Nyonya Grace dan Tuan Nantha duduk di sofa ruang tamu besan mereka dengan wajah cemas. Manik mata mereka terus menatap ke arah pintu, berharap sang putra segera kembali sebelum kemarahan Nyonya Helena semakin memuncak.
"Ayah, cepat hubungi bocah nakal itu!" pinta Nyonya Grace semakin panik.
"Sebentar, Bu. Wildan pasti sedang berada di jalan. Kita tunggu saja sebentar lagi." ujar Tuan Nantha mencoba menenangkan sang istri.
"Ehem.."
Tuan Danuartama menyambangi ruang tamu, menyapa ayah dan ibu mertua dari cucu kesayangannya.
"Kalian masih di sini?" sindir Tuan Danuartama.
"Paman, jangan seperti itu padaku!" protes Nyonya Grace.
"Grace, aku tidak akan bersikap dingin padamu kalau putramu tidak berulah!"
"Paman, kita sudah seperti keluarga, kan? Paman sudah mengenalku sejak kecil. Paman tidak ingin menjadi keluargaku lagi?" ujar Nyonya Grace memelas.
"Kalau begitu ajari putramu dengan baik. Kalau bukan karena cucuku yang begitu menyukai putramu, aku tidak akan mengijinkan putra brengsekmu itu untuk menjadi menantu di keluargaku!"
"Paman!" rengek Nyonya Grace pada Tuan Danuartama.
"Ibu.."
Rose muncul bersama sang ibunda, ikut menyapa ayah dan ibu mertuanya.
"Rose, kemari sayang.."
Nyonya Grace menyambut sang menantu dan duduk menempel pada wanita berbadan gempal itu.
"Kakek, aku tidak menyukai Wildan. Aku ingin mengakhiri semuanya." ujar Rose tegas.
"Aktingku seharusnya sudah bagus, kan? Aku bahkan belum pernah bersuami, tapi sekarang aku harus mengurus perceraian?!" batin Rose frustasi.
"Apa maksudmu, Rose?"
Nyonya Grace melempar tatapan tajam pada sang menantu.
"Wildan sudah memiliki istri. Untuk apa dia mengoleksi banyak istri?" sindir Rose.
"Astaga! Sejak kapan gadis ini pintar menyindir?!" batin Nyonya Helena terkejut.
"Kenapa Rose terlihat aneh sekali?!" batin Nyonya Grace keheranan.
"Rose, ayah tahu kau pasti kesal pada Wildan. Ayah akan memberi pelajaran pada anak itu. Tolong jangan berkata seperti itu," bujuk Tuan Nantha.
"Ayah, Ibu, maaf tapi aku sudah memutuskan untuk berpisah. Wildan juga menginginkan ini, kan? Aku akan mengabulkan permintaannya." ujar Rose sok bijak.
"Menginginkan apa, Sayang? Wildan sangat mencintaimu." ujar Nyonya Grace.
"Mencintai apanya? Kalau Wildan mencintaiku, dia tidak akan menikah lagi." balas Rose.
"Nyonya Grace, tolong terima keputusan putriku. Biarkan dia sendiri yang memilih jalan yang dia inginkan." dukung Nyonya Helena.
"Tolong bicarakan ini baik-baik dengan suamimu terlebih dulu, Rose." bujuk Nyonya Grace.
"Aku akan berunding dengan Wildan mengenai hal ini. Maaf sebelumnya, aku ingin beristirahat." pamit Rose segera melarikan diri sebelum ia salah bicara.
"Seharusnya aku tidak salah bicara, kan?!" batin Rose cemas.
Nyonya Grace dan Tuan Nantha menatap Rose dengan wajah memelas. Kedua orang tua dari Wildan itu hanya bisa menunduk setelah mendengar perkataan Rose.
Rose berlari kencang menuju kamar dan menutup pintu rapat-rapat.
Fiuh!
Wanita itu berkeliling kamar dan memeriksa barang-barang si Rose gendut, sang pemilik asli dari kamar yang Rose tempati.
"Album foto!"
Rose segera menyambar lembaran album berisi foto-foto Rose asli dan memeriksa dengan teliti wajah-wajah yang terpampang di foto tersebut.
"Jadi, pria tadi adalah Wildan. Suami si gendut. Kakek tua tadi adalah kakek si gendut. Kedua orang tua tadi adalah mertua si gendut. Dan wanita tadi.. juga istri Wildan."
Rose menatap foto pernikahan Wildan dan Rumi yang terpasang rapi dalam album foto besar itu.
Wildan dan Rumi menampakkan senyum bahagia, sementara Rose si gendut berdiri agak jauh dari pasangan pengantin dan berpose dengan kaku.
"Dasar pria brengsekk!" umpat Rose seraya menyobek-nyobek foto Wildan dan Rumi.
"Apa yang salah dengan hidup si gendut? Satu-satunya benalu di hidupnya hanyalah suami tidak tahu diri itu." gumam Rose kembali membolak-balikkan buku berisi foto-foto itu.
Wanita berbadan gempal itu terbaring di ranjang luas nan empuk dan berguling kesana-kemari, menikmati kasur lembut nan wangi yang sudah lama tidak ia jumpai.
"Punggungku rasanya nyaman sekali.." ujar Rose.
Setelah berminggu-minggu tidur tidak nyenyak di lantai dingin dan terus berlari kabur dari rentenir, akhirnya Rose memiliki satu hari tenang dalam hari-hari panjangnya yang melelahkan.
Meskipun kini ia harus terjebak dalam tubuh wanita lain, namun setidaknya ia masih diberi kesempatan untuk merasakan kehidupan yang menyesakkan.
***
Rose membuka mata dan mendapati dirinya kembali mengunjungi tempat gelap yang sepi nan sunyi. Tubuh wanita itu akhirnya kembali seperti semula, menjadi Rose mantan model yang cantik nan rupawan.
"Aku kembali ke tubuh asliku? Tempat apa lagi ini?!" gumam Rose mulai pusing.
"Rose.."
Rose gendut lagi-lagi muncul di tempat gelap itu dan menghampiri Rose cantik.
"Apa ini mimpi? Sepertinya aku mulai mengalami tidur panjang.."
Rose duduk selonjoran di lantai dingin seraya memperhatikan kuku-kukunya yang mulai rusak.
"Rose, kau boleh menganggap ini sebagai mimpi. Aku hanya akan hadir di dalam mimpimu." ucap Rose si gendut.
"Apa yang kau lakukan padaku, Gendut?! Aku mengalami mimpi buruk karenamu! Aku bermimpi aku hidup dalam tubuhmu. Aku bermimpi aku memiliki suami brengsekk dan rumah mewah. Benar-benar mimpi yang mengerikan," ujar Rose cantik.
"Itu bukan mimpi, Rose. Mulai saat ini, semua yang ada di hidupku akan menjadi milikmu.."
"Jangan bercanda, gendut!"
Rose kembali terbangun dan mendapati dirinya tengah terbangun di kamar mewah milik Rose gendut.
"Sial! Kenapa wanita itu terus menggentayangiku?!" keluh Rose mulai kacau.
Wanita itu bangkit dari ranjang dan merasakan ada sesuatu yang berbeda dari tubuhnya. Rose melirik ke seluruh tubuhnya dan mendapati badan langsingnya telah kembali.
Wanita cantik itu berlari menuju cermin besar yang ada di kamar Rose dan berputar-putar di depan kaca seraya memencet-mencet bagian tubuhnya yang sudah kembali seperti sedia kala.
Bukannya merasa senang telah berhasil mendapatkan tubuh aslinya kembali, Rose justru semakin bingung dengan hal aneh yang terus terjadi padanya. Wanita itu bahkan mulai kesulitan membedakan antara mimpi dan kenyataan.
"Ada apa sebenarnya dengan tubuhku?!" pekik Rose gemetar ketakutan.
Pintu kamarnya langsung terbuka lebar begitu suara pekikan wanita itu menggema hingga keluar ruangan. Wildan muncul secara mendadak dari balik pintu dengan wajah bengkak memerah di kedua pipi.
"Siapa kau? Mana Rose?" bentak Wildan pada Rose yang kini berpenampilan langsing.
Rose nampak terkejut bukan main saat penampilan aslinya sudah ketahuan begitu cepat. Wanita itu menatap Wildan dengan tubuh gemetar dan tenggorokan yang tercekat.
Karena tidak tahu penjelasan masuk akal seperti apa yang harus ia berikan, Rose pun akhirnya memilih untuk melarikan diri lagi dari kenyataan.
"Aku tidak tahu!!"
Rose berlari menuju toilet dan mengunci diri di dalam bak mandi mewah itu.
"Hei! Siapa kau penyusup?! Dimana Rose?!"
Wildan berteriak dari luar dan menggedor-gedor pintu toilet dengan kencang.
Sementara, Rose di dalam kamar mandi sibuk memanjatkan doa dengan gemetar ketakutan, berharap keluarga Rose asli tidak akan mengirimnya ke jeruji besi.
Wildan menelisik ke seluruh ruangan dan mengedarkan pandangan ke tiap sudut kamar Rose untuk mencari Rose asli.
Wajah pria itu semakin panik dan gelisah karena ia tidak mendapati sosok Rose di kamar besar Nona Muda itu.
"Jika aku mengatakan pada Ibu kalau Rose menghilang, aku akan semakin dihajar!" gumam Wildan panik.
"Hei! Buka pintunya!! Kau kemanakan Rose! Cepat kembalikan Rose!"
Wildan kembali menargetkan Rose yang masih bersembunyi di dalam kamar mandi.
"Ya Tuhan, apa ini akan jadi hari terakhirku? Dasar si gendut sial! Kenapa dia mengembalikan tubuh asliku di saat seperti ini?!" keluh Rose.
Nyonya Helena yang mendengar keributan di kamar sang putri, segera menghampiri ruangan yang ditempati oleh putrinya bersama sang suami.
Tok..tok..
"Rose, kau baik-baik saja?" panggil Nyonya Helena cemas seraya mengetuk pintu kamar putrinya.
Wildan semakin kalang kabut mencari Rose gendut sebelum Nyonya Helena memaksa masuk ke kamar putri semata wayang wanita itu.
"Wil, kau ada di dalam, kan? Kau masih berbicara dengan putriku?! Cepat keluar!" giliran Wildan yang dipanggil oleh sang ibu mertua.
Wildan segera menata bantal dan guling, kemudian menutup benda empuk itu rapat-rapat dengan selimut. Suami dari Rose itu membuka pintu perlahan dan menyambut ibu mertua yang memanggil namanya dari luar kamar.
"Ada apa, Bu?" tanya Wildan setenang mungkin.
"Kalau sudah selesai bicara dengan Rose, cepat pulang sana! Kalian sebentar lagi akan bercerai. Sebaiknya mulai menjaga jarak dari sekarang." ujar Nyonya Helena.
"Aku belum sempat merundingkan apapun dengan Rose, Bu. Tolong beri kami waktu untuk berbicara." pinta Wildan.
"Mana Rose? Rose?"
Nyonya Helena mulai celingukan ke dalam kamar, mencari sosok putrinya.
"Rose.. Rose sudah tidur, Bu. Sepertinya dia lelah. Biarkan dia istirahat. Aku akan menemaninya malam ini," ujar Wildan seraya menunjuk ke arah ranjang yang sudah terpampang gundukan selimut berisi bantal dan guling hasil karya Wildan untuk mengelabuhi sang ibu mertua.
"Kalau Rose sudah tidur, lebih baik kau pulang saja!"
"Aku ingin menemani Rose, Bu? Boleh, kan?" pinta Wildan lagi.
Nyonya Helena segera meninggalkan kamar sang putri karena takut mengganggu istirahat Rose yang baru saja keluar dari rumah sakit.
Begitu Nyonya Helena pergi, Wildan kembali beralih pada Rose dan membuka paksa pintu kamar mandi.
Saat pintu kamar mandi terbuka, terlihat Rose cantik tengah duduk bersimpuh di lantai dengan mata tertutup. Wanita itu memaksakan diri untuk tidur agar ia bisa bertemu kembali dengan Rose asli.
Wildan yang melihat Rose tergeletak di lantai, mau tidak mau harus menunggu sampai wanita itu tersadar agar ia bisa menginterogasi penyusup itu.
Suami Rose gendut itu mengangkat tubuh langsing Rose cantik dan membaringkan tubuh seksi mantan model itu di sofa. Pria itu bahkan mengikat tangan dan kaki Rose dengan kencang, agar wanita itu tak dapat melarikan diri.
"Bagaimana bisa wanita ini masuk ke kamar Rose?" gumam Wildan bingung seraya menatap lekat ke arah wajah Rose.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hiatus
hadir ya ka. maaf ga engeh dikau bikin cerita br, ya ampun.
ttp saling dukung ya. skg aku jejak dl dan fav. semangat up kk🤗
2022-02-09
1
Hanna Devi
sama Wildan, aku juga bingung 😂
2022-01-24
1
Lizaz
lanjutkan sebagai rose gendut aja rose. tuntaskan perceraian rose gendut dari laki-laki benalu itu.
2022-01-20
1