, menatap Neftari. Dia bahkan mengingat semua yang kukatakan. Apakah dia tulus? Apakah dia akan mengkhianatiku lagi? Aku takut. Bohong bila mengatakan bahwa aku tidak takut, aku takut akan segala hal. Namun yang membuat ketakutanku sirna adalah sosok dia di masa lampau. Tak memiliki hati dan dingin, terlalu dingin. Kehangatan ini dapat berlangsung sampai kapan? batin Glade.
"Saya tidak akan mengkhianati Anda lagi..." Neftari tersenyum, seolah tahu apa yang dipikirkan Glade. "Saya tidak akan meninggalkan Anda dan tetap berada di sisi Anda selamanya. Saya janji."
Neftari menahan tubuh Glade yang ingin memeluknya. "Sebentar, Glade. Saya ingin membuat sesuatu yang Anda suka. Dulu Anda sering meminta saya membuatkannya, tapi saya hanya bisa membuatkan untuk Anda sekali."
"Kue kenyal itu? Yang manis?" tanya Glade.
"Iya," Neftari mengacak-acak rambut Glade. "Jika Anda ingin, Anda bisa membantu membuatnya. Saya akan mengajari."
"Aku ingin," Glade menjawab dengan malu-malu. Selama hidupnya, Glade tidak pernah tahu rahasia Neftari membuat kue kenyal manis itu—di Jepang sebuatannya mochi—dan dia hanya pernah memakannya sekali, dulu saat dia demam tinggi. Diberikan oleh seorang pria dingin yang sangat pandai memasak. Pemilik manik sapphire itu ingat bagaimana tatapan sendu pria itu saat memberikan kue buatannya kepadanya.
"Ayo!" Neftari menarik tangan Glade yang sedang bernostalgia.
Sesampainya di dapur...
"Nah, saya akan menggunakan ini," Neftari melambai-lambaikan sapu tangan yang digunakan untuk menyeka rona wajah Glade.
Glade kebingungan. "Kenapa?"
"Saya saat itu juga menggunakan ini. Saya berusaha untuk membuat diri saya merona dengan menatap Anda yang sedang tak sadarkan diri!" Neftari merona. "Ya, tidak begitu penting sih. Saya adalah ahli sihir dapur juga. Saya menggunakan berbagai bahan sihir untuk membuat makanan!"
"Baiklah, tugas pertama Anda adalah melepas zirah yang Anda kenakan, berganti pakaianlah menjadi yang lebih santai. Kita ini di dapur bukan untuk berperang," kekeh Neftari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Di sana ada kamar ganti, saya punya beberapa setel pakaian pria di lemari pojok kiri." Neftari menunjuk sebuah ruangan di samping lemari portabel yang dipenuhi lusinan bahan yang dimasukkan ke dalam toples mason.
Glade mengangguk lalu masuk ke dalamnya. Beberapa saat kemudian, ia keluar. Pakaiannya terlihat santai dengan setelan kaos khas tukang kerajinan di Utara. Tapi tetap terlihat cocok dengan paras tampan sangarnya.
"Lebib segar dilihat," Neftari menutup mulutnya, menahan tawa membuat Glade memicingkan matanya, mengintimidasi. Neftari mengangkat bahunya pura-pura tidak tahu. Semua pelayan di kuil menatap Glade seperti binatang buas menatap mangsanya. Beberapa berbisik, namun Glade dapat mendengarnya.
"Oh astaga, Yang Mulia, dia sangat cocok dengan segala baju!"
"Betapa beruntungnya kak Neftari bisa mendapatkan pris sepertinya."
"Syeh! Kembali bekerja!" Neyza kebetulan lewat memergoki pelayan-pelayan yang berkumpul dan menggosip di sana. Ini sedang waktu patrolinya.
Glade menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kau benar, Neftari. Aku seharusnya menjadi diriku sendiri."
"Tidak masalah Anda ingin menjadi siapapun," ujar Neftari seraya mengambil toples mason yang berisikan gandum dan gula. "Tugas Anda selanjutnya adalah ambil piringan penghalus itu dan menghaluskan gandum-gandum ini."
Glade mengangkat piringan yang dimaksud Neftari, meletakkan benda yang agak berat itu di meja kayu atas perintah Neftari. Jujur saja, pemilik manik sapphire itu tidak tahu bagaimana cara menghaluskan gandum. Jadi dia melakukannya dengan asal, membuat Neftari menepuk jidatnya sendiri pelan.
"Begini caranya..." Neftari mengambil segenggam bulir gandum dan memasukkannya perlahan ke dalam lubang di piringan penghalus itu. Lalu dengan gerakan halus dia memutar piringan itu, menimbulkan suara deritan batu yang pelan. Serbuk-serbuk jatuh dari sebuah lubang di bawah samping kanan benda itu ditampung sebuah mangkuk kayu besar.
Neftari menggulung lengan bajunya yang panjang ke atas, sampai siku. Memindahkan mangkuk itu ke tengah-tengah meja.
"Dua genggam gula dan sebutir telur ayam." Glade melakukan perintah Neftari. Setelah itu, Neftari menaruh ragi—sejenis jamur—yang telah dihaluskan agar adonan kue dapat mengembang, memasak air, memasukkan sapu tangan ke dalam air yang mendidih.
"Bantu saya menutup wadah ini dengan papan kayu itu, Glade," ujar Neftari. Glade mengangguk lalu melakukannya. Neftari membulatkan adonan-adonan kue yang telah dibuatnya lalu menyusunnya di atas piring aluminium yang cukup besar. Glade ikut membantu. Setelah semua selesai, Neftari mengangkat piring itu dan meletakkannya di atas papan kayu. Terakhir, pemilik manik zamrud itu menutup wadah itu dengan penutup.
"3 derit api dan 4 lagu. Ayo bernyanyi!"
Setelah 3 derit api dan 4 lagu, Neftari membuka penutup wadah, asap mengepul, semerbak rasa manis menguar ke segala arah. Bau yang masih diingat Glade ketika dia sakit.
Glade menegak ludahnya kasar melihat gumpalan-gumpalan tepung gandum manis kenyal di hadapannya.
"Ada apa?" tanya Neftari. "Ayo sini!" Wanita itu menarik tangan Glade. "Nah untukmu." Neftari menyodorkan kue itu pada pemilik manik sapphire.
Glade mengigit secuil kue itu. Pria itu ingat rasanya, bahkan sampai tekstur lembutnya tetap sama—hanya kurang balutan tepung gandum saja.
"Sebenarnya, kue ini harus didinginkan lalu dibalut tepung gandum lagi," ujar Neftari seraya mengunyah. "Tapi, tetap saja saya menyukainya. Bukan karena ini buatan saya. Tapi karena ini adalah kesukaan Anda."
"Baiklah, saya akan menyiapkan bekal untuk perjalanan. Semoga sarapan Anda menyenangkan!" Neftari melangkah keluar ruangan dapur.
Beberapa saat kemudian, Neyza masuk ke ruangan dapur karena mencium aroma sesuatu yang manis—dia suka makanan manis.
"Wah... Ada moo," kata Neyza senang. Dia melirik Glade yang sedang menatapnya datar sambil mengunyah.
"Ambillah." Glade berkata singkat.
"Terima kasih, ehem, calon abang ipar," Neyza berdeham.
Tak lama setelah itu, Darren dan Neftari masuk ke dalam ruangan dapur. "Anda tahu, adik ipar, kentut kumbang neon adalah yang paling baik untuk membuat lapisan gula berwarna!"
"Tidak! Jelas helium semut warna yang bagus untuk membuat lapisannya," sanggah Darren.
"Anda harus mencobanya dulu! Kentut kumbang neon," decak Neftari kesal.
"Itu kentut! Aku tidak ingin, kakak ipar, merusak image makanan," tolak Darren.
Neyza dan Glade menatap mereka berdua, aneh.
"Apa ini? Kakak ipar membuat moo tapi tidak mengajak aku makan?" tanya Darren setengah kecewa. "Aku barusaja pernah mencicipinya sekali, saat aku sakit. Itupun dibawa oleh Neyza."
Hah? Kasus Darren denganku sama? batin Glade.
"Aku juga barusaja makan satu kali, tepat juga saat aku sedang sakit!" Neyza melipat kedua tangannya di depan dada. Kesal.
"Setidaknya, ini kedua kalinya kalian makan tanpa harus sakit dulu kan?" kekeh Neftari. "Tahu tidak bahannya sulit didapat?"
"Aku ingat bagaimana kakak ipar mendapatkan bahannya. Berusaha membuat diri sendiri yang sensi itu merona," tawa Darren, keras.
"Syeh! Kamu merusak kakakku di depan abang ipar!" Neyza menepuk keras bahu Darren membuat pria itu meringis.
"Setidaknya, itu ceritanya," ujar Darren membela diri.
Neftari dan Glade menatap mereka berdua. Kemudian pandangan mereka bertemu pada satu titik.
"Ehem... Saya sudah siap, Yang Mulia," Neftari berdeham.
"Glade."
"Ah... Maaf... Maksudku, Glade," kata Neftari canggung.
"Kue moo-nya untuk kami saja, bolehkan abang ipar?" tanya Neyza dan Darren bersamaan diiyakan dengan anggukan dari Glade.
"Saya sudah siap," Neftari tersenyum memandang Glade seakan tahu apa yang akan ditanyakannya.
Glade hanya mengangguk.
"Saya titipkan kuil pada kalian ya, adik, adik ipar. Lihat saja jika kalian membuat kuil ini menjadi berantakan," Neftari tersenyum manis. Manis sekali hingga membuat bulu kuduk Neyza dan Darren meremang. Sungguh.
Neyza dan Darren menghantarkan kepergian Neftari dan Glade.
"Selamat berlibur! Semoga hari kamu menyenangkan kak!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Alya_Kalyarha
semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih
2020-05-29
1