SALAH PENGANTIN
"Halo?"
Seorang wanita nampak duduk dengan rambut acak-acakan di sebuah ruangan kecil yang berantakan.
Wanita itu asyik mengorek emas di dalam hidungnya seraya menempelkan ponsel kecil ke telinga cantiknya.
"Rose, kau ada dimana? Kau masih hidup, kan?"
Terdengar suara cemas seorang wanita yang mengkhawatirkan sang teman yang kini tinggal di sebuah rumah kecil dengan kondisi mengenaskan.
"Kau mendoakanku cepat mati?!" cibir wanita bernama Rose itu dengan sinis.
"Mana mungkin aku seperti itu! Aku hanya ingin memastikan keadaanmu.." ujar Greta, teman Rose yang tengah duduk manis menerima perawatan mahal di salon mewah.
"Kau ingin memastikan apakah aku sudah mati atau belum? Sayang sekali aku harus mengecewakanmu. Aku masih hidup dan aku baik-baik saja! Sekalipun aku mati dan menjadi hantu, aku tidak akan lupa untuk menggentayangimu!"
"Rose kau jahat sekali!"
"Kau yang jahat, dasar teman tidak tahu diri! Kau pasti sekarang sedang bersantai di salon mahal, kan?! Temanmu sedang terdampar di gua, tapi kau masih sempat merawat rambut dan kuku-kukumu itu?!"
Tebakan Rose selalu saja tepat sasaran.
Greta hanya bisa tersenyum, menampilkan cengiran kuda yang tak dapat dilihat oleh kawan baiknya itu.
"Kau sendiri yang memberikan voucher perawatan gratis padaku, tentu saja aku tidak boleh menyia-nyiakannya!" bela Greta.
"Dasar lintah! Benalu! Kepala toge! Kentang burik!" pekik Rose melampiaskan kekesalannya pada sang teman.
Wanita itu membanting ponselnya dan kembali berguling di lantai dengan malas. Rose meraih dompetnya dan menghitung uang recehan yang masih dia punya.
"Seribu.. dua ribu.. tiga puluh ribu.. aku masih bisa hidup sampai hari ini. Tapi bagaimana aku bisa hidup esok hari?" gumam Rose frustasi.
Joanna Rose, adalah seorang model terkenal.. setidaknya sampai beberapa hari yang lalu sebelum hidupnya hancur dan menjadi gelandangan.
Semua ini terjadi karena beredarnya foto-foto tak senonoh dirinya bersama beberapa pria yang tersebar luas ke kalangan publik.
Hanya dengan satu lembar foto saja, karir gemilang Rose menghilang dalam sekejap berubah menjadi malapetaka yang menyebabkan hancurnya dunia bersinar yang sudah ia bangun selama bertahun-tahun.
Wanita malang itu langsung menjadi bulan-bulanan publik, hingga ia harus kehilangan banyak job sampai akhirnya agensi yang menaunginya memutuskan untuk membatalkan kontrak kerja dengannya.
Tak hanya sampai disitu, beberapa perusahaan yang sempat memakainya sebagai model, juga meminta ganti rugi dengan jumlah yang cukup besar.
Harus menghindar dari amukan massa serta melarikan diri dari rentenir, membuat hidup Rose terlontang-lantung selama beberapa minggu terakhir.
Kini wanita itu terpaksa harus berdiam diri di wilayah terpencil untuk menyelamatkan diri dari ketidakadilan dunia yang sudah berlaku kejam padanya.
"Orang-orang bodoh itu, bisa-bisanya tertipu dengan foto palsu!" gumam Rose seraya melirik ke arah surat kabar yang memuat berita mengenai dirinya.
"Dasar otak udang!"
Rose merobek-robek surat kabar itu dengan geram dan menginjak-injak serpihan kertas itu dengan semangat.
"Lihat saja nanti! Aku akan membuktikan kalau aku tidak bersalah! Aku akan menghajar semua wartawan licik yang sudah membuat berita palsu ini!" pekik Rose di dalam ruangan kecilnya.
"Hei! Biasakah kau diam! Ini bukan hutan!"
Seorang tetangga menggedor-gedor pintu rumah Rose dan siap menyiramkan seember air pada penghuninya, jika wanita itu tidak bisa berhenti berteriak.
Wanita cantik berambut panjang itu segera menutup mulutnya begitu ia mendapat teguran dari tetangga menyebalkan.
"Sial! Rumah ini terlalu kecil untukku!"
Rose menjambak rambutnya dengan frustasi seraya berguling-guling di lantai yang dingin.
Wanita yang hidup sebatang kara itu tak memiliki rencana lain, selain mencari biaya untuk bertahan hidup.
Rose sudah kehilangan seluruh hartanya untuk membayar hutang. Kini wanita itu hanya memiliki sebuah mobil tua yang sengaja tidak ia pertahankan sebagai alat untuk melarikan diri dari kejaran penagih hutang.
***
"Nasi satu bungkus."
Rose merogoh kantongnya untuk mengambil uang recehan yang ia punya.
Wanita itu nampak mencolok dengan masker, kacamata hitam, topi serta syal yang bertengger di leher jenjangnya.
Mantan model itu nampak seperti buronan mencurigakan yang tengah melarikan diri dari kejaran polisi.
"Lauk?" tanya penjual makanan di warung yang disambangi oleh Rose.
"Emm, sambal gratis, kan?" tanya wanita itu tanpa tahu malu.
"Sambal gratis."
"Apalagi yang gratis? Air mineral gratis, kan?" tanya Rose lagi.
"Air mineral gratis."
"Kuah sup? Kuah sup juga gratis, kan?"
Penjual di warung itu mulai kesal mendengar Rose yang terus meminta makanan gratis darinya.
"Kalau begitu aku minta nasi satu bungkus, air mineral satu botol besar, kuah sup satu mangkok besar, dan sambalnya, boleh aku minta semuanya?" tanya Rose dengan wajah tak berdosa.
"Astaga, orang gila dari mana ini?!" batin pemilik warung kecil itu mulai frustasi mendengar permintaan Rose.
Beruntung, pemilik warung itu berbaik hati bersedekah pada wanita miskin seperti Rose. Pemilik warung itu memberikan semua lauk yang tersisa pada Rose secara gratis.
"Ini semua untukku?" tanya Rose dengan mata berbinar melihat makanan satu kresek besar di hadapannya.
"Benar. Selamat menikmati.." ujar pemilik warung dengan ramah.
Rose menyambut haru bungkusan plastik besar itu dan berlari girang kembali ke rumah kecilnya. Sementara sang pemilik warung, segera menutup kedai kecilnya dan mengunci rapat-rapat pintu serta jendela warung kecil itu.
"Ayah! Kita harus segera pindah! Ada orang gila baru di lingkungan ini!" teriak ibu-ibu pemilik warung itu pada sang suami.
Rose menyantap semua makanan dengan rakus hingga habis tak bersisa. Wanita yang sudah resmi pensiun dari profesi model itu, tak harus bersusah payah lagi memperhatikan makanan yang masuk ke perutnya.
Rose tak lagi harus tersiksa dengan diet ketat dan terjebak pada daun-daunan yang tidak bisa membuatnya kenyang.
Meskipun hanya lauk sederhana dari warung kecil, tapi rasa lapar wanita itu dapat terobati dengan sukses dengan perut membuncit yang sudah penuh dengan kalori.
"Kenyang.." gumam Rose seraya bermalas-malasan di lantai, bak paus terdampar yang sesak nafas karena terlalu banyak mengonsumsi makanan.
Setelah berbaring sejenak, Rose bangkit dan segera mengemasi barangnya. Sudah waktunya wanita itu mencari tempat singgah lain sebelum ia ditemukan oleh rentenir yang masih mengejarnya.
"Saatnya mencari tempat baru.." ujar Rose penuh semangat.
Wanita itu masuk ke dalam mobil tuanya dan berkendara dengan santai menembus kegelapan malam. Sesekali wanita itu menguap dan bersenandung kecil untuk menutupi rasa takutnya yang tengah berkendara seorang diri di tempat yang sepi nan gelap.
"Tempatnya gelap sekali.." gumam Rose merinding.
Wanita itu celingukan dan terus melirik ke kanan kiri, mencari pengendara lain yang mungkin juga melewati jalan sepi itu. Sayangnya tidak ada satupun orang yang lewat, tidak ada satupun lampu penerangan jalan dan tidak ada satupun bangunan berdiri di sepanjang jalan yang dilewati oleh Rose.
"Tempat menyeramkan apa ini?! Aku tidak berencana melakukan uji nyali!!" pekik Rose seraya membanting setir, mengubah arah dan mencari jalanan yang ramai.
Wanita itu mulai melajukan mobil dengan kecepatan tinggi di tengah malam yang gelap itu.
Saat Rose tengah melaju kencang, tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan bergerak mendekat ke arah kendaraannya. Rose tersenyum lega, akhirnya ia menemukan pengendara lain yang melintas di jalan yang sama dengannya.
Wanita itu mulai menurunkan kecepatan kendaraan tuanya, namun naas.. sebelum wanita itu berhasil berkendara normal kembali, mobil yang ditumpangi oleh Rose tiba-tiba hilang kendali dan menabrak pembatas jalan hingga meluncur bebas, terperosok ke jurang yang dalam.
BRUAKK!!
Tak berselang lama kemudian, rongsokan tua itu meledak dan hancur berkeping-keping bersama dengan sang pemilik yang masih terjebak di dalam mobil.
Gelap dan sunyi. Rose mencoba berlari kesana-kemari, mencari jalan keluar dari kegelapan yang mengerubutinya.
"Tempat apa ini? Apa aku sudah mati?" gumam Rose.
Wanita itu terus berlari, mencoba mencari secercah cahaya yang bisa kembali menuntunnya kembali ke dunia.
"Bukankah aku terlalu muda untuk mati? Aku bahkan baru berusia dua puluh tiga tahun. Aku juga belum menikah. Aku belum sempat bertemu artis idolaku. Aku juga masih memiliki banyak hutang! Siapa yang akan melunasi hutang-hutangku nanti?!" oceh Rose panjang lebar di tempat gelap nan sunyi itu.
"Rose.." panggil seorang wanita pada Rose.
Wanita itu berlari girang menghampiri seorang wanita yang memanggilnya.
Terlihat seorang wanita berbadan gempal tersenyum tipis padanya dan menggenggam erat jemari mantan model itu.
"Aku selamat! Apa kau tahu dimana pintu keluarnya?" tanya Rose dengan antusias.
"Pintu keluarnya ada di sini.." ujar wanita gemuk itu menunjuk dirinya sendiri.
Rose nampak bingung dan celingukan mencari pintu yang dimaksud oleh wanita berbadan lebar itu.
"Joanna Rose.. maukah kau membantuku?" tanya wanita gemuk itu.
"K-kau mengenaliku? Apa kau salah satu hatersku?"
Rose melepas tangan wanita gemuk yang masih mengait di jarinya. Wanita itu berjalan mundur beberapa langkah, menjauh dari wanita gemuk yang mengetahui nama lengkapnya itu.
"Kau masih ingin kembali, kan?"
"K-kembali apanya?" tanya Rose balik dengan tergagap.
"Kembali ke kehidupan yang kau inginkan.."
"Memangnya kau tahu bagaimana kehidupan yang ku--"
Belum sempat Rose menyelesaikan ocehannya, wanita gemuk di hadapannya mendadak menghilang secara tiba-tiba dari hadapannya.
"Kau mau kemana?!" pekik Rose masih dengan mata tertutup.
"Nona? Nona sudah sadar?"
Seorang wanita paruh baya bergegas mendekati Rose begitu wanita itu membuka mata.
Rose mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan asing yang ia tempati. Wanita itu nampak bingung dirinya sudah berada di dalam ruangan penuh obat, padahal baru sedetik yang lalu ia berada di tempat yang sepi nan sunyi bersama wanita berbadan gemuk.
"Tempat apa ini? Apa aku sudah mati? Apa ini neraka?" batin Rose bingung.
Manik mata wanita itu tertuju pada seorang pria berbadan tegap yang menatapnya lekat-lekat. Pria berkulit putih dan berparas tampan itu mendekat ke arah Rose dengan wajah datar nan dingin.
"Siapa orang ini? Apa malaikat pencabut nyawa setampan ini?!" batin Rose semakin mengada-ada.
"Bagus kau sudah sadar. Katakan pada ayah kalau aku sudah menunggumu semalaman." ujar pria itu dengan ekspresi datar.
"Aku mempunyai istri lain yang harus kuurus. Bi Sri akan menjagamu di sini."
Pria itu mengambil jas yang tersampir di bangku dan bergegas pergi dari ruangan pasien itu.
Rose yang masih belum menyadari situasi, hanya bisa menatap pria itu dengan wajah bodoh tanpa bisa membalas ucapan pria bernama Wildan itu.
"Tuan Muda pasti lelah sudah menunggu Nona semalaman. Saya akan menemani Nona di sini," ucap Bi Sri membuyarkan lamunan Rose yang masih mematung menatap ke arah Wildan penuh tanda tanya.
"Nona? Nona apanya? Apa neraka memiliki pelayanan khusus?!" gumam Rose pelan.
"Apa ini penginapan sementara sebelum aku dilempar ke neraka? Sampai kapan aku bisa menikmati fasilitas mewah ini?" tanya Rose.
"Hm? Apa maksud Nona?" tanya Bi Sri bingung.
"Apa aku boleh meminta makanan?" pinta Rose dengan wajah memelas.
"Tentu, Nona."
Bi Sri menghidangkan makanan rumah sakit yang sudah tersaji di atas nakas. Wanita paruh baya itu mengambil sendok dan siap melayani sarapan pagi sang Nona Muda.
"Hanya makanan rumah sakit? Tidak bisakah aku mendapat makanan lain?" tanya Rose agak memaksa.
"Ini diet khusus untuk Nona. Dokter tidak memperbolehkan Nona mengonsumsi makanan sembarangan." nasihat Bi Sri.
"Astaga, diet apanya?! Aku sudah bukan model lagi! Lagipula aku harus mengisi banyak tenaga sebelum aku melakukan perjalanan ke neraka! Tidak bisakah aku mendapat jamuan terakhir yang mewah?!" protes Rose.
"Apa yang terjadi dengan Nona? Apa Nona demam lagi?"
Bi Sri meletakkan tangan di dahi Rose untuk memeriksa suhu tubuh wanita itu.
"Nona, bagaimana kalau saya panggilkan dokter? Tunggu sebentar." imbuhnya.
"Dokter apanya? Memangnya siapa yang sakit di sini?! Aku sudah mati, untuk apa masih butuh dokter?!" racau Rose semakin membuat Bi Sri khawatir.
"Apa Nona mengalami gangguan otak? Kenapa dari tadi Nona terus mengocehkan hal-hal aneh?!" batin Bi Sri semakin cemas.
"Boleh aku meminjam ponsel?" tanya Rose.
"Tentu, Nona."
Rose mengambil ponsel yang disodorkan Bi Sri dan tidak sengaja melihat wajahnya dalam pantulan layar benda mati itu.
"Wajah bengkak siapa itu?!" gumam Rose heran.
Wanita itu mengotak-atik ponsel yang bukan miliknya dengan ekspresi takjub.
"Ponselnya keren sekali! Ponselku saja tidak semahal ini.." gumam Rose seraya berdecak kagum.
Bi Sri berdiri di pojokan menunggu dokter dengan tubuh gemetar ketakutan. Wanita paruh baya itu merasakan gelagat yang aneh dari sikap Nona Muda yang selama ini dia layani.
"Kameranya pasti canggih,"
Rose mengotak-atik kamera dan hendak berpose mengenakan ponsel mahal pinjaman yang ia bawa.
Aahhhh!!
Wanita itu langsung membanting ponsel ke lantai begitu ia melihat wajah asing yang tertangkap di kamera.
"Wajah siapa itu?! Itu bukan wajahku!!" pekik Rose dengan suara bergetar.
"Nona, tolong tenang--"
"Berikan aku cermin! Cepat!" teriak Rose pada Bi Sri.
Wanita paruh baya itu segera mengambil cermin kecil dan menyodorkannya pada Rose.
Wanita berusia dua puluh tiga tahun itu terkejut bukan main saat mendapati wajah dan tubuhnya yang berbeda drastis. Tubuh langsing mantan model itu kini mulai melebar, bersemayam di tubuh gemuk wanita yang sempat bertemu dengannya sebelum ia terbangun di ranjang rumah sakit itu.
Wajah cantiknya kini juga berubah, berganti menjadi wajah wanita gemuk yang ia temui sebelumnya.
"Apa yang terjadi denganku?!" pekik Rose tak percaya.
Brukk!!
Rose ambruk dengan sukses di ranjang pasien yang ia tempati. Wanita malang itu tak sadarkan diri karena terlalu terkejut dengan hal aneh yang terjadi pada dirinya.
Bi Sri semakin kalang kabut memanggil dokter begitu ia melihat sang majikan kembali tak sadarkan diri. Ruangan pasien VIP itu kembali ramai riuh dengan dokter dan perawat yang berlalu-lalang hendak menyelamatkan pasien Nona Muda yang sudah kehilangan jiwa itu.
***
Bersambung...
Visual
...Female Lead...
...Joanna Rose...
...Male Lead...
...Wildan Anantha...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Neng Farihatun Hasanah
Aku datang kakak ❤️❤️❤️ Makasih ya cover nya❤️
2022-03-23
1
Riana Kristina
Mampir thor
2022-02-20
2
Elwi Chloe
semangat tor
titip jejak ya
⭐⭐⭐⭐⭐🌹
2022-01-31
2